Hitstat

31 March 2020

Yohanes - Minggu 20 Selasa


Pembacaan Alkitab: Yoh. 17:1-26
Doa baca: “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar bahwa Aku datang dari Engkau dan mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh. 17:8)


Dilahirkan Kembali oleh Firman


Tuhan Yesus berkata dalan Yohanes 17:6 bahwa, “Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia.” Nama yang Ia maksud adalah nama Bapa. Nama Allah dan nama Yehova telah diwahyukan penuh kepada manusia, tetapi nama Bapa tidak diwahyukan. Nama Bapa baru diwahyukan di dalam Perjanjian Baru. Nama Bapa mewahyukan bahwa nama ini berkaitan dengan hayat. Ketika kita mengatakan, “Bapaku,” berarti kita memiliki hayat-Nya dan dilahirkan oleh-Nya.

Dalam Perjanjian Baru, Tuhan mewahyukan Allah sebagai Bapa yang melahirkan banyak putra lewat melahirkan kembali mereka dengan hayat-Nya. Inilah maksud dan tujuan-Nya. Karena Allah adalah Bapa kita dalam hayat, maka ketika kita memanggil Dia, “Abba, Bapa,” kita merasa begitu manis. Ketika kita merasakan kemanisan ini, kita tahu bahwa kitalah anak-Nya dan Ia benar-benar Bapa kita dalam hayat. Kristus datang dan bekerja dalam nama Bapa, yaitu dalam realitas Bapa. Karena Putra bersatu dengan Bapa, maka ketika Ia beserta dengan kaum beriman, Ia menyatakan Bapa kepada mereka dalam apa adanya Bapa. Ketika mereka melihat Putra, mereka juga melihat Bapa karena Bapa diekspresikan melalui diri Putra.

Putra memberitahukan nama Bapa kepada kaum beriman dengan menyalurkan hayat-Nya. Tuhan menggunakan dua macam firman untuk menyalurkan hayat yang kekal yaitu firman yang tetap (logos) dan firman yang seketika (rhema). Firman yang tetap adalah firman yang tertulis di dalam Alkitab, menjadi firman seketika ketika kita begitu tergerak oleh kalimat yang tertulis ini. Ketika menerima firman Allah, kita dilahirkan kembali oleh firman itu (1 Ptr. 1:23) dan kita menjadi anak-anak Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 39

30 March 2020

Yohanes - Minggu 20 Senin


Pembacaan Alkitab: Yoh. 17:1-26
Doa baca: “Dan sekarang, ya Bapa, muliakanlah Aku di hadirat-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh. 17:5)


Sang Sumber Hayat


Bagian kedua dari doa Tuhan Yesus pada Yohanes 17:6-24 berbicara mengenai kesatuan. Tujuan kesatuan ialah untuk kemuliaan Putra, supaya Putra dapat memuliakan Bapa. Umat dalam kesatuan ini meliputi semua murid, semua orang Allah pilih dan berikan kepada Tuhan Yesus, yaitu semua orang yang diberi hayat yang kekal oleh Tuhan. Karena itu, agar ada kesatuan, perlu ada pembangunan. Tidak akan ada kesatuan tanpa adanya pembangunan. Kesatuan bukan hanya sekedar menumpuk bahan melainkan menyusunnya dengan tepat.

Dalam Wahyu 22:20, Tuhan Yesus berkata, “Aku datang segera!” Namun, sampai saat ini Ia masih belum datang kembali. Hal ini disebabkan Dia masih menunggu adanya sebuah pembangunan yang sejati. Harus ada sekelompok orang yang mau menanggapi hati Tuhan dan rela melepaskan ciri khas mereka untuk dibangunkan bersama sebagai suatu kesatuan. Iblis begitu membenci pembangunan. Karena itu, Tuhan berdoa untuk hal ini di dalam Yohanes 17. Kesatuan yang sejati adalah pembangunan kaum beriman di dalam nama Bapa melalui hayat kekal. Hayat kekal adalah realitas nama Bapa. Yohanes 5:26 mengatakan, “Bapa mempunyai hidup (hayat) dalam diri-Nya sendiri.” Hal ini menunjukkan bahwa Bapa adalah Sang sumber hayat.

Sumber hayat adalah untuk perkembangan dan perlipatgandaan hayat. Dari Bapa, Sang sumber hayat, akan ada perkembangan dan perlipatgandaan, banyak putra dilahirkan untuk mengekspresikan Dia. Doa penutup yang dibicarakan oleh Tuhan Yesus adalah mengenai Bapa berkembang, melahirkan banyak putra untuk mengekspresikan Allah Tritunggal. Memahami bahwa Bapa memiliki hayat ilahi ini membawa kita untuk dapat lebih memahami Injil Yohanes. Ketika kita memanggil nama-Nya, kita bersatu dengan nama-Nya, juga bersatu dengan hayat ilahi-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 39

28 March 2020

Yohanes - Minggu 19 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Yoh. 17:1-26
Doa baca: “Dan sekarang, ya Bapa, muliakanlah Aku di hadirat-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh. 17:5)


Hayat yang Kekal


Putra mutlak sama dengan Bapa dalam kemuliaan. Ia memiliki kemuliaan ilahi bersama dengan Bapa sebelum dunia ada, yaitu dalam kekekalan yang lampau. Karena itu, sekarang Ia harus dimuliakan bersama Bapa di dalam kemuliaan itu karena Ia dan Bapa adalah satu (Yoh. 10:30). Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada Putra. Bapa dan Putra tidak bisa dipisahkan. Karena itu, Bapa dimuliakan apabila Putra dimuliakan. Bapa adalah sumber, esens, asal usul, dan segala sesuatu pohon anggur. Pohon anggur yang adalah Putra tidak dapat dimuliakan dan diekspresikan tanpa adanya ranting-ranting, maka orang yang percaya pada Putra menjadi ekspresi dan kemuliaan Bapa.

Yohanes 17:2 mengatakan, “Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup (hayat), demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.” Ayat ini menunjukkan pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan mencakup penciptaan, penguasaan, penebusan, dan penyaluran hayat. Karena itu, penciptaan-Nya bukanlah sebuah kebetulan. Allah Bapa mengasihi kita, memilih kita, bahkan memeteraikan kita. Kita adalah hadiah dari Bapa kepada Putra. Pemilihan-Nya atas diri kita adalah untuk penyaluran hayat yang kekal.

Apakah hayat yang kekal ini? Hayat yang kekal adalah hayat yang ilahi dengan fungsi khusus—mengenal Allah dan Kristus. Untuk mengenal persona ilahi, kita perlu memiliki hayat ilahi. Setiap orang beriman Perjaniian Baru telah mengenal Allah karena telah ada hayat Allah di dalam diri mereka. Oleh karena itu, Ibrani 8:11 mengatakan kita tidak perlu mengajar orang percaya dalam Perjanjian Baru untuk mengenal Allah karena hayat ilahi ini sudah ada di dalam diri kita. Marilah kita memuji Tuhan karena kita yang telah dipilih oleh Bapa juga menerima hayat kekal untuk mengenal diri Allah!


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 38