Hitstat

04 August 2008

Markus Volume 7 - Minggu 1 Selasa

Menang Atas Kuasa Maut
Kisah Para Rasul 2:24
Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.

Ayat Bacaan: Kis. 2:24; Yoh. 11:25; Ibr. 7:16; Why. 2:8

Apakah yang dapat dilakukan Iblis untuk mengalahkan Kristus? Iblis telah mencoba berbagai cara namun selalu gagal. Karena itu, Iblis menggunakan cara terakhir yang ia bisa, yakni dengan menghasut pemuka agama Yahudi untuk membunuh Yesus dan meletakkan Dia ke dalam maut. Berhasilkah Iblis? Tidak! Yesus memang menyerahkan diri-Nya sendiri kepada maut, tetapi maut tidak berdaya menahan-Nya. Kisah Para Rasul 2:24 mengatakan, “Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” Petrus bersaksi bahwa Kristus tidak dapat dikuasai oleh kematian. Tuhan telah mati tetapi Dia hidup kembali. Dia pernah masuk ke dalam maut, tetapi maut tidak bisa menahan-Nya. Mengapa? Karena Kristus sendiri adalah kebangkitan (Yoh. 11:25), dan Dia memiliki hayat yang tidak dapat binasa (Ibr. 7:16). Haleluya!
Gereja yang menderita juga perlu mengenal bahwa Kristus adalah Yang mati namun hidup kembali, sehingga gereja bisa bertahan terhadap bermacam-macam penderitaan. Betapa pun beratnya penderitaan itu, gereja akan tetap hidup. Hayat kebangkitan Kristus tahan terhadap maut. Ketika menderita, gereja harus mengenal bahwa Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang ada untuk selama-lamanya dan Yang tidak berubah selamanya (Why. 2:8). Bagaimanapun situasi penganiayaan itu, Kristus tetap sama; tidak ada sesuatu yang bisa berada di depan-Nya, juga tidak ada sesuatu yang bisa berada di belakang-Nya. Segala sesuatu berada di dalam batas pengendalian-Nya.
Bagi kita, kesusahan itu berharga, karena bisa menguji hayat kita. Tuhan mengijinkan kita tertimpa kesusahan bukan hanya untuk mempersaksikan bahwa hayat kebangkitan-Nya mengalahkan maut, juga membuat kita bisa menikmati kelimpahan hayat-Nya. Mungkin Iblis mencobai kita sedemikian rupa hingga kita menjadi miskin dalam materi, namun kita semakin diperkaya dalam Tuhan dengan kelimpahan hayat-Nya. Kematian bukanlah akhir, kematian adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam kebangkitan. Yang terberat yang dapat dilakukan penderitaan atau penganiayaan paling-paling hanya membunuh kita. Tetapi setelah kematian karena aniaya, ada kebangkitan. Haleluya!

No comments: