Hitstat

28 February 2019

Lukas - Minggu 3 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 1:57-66
Doa baca: “Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.” (Luk. 1:58)


Kelahiran Pelopor Manusia-Penyelamat


Keterkandungan Manusia-Penyelamat adalah dari Roh Kudus dengan esens ilahi di dalam rahim seorang dara manusia dengan esens insani, yang adalah inkarnasi Allah, yang menghasilkan manusia-Allah dan memiliki dua sifatsifat ilahi dan insani. Sementara itu, hasil keterkandungan Yohanes sebagai pelopor-Nya, hanyalah seorang manusia, seorang yang penuh dengan Roh Allah (Luk. 1:15) tetapi kekurangan sifat Allah.

Yohanes Pembaptis lahir dari ibunya secara ajaib. Ketika beberapa orang akan menamai pelopor Manusia-Penyelamat ini “Zakharia menurut nama bapaknya,” ibunya menjawab dan berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes” (Luk. 1:59- 60). Kemudian beberapa orang itu selanjutnya berkata, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian” (ayat 61). Ketika mereka memberi isyarat kepada bapaknya untuk bertanya nama apa yang diberikannya kepada anak itu, ia menulis di atas sebuah batu tulis, “Namanya adalah Yohanes” (ayat 63). Dalam Lukas 1:13 Zakharia diberi tahu oleh malaikat bahwa Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia harus menamainya Yohanes. Dari bahasa Ibrani, Yehohanan yang disingkat menjadi Yohanan. Bahasa Yunaninya adalah Ioannes, yang berarti Yehova berkenan, Yehova menunjukkan kasih karunia, atau Yehova Pemberi yang murah hati. Orang-orang itu memang benar saat mengatakan bahwa tidak ada seorang pun dari sanak saudara Elisabet yang bernama Yohanes. Pelopor Tuhan diberi nama ini karena ia akan menjadi seorang yang tidak akan memelihara tradisi-tradisi.

Setelah Zakharia menulis nama Yohanes di atas batu itu, “Seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah” (ay. 64). Menurut ayat 67, ketika Zakharia bernubuat, ia dipenuhi dengan Roh Kudus


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 5

27 February 2019

Lukas - Minggu 3 Rabu


Pembacaan Alkitab: Luk. 1:48-56
Doa baca: “Seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” (Luk. 1:55)


Memuji Rahmat Allah dan Perbuatan-perbuatan-Nya yang Perkasa


Rahmat Allah dan kasih karunia-Nya adalah ekspresi kasih-Nya. Ketika kita berada dalam satu keadaan yang kasihan, rahmat-Nya yang pertamatama mencapai kita dan membawa kita masuk ke dalam satu situasi di mana Allah dapat memperkenan kasih karunia-Nya. Baik Maria maupun Zakharia menekankan rahmat Allah, mereka menyadari kedudukan mereka yang rendah, dan dengan rendah hati mengakui bahwa mereka tidak layak menuju perkenan Allah. Rahmat Allah mencapai lebih jauh dan menjembatani pemisah di antara kita dan kasih karunia Allah. Dalam pujian Maria, ia menyadari bahwa ia dan seluruh umat pada waktu itu berada dalam keadaan yang kasihan, karena itu, mereka memerlukan rahmat Allah.

Maria memuji Allah atas rahmat-Nya dan atas perbuatan-perbuatan-Nya yang perkasa. Allah melakukan hal-hal yang perkasa sewaktu memelihara umat-Nya dalam keadaan mereka yang rendah. Baik Maria maupun Zakharia bukan hanya menekankan rahmat Allah tetapi juga kesetiaanNya (ayat 70-72). Rahmat Allah memelihara keadaan mereka, dan kesetiaan-Nya memelihara kedudukan-Nya supaya Dia dapat memperkenan mereka dengan perbuatan-perbuatan-Nya yang murah hati.

Kita harus mengapresiasi pujian Maria. Ketika ia memanjatkan pujian ini, ia adalah seorang perempuan muda. Sekalipun begitu, ia dapat mempersembahkan satu pujian, susunan kutipan dari Perjanjian Lama yang berhubungan dengan pengalamannya sendiri terhadap Allah sebagai Penyelamat dan Tuhannya. Pujian Maria ini tidaklah doktrinal; sebaliknya, penuh dengan pengalaman. Maria mengatakan bahwa rohnya bergembira karena Allah Juruselamatnya dan jiwanya mengagungkan Tuhan. Ia dapat berbicara mengenai rahmat Allah dan perbuatan-perbuatanNya yang perkasa dalam memperhatikan umat-Nya menurut janji-janji yang setia yang diberikan kepada nenek moyang mereka.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 4

26 February 2019

Lukas - Minggu 3 Selasa


Pembacaan Alkitab: Luk. 1:46-56
Doa baca: “Dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” (Luk. 1:47)


Pujian dari Maria


Ketika Elisabet melihat Maria, ia memberkatinya. Maria menjawab berkat ini bukan dengan memberkati Elisabet, melainkan dengan mempersembahkan pujian kepada Allah. Pujian puitis Maria mengutip banyak perkataan Perjanjian Lama. Ini menunjukkan bahwa dia adalah seorang perempuan yang beribadah, layak menjadi saluran bagi inkarnasi Penyelamat, dan bahwa Tuhan Yesus akan bertumbuh dalam satu keluarga yang penuh dengan pengetahuan dan kedambaan terhadap firman kudus Allah. Pujian Maria menunjukkan bahwa untuk dipakai oleh Allah, kita perlu memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu pengetahuan yang tepat terhadap firman Allah.

Dalam Lukas 1:46-47 Maria berkata, “Jiwaku memuliakan (mengagungkan) Tuhan, dan hatiku telah bergembira karena Allah, Juruselamatku” (Tl.). Pertama-tama roh Maria bergembira karena Allah, kemudian jiwanya mengagungkan Tuhan. Pujiannya kepada Allah berasal dari rohnya dan diekspresikan melalui jiwanya. Rohnya dipenuhi dengan sukacita karena Allah juruselamatnya, dan jiwanya menyatakan sukacitanya itu untuk mengangungkan Tuhan. Rohnya bergembira karena Allah disebabkan oleh kenikmatannya terhadap Allah Juruselamatnya, dan jiwanya mengagungkan Tuhan karena Dia meninggikan Tuhan, Yehova, sang Adalah yang agung.

Pujian Maria adalah untuk mengagungkan Tuhan berdasarkan pengalamannya terhadap Allah sebagai Juruselamatnya melalui rahmat-Nya yang tidak berkesudahan (ayat 47-50) dan berdasarkan pengamatannya terhadap orang lain atas perbuatanperbuatan Allah yang setia dan penuh rahmat (ayat 51-55). Ketika kita menikmati Allah sebagai Juruselamat kita, bergembira karena-Nya, kita akan mengagungkan Dia sebagai Tuhan kita. Melayani Tuhan itu terutama bukan untuk melakukan sesuatu bagi Dia. Sebaliknya, aspek yang paling penting dari melayani Tuhan adalah mengagungkan Dia. Maria menikmati Allah dalam rohnya sebagai Yang menyelamatkannya, dan jiwanya mengagungkan Dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 4