Hitstat

30 September 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 1 Kamis

Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini
Yohanes 18:36
Jawab Yesus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.”

Ayat Bacaan: Mat. 26:57-66; Yoh. 18:28-38; 3:14; Im. 24:16

Pada malam Tuhan Yesus dijual, orang-orang yang menangkap-Nya membawa-Nya ke depan Imam Besar Kayafas. Orang-orang Yahudi mencari saksi-saksi palsu supaya dapat menghukum mati Dia, tetapi tidak mendapatkannya (Mat. 26:57-66). Sesudah itu, mereka membawa Tuhan Yesus kepada Pilatus untuk diperiksa oleh orang-orang kafir menurut hukum Kerajaan Romawi (Yoh. 18:28-38). Sebelumnya, Tuhan telah diperiksa menurut hukum orang-orang Yahudi dan dituntut hukuman mati yaitu dirajam hingga mati (Yoh. 18:31; Im. 24:16). Namun oleh kedaulatan Allah hal ini memenuhi nubuat yang telah diucapkan Tuhan tatkala Dia berkata bahwa Dia akan ditinggikan sama seperti ular tembaga yang ditinggikan oleh Musa di padang gurun (Yoh. 3:14), maka Ia harus diperiksa oleh Pilatus dan dijatuhi hukuman mati disalibkan. Pada waktu itu, Pilatus bertanya kepada-Nya, “Engkau inikah raja orang Yahudi?” (Yoh. 18:33). Lalu Tuhan menjawab, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini...” (Yoh. 18:36).
Perkataan Tuhan Yesus di sini menyingkapkan keadaan sebenarnya dari anak-anak Allah hari ini. Di atas diri anak-anak Allah ada banyak perkara yang kelihatannya rohani, tetapi kalau kita telusuri terus sampai ke akarnya, akan terlihat bahwa sumbernya adalah dari dunia. Misalnya, kita sering mengatakan bahwa rendah hati adalah sebuah etika yang baik. Seringkali, jika kita menelusuri akar dari sikap rendah hati kita, kita akan melihat bahwa semuanya itu dikarenakan kita takut melukai orang lain, takut dikritik orang, maka kita rendah hati. Rendah hati yang berasal dari rasa takut ini kelihatannya sebuah etika yang baik, tetapi kalau dikejar sampai ke akarnya, kita tidak bisa mengatakan, “Kerajaan-Ku bukan berasal dari dunia ini”. Rendah hati ini berasal dari dunia, berasal dari ketakutan duniawi.
Saudara saudari, masalahnya hari ini ialah di dalam kita terlalu banyak hal yang berasal dari dunia. Apa yang kita anggap rohani belum tentu berasal dari Allah sendiri. Sudah terlalu banyak percampuran di dalam kita. Semoga Allah merahmati kita agar kita memiliki roh yang kuat dan daya pembeda yang kuat sehingga kerohanian kita hanya bersumber dari Allah.

29 September 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 1 Rabu

Kegagalan hayat alamiah: Petrus menyangkal Tuhan
Yohanes 18:25
Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: “Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?” Ia menyangkalnya, katanya: “Bukan.”

Ayat bacaan: Yoh. 18:12-27; Mat. 26:69:75

Tuhan diuji oleh orang Yahudi menurut hukum Allah di dalam agama mereka. Pengujian merupakan suatu perkara yang sangat tidak menyenangkan. Tuhan pun merasakan sengsara menghadapi penyangkalan seorang murid yang paling dekat dengan-Nya (Yoh. 18:17-18, 25-27). Sewaktu Dia sedang diperiksa, Petrus menyangkal-Nya tiga kali. Penyangkalan Petrus terhadap Tuhan merupakan suatu penyingkapan.
Di bawah kedaulatan Allah, keadaan sekeliling tidak membiarkan Petrus pergi sampai ia dicobai habis-habisan, sehingga ia menyadari bahwa ia sama sekali tak dapat diandalkan dan tidak berani lagi mempercayai dirinya sendiri. Dalam penyangkalan pertama, Petrus hanya berkata-kata, dalam penyangkalan yang kedua kali, ia menjawab dengan sumpah, dan dalam penyangkalan yang ketiga kali, ia mengutuk dan bersumpah. Setelah menyangkal Tuhan ketiga kalinya ia mendengar ayam berkokok, Petrus ingat perkataan Tuhan dan ia pergi keluar, menangis dengan sedihnya (Mat. 26:69-75). Ketika Tuhan sedang menderita aniaya dan hukuman yang tidak adil, Petrus malah menyangkal-Nya. Dengan menyangkal Dia, Petrus telah tersingkap sejelas-jelasnya, bahwa alamiahnya tidak dapat diandalkan.
Kisah ini bukan sekedar cerita tentang Petrus, sebab kisah ini mewahyukan bahwa hayat alamiah kita semuanya juga demikian. Kita semua sama seperti Petrus, kita jangan coba-coba menempuh jalan yang sempit ke dalam kerajaan namun dengan hayat alamiah kita. Ujian akan datang dan akan menyingkapkan kita seluruhnya. Cepat atau lambat, kita semua yang berada pada jalan sempit menuju kerajaan juga akan menghadapi ujian yang sama. Puji Tuhan bahwa masih ada jalan pertobatan dan pengakuan yang mendatangkan pengampunan Tuhan serta kunjungan-Nya lebih lanjut. Bagi kerajaan kita wajib memiliki hayat lain dan persona lain. Hanya setelah kita melalui semua ujian dan telah menderita semua kegagalan serta kekalahan, barulah kita mengetahui kebutuhan kita akan hayat lain, yakni hayat Tuhan dan diri Tuhan sendiri. Inilah tujuan kematian Kristus. Hayat inilah yang memampukan kita melampaui segala ujian yang ada.

28 September 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 1 Selasa

Diperiksa Pemimpin Yahudi menurut Hukum Taurat
Yohanes 18:12-13
Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar

Ayat Bacaan: Yoh. 18:11-19:6; Kel. 12:2-6; Ef. 5:26

Di antara seluruh umat manusia yang pernah hidup di bumi, hanya ada satu Manusia, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang tanpa campuran atau cacat. Dia adalah satu-satunya Manusia yang tidak pernah terluka secara moral maupun secara etika. Yesus Kristus adalah satu-satunya orang yang tanpa campuran dan tanpa noda. Dia tidak memiliki cacat atau luka sedikitpun. Seperti domba yang dikurbankan pada waktu Paskah harus tanpa cacat dan tanpa noda. Selain itu, domba itu harus dikurung selama empat hari untuk diuji dengan teliti. Pengujian ini untuk membuktikan bahwa domba itu tanpa cacat dan tanpa noda.
Ini adalah apa yang Tuhan Yesus alami di Yerusalem selama hari-hari sebelum Dia disalibkan. Hari demi hari Dia diuji oleh orang Farisi, orang Saduki, ahli-ahli Taurat, tua-tua, dan para imam. Mereka berusaha sekuatnya untuk menemukan kesalahan di atas diri-Nya. Namun, menurut hukum Taurat mereka, mereka tidak dapat menemukan kesalahan apa pun pada diri-Nya.
Kedudukan Tuhan diuji oleh manusia (18:11-19:6), diperiksa sebagai anak domba Paskah adalah diuji (Kel. 12:2-6). Pemeriksaan diri Kristus oleh manusia merupakan kegenapan pengujian atas Domba Paskah. Setelah Pilatus memeriksa-Nya, ia menyatakan sebanyak tiga kali, “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya” (18:38; 19:4, 6). Tidak ada cacat pada domba Paskah ini; Dia sungguh-sungguh memenuhi syarat menjadi domba bagi umat Allah. Karena itu, baik menurut hukum ilahi maupun menurut hukum duniawi, Anak Domba Allah telah diuji dan ditemukan tanpa cacat dan tanpa noda.
Persona dan karakter kita telah terluka akibat banyak hal. Sebagai umat manusia yang jatuh, kita memiliki banyak cacat dan luka. Misalnya, ketagihan berjudi adalah luka yang serius atas karakter seseorang. Berdusta, mencuri, sombong, iri hati ini semua adalah perkara yang membuat diri kita cacat dan luka. Hanya persona unik, yaitu Kristus yang tanpa cacat dan tanpa noda. Karena itu, tidak ada jalan lain bagi kita agar tidak bercacat dan bernoda selain datang kepada Dia, menikmati Dia, sehingga kita dikuduskan dan disucikan dengan air dalam Firman (Ef. 5:26).

27 September 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 1 Senin

Ditangkap tanpa perlawanan
Yohanes 18:11
Kata Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?

Ayat Bacaan: Yoh. 18:10-11; 11:25

Dalam 18:10-11 kita melihat bahwa Tuhan tidak memberikan perlawanan apa pun atas penawanan diri-Nya. Dengan jalan menyerahkan diri-Nya kepada maut, Tuhan membuktikan bahwa Dia itulah hayat. Tanpa kematian, bagaimana Dia dapat membuktikan bahwa Dia itulah hayat? Ketika Tuhan menjadi manusia, pertama-tama Dia membuktikan bahwa Dia itulah Allah. Sekarang dalam pasal 18 dan 19, Dia sedang masuk ke dalam maut untuk membuktikan bahwa Dia itulah hayat. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Tuhan adalah hayat? Yaitu melalui masuknya Dia ke dalam maut dan Dia tidak menentang maut itu. Tuhan tidak akan dapat ditakut-takuti, diusik, dikendalikan ataupun dikuasai oleh maut.
Dalam kedua pasal ini terdapat banyak bukti yang menunjukkan Tuhan mengalahkan dan menaklukkan maut. Pertama, Tuhan tidak dapat digentarkan oleh maut. Ketika Tuhan mengetahui bahwa pihak agamawan serta pihak politikus mendatangi untuk menangkap-Nya dan menaruh-Nya ke dalam maut, Dia tidak merasa takut. Dengan berani Dia menjumpai dan menyerahkan diri-Nya kepada mereka. Kedua, Tuhan tetap tenang ketika maut mendatangi-Nya. Di hadapan maut, Dia tetap melindungi murid-murid-Nya dengan cara yang mudah, yaitu memberi tahu para penangkap-Nya supaya membiarkan murid-murid-Nya pergi. Seandainya sekelompok polisi datang untuk menangkap Anda, bisakah Anda tetap tenang? Setiap kejadian yang dilukiskan di dalam kedua pasal ini kita dapat melihat bahwa Tuhan tetap tenang. Dia tidak pernah berubah pendirian ataupun dipengaruhi oleh rasa takut terhadap maut.
Hayat Tuhan adalah hayat yang dapat menaklukkan dan mengalahkan maut. Melalui penyaliban Dia masuk ke dalam maut, dan melalui kebangkitan Dia keluar dari dalam maut. Bukti apakah yang lebih baik yang pernah ada daripada bukti ini, yaitu bahwa Dia itulah hayat; di mana maut tidak dapat menaklukkan ataupun mengalahkan-Nya? Dia mengalahkan maut karena Dia itulah hayat kebangkitan (11:25). Saudara-saudari, apakah masalah yang kita hadapi lebih berat daripada maut? Jika tidak, mengapa kita begitu kuatir dan tidak mau datang kepada Dia Sang Hayat kebangkitan yang telah mengalahkan maut?

26 September 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 1 Minggu

Menyerahkan diri untuk ditangkap
Yohanes 18:1
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.

Ayat Bacaan: Yoh. 18:1, 4-5; 13:11, 21-27

Tuhan dengan sengaja dan penuh keberanian menyerahkan diri-Nya sendiri untuk diproses. Ini berarti Dia masuk ke dalam maut secara sukarela. Dalam Yohanes 10, Dia memberitahu kita bahwa Dia akan dengan sengaja melepaskan hayat-Nya bagi kita. Dia adalah Tuhan atas kehidupan dan Dia itulah hayat. Dia mempunyai kuasa untuk mati, dan Dia pun mempunyai kuasa untuk bangkit. Dengan kemauan-Nya sendiri, Dia masuk ke dalam maut dan keluar lagi. Dia tidak mempunyai persoalan dengan maut. Apakah Dia akan mati atau tidak, itu adalah hak istimewa-Nya.
Bukti pertama bahwa Tuhan rela mati yaitu Dia pergi ke taman (18:1). Catatan Yohanes menunjukkan bahwa Dia pergi ke taman bukan untuk berdoa, melainkan untuk ditangkap, ditawan, disajikan kepada maut. Ini berarti Dia dengan sengaja menyerahkan diri-Nya. Tuhan mengetahui bahwa Yudas akan mengkhianati Dia (13:11, 21-27). Dia tidak menghindari hal ini. Tanda lain atas kerelaan Tuhan untuk mati yaitu, bukan orang-orang itu yang menemukan-Nya, melainkan Dia yang datang kepada mereka. Para serdadu bukannya datang kepada Tuhan dan menangkap-Nya selagi Dia berdoa. Tetapi Tuhan pergi menjumpai mereka dan berkata, “Siapakah yang kamu cari?” (18:4). Jawab mereka, “Yesus dari Nazaret” (18:5). Tuhan lalu menjawab, “Akulah Dia.”
Saudara-saudari, bagi kita kematian bukanlah suatu masalah pilihan. Sewaktu maut datang mengunjungi kita, kita tidak dapat berkata, “Maut, aku masih belum siap. Datanglah lain hari saja.” Kita tidak mempunyai kekuatan ataupun kuasa untuk menolak maut. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan. Karena Dialah Tuhan atas kehidupan dan juga hayat itu sendiri. Jika Dia tidak suka akan maut, Dia mempunyai kekuatan dan kuasa menolak maut itu sehingga Dia tidak mati. Dia mempunyai kuasa untuk menyuruh maut itu pergi. Meskipun Dia tidak dipaksa untuk mati, namun Dia rela mati untuk kita. Kasih-Nya kepada kita membuat Dia melewati maut.Dia datang untuk memberikan diri-Nya sendiri sebagai hayat kepada kita. Inilah bukti kasih-Nya yang begitu besar kepada kita. Kita yang seharusnya mati oleh pelanggaran dan dosa kita, karena kematian-Nya kita dihidupkan di dalam Dia (Ef. 2:1-5).

25 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 4 Sabtu

Disempurnakan Menjadi Satu
Yohanes 17:21
Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Ayat Bacaan: Yoh. 17:21

Yohanes 17:21 mengatakan, “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Jika kita memberi tanda kurung mulai dari kata “sama seperti . . .” hingga “agar mereka juga di dalam Kita”, kita akan nampak jelas bahwa Tuhan mengharapkan gereja menjadi satu, supaya dunia percaya. Jika yang percaya itu dunia, jelaslah bahwa kesatuan ini berada di hadapan orang dunia. Tuhan mengharap agar orang dunia dapat percaya. Ini membuktikan bahwa kesatuan merupakan perkara hari ini di dunia.
Kata “Kita” dalam ayat ini menunjukkan Allah Tritunggal. Semua kaum beriman adalah satu di dalam Allah Tritunggal. Agar satu dalam Allah Tritunggal, kita harus dikuduskan, dipisahkan dari dunia oleh firman kudus. Setelah kita dikuduskan, dipisahkan dari dunia oleh firman kudus, kita akan menikmati Allah Tritunggal dan satu di dalam Dia. Untuk berada dalam Allah Tritunggal, pertama-tama kita harus dipisahkan dari pantai, gedung bioskop, stadion sepak bola, rumah judi dan dari semua tempat duniawi lain dan dipisahkan bagi Allah. Oleh karena mereka masih tetap berada dalam tempat-tempat duniawi, bagaimana mereka dapat satu? Walaupun Anda seorang saudara dalam hayat, di manakah Anda? Anda harus dikuduskan dari semua hiburan duniawi bagi Allah. Dalam Allah Tritunggal, yaitu dalam Bapa melalui Putra sebagai Roh, kita akan menjadi satu.
Kesatuan dalam Allah Tritunggal melalui pengudusan oleh firman hayat adalah aspek kedua kesatuan kaum beriman. Dalam aspek kesatuan ini, kaum beriman yang dipilih dari dunia kepada Allah menikmati Allah Tritunggal sebagai faktor kesatuan mereka. Agar kita terpelihara dalam kesatuan ini, pertama-tama kita harus memperhatikan realitas hayat ilahi dan kemudian pengudusan oleh firman kudus. Firman kudus memisahkan kita dari dunia, supaya kita terpulih kembali kepada Bapa dan kepada rumah Bapa. Baik hayat ilahi maupun firman kudus diperlukan untuk kesatuan sejati yang menghasilkan pembangunan gereja yang riil.

24 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 4 Jumat

Dikuduskan Dalam Kebenaran
Yohanes 17:17
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Ayat Bacaan: Yoh. 17:17; 8:44; Mat. 23:17,10; 1 Tes. 5:23

Dalam Yohanes 17:17 Tuhan berdoa, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu itulah kebenaran.” Firman Bapa membawakan realitas Bapa. Ketika firman itu mengatakan, “Allah itu terang”, firman ini membawa Allah sebagai terang. Jadi, firman Allah adalah realitas, kebenaran, tidak seperti perkataan Iblis, yang kosong dan dusta (Yoh. 8:44). Firman Allah adalah kebenaran yang bekerja sebagai realitas dalam kaum imani untuk menguduskan mereka.
Firman Allah yang hidup bekerja dalam kaum beriman untuk memisahkan mereka dari segala perkara duniawi, yaitu memisahkan mereka dari dunia dan jajahan dunia, berpaling kepada Allah dan kehendak-Nya. Ini bukan hanya dalam posisi (Mat. 23:17, 10), tetapi juga dalam sifat (Rm. 6:19, 22). Inilah apa yang dimaksud dikuduskan melalui firman Tuhan sebagai kebenaran (realitas). Pengudusan ini tidak saja mengubah posisi kita, tetapi juga sifat kita dan apa adanya batiniah kita.
Dalam Alkitab, pengudusan mempunyai dua aspek ini — aspek posisi dan aspek sifat. Dalam Matius 23:17 kita nampak bahwa emas dikuduskan dengan ditaruh ke dalam bait. Emas di pasar itu biasa, tidak kudus, tetapi setelah ditaruh ke dalam bait, posisinya berubah dan segera dikuduskan, menjadi emas suci dalam bait suci. Tetapi pengudusan semacam ini tidak mempengaruhi sifat atau elemen emas, hanyalah mengubah posisi emas. Jadi emas ini dikuduskan secara kedudukan.
Beberapa orang Kristen hanya nampak sebanyak ini tentang pengudusan secara posisi, mereka tidak nampak perkara pengudusan sifat. Satu Tesalonika 5:23 mengatakan, “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna tanpa cacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Di sini kita diberitahu bahwa roh, jiwa dan tubuh kita dikuduskan. Ini bukan menunjukkan pengudusan posisi, melainkan pengudusan sifat. Pengudusan yang disebut dalam Yohanes 17 mencakup dua aspek, sebab untuk memelihara kesatuan yang benar kita harus dikuduskan baik secara kedudukan maupun sifat.

23 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 4 Kamis

Dilindungi dari yang Jahat
Yohanes 17:15
Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.

Ayat Bacaan: 1 Yoh. 5:19; Yoh. 12:31; 17:15; Mat. 6:13

Satu Yohanes 5:19 mengatakan bahwa seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Si jahat adalah Iblis dan dunia adalah suatu sistem jahat yang disusun secara sistematis dan dikuasai oleh Iblis, Satan (Yoh. 12:31). Satan telah mensistematiskan semua perkara di bumi, terutama yang berkaitan dengan umat manusia dan perkara-perkara di udara ke dalam kerajaan kegelapan untuk memiliki manusia, menjauhkan mereka dari kenikmatan atas Allah, dan merusak mereka dari penggenapan maksud tujuan Allah. Setiap aspek dunia, tak peduli apa itu, termasuk dalam sistem Iblis ini. Karena seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat, maka kaum beriman perlu dilindungi, terlepas dari si jahat (Yoh. 17:15), mereka perlu berjaga-jaga dalam doa agar mendapatkan perlindungan, terlepas dari si jahat (Mat. 6:13).
Dalam doa-doa kita, kita bukan hanya harus mohon Tuhan: “Jangan membawa kami ke dalam pencobaan” saja, tetapi juga: “Lepaskanlah kami dari yang jahat.” Yang terakhir ini adalah satu permintaan yang positif. Tidak perduli di mana tangan Satan bekerja, apakah ia bekerja pada masalah makanan sehari-hari atau menuduh nurani kita atau pada pencobaan yang diijinkan kepada kita, kita perlu berdoa supaya Tuhan melepaskan kita dari yang jahat. Dengan perkataan lain, kita tidak berharap untuk jatuh ke dalam tangan si jahat dalam perkara apapun juga. Melalui membaca Matius 8 dan 9, kita akan sadar bahwa tangan Satan ada pada lebih banyak perkara daripada yang kita duga. Dalam perkara apapun, setan keluar untuk membuat manusia celaka dan menderita. Itulah sebabnya kita harus berdoa.
Ketiga permintaan untuk diri kita sendiri menjadi doa perlindungan. Doa kita untuk makanan sehari-hari bukan hanya sekedar untuk makan, demikian pula permintaan kita untuk satu nurani yang tanpa tuduhan bukan sekedar supaya kita merasa enak (untuk perasaan), dan juga permohonan kita agar dilepaskan dari yang jahat bukan sekedar agar kita tidak celaka. Apa yang mendorong doa kita adalah agar kita dapat hidup di bumi dan mengerjakan lebih banyak pekerjaan doa, yaitu mengharapkan nama Allah dimuliakan, Kerajaan-Nya datang, dan kehendak-Nya terjadi di bumi seperti juga di sorga.

22 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 4 Rabu

Firman yang Beraspek Dua
Yohanes 17:14
Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia

Ayat Bacaan: Yoh. 17:14, 17; Ef. 5:26-27

Firman kudus adalah firman yang menguduskan. Tahap kedua atau kedudukan kedua kesatuan ialah pemisahan dari dunia oleh firman. Walau kita semua dilahirkan dari Bapa yang sama dan ke dalam keluarga yang sama, tetapi sangat disesalkan bahwa banyak saudara-saudari tidak di rumah, melainkan tertarik oleh hal-hal duniawi seperti pesta pora, bioskop, olahraga, dan bahkan berjudi. Setelah kita dilahirkan kembali sebagai anak Allah, kita harus dipisahkan dari dunia oleh firman kudus Tuhan. Firman Tuhan mempunyai daya pengudusan untuk memisahkan kita dari dunia. Begitu kita dipisahkan dari dunia oleh firman kudus, kita pun berkumpul bersama untuk mewujudkan kesatuan yang sejati.
Dalam Yohanes 17:14 Tuhan berkata, “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka.” Tuhan telah memberikan kaum imani dua macam firman: logos, firman konstan (ay. 14, 17) dan rhema, firman seketika (ay. 8). Kedua macam firman ini kudus, mempunyai kuat kuasa pengudusan untuk memisahkan kaum beriman dari dunia. Semakin banyak kita menerima firman Tuhan yang tetap (konstan) dan yang seketika (instan) ke dalam kita, kita semakin dikuduskan. Semakin kita diberi makan, diresapi dan dipenuhi dengan firman Tuhan yang konstan atau instan, kita menjadi semakin kudus. Semakin kita kudus, semakin berada dalam kesatuan yang sejati.
Firman Alkitab tidak hanya bisa membersihkan perbuatan lahir kita, menghapus kecemaran yang ditimbulkan oleh perbuatan lahir kita, juga bisa menyucikan batin kita, supaya kita terlepas dari kelemahan ciptaan lama kita. Apa yang dikatakan dalam Efesus 5:26-27 adalah penyucian semacam ini; yaitu Tuhan akan memakai air hayat yang di dalam kita, melalui firman Allah, menyucikan kita, supaya kita terlepas dari cacat dan kerut ciptaan lama. Cacat dan kerut bukan kecemaran dari perbuatan lahir kita, melainkan semua kelemahan hayat ciptaan lama di dalam kita. Roh Kudus sering membuat sepatah kata atau sepotongan firman Alkitab muncul di dalam kita, untuk bekerja sama dengan hayat di dalam kita, supaya kita terlepas dari hal-hal ciptaan lama, dan bertumbuh besar di dalam ciptaan baru.

21 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 4 Selasa

Supaya Penuhlah Sukacita Tuhan
Yohanes 17:13
Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.

Ayat Bacaan: Yoh. 17:13

Kita adalah satu di dalam nama Bapa melalui menikmati diri Bapa sendiri. Sebagai anak-anak Allah, kita semua memiliki Bapa yang sama. Tetapi ketika kita tidak bersama dengan yang lain, kita tidak merasa bahwa kita menikmati Bapa. Semakin kita menjadi satu melalui hayat-Nya, kita semakin merasa bahwa Bapa begitu nikmat. Ketika kita bersama-sama menyeru, “Ya, Bapa”, terasa begitu manis. Namun, jika kita bertengkar, kita terpecah menjadi banyak kelompok. Dalam situasi yang demikian, kalau kita mencoba menyeru, “Ya, Bapa”, kita kehilangan rasa manis Bapa itu. Rasa manis nama Bapa tergantung pada kesatuan di antara anak-anak-Nya. Ketika kita satu, kita menikmati kemanisan Bapa.
Dalam Yohanes 17:13 Tuhan berkata kepada Bapa, “Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.” Penuh sukacita adalah di dalam kesatuan yang sejati. Ketika kita bersatu dalam nama Bapa melalui hayat Bapa, bersama-sama menikmati Bapa, kita akan dipenuhi oleh sukacita Tuhan di dalam kita. Inilah sebabnya ketika kita benar-benar bersatu, kita dipenuhi dengan puji-pujian kepada Bapa. Pujian ini tidak lain merupakan keluapan sukacita batiniah. Kita bersukacita dalam kesatuan yang meluapkan sukacita.
Kesatuan yang misteri ini dikerjakan oleh Allah, supaya semua kelimpahan Kristus yang tidak terduga itu menjadi milik kita. Semua milik Kristus adalah milik kita. Allah sudah memberikan kekudusan, kesempurnaan, hayat, kekuatan, dan kelimpahan-Nya kepada kita. Allah menyuruh kita bersatu dengan-Nya, supaya Dia menjadi Kepala, pokok pohon, dan makanan kita. Sekarang Dia adalah kebenaran, kekudusan, penebusan kita, sekarang Dia akan memperhidupkan hayat-Nya dari dalam kita.
Sekarang, Allah pun mengundang kita, juga memerintahkan kita untuk percaya dan bersatu dengan Tuhan Yesus, sama seperti Tuhan Yesus bersatu dengan Allah. Oleh sebab itu, kesabaran, kelembutan, kesucian, dan semua kebajikan Tuhan lainnya, kini menjadi milik kita.

20 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 4 Senin

Syarat dan Hasil Pemeliharaan dan Penjagaan Tuhan
Yohanes 17:12
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa...

Ayat Bacaan: 1 Ptr. 1:5; 2 Tim. 1:12; Yud. 24

Satu Petrus 1:5 mengatakan, “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah melalui imanmu.” Ini menampakkan kepada kita bahwa Allah memelihara orang yang percaya kepada-Nya. Jika Anda mengira bahwa segala cobaan yang menimpa diri Anda harus Anda tanggulangi sendiri, Anda telah salah. Anda harus percaya kepada kekuatan pemeliharaan Allah. Anda harus percaya Allah dapat memelihara Anda sehingga Anda terlepas dari segala dosa. Jika Anda demikian percaya, maka Anda akan melihat satu perkara yang ajaib. Ketika Anda melihat banyak pencobaan yang tiba-tiba bermunculan, entah bagaimana, ada satu benda (yaitu perisai yang dikatakan Alkitab) menghadang di sana, sehingga semua panah api terlempar kembali kepada Iblis.
Paulus berkata, “Aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan” (2 Tim. 1:12). Di sini Paulus berbuat satu hal, yaitu berserah kepada-Nya. Anda telah percaya kepada-Nya, seharusnyalah Anda juga berserah kepada-Nya. Tuhan hanya bisa memelihara mereka yang telah berserah kepada-Nya. Banyak orang yang tidak dapat memperoleh kebaikan kekuatan pemeliharaan Allah karena mereka selamanya belum pernah menyerahkan dirinya ke tangan Allah sambil berkata, “Ya, Allah, aku meletakkan diriku ke tangan-Mu, biarlah Engkau yang memelihara.” Jika Anda benar-benar dapat berserah kepada-Nya, Anda akan seperti Paulus berkata, “Aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.”
Jika kita benar-benar telah berserah, maka janji dalam surat Yudas ayat 24 akan tergenapi atas diri kita — “. . . menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu tanpa bernoda . . .” Tersandung berarti juga telah terpeleset, tersandung terjadi ketika seseorang dengan tanpa disadarinya telah membentur sesuatu sehingga terpeleset. Syukur kepada Allah! Dia tidak saja menjaga supaya kita tidak jatuh, bahkan menjaga kita sehingga terpeleset pun tidak. Puji syukur kepada Allah karena karunia pemeliharaan-Nya terjadi pada saat kita tidak menyadarinya.

19 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 4 Minggu

Tuhan Memelihara dan Menjaga Kita
Yohanes 17:12
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa...

Ayat Bacaan: Yoh. 17:12; Yos. 14:11, 14; 13:30

Ada satu perkara yang menyedihkan yaitu ada orang Kristen yang dapat percaya adanya kekuatan penyelamatan Allah, tetapi tidak dapat percaya adanya kekuatan pemeliharaan Allah. Mereka telah mendapatkan karunia penyelamatan Allah, tetapi seolah tidak mendapatkan karunia pemeliharaan Allah. Mereka tidak mengetahui bahwa yang memberi karunia adalah Allah, dan yang akan memelihara karunia itu juga adalah Allah. Sekarang kita akan melihat bagaimana kita mendapatkan pemeliharaan Allah setelah kita beroleh selamat.
Dalam Yosua 14:11, Kaleb berkata: “Pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.” Kekuatan Kaleb pada waktu itu bagaimana, sampai hari ini kekuatannya tetap begitu. Ia tetap kuat, sedikit pun tidak berkurang kekuatannya. Ini tidak lain karena Allah memelihara dia.
Apakah syaratnya sehingga Kaleb dipelihara Allah? Yosua 14:14 mengatakan, “Karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati.” Bagaimanakah Kaleb dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan? Kita dapat melihatnya dalam Kitab Bilangan pasal tiga belas sampai pasal empat belas. Bilangan 13:30 mengatakan, “Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” Oh, kita pasti akan mengalahkannya! Orang yang dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan adalah orang yang percaya bahwa janji Allah dapat diandalkan.
Kita harus ingat bahwa Allah bisa memelihara kita itu ada syaratnya. Jika kita tidak percaya kepada Allah, Allah tentu tidak akan memelihara kita. Setiap hari, ketika kita bangun pagi, berkatalah kepada Allah, “Ya, Allah, aku bersyukur kepada-Mu, kemarin Engkau telah memelihara aku, hari ini Engkau tetap memelihara. Aku tidak tahu berapa banyak pencobaan yang akan menimpaku pada hari ini, aku juga tidak tahu bagaimana aku dapat menang, aku sendiri tidak berdaya, tetapi aku percaya bahwa Engkau pasti memelihara aku.”

18 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 3 Sabtu

Dipelihara dalam Nama Bapa
Yohanes 17:11
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Ayat Bacaan: Yoh. 17:11

Dipelihara dalam nama Bapa ialah dipelihara oleh hayat-Nya, sebab hanya mereka yang dilahirkan Bapa dan mempunyai hayat Bapa dapat berpartisipasi dalam nama Bapa. Putra telah memberi hayat Bapa kepada mereka yang Bapa berikan kepada-Nya. Mereka beroleh bagian nama Bapa melalui dipelihara dalamnya dan mereka adalah satu di dalamnya. Kaum imani adalah esa dalam nama Bapa oleh hayat kekal. Bersatu dalam nama Bapa bukan dipelihara dalam keesaan yang hanya sebutan.
Misalnya ada lima saudara sekandung. Mereka semua dilahirkan oleh seorang ayah dan memiliki hayat yang sama. Hayat yang mereka terima dari ayah mereka ialah realitas ayah mereka. Ayah mereka adalah riil bagi mereka, sebab mereka mempunyai hayatnya. Boleh jadi saudara ini tidak senang satu dengan yang lain, apa yang wajib mereka perbuat? Haruskah mereka berpisah berjauhan? Tidak, walaupun mereka mungkin tidak senang satu sama, namun di batin mereka terdapat sesuatu yang mengikat mereka bersama dan membuat mereka berkata, “Saudara, kita memiliki satu ayah dan harusnya tidak berpisah. Kita wajib bersatu, kita wajib esa.” Dengan demikian mereka dipelihara dalam keesaan di dalam nama ayah mereka.
Orang Kristen hari ini diceraikan oleh opini besar mereka. Ketika opini mereka terlalu berkembang, ukuran tinggi mereka dalam hayat sama seperti orang kerdil. Semakin Anda berkembang dalam pikiran Anda, maka hayat Anda akan semakin kerdil. Pikiran yang terlalu berkembang ini menyebabkan perpecahan. Kalau kita membiarkan hayat batiniah berkembang, kita semua akan dipersatukan dalam hayat Bapa. Kalau kita tinggal dalam hayat Bapa, kita semua akan esa.
Oh, betapa kita perlu dipelihara dalam hayat Bapa! Janganlah mempedulikan kesukaan atau kebencian Anda. Perasaan Anda dapat menyebabkan Anda tidak senang dengan saya, tetapi kita harus melupakan semua perkara itu dan memperhatikan hayat yang di dalam. Di dalam batin Anda, Anda memiliki hayat Bapa, dan saya pun juga. Kita semua mempunyai hayat Bapa dan oleh hayat kekal Bapa kita, kita adalah satu.

17 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 3 Jumat

Berdoa Bagi Kaum Imani
Yohanes 17:9
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu

Ayat Bacaan: Yoh. 17: 6-24; Ibr. 7:25; Why. 22:20

Dalam Yohanes 17:6-24, Tuhan berdoa bagi kaum imani supaya dibangun menjadi satu. Keesaan ini dalam tiga tahap: dalam nama Bapa oleh hayat yang kekal (ay. 6-13); dalam Allah Tritunggal melalui pengudusan oleh firman kudus (ay. 14-21); dan dalam kemuliaan ilahi untuk ekspresi Allah Tritunggal (ay. 22-24). Untuk keesaan, haruslah ada pembangunan. Tanpa pembangunan, tiada keesaan. Janganlah mengira bahwa menumpuk bahan-bahan material ialah keesaan. Tidak, itu bukan keesaan. Lihat sebuah rumah, terdapat keesaan sejati di antara semua bahan dalam rumah, dan keesaan itu ialah pembangunan. Setiap bahan digandengkan dengan tepat sekali. Inilah keesaan.
Menurut Ibrani 7:25 Tuhan bersyafaat bagi kita. Dia berdoa untuk kita. Dia berdoa untuk setiap orang di antara kita secara pribadi dan kolektif (korporat) pada saat ini juga. Tuhan senantiasa untuk bersyafaat bagi kita. Tuhan berdoa bagi keesaan yang sejati. Tetapi lihatlah situasi hari ini! Tubuh yang esa berada di mana? Bahu takut kepada leher, sehingga ingin tetap berjarak aman dengannya. Mata juga takut kepada hidung, mengatakan, “Hai saudara hidung, engkau terlalu kuat. Aku tidak berani tinggal bersamamu.” Kebanyakan pekerja Kristen segan bersatu dengan yang lain. Situasi demikian bukan keesaan. Keesaan yang sejati ialah pembangunan. Lihatlah keesaan tubuh jasmani Anda: keesaan itu ialah masalah dibangunkan. Kita semua wajib nampak bahwa pembangunan ini yang dikehendaki Tuhan.
Jika hari ini kita terpecah, tubuh Tuhan tidak bisa terbangun. Keesaan begitu penting bagi Kristus, karunia-karunia yang telah disempurnakan, dan kaum saleh yang telah disempurnakan adalah bagi pembangunan Tubuh Kristus. Jika tidak terdapat keesaan, adalah mustahil untuk membangun Tubuh Kristus. Kristus tidak terbagi. Dia hanya memiliki satu Tubuh; karena itu, setiap orang yang berhubungan dengan pembangunan satu Tubuh Kristus harus berada di dalam keesaan. Menurut Alkitab, setiap orang yang menjadi milik Tuhan adalah anggota Tubuh Tuhan, sebab itu semuanya adalah sekerja; bersama-sama melakukan satu pekerjaan, membangun Tubuh Kristus.

16 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 3 Kamis

Putra telah Menyatakan Nama Bapa
Yohanes 17:6
Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.

Ayat Bacaan: Yoh. 17:6; Rm. 8:15; Gal. 4:6

Bapa ialah nama yang berkaitan dengan hayat. Dalam Perjanjian Baru inilah Tuhan mewahyukan Allah sebagai Bapa yang melahirkan banyak putra. Dialah sumber hayat, maka Dialah Bapa yang menghasilkan sejumlah putra melalui melahirkan kembali mereka dengan hayat-Nya. Itulah maksud tujuan-Nya. Allah adalah Bapa, sebab Ia melahirkan banyak orang dengan hayat-Nya, menjadikan mereka anak-anak-Nya dan putra-Nya.
Betapa manis memanggil Allah Bapa kita! Dalam kitab Matius, Tuhan mengajar murid-murid-Nya memanggil Allah Bapa, “Bapa kami yang ada di surga” (Mat. 6:9). Kapankala kita memanggil Allah sebagai Bapa kita, kita harus menyadari bahwa Dia adalah Bapa kita yang sejati. Dia bukan bapa angkat kita, dan kita bukan anak-anak pungut-Nya. Bapa kita adalah Bapa kita dalam hayat, Bapa sejati kita. Kita memanggil-Nya Bapa karena kita dilahirkan dari-Nya dan memiliki hayat-Nya. Ketika kedua istilah “Abba” dan “Bapa” dipakai secara bersama-sama, hasilnya adalah perasaan yang dalam, manis, perasaan yang luar biasa intim. “Abba, Bapa” sungguh sangat manis.
Roma 8:15 dan Galatia 4:6, keduanya mengatakan tentang menyeru “Abba, Bapa.” Di seluruh dunia, anak-anak kecil menggunakan sebutan ganda, seperti papa atau mama kepada orang tua mereka. Jikalau kita bukan dilahirkan oleh bapa, tetapi harus memanggilnya papa, tentunya sangat canggung, takkan dapat begitu manis. Karena Allah ialah Bapa kita dalam hayat, maka begitu manis ketika kita memanggil Dia, “Abba, Bapa.” Ketika Anda merasakan kemanisan ini, Anda mengetahui bahwa Anda adalah anak-Nya dan Ia benar-benar adalah Bapa Anda dalam hayat.
Allah kita sungguh misteri, kita tak mungkin bisa memahami dengan akal budi kita, tak mungkin menerangkannya melalui ungkapan manusia. Otak kita sangat terbatas. Dia adalah Bapa, juga adalah Allah, juga adalah Tuhan, juga adalah Roh, juga adalah Yesus. Haleluya, pada saat yang diperlukan, Anda berkata, “Ya Tuhan!” di lain kesempatan Anda berkata, “Ya Bapa!” dan di lain kesempatan lagi Anda berkata, “O, Tuhan Yesus!” Nama Bapa kita begitu limpah! Haleluya atas nama Bapa yang begitu manis.

15 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 3 Rabu

Putra telah Mempermuliakan Bapa
Yohanes 17:4
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.

Ayat Bacaan: Yoh. 10:30; 17:4; 12:25, 28, 32; 13:31

Untuk masuk melalui kematian dan kebangkitan Kristus, Bapa dimuliakan melalui Kristus dimuliakan. Kemuliaan adalah Allah mendapatkan kelepasan dan terekspresi. Kematian Kristus telah memuliakan Bapa, karena kematian ini melepaskan hayat ilahi. Setiap kali hayat ilahi di dalam kita dilepaskan, Allah dimuliakan. Melalui kematian, hayat ilahi di dalam kita dilepaskan, dan Bapa sebagai sumber hayat ini, juga mendapatkan mulia. Melalui kematian Kristus, manusia terpikat datang kepada Kristus (Yoh. 12:32).
Tatkala kita mengalami kematian Kristus, maka kita dapat menjadi magnet yang memikat manusia datang kepada Kristus. Daya tarik demikian adalah daya tarik yang tepat, tidak tergantung pada perasaan emosi yang menggairahkan manusia. Setiap manusia yang tersalib adalah magnet. Jika kita ingin gereja di tempat kita berkembang-biak, jika mau memuliakan Allah dan menanggulangi Iblis dan dunianya, kita haruslah menanggalkan hayat jiwa.
Kematian Kristus bukan hanya melepaskan hayat ilahi, juga agar hayat ilahi berkembang-biak. Melalui kematian Kristus, Bapa dimuliakan (Yoh. 12:28; 13:31). Kematian Kristus memuliakan Bapa, karena kematian ini melepaskan hayat ilahi. Saat hayat ilahi dilepaskan dari dalam Yesus, saat itulah Bapa dimuliakan. Kemuliaan adalah Allah mendapatkan kelepasan dan ekspresi. Karena itu, setiap kali hayat ilahi di dalam kita mendapatkan kelepasan melalui menanggalkan hayat jiwa, maka Allah dimuliakan.
Perkara lain yang dirampungkan kematian Kristus adalah menyelamatkan jiwa kita (Yoh. 12:25). Jalan satu-satunya menyelamatkan jiwa kita adalah mati. Semakin kita mati bersama dengan Kristus, maka jiwa kita makin diselamatkan. Kematian Kristus juga telah menghakimi dunia. Sebelum dunia ada, yaitu di dalam kekekalan yang lampau, Dia telah memiliki kemuliaan ilahi bersama Bapa, karena itu kini Dia seharusnya bersama dengan Bapa mendapatkan kemuliaan itu. Tuhan bukan hanya sendirian memiliki kemuliaan itu, Dia memilikinya bersama dengan Bapa, karena Dia dan Bapa adalah satu (Yoh. 10:30).

14 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 3 Selasa

Memberikan Hayat yang Kekal
Yohanes 17:3
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Ayat Bacaan: Yoh. 6:57; 17:6, 26; Mat. 11:27; Ibr. 8:11; Flp. 3:10

Hayat kekal adalah hayat ilahi; memiliki fungsi khusus untuk mengenal Allah dan Kristus. Allah dan Kristus itu ilahi. Pengenalan yang penuh, tidak hanya pengenalan obyektif. Mengenai Anak, hanya Bapa yang memiliki pengenalan semacam ini, dan mengenai Bapa, hanya Anak dan dia yang diberi wahyu oleh Anak yang mengenal-Nya. Untuk mengenal Anak, Bapa perlu mewahyukan-Nya (Mat. 16:17),dan untuk mengenal Bapa, perlu Anak mewahyukan-Nya (Yoh. 17:6; Yoh. 17:26).
Yohanes 17:3 mengatakan, “Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Hidup kekal hanyalah suatu berkat masa yang akan datang. Hayat kekal adalah hayat ilahi dengan fungsi khusus; mengenal Allah (Mat 11:27) dan Kristus. Setiap hayat mempunyai fungsinya.
Paulus senantiasa menempuh hidup tersalib, seperti Kristus lakukan dalam hidup insani-Nya. Melalui hidup demikian kuasa kebangkitan Kristus dialami dan diekspresikan. Untuk membuat kematian Kristus sebagai cetakan hidup seseorang; ini mengacu kepada pengalaman Kristus terus-menerus mematikan hayat insani-Nya agar dapat hidup dengan hayat Allah (Yoh. 6:57). Hidup kita harus diserupakan dengan cetakan semacam itu melalui kematian kita terhadap hayat insani kita untuk menempuh hidup yang ilahi. Diserupakan dengan kematian Kristus adalah syarat untuk mengenal dan mengalami Dia, kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan penderitaan-Nya.
Untuk mengenal hal-hal ilahi, kita perlu hayat ilahi. Oleh karena kaum imani dilahirkan dengan hayat ilahi, mereka mengenal Allah dan Kristus (Ibr. 8:11, Flp. 3:10). Kaum imani Perjanjian Baru mempunyai hayat ilahi, dan hayat ilahi itulah hayat yang mengenal Allah. Allah yang telah datang melalui inkarnasi dan telah memberi kita suatu kemampuan untuk mengenal Dia sebagai Allah yang sejati dan bersatu dengan Dia secara organik dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Saudara-saudari segala apa adanya Allah yang benar dan sejati ini terhadap kita adalah hayat kekal bagi kita, supaya kita dapat mengambil bagian akan Dia sebagai segala sesuatu bagi kita.

13 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 3 Senin

Memberikan Kuasa atas Segala yang Hidup
Yohanes 17:2
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.

Ayat Bacaan: Yoh. 17:2; 3:15; Mat. 28:18

Tuhan memiliki kuasa Bapa untuk mengatur semua manusia, sehingga Dia bisa memberikan hayat yang kekal kepada manusia, yakni mereka yang telah dipilih Bapa. Kita nampak bahwa keilahian dan wujud Putra adalah sama seperti Bapa. Putra ialah ilahi, tepat sama seperti Bapa. Wujud Bapa adalah wujud Putra. Yohanes 17:2 Tuhan mengatakan, “Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.” Putra memiliki kuasa Bapa atas seluruh umat manusia sehingga Ia dapat memberi hidup kekal. Bapa telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, atas seluruh umat manusia. Seluruh umat manusia di bawah kuasa Putra sebab Bapa telah mempercayakan kekuasaan kepada-Nya.
Bapa telah memberi Putra kekuasaan tidak saja untuk menguasai umat manusia, tetapi juga untuk mempertahankan umat manusia. Allah Sang Putra menggunakan kekuasaan-Nya memelihara umat manusia agar kita dapat hidup di bumi.Tuhan berkuasa memerintah seluruh manusia, agar Ia dapat memberi hidup kekal kepada semua orang yang Bapa berikan kepada-Nya. Tuhan menciptakan manusia, menggunakan kuasa-Nya atas manusia dan menebus beberapa di antara mereka dengan maksud memberi mereka hayat kekal.
Sebagai seorang yang telah diberikan kepada Putra Allah yang kekasih, kita boleh berkata, “Saya berharga, mahal, indah dan manis.” Jikalau kita nampak hal ini, pandangan, sikap dan konsepsi kita seluruhnya akan berubah, tidak saja tentang diri kita pribadi, tetapi juga tentang semua kaum saleh. Percayakah Anda bahwa semua saudara-saudari yang kekasih ialah hadiah bagi Putra? Percayakah Anda bahwa orang yang tidak Anda senangi ialah hadiah sedemikian? Kalau Anda nampak hal ini, Anda akan mengasihi setiap umat saleh, sebab setiap umat saleh yang kekasih ialah hadiah yang telah dipilih oleh Bapa dan diberikan kepada Putra. Bapa telah memilih kita dari antara bermilyar-milyar orang. Kita semua adalah kaum terpilih, kaum yang ditentukan Bapa bagi Kristus, Putra-Nya.

12 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 3 Minggu

Permuliakanlah Anak-Mu
Yohanes 17:1
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.”

Ayat Bacaan: Yoh. 17:1, 14; Luk. 24:26; Ef. 3:21; 1 Tim. 3:15-16

Dasar doa Tuhan ialah kemuliaan. Yohanes 17:1 Tuhan berkata, “Bapa telah tiba saatnya; muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu memuliakan Engkau.” Apa artinya Anak dimuliakan agar Bapa dapat dimuliakan? Bapa memuliakan Anak agar Anak dapat memuliakan Bapa. Bapa dimuliakan di dalam Putra melalui organisme pohon anggur, untuk pemkembangbiakan dan penyebaran hayat, pelipatgandaan dan reproduksi hayat dan untuk ekspresi Allah Tritunggal. Dia adalah Allah berinkarnasi dalam daging, dan daging-Nya adalah kemah bagi Allah untuk tinggal di bumi (Yoh. 1:14).
Sebelum doa ini, Tuhan menubuatkan bahwa Dia akan dimuliakan dan Bapa juga akan dimuliakan di dalam diri-Nya. Tuhan Yesus akan melewati mati agar tempurung insani-Nya bisa terpecahkan, sehinga unsur ilahi-Nya, hayat ilahi-Nya, terbebaskan. Tuhan Yesus juga akan bangkit untuk meninggikan keinsanian-Nya ke dalam unsur ilahi, supaya unsur ilahi-Nya terekspresikan, sehingga antero diri-Nya, keilahian dan keinsanian-Nya, dimuliakan. Dengan jalan demikian, Bapa juga dimuliakan di atas diri Putra.
Doa Tuhan mengenai misteri ilahi digenapi dalam tiga tahap. Pertama, digenapi pada kebangkitan-Nya. Hayat ilahi-Nya terbebaskan dari dalam insani-Nya (Luk. 24:26). Kedua, digenapi di dalam gereja. Ini dikarenakan hayat kebangkitan-Nya telah diekspresikan melalui banyak anggota Tubuh-Nya, demikian Ia dimuliakan di dalam mereka, dan Bapa dimuliakan di dalam Dia melalui gereja (Ef. 3:21; 1 Tim. 3:15-16). Ketiga, dirampungkan dalam Yerusalem Baru. Pada waktu itu Kristus akan mendapatkan ekspresi yang sempurna dalam kemuliaan.
Kemuliaan Allah adalah ekspresi Allah, Allah diekspresikan. Dalam rencana kekal Allah, kita telah ditakdirkan untuk kemuliaan ini dan dipanggil untuk itu (1 Kor. 2:7; 1 Ptr. 5:10; 1 Tes. 2:12). Hari ini kita semua sedang ditransformasi ke dalam kemuliaan ini (2 Kor. 3:18) dan akan dibawa masuk ke dalamnya (Ibr. 2:10). Akhirnya, kita akan dimuliakan bersama Kristus (Rm. 8:17, 30) untuk mengemban kemuliaan Allah bagi ekspresi-Nya dalam Yerusalem Baru, di mana Allah akan memiliki kepuasan dalam kasih dan perhentian yang puncak.

11 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 2 Sabtu

Damai Sejahtera Kutinggalkan Bagimu
Yohanes 16:33
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:30; 16:33; 1 Yoh. 5:4-5

Tuhan berkata “Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33). Ini adalah perkataan Tuhan untuk menguatkan murid-murid-Nya, sebab mereka masih hidup di dunia yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan. Dunia ini selalu mempersulit murid-murid. Karena itu murid-murid perlu tetap tinggal di dalam damai sejahtera Tuhan, sehingga mereka dapat mengalami kedamaian dan kemenangan.
Kunci kemenangan selalu berhubungan dengan iman antara kita dengan Anak Allah yang menang (1 Yoh. 5:4-5). Dia berkata, “Tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33). Dia juga menegaskan bahwa “pengusa dunia . . . tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku” (Yoh. 14:30). Dia berkata demikian, karena Dia telah menang. Melalui kemenangan-Nya, penguasa dunia telah diusir.
Meskipun Tuhan telah mati dan telah dibangkitkan, tetapi kita masih berada di dunia yang tiada damai sejahtera. Dalam dunia ini kita hanya ada kesulitan. Tetapi Tuhan sendiri menjadi damai sejahtera kita, dan kita dapat mempunyai damai sejahtera dalam Dia. Tak peduli berapa banyak dunia ini menyulitkan dan menganiaya kita, Tuhan telah mengalahkan dunia. Kita tak perlu kuatir atau takut kepada dunia. Biarkanlah dunia menganiaya dan menyusahkan kita. Tuhan adalah damai sejahtera kita, dan Dia telah mengalahkan dunia.
Iblis seringkali memakai sistem perekonomian, dunia pekerjaan, situasi lingkungan, pendidikan dan lain sebagainya untuk menekan manusia, sehingga manusia meninggalkan Allah, bahkan kehilangan damai sejahtera. Ini bukan saja melanda orang-orang yang belum percaya, tetapi anak-anak Allah yang tidak tinggal di dalam iman, mereka juga akan kehilangan damai sejahtera. Kunci untuk mengalahkan dunia adalah iman kita (1 Yoh. 5:4).
Menurut Ibrani “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr. 11:1). Karena itu, betapa pentingnya sebuah iman bagi orang-orang yang berjalan di jalan Tuhan. Mendengarkan perkataan Tuhan adalah jalan bagi kita agar Iman kita dikuatkan. Iman adalah dasar kekuatan kita untuk dapat melampaui segala kesulitan.

10 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 2 Jumat

Tercerai-berai oleh Penganiayaan
Yohanes 16:32
Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:32; Mat. 21:41; 23:38; 26:31

Dalam Yohanes 16:32, Tuhan berkata “Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.” Nubuat ini bukan saja ditulis dalam Injil Yohanes, tetapi dalam Injil Matius pun Tuhan berkata “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai (Mat. 26:31). Bahkan di dalam Perjanjian Lama pun nubuat ini telah dituliskan. Zakharia 13:7b berkata “Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai! Aku akan mengenakan tangan-Ku terhadap yang lemah.”
Nubuat Tuhan Yesus dalam Yohanes 16:32 mulai digenapi ketika Tuhan Yesus ditangkap di taman Getsemani. Penggenapan nubuat ini terus berkembang sampai pada 70 M ketika Titus, pengeran Romawi, dan tentaranya menyerakkan bangsa Israel di antara bangsa-bangsa lain untuk diremehkan, dihina, dianiaya dan dihancurkan sepanjang zaman anugerah sampai hari ini (Mat. 21:41a; 23:38; 24:2). Namun sesungguhnya semuanya itu adalah pekerjaan Iblis untuk menghancurkan pekerjaan Kristus dalam membangun gereja yang adalah satu manusia korporat.
Sebagai manusia baru, gereja adalah satu manusia korporat, sama seperti Adam. Sebagaimana manusia korporat ciptaan Allah kemudian terbagi menjadi banyak bangsa, demikian pula manusia korporat ciptaan baru Allah kini telah terbagi menjadi banyak sekte atau denominasi. Inilah pekerjaan Iblis. Bangsa-bangsa telah merusak satu manusia ciptaan Allah, sedangkan sekte-sekte telah merusak manusia korporat ciptaan baru Allah. Sebagaimana manusia korporat ciptaan Allah dipecah-belah hingga tercerai-berai, dan sebagaimana bangsa Israel juga dipecah-belah hingga tercerai-berai, demikian pula gereja hari ini. Walaupun perpecahan demikian merupakan suatu rintangan bagi tergenapnya kehendak Allah, namun Allah selamanya tidak mungkin gagal atau kalah; kehendak-Nya pasti akan digenapkan-Nya. Pada suatu hari Dia akan kembali mengumpulkan dan memulihkan orang-orang yang Dia kasihi.

09 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 2 Kamis

Tuhan Mengetahui Segala Sesuatu
Yohanes 16:30
Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:25-32

Dalam Yohanes 16:25 Tuhan Yesus mengatakan bahwa “Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu”. Namun dalam ayat dua puluh sembilan sampai tiga puluh Tuhan mulai berkata terus terang “Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa” (Yoh. 16:26-28). Murid-murid mengetahui bahwa apa yang dikatakan-Nya bukan lagi kiasan, murid-murid tidak lagi meragukan perkataan-Nya, dan mereka menjadi percaya.
Murid-murid percaya bahwa Tuhan Yesus itu berasal dari Bapa dan mengetahui segala sesuatu, sebab Dia satu bersama dengan Bapa. Apa yang Bapa miliki juga dimiliki oleh Tuhan Yesus. Hal itu terbukti ketika Tuhan Yesus berada di bumi, Dia selalu mengetahui apa yang akan terjadi dengan diri-Nya. Dia mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tuhan tahu bahwa Dia akan mengalami penderitaan, dan Dia tahu selama Dia mengalami penderitaan, murid-murid-Nya akan tercerai-berai meninggalkan Dia seorang diri (Yoh. 16:32). Tuhan juga tahu bahwa ketika murid-murid-Nya meninggalkan Dia, Dia tidak sendirian, karena Dia tahu ada Bapa yang menyertai-Nya.
Tuhan Yesus tahu segala sesuatu. Dia yang tahu segala sesuatu itu telah menjadi Roh dan tinggal di dalam roh kita, sehingga kita tidak seharusnya takut dengan apa yang akan terjadi, karena Tuhan sudah tahu dan Dia juga tahu bagaimana menyelasaikannya. Puji Tuhan, kita memiliki Tuhan yang sedemikian. Namun, bagaimanakah sikap kita hari ini? Apakah dalam segala sesuatu kita lebih percaya kepada-Nya atau kita lebih percaya kepada diri sendiri, atau kepada manusia? Semoga firman Tuhan kembali membuka mata rohani kita sehingga bisa melihat bahwa Tuhan yang kita terima itu lebih tahu keadaan dan keperluan kita, melebihi diri sendiri, bahkan siapa pun.

08 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 2 Rabu

Bapa Sendiri Mengasihi Kamu
Yohanes 16:27
Sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.

Ayat Bacaan: Yoh. 1:12-13, 27; 1 Yoh. 3:1; 4:8; Rm. 7:17-18; 1:28-32; Ef. 2:1, 5; Kol. 2:13

Bapa adalah sumber hayat ilahi yang melahirkan kembali kita dengan hayat ini. Kasih Allah dinyatakan dalam hal Dia mengutus Anak-Nya mati bagi kita agar kita dapat memiliki hayat-Nya dan dengan demikian menjadi anak-anak-Nya (Yoh. 1:12-13). Allah mengirimkan Anak-Nya supaya Dia dapat melahirkan kita. Jadi, kasih Allah adalah kasih yang melahirkan kita, kasih ini hanya ada di dalam Bapa. Kasih Allah ini tinggi dan terhormat, dinyatakan di tengah-tengah kita. Puji Tuhan! kita hari ini adalah anak-anak Allah. Kita telah dilahirkan dari Bapa sumber hayat, kita sekarang bukan milik kita sendiri, kita adalah milik kepunyaan Allah.
Oleh sebab itu dalam Satu Yohanes 3:1 dikatakan “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia”. Setiap orang yang dilahirkan dari Allah, mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dari kelahiran yang misterius. Oleh sebab itu dunia tidak mengenal orang-orang yang lahir dari Allah. Dunia tidak mengenal kita, karena dunia tidak mengenal Allah. Dunia tidak mengenal Allah, maka duniapun tidak mengenal kelahiran ilahi kita.
Sebenarnya sebagai orang-orang yang jatuh, kita bukan hanya penuh dosa dalam sifat dan sikap (Rm. 7:17-18; 1:28-32), tetapi juga mati dalam roh kita (Ef. 2:1, 5; Kol. 2:13). Karena itu Bapa memberikan kepada kita Putra-Nya agar kita bukan saja terlepas dari dosa-dosa kita, terlebih kita bisa mendapatkan hayat-Nya dan hidup oleh-Nya. Ketika kasih ilahi ini ternyata kepada kita, kasih itu menjadi kasih karunia di dalam kita. Jadi bukan kita yang lebih dahulu mengasihi Tuhan tetapi Tuhanlah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Melalui kasih karunia inilah kita dapat mengasihi Dia. Kasih ini juga membawa kita bisa saling mengasihi satu dengan yang lain. Kasih yang dilimpahkan kepada kita adalah kasih yang sempurna, kasih yang tanpa syarat, tanpa batas, kasih yang bersumber kepada Allah sendiri. Jika kita mulai tidak dapat mengasihi, ingatlah akan kasih Tuhan. Jika Tuhan mengasihi kita, mengapa kita tidak dapat mengasihi orang-orang yang dikasihi-Nya?

07 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 2 Selasa

Meminta Dalam Nama Tuhan
Yohanes 16:24
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:24; Mat 7:7

Dalam Matius 7:7 dikatakan, “Mintalah…” Ditujukan kepada siapakah kata “minta” di sini? Minta di sini dimaksudkan kepada Bapa. Dalam pembahasan sebelumnya kita telah melihat bahwa Putra dengan Bapa adalah satu, karena itu jika kita meminta kepada Bapa melalui Putra yaitu Tuhan Yesus yang telah menjadi Roh itu, maka Bapa terekspresikan. Jadi yang terpenting adalah berdoa di dalam nama yang ajaib yaitu dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dalam nama Tuhan berarti menyatakan kita mutlak bersatu dengan Tuhan, dan bersatunya kita dengan Tuhan membuat Allah Bapa bisa terekspresikan di atas diri kita.
“Dalam nama Tuhan” bukanlah suatu slogan, untuk mengawali dan menutup doa, juga bukan satu takhayul, ini mutlak adalah satu realitas. Tercatat dalam Kisah Para Rasul, bahwa ada beberapa orang meniru Paulus mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus. Tetapi roh jahat itu menjawab, “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?” Akhirnya roh jahat itu menerpa mereka dan melukai mereka. Mengusir setan semacam itu adalah satu tindakan yang bersifat takhayul. Dalam nama Tuhan bukanlah satu takhayul, melainkan memiliki realitas rohani. Ketika Paulus mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus, dia bisa berkata, bahwa dirinya menjadi satu dengan Tuhan Yesus. Dia hidup adalah Kristus. Dia tinggal di dalam Tuhan, Tuhan juga tinggal di dalam dia, dia bersatu dengan Tuhan, karena itu di atas dirinya Allah bisa terekspresi. Inilah makna dalam nama Tuhan.
Setelah kita memahami makna dalam nama Tuhan, dengan sendirinya kita bisa memahami berdoa dalam nama Tuhan, yaitu menyatakan bahwa Anda yang berdoa itu adalah orang yang bersatu dengan Tuhan. Anda berdoa berarti Tuhan berdoa. Anda berdoa dalam nama Tuhan, berarti Tuhan berdoa bersama Anda. Setiap orang mungkin pernah memiliki pengalaman ketika berlutut di hadapan Tuhan, ia memiliki banyak hal untuk didoakan, meminta ini dan itu. Namun, begitu ia ingin berdoa dalam nama Tuhan, doanya segera berkurang. Jika kita berdoa tetapi Tuhan tidak berdoa, maka kita hanya bisa berdoa di luar Tuhan, dan doa yang demikian tidak dapat mengekspresikan Bapa.

06 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 2 Senin

Putra Dilahirkan di Dalam Kebangkitan-Nya
Yohanes 16:21
Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.

Ayat Bacaan: Yoh. 1:18; 16:21; Rm. 8:3, 19, 21, 29-30; Kis. 13:33; Ibr. 1:5

Sebelum Kristus menjadi manusia, Dia sudah menjadi Anak Allah (Yoh. 1:18, Rm. 8:3), namun masih di dalam keilahan. Melalui inkarnasi-Nya Dia mengenakan suatu unsur yang tidak ada hubungannya dengan keilahian, yaitu daging manusia. Daging manusia ini perlu dikuduskan dan ditinggikan melalui kematian dan kebangkitan. Melalui kebangkitan, sifat insani-Nya dikuduskan, ditinggikan, dan diubah. Jadi, melalui kebangkitan, Dia dinyatakan sebagai Anak Allah dengan keinsanian-Nya (Kis.13:33, Ibr. 1:5). Kebangkitan-Nya adalah penyataan-Nya.
Kini, sebagai Anak Allah, Dia memiliki keinsanian juga keilahian. Melalui inkarnasi, Dia membawa Allah ke dalam manusia. Melalui kebangkitan dari antara orang mati, Dia membawa manusia ke dalam Allah, yaitu membawa keinsanian-Nya ke dalam keputraan ilahi. Demikianlah Anak Tunggal Allah menjadi Anak Sulung Allah, memiliki keilahian dan keinsanian. Allah akan memakai Kristus yang demikian, Anak sulung, yang memiliki keilahian dan keinsanian, sebagai penghasil, sebagai prototipe dan model, untuk menghasilkan anak-anak-Nya (Rm. 8:29-30) yaitu kita, orang-orang yang percaya kepada Anak-Nya dan menerima Anak-Nya. Kita juga akan ditunjuk dan dinyatakan sebagai anak-anak Allah dalam kemuliaan kebangkitan-Nya (Rm. 8:19, Rm. 8:21), sama seperti Dia, dan bersama Dia mengekspresikan Allah.
Keselamatan sempurna Allah adalah membuat orang-orang dosa ( Rm. 3:23), bahkan musuh-musuh-Nya (Rm. 5:10), menjadi anak-anak Allah (Rm. 8:14). Melalui kebangkitan, Allah menyatakan Kristus yang menjadi daging untuk menjadi keturunan Daud sebagai Anak-Nya, agar Anak-Nya yang adalah pembauran keilahian dan keinsanian, keinsanian dan keilahian boleh menjadi dasar dan pola bagi-Nya dalam membuat orang-orang dosa menjadi anak-anak-Nya. Di dalam kebangkitan Anak-Nya, Allah menghasilkan banyak anak (1 Ptr. 1:3) sebagai banyak saudara dari Anak Sulung ( Rm. 8:29) yang bangkit dari antara orang mati, sebagai anggota dari Anak Sulung-Nya, untuk menyusun Tubuh Anak Sulung-Nya itu (Rm. 12:5), bahkan menjadi kepenuhan-Nya (Ef. 1:23), ekspresi-Nya yang korporat.

05 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 2 Minggu

Dukacita Menjadi Sukacita
Yohanes 16:20
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:20-21; Gal. 4:19

Dalam Yohanes 16:20, Tuhan memberitahu murid-murid-Nya bahwa Dia akan dibunuh dan dunia akan bergembira, tetapi murid-murid akan berdukacita. Kemudian Tuhan menggambarkan dukacita murid-murid itu seperti seorang perempuan berdukacita pada saat melahirkan. Tetapi, sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya karena kegembiraannya bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
Dalam ayat ini yang dimaksud dengan perempuan adalah para murid, sedangkan anak yang dilahirkan adalah Kristus, dan kelahiran di sini adalah kebangkitan. Pada waktu Tuhan mengatakan demikian, Dia masih di tengah-tengah mereka, seperti seorang anak yang terkandung dalam rahim ibunya, menunggu dilahirkan sebagai seorang bayi. Penganiayaan yang ditanggung oleh kaum beriman dianggap sebagai sakit bersalin oleh Tuhan Yesus. Sakit bersalin ini mulai dari waktu kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Sejak hari Pentakosta, sakit bersalin ini belum berhenti dialami oleh pengikut Tuhan. Sampai sekarang pun kita juga mengalami sakit bersalin ini.
Ketika kita memberitakan Injil kepada orang, mungkin banyak orang yang menolak, menghina, meremehkan kita. Lalu bagaimana sikap kita? Apakah kita menyerah begitu saja dan tidak mau menginjil lagi? Kita tidak seharusnya memiliki sikap yang demikian. Betapa lucunya jika seorang ibu yang akan melahirkan seorang anak, namun karena takut, lalu melarikan diri dari rumah sakit bersalin. Seorang ibu pasti sudah siap dengan semua sakit yang akan dialami. Rasa sakit itu memang ada, namun sakit itu akan tergantikan dengan sukacita, sebab seorang anak telah dilahirkan.
Demikian juga kita hari ini, ketika kita dapat membawa orang-orang dosa datang kepada Allah, maka hal yang kita dapatkan adalah sukacita. Kita tidak akan mengingat lagi kesukaran apa yang telah kita hadapi, kita tidak lagi ingat penolakan mereka, yang kita ingat adalah kita telah memperoleh seorang bayi rohani yang baru dilahirkan. Sukacita ini adalah sebagai pencicipan dari sukacita kita yang sesungguhnya. Kelak merekalah yang akan menjadi mahkota sukacita kita dan yang menyambut kita di kemah abadi.

04 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 1 Sabtu

Putra dan Roh Beroleh Kemuliaan
Yohanes 16:14-15
Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari Aku. Segala sesuatu yang Bapa miliki adalah milik-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari Aku.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:14-15

Dalam Yohanes 16:14-15 Tuhan berkata “ Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari Aku.” Segala adanya Putra dan milik Putra telah diwahyukan sebagai realitas kepada kaum imani melalui Roh. Ia menjadikan segala adanya Kristus dan milik Kristus riil bagi kita. Hari ini yang kita perlukan bukanlah teori atau doktrin mengenai Bapa dan Putra. Yang kita perlukan hari ini adalah penerapan hidup tentang Bapa dan Putra dengan melalui Roh. Yang kita perlukan hari ini adalah segala apa adanya Kristus, segala yang telah Kristus rampungkan, dan segala milik Kristus menjadi riil di dalam kehidupan kita. Dengan jalan demikian maka Roh memuliakan Putra dengan mewahyukan Dia dengan segala kepenuhan Bapa.
Marilah kita mengambil contoh tentang rendah hati. Tiada seorang dilahirkan rendah hati. Orang keliru kalau mengatakan anak kecil rendah hati. Setiap anak kecil itu tinggi hati. Kita ini sombong sejak lahir dan bersifat sombong. Lagipula, kita sombong dalam kehidupan kita. Jadi, apakah rendah hati? Rendah hati ialah Kristus, Kristus ialah realitas setiap kebajikan manusia dan setiap sifat ilahi. Semua kebajikan manusia dan sifat ilahi semata-mata adalah Kristus sendiri. Ini bukan teori rendah hati melainkan Persona Kristus yang hidup diwahyukan kepada Anda sebagai rendah hati. Dengan spontan, suatu kehidupan rendah hati akan tertampak dari Anda. Itulah kemuliaan Kristus. Roh itu memuliakan Kristus secara demikian. Ia bukan melakukannya melalui mengajar Anda tentang Kristus sebagai rendah hati, melainkan dengan langsung mewahyukan Kristus sebagai rendah hati ke dalam Anda.
Pada akhirnya, setiap ciri-ciri Kristus akan diekspresikan dalam kehidupan gereja. Di sana tiada orang Yahudi, orang Yunani, Amerika, Inggris, Jepang, Tionghoa, Filipina, Indonesia, atau ekspresi lainnya; hanya ada ekspresi Kristus. Inilah apa artinya kita mengatakan bahwa Roh memuliakan Putra melalui mewahyukan Dia dalam kepenuhan Bapa kepada kaum imani. Kita semua perlu banyak mengalami hal ini, sebab ini akan memperkaya, memperkuat dan mempertinggi kehidupan gereja kita.

03 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 1 Jumat

Memberitakan Tentang Hal-hal yang Akan Datang
Yohanes 16:13
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:13; 19; Mzm. 119:47; Yer. 15:16; Kis. 17:11

Kita telah nampak bahwa pekerjaan Roh dalam Yohanes 16 terbagi dalam 3 kategori: menginsyafkan dunia, memuliakan Putra melalui mewahyukan Dia dengan kepenuhan Bapa kepada kaum imani (memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran) dan menyatakan perkara yang akan datang. Ketiga kategori catatan Yohanes bersangkutan dengan tiga ganda pekerjaan Roh. Keempat kitab Injil adalah untuk menginsyafkan dunia, Surat-surat para rasul adalah untuk mewahyukan Putra serta kepenuhan Bapa, dan kitab Wahyu adalah untuk menyatakan perkara yang akan terjadi kelak.
Jadi, kita telah nampak bahwa semua perkara yang dikerjakan Roh itu ada di dalam firman. Karena itu, kita perlu membayar harga untuk memasuki firman kebenaran dengan jalan menerima wahyu melalui Roh itu. Jika kita tidak memasuki firman kebenaran, maka kita tidak akan bisa memasuki seluruh realitas Kristus, bahkan kita tidak mengenal semua perkara yang akan datang. Setiap orang yang bersungguh-sungguh membaca Alkitab – memasuki firman kebenaran, mengakui bahwa tidak ada buku yang lain di dunia yang sempurna dan sejati seperti Alkitab. Tidak ada buku lain di dunia yang benar, jelas, dan riil seperti Alkitab. Apakah menyinggung perkara mengenai Allah atau manusia, asal usul langit dan bumi atau akhir segala sesuatu, makna kehidupan manusia atau cara untuk bertindak sebagai seorang manusia, mengenai perkara kehidupan ini atau hal-hal yang akan datang, Alkitab dengan jelas menyatakan semua perkara yang berhubungan dengan manusia. Alkitab sungguh-sungguh sempurna dan pasti. Alkitab sungguh benar, jelas, dan riil.
Keperluan kita hari ini adalah setiap pagi membaca firman Tuhan untuk membangunkan roh kita (Mzm. 119:47; Yer. 15:16). Kemudian setiap hari, kita perlu membaca beberapa pasal di dalam Alkitab, mempelajari kebenaran (Kis. 17:11). Praktek ini akan membuat kita memulai hari kita dengan dibangunkan dengan firman Allah, untuk mengalahkan si jahat sepanjang hari dengan firman Allah, dan untuk mengakhiri hari itu dengan firman Allah. Seluruh kehidupan Anda akan dibungkus oleh firman Allah. Pembicaraan Anda akan menjadi firman Allah. Betapa menakjubkannya kehidupan yang demikian.

02 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 1 Kamis

Memimpin Kita ke Dalam Seluruh Kebenaran
Yohanes 16:13
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:13; 17:17

Roh Kebenaran (Roh realitas) adalah realisasi penuh dari Putra. Setelah Roh membawa kita kepada keselamatan, Dia akan menjadi realitas sesungguhnya dari diri Putra di dalam kita. Apa ada-Nya, milik-Nya, yang telah dicapai-Nya, diperoleh-Nya dan digenapkan Putra akan sepenuhnya teresap ke dalam kita melalui Roh itu. Akhirnya Roh itu menjadi realisasi Putra. Roh realitas ini akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Roh realitas ini bukan memimpin kita masuk ke dalam doktrin tentang Kristus, melainkan ke dalam seluruh realitas Kristus.
Saudara-saudari, kita harus tahu bahwa di samping ada Roh kebenaran, juga terdapat Alkitab yang adalah firman kebenaran (Yoh. 17:17). Di satu pihak ada perkara kebenaran yaitu Allah di dalam Kristus yang telah merampungkan segala sesuatu. Di pihak lain terdapat juga Alkitab yang mengutarakan perkara-perkara kebenaran. Ketika kita percaya kepada firman kebenaran ini, Roh Kudus membawa kita masuk ke dalam kebenaran, membawa kita masuk ke dalam realitas rohani.
Permasalahan utama dalam hidup kita sehari-hari adalah kita terlalu mempercayai keadaan kita yang lemah dan berdosa. Akibatnya setiap hari kita menempuh suatu hidup yang kalah. Saudara-saudari, yang kita perlukan hari ini adalah Roh Kebenaran memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran melalui hari demi hari kita menerima wahyu di dalam firman-Nya. Ketika kita mendapatkan wahyu, kita tidak lagi memikirkan keadaan diri sendiri, tidak lagi mempedulikan perasaan diri sendiri, sebaliknya kita percaya semua yang di pihak Allah mutlak benar dan tepat.
Banyak orang Kristen merasa bahwa manusia lamanya itu masih sangat riil. Dia tidak berani berkata bahwa dirinya sudah mati bersama Kristus. Tetapi kalau mempunyai wahyu, dia akan berubah. Wahyu akan memperlihatkan kepadanya bahwa manusia lamanya benar-benar sudah mati. Semoga Tuhan membuka mata rohani kita, supaya kita nampak apa yang disebut kebenaran. Kalau kita benar-benar telah nampak kebenaran, kebenaran akan memerdekakan kita. Kita harus menuntut kebenaran, menuntut realitas itu.

01 September 2009

Yohanes Volume 6 - Minggu 1 Rabu

Pekerjaan Roh (3): Menginsafkan Dunia Akan Penghakiman
Yohanes16:8,11
Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Ayat Bacaan: Yoh. 16:11; Mat. 25:41

Dalam Yohanes 16:11, Tuhan mengatakan bahwa Roh akan menginsyafkan dunia “akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” Hukuman berkaitan dengan Iblis. Satan, Iblis ialah pencipta dosa, asal-mula kematian, bapa semua orang dosa dan penguasa dunia. Terhadap yang demikian, hukuman telah disediakan untuknya. Bukan maksud Allah untuk menghukum manusia, sebab hukuman-Nya adalah untuk Satan. Lautan api disediakan sebagai hukuman Allah atas Satan, tak pernah ditujukan untuk manusia. Dalam Matius 25:41 dikatakan, “Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.” Api yang kekal disediakan untuk Satan, Iblis, malaikat-malaikatnya dan semua pengikutnya. Tetapi kalau Anda menolak keluar dari Adam dan masuk ke dalam Kristus, Anda akan beroleh bagian hukuman untuk Satan itu, sebab Anda lebih suka tetap sebagai salah satu di antara banyak pengikutnya.
Allah mengasihi dunia dan tidak bermaksud untuk melemparkan siapa pun ke dalam lautan api. Hukuman itu ditujukan untuk Iblis. Namun, terhadap siapa saja yang tetap bersekutu dengan Satan, Allah tiada pilihan lain, selain membiarkan dia menderita hukuman Satan. Kalau kita tidak mau dipindahkan dari Adam ke dalam Kristus, kita wajib diperingatkan bahwa kita akan beroleh bagian hukuman dengan Satan. Dengan perkataan lain, Anda dilahirkan dalam Adam, tetapi maksud Allah ialah mengeluarkan Anda dari Adam dan memindahkan Anda ke dalam Kristus.
Kalau Anda tidak setuju dengan maksud Allah, Anda wajib menetap dalam Adam dan beroleh bagian hukuman dengan Satan. Jadi, dosa diwariskan dari Adam, kebenaran berasal dari Kristus, dan hukuman adalah untuk Satan. Kalau Anda mau dipindahkan dari Adam ke dalam Kristus, Anda akan diselamatkan, dan tidak lagi menderita hukuman. Pekerjaan Roh Kudus melibatkan ketiga hal ini, dan setiap kali kita memberitakan Injil, kita harus memberitahu orang tentang Injil ini, yang melaluinya Roh Kudus menginsyafkan orang dosa untuk bertobat dan percaya dalam Tuhan Yesus agar diselamatkan. Haleluya!