Hitstat

03 December 2012

Efesus - Minggu 11 Senin


Pembacaan Alkitab: Ef. 2:11-13

Manusia yang Allah ciptakan untuk menggenapkan kehendak-Nya adalah murni, tanpa dosa atau campuran negatif apa pun. Namun, dosa, sifat jahat Iblis masuk ke dalam manusia melalui kejatuhan. Pertama-tama, dosa membuat tubuh manusia menjadi daging, penuh hawa nafsu, akhirnya dosa membuat seluruh diri manusia menjadi daging. Sebenarnya Allah hanya menciptakan tubuh manusia, tidak menciptakan daging. Akan tetapi ketika dosa masuk ke dalam tubuh manusia, sifat tubuh lalu berubah menjadi daging. Tubuh adalah wadah yang murni yang diciptakan oleh Allah, sedang daging ialah tubuh yang telah rusak atau bejat. Allah tidak menciptakan hawa nafsu dalam tubuh manusia. Hawa nafsu berasal dari dosa. Berdasarkan Alkitab, pada akhirnya manusia yang telah jatuh itu seluruhnya menjadi daging. Manusia yang telah jatuh semuanya hidup menurut daging, tidak menurut roh, hati nurani, atau akal budi. Berhubung dalam pandangan Allah manusia yang terjatuh itu telah menjadi daging, maka Alkitab mengatakan, “Sebab tidak ada daging yang dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat ...” (Rm. 3:20 Tl.). Kata “daging” dalam ayat ini mengacu kepada manusia yang telah jatuh, yang hidupnya menurut daging, dan yang telah menjadi daging.

Karena seluruh dirinya telah menjadi daging, manusia telah rusak, gagal, dan tidak berdaya menggenapkan kehendak Allah. Karena seluruh umat manusia tidak berdaya menggenapkan kehendak Allah, maka Allah datang memanggil satu ras dari antara orang-orang yang telah jatuh itu, yakni Abraham dan keturunannya, untuk menggenapkan kehendak-Nya. Bagi penggenapan tujuan-Nya, Allah memerintahkan mereka untuk disunat, yaitu menyingkirkan daging mereka. Ini berarti mereka dipisahkan dari umat manusia yang jatuh dan diselamatkan dari keadaan yang jatuh. Sunat membuat satu perbedaan yang hebat antara mereka dengan umat manusia lainnya. Orang-orang yang disunat disebut “sunat”, mereka yang dipisahkan dari situasi yang jatuh. Umat manusia lainnya disebut “tidak bersunat”, mereka yang tetap tinggal dalam keadaan yang jatuh. Berhubung Abraham dan keturunannya, ras yang terpanggil, telah disunat, maka mereka yang tetap dalam keadaan kejatuhan disebut bangsa-bangsa dalam daging, yakni bangsa kafir. Kita ada dalam kategori ini sebelum kita ada dalam Kristus.

Ayat 12 mengatakan, “Pada waktu itu kamu tanpa Kristus.” Kristus, yang di dalam-Nya segala berkat Allah kepada umat pilihan-Nya diwujudkan, berasal dari Israel, orang-orang bersunat. Karena kita, orang-orang kafir tak bersunat, terpisah dari orang-orang Israel, kita terpisah dari Kristus, tidak ada hubungan apa pun dengan Kristus.

Ayat 12 juga mengatakan bahwa kita “tidak termasuk kewargaan Israel”. Kata “kewargaan” di sini berarti hak-hak sipil dari umat pilihan Allah, seperti pemerintahan, berkat-berkat, dan hadirat Allah. Melalui kejatuhan, umat manusia kehilangan semua hak yang Allah maksudkan bagi manusia dalam penciptaan-Nya. Allah memanggil Abraham dan melalui sunat membawa umat pilihan-Nya kembali kepada semua hak ini. Kita, sebagai orang-orang kafir tak bersunat, tetap tidak mendapat bagian dalam hak-hak sedemikian.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 22

No comments: