Hitstat

07 September 2007

Matius Volume 5 - Minggu 2 Sabtu

Reaksi Tuhan terhadap Penolakan
Matius 12:20-21
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.

Sebagai orang yang diurapi dengan Roh, Kristus tidak hanya tidak akan berteriak di jalan-jalan (Mat. 12:19), Dia pun tidak akan memutuskan buluh yang patah terkulai dan tidak akan memadamkan sumbu yang pudar nyalanya (Mat. 12:20). Orang-orang Yahudi biasa membuat suling dari buluh. Bila buluh itu sudah terkulai, mereka mematahkannya. Mereka juga membuat obor dengan sumbu yang menyalakan minyak. Bila minyaknya habis, sumbu itu akan berasap (pudar nyalanya) dan mereka memadamkannya. Sebagian umat Tuhan seperti buluh yang terkulai, yang tidak dapat mengeluarkan suara musik; yang lain seperti sumbu yang berasap, yang tidak dapat menghasilkan terang yang memancar. Namun Tuhan tidak akan memutuskan buluh yang terkulai atau memadamkan sumbu yang berasap.
Kehidupan rohani kita seringkali mirip dengan buluh yang terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya. Kita tidak bisa memuji dan bersukacita, juga tidak bisa memancarkan terang Injil kepada orang-orang di dekat kita. Walau keadaan kita demikian adanya, Tuhan tidak akan memutuskan atau memadamkan kita. Sebaliknya Dia masih membukakan pintu anugerah kepada kita semua, mengharapkan kita bertobat dan berharap kepada-Nya.
Boleh jadi kita menolak Dia hari ini. Kita mungkin enggan untuk berdoa, malas membaca firman-Nya, acuh tak acuh dalam melayani Dia, atau tidak taat terhadap perkataan-Nya di batin kita. Tetapi Dia akan tetap berbelas kasihan kepada kita. Esok hari jika kita berkata, “Tuhan Yesus, aku bertobat.” Dia dengan rahmat-Nya akan mengampuni kita. Dia tidak pernah mematahkan buluh yang terkulai atau memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Sebaliknya, Dia akan menunggu kita datang kepada-Nya untuk menerima belas kasihan dan anugerah-Nya. Inilah balasan Tuhan terhadap penolakan kita.

Mat. 12:19-50

Karena penolakan oleh kaum agamawan Yahudi, Raja surgawi dengan keselamatan-Nya berpaling kepada bangsa-bangsa lain (Mat. 12:21). Kini bangsa-bangsa lain berharap dalam nama-Nya, percaya kepada-Nya, dan menerima Dia sebagai Penyelamat rajani mereka.
Pembangunan Kerajaan Surga memerlukan peperangan rohani. Peperangan ini tercantum dalam Matius 12:22-37. Ketika Kristus, Raja surgawi, membangun Kerajaan Surga di antara manusia di bumi, sesungguhnya Dia tengah berperang. Adanya peperangan rohani dibuktikan dengan terjadinya penolakan oleh kaum agamawan terhadap ministri-Nya.
Klimaks dari penolakan terhadap Kristus diawali dengan penyembuhan seorang yang kerasukan setan (Mat. 12:22-23). Sekalipun banyak orang takjub, orang-orang Farisi iri hati, sehingga mereka tidak bisa bertoleransi terhadap fakta bahwa dengan mukjizat yang luar biasa itu Tuhan Yesus telah mendapatkan banyak orang. Sebab itu, orang-orang Farisi berkata, “Dengan Beelzebul, pemimpin setan, Ia mengusir setan” (Mat. 12:24). Inilah hujat terbesar yang ditujukan kepada Yesus oleh orang-orang Farisi yang menentang-Nya.
Tuduhan orang-orang Farisi memberi Kristus kesempatan untuk mewahyukan beberapa hal penting lagi. Pertama, bahwa Iblis memiliki kerajaan yang dibangun di atas bumi dan di antara manusia (Mat. 12:26). Kedua, bahwa Dia mengusir setan oleh Roh Allah dan inilah datangnya Kerajaan Allah (Mat. 12:28). Ketiga, bahwa sebelum Tuhan mengusir setan, terlebih dulu Dia berperang melawan Iblis dan mengikatnya (Mat. 12:29). Keempat, bahwa hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni, karena Roh Kudus tidak memiliki tumpuan untuk bekerja di atas orang yang menghujat (Mat. 12:31). Kelima, bahwa setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman (Mat. 12:36). Keenam, bahwa Anak Manusia akan mati, dikuburkan, dan bangkit pada hari yang ketiga, sebagaimana Yunus tinggal di dalam perut ikan besar selama tiga hari tiga malam (Mat. 12:40). Ketujuh, bahwa Kristus adalah Salomo yang lebih besar (Mat. 12:42). Terakhir, bahwa Kristus memutuskan hubungan-Nya dalam daging dengan orang Yahudi (Mat 12:48-50), dan sejak saat itu hubungan-Nya dengan para pengikut-Nya bukan di dalam daging, melainkan di dalam roh.

Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur atas kesetiaan-Mu terhadapku. Walau aku sering mendukakan Roh-Mu, namun Engkau tidak serta merta menghukum aku. Karuniakanlah kepadaku hati yang mudah bertobat, sehingga Engkau ada jalan untuk memulihkan aku. Belas kasihanilah aku agar terlepas dari setiap pekerjaan si jahat yang selalu berusaha menjatuhkan aku.

No comments: