Hitstat

06 August 2007

Matius Volume 4 - Minggu 3 Selasa

Janganlah Kuatir akan Hidupmu
Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Siapakah di antara kita yang tidak memiliki kekuatiran? Asal seseorang masih hidup di muka bumi, ia pasti memiliki kekuatiran. Tidak seorangpun yang tidak memiliki kekuatiran. Mengapa demikian? Karena hayat insani kita adalah hayat yang penuh dengan kekuatiran. Boleh dibilang bahwa hayat insani kita tersusun dari kekuatiran. Hanya satu jenis hayat yang tidak mengenal kata “kekuatiran”, yaitu hayat Allah. Ya. Allah tidak pernah kuatir. Pernahkah kita mendengar atau melihat bahwa Allah kuatir? Tidak pernah. Meskipun Allah memiliki banyak pekerjaan, tetapi Ia tidak mempunyai kekuatiran. Hayat Allah adalah hayat yang tanpa kekuatiran, sebaliknya penuh dengan kenikmatan, perhentian, penghiburan, dan kepuasan.
Tuhan mengetahui bahwa manusia penuh kekuatiran. Tetapi mengapa Ia mengatakan, “Janganlah kuatir akan hidupmu, ...(Mat. 6:25)? Bukankah perintah ini kedengarannya mustahil untuk dilakukan? Jawabannya: Ya dan tidak! Ya, perintah ini mustahil dilakukan bila kita hidup menurut hayat insani kita yang jatuh. Sebaliknya, perintah ini sama sekali tidak mustahil bila kita hidup menurut hayat dan sifat Bapa. Bagi Allah tidak ada yang mustahil!
Selanjutnya Tuhan berkata, “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” Hidup dan tubuh kita itu ada karena Allah, bukan karena kekuatiran kita. Karena Allah menciptakan kita dengan hidup dan tubuh, Dia pasti akan memperhatikan keperluan hidup dan tubuh kita. Umat kerajaan tidak perlu kuatir tentang hal ini. Asal kita hidup di dalam hayat dan sifat Bapa, kita dapat menyerahkan segala kekuatiran kita kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kita (1 Ptr. 5:7). Kita perlu belajar “melemparkan” beban kekuatiran kita kepada Allah, karena terhadap kita, Dia kuat dan adil, juga penuh kasih dan setia.

Mat.6:25-33; 1 Ptr. 5:7

Dari manakah sumber kekuatiran kita? Seorang pria yang belum berkeluarga akan lebih sedikit kekuatirannya daripada saudara yang sudah berkeluarga dan memiliki beberapa anak. Pria yang sudah berkeluarga itu harus memperhatikan istri serta anak-anaknya, dan hal itu membuatnya kuatir. Dulunya, sang istrilah sumber kekuatirannya. Sekarang, setiap melahirkan seorang anak, sumber kekuatirannya pun bertambah. Kekuatirannya mungkin bertambah ketika anaknya bertumbuh dewasa, menikah, melahirkan anak, karena saat itu cucunya akan menjadi sumber kekuatirannya. O, semakin banyak hal yang kita miliki, kekuatiran kita juga semakin banyak, seperti pesawat terbang yang terus berputar-putar di atas kepala kita, semakin lama semakin memusingkan.
Untuk menanggulangi hayat insani kita yang penuh dengan kekuatiran, Tuhan menghendaki kita belajar dari burung-burung di langit dan bunga bakung di ladang (Mat. 6:26, 28). Burung-burung dan bunga bakung sepenuhnya dipelihara oleh Allah, karena itu mereka tidak perlu kuatir. Kalau mata kita tercelik sedikit saja, sehingga nampak bahwa kita adalah anak-anak Bapa, dengan sendirinya segala kekuatiran lenyap, karena Bapa tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu (Mat. 6:32). Yang kita perlukan di sini adalah percaya (Mat. 6:30). Asal kita percaya, segala macam kekuatiran pasti sirna.
Tahukah Anda mengapa kita kuatir tentang hari ini dan hari esok? Mengapakah kita seringkali kuatir seperti halnya bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah? Kita kuatir karena Allah belum memiliki kedudukan yang mutlak di dalam kita. Allah belum menjadi yang terutama dalam hidup kita! Itulah sebabnya Tuhan menghendaki kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Mat. 6:33). Kerajaan Allah adalah realitas Kerajaan Surga hari ini, yakni kehidupan gereja; sedangkan kebenaran Allah adalah Kristus yang diperhidupkan oleh umat kerajaan. Kalau kita mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya lebih dulu, tidak hanya kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya yang akan diberikan kepada kita, tetapi semua keperluan kita juga akan ditambahkan kepada kita. Inilah janji Tuhan kepada kita!

Doa:
Tuhan Yesus, cabutlah setiap akar kekuatiran di dalamku. Aku tidak ingin tanah hatiku ditumbuhi oleh semak belukar kekuatiran sehingga menghimpit firman iman di dalamku. Tuhan, aku mau menyerahkan setiap beban kekuatiranku kepada-Mu, karena Engkaulah yang memelihara aku. Kesetiaan-Mu, kasih-Mu, kekuatan-Mu, dan keadilan-Mu adalah jaminan hidupku yang terbaik.

No comments: