Hitstat

17 August 2007

Matius Volume 4 - Minggu 4 Sabtu

Iman yang Menyelamatkan
Matius 9:22
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.

Seorang kepala rumah ibadat datang kepada Yesus, menyembah Dia, dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup” (Mat. 9:18). Yesus pun berjalan mengikuti orang itu ke rumahnya. Tetapi di tengah perjalanan itu, seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Tuhan Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Sejak saat itu sembuhlah perempuan itu (Mat. 9:22). Jubah melambangkan kebajikan dalam perilaku manusia. Jubah Kristus melambangkan perbuatan benar-Nya, dan jumbai jubah-Nya melambangkan pemerintahan surgawi (Bil. 15:38-39). Dalam kebajikan insani Tuhan Yesus yang indah, yang sepenuhnya berada di bawah pemerintahan surgawi, terdapat kuasa penyembuhan (Mat. 14:36). Karena itu, ketika perempuan yang sakit pendarahan ini menjamah jumbai jubah-Nya, kuasa kebajikan-Nya tersalur kepadanya dan ia pun disembuhkan.
Perempuan yang sakit pendarahan ini sebenarnya melambangkan kita, bangsa-bangsa bukan Yahudi. Di pandangan Allah, semua orang bukan Yahudi tengah menderita sakit pendarahan. Di dalam darah terkandung nyawa / hayat tubuh seseorang (bios, Yunani). Menderita sakit pendarahan berarti menderita kebocoran hayat, tidak bisa mempertahankan hayat. Akhir dari penyakit ini adalah kehabisan hayat - mati. Kematian adalah nasib dari semua orang yang berdosa. Kematian di sini bukan hanya kematian jasmaniah, tetapi juga kematian kekal di lautan api. Adakah harapan untuk diselamatkan? Ada. Kita harus demi iman menjamah Tuhan di dalam roh kita. Selain ini, tidak ada jalan untuk disembuhkan, tidak ada jalan untuk terhindar dari kematian kekal.

Mat. 9:18-34; Bil. 15:38-39; Rm. 11:25-26

Setelah perempuan yang menderita sakit pendarahan disembuhkan demi iman, anak perempuan dari kepala rumah ibadat itupun hidup kembali. (Mat. 9:25). Anak perempuan kepala rumah ibadat yang baru saja meninggal ini mewakili orang Yahudi, yang di hadapan Allah, pada akhir zaman ini bagaikan orang yang sekarat. Mereka hanya dapat disembuhkan oleh jamahan langsung Tuhan pada kedatangan-Nya (Rm. 11:25-26; Za. 12:10).
Pendarahan dalam kasus perempuan ini menandakan kebocoran hayat. Kehilangan darah itu berarti kehilangan hayat. Ini juga adalah keadaan masyarakat hari ini. Menurut gambaran ini, masyarakat manusia yang telah jatuh ini penuh dengan setan-setan dan usaha “peternakan babi” yang tidak tahir, dan ditandai oleh kebocoran hayat, yang akan membawa orang-orang ke dalam kematian. Setiap orang yang telah jatuh, dilahirkan dalam penyakit dosa yang mematikan dan mati di dalamnya (Ef. 2:1). Ketika penyakit dosa yang mematikan itu disembuhkan oleh kematian Penyelamat yang menebus (1 Ptr. 2:24), kita pun bangkit, keluar dari kematian dan masuk ke dalam hayat (Yoh. 5:24-25).
Segera setelah anak perempuan kepala rumah ibadat itu dibangkitkan, dibawalah dua orang buta dan seorang bisu kepada Tuhan (Mat. 9:27-33). Kebutaan menandakan tiadanya daya lihat batin untuk melihat Allah dan perkara-perkara yang bersangkutan dengan Allah (2 Kor. 4:4; Why. 3:18). Kedua orang buta ini menyebut Tuhan Anak Daud. Dalam Kerajaan Seribu Tahun, yaitu dalam kemah Daud yang dipulihkan (Kis. 15:16), dalam Kerajaan Mesias, orang-orang Yahudi akan mengenal Kristus sebagai Anak Daud, dan kebutaan mereka akan disembuhkan. Terbukanya mata orang buta ini melambangkan pemulihan daya lihat batini, yang dengannya kita dapat melihat Allah dan hal-hal rohani (Kis. 9:17-18; 26:18; Ef. 1:18; Why. 3:18). Dalam Matius 9:32-33 kita pun melihat bagaimana Tuhan menyembuhkan seorang bisu yang kerasukan setan. Kebisuan ini melambangkan ketidakmampuan kita berbicara bagi Allah dan memuji Allah (Yes. 56:10; 35:6) karena kita menyembah berhala yang bisu (1 Kor. 12:2). Sembuhnya orang yang bisu melambangkan kemampuan kita untuk berbicara dan memuji Allah telah dipulihkan, karena kita dipenuhi Tuhan di dalam roh kita (Ef. 5:18-19).

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas kuasa penyembuhan-Mu yang kualami di dalam firman-Mu yang kudus. Kuasa firman-Mu telah menyembuhkan aku dari kematian rohani, dari kebutaan dan kebisuan rohani. Tuhan, pulihkanlah aku sepenuhnya agar aku dapat bangkit melayani-Mu, melihat kehendak-Mu, dan berbicara bagi-Mu serta memuji Allah dengan rohku. Haleluya!

No comments: