Hitstat

30 November 2015

Ibrani - Minggu 28 Senin



Pembacaan Alkitab: Ibr. 13:1-3


Surat Ibrani kelihatannya tidak menyinggung masalah gereja, tetapi pada dasarnya, surat ini mutlak ditujukan kepada gereja, sebab gereja adalah perwujudan dan perampungan sempurna ekonomi Allah. Dalam Ibrani 2 kita nampak jelas bahwa Kristus yang bangkit beserta sifat insani-Nya yang ditinggikan adalah bagi gereja. Menurut Ibrani 2:12, setelah kebangkitan‑Nya, Kristus kembali lagi kepada saudara‑saudara‑Nya, dan Ia bernyanyi memuji‑muji Bapa di tengah‑tengah gereja. Dalam ayat ini gereja disinggung dengan jelas dan pasti. Dengan ini kita nampak Surat Ibrani bukan hanya membicarakan Kristus, ia pun membicarakan gereja.

Sekarang kita mencapai berita dalam pasal 13. Walaupun istilah gereja tidak terdapat dalam pasal ini, tetapi seluruh pasal ini membicarakan hidup gereja (church life). Pengalaman atas Kristus (ayat 8‑15) dan sepuluh kebajikan praktis (ayat 1‑7, 16‑19) yang dibahas di sini, adalah untuk gereja. Hampir semua hal yang dinyatakan dalam ayat 1‑7 dan ayat 16‑19, seperti kasih persaudaraan dan memberi tumpangan, adalah untuk hidup gereja, bukan hanya untuk kehidupan kristiani. Jika kita menginginkan hidup gereja yang wajar, kita perlu memiliki kesepuluh kebajikan ini. Baiklah sekarang kita melihatnya satu per satu.

Ayat 1 mengatakan, "Peliharalah kasih persaudaraan!" Tak seorang pun dapat mengatakan bahwa kasih persaudaraan bukan ditujukan untuk hidup gereja. Jika kita tidak berada dalam hidup gereja, tentu kita tak perlu kasih persaudaraan; kita akan terpisah jauh satu sama lain, tidak perlu saling mengasihi. Namun, karena kita telah dikumpulkan bersama, maka kita perlu memelihara kasih persaudaraan.

Satu Korintus 13:13 mengatakan, "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." Menurut ayat ini, kasih merupakan kebajikan yang paling besar, juga menjadi jalan yang lebih utama (I Kor. 12:31). Jalan yang lebih utama bukan karunia atau ajaran, melainkan kasih. Kasih adalah ekspresi hayat (1 Kor. 13:1). Kasih boleh dikatakan adalah bentuk lain dari ekspresi hayat. Dalam I Korintus; 8:1 Paulus berkata, "Pengetahuan... membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun." Kalau kita ingin dibangun bersama, kita perlu memiliki kasih persaudaraan.

Ayat 2 ‑ "Jangan kamu lalai memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat dernikian beberapa orang tanpa diketahuinya telah menjamu malaikat‑malaikat." Betapa pentingnya pemberian tumpangan dalam hidup gereja dalam pemulihan Tuhan hari ini. Tak seorang pun dapat menilai betapa banyaknya pemberian tumpangan itu telah membangun kesaksian Tuhan sejak adanya pemulihan Tuhan di Amerika Serikat. Pemberian tumpangan benar‑benar berguna dalam pembinaan gereja. Hal ini mendatangkan banyak darah baru ke dalam persekutuan Tubuh. Kita benar‑benar bersyukur kepada Tuhan karenanya! Roma 12:13 menyuruh kita berusaha untuk selalu memberikan tumpangan, dan dalam 1 Timotius 3:2, Titus 1:8, dan 1 Petrus 4:9, kita juga diperingatkan untuk rela memberikan tumpangan kepada orang. Kasih persaudaraan ini hendaknya dipelihara di antara kita, dan juga jangan lupa memberikan tumpangan kepada orang.

Ayat 3 ‑ "Ingatlah orang‑orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang‑orang hukuman. Ingatlah juga orang‑orang yang diperlakukan sewenang‑wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini." Tidak perlu diragukan bahwa mengingat anggota yang menderita pasti untuk hidup gereja. Bila kita ingat akan anggota yang menderita, berarti kita hidup di dalam Tubuh, dan mempunyai perasaan Tubuh. Jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita (1 Kor. 12:26). Inilah kehidupan Tubuh. Sebab itu, ingat akan anggota yang menderita ialah fungsi dalam Tubuh dan dalam hidup gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 55

28 November 2015

Ibrani - Minggu 27 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 12:29


Kehendak semula Allah adalah memperoleh manusia korporat untuk mengekspresikan gambar dan rupa‑Nya, mewakili‑Nya dengan kuasa-Nya, bahkan menduduki bumi ini. Karena manusia jatuh dari kehendak semula Allah itu, Allah lalu datang menebus dan menyelamatkan kita. Inilah keselamatan Allah, yang didalamnya terdapat hak kesulungan yang beraspek tiga: menjadi imam mengekpresikan gambar Allah, menjadi raja untuk mewakili Allah dengan kuasa‑Nya, dan mendapatkan sepenuhnya bumi yang terhilang bagi kehendak kekal Allah. Bila kita hidup dalam hak kesulungan yang demikian, kita akan dengan spontan berada dalam realitas Kerajaan Allah; sebab realitas Kerajaan Allah adalah memperhidupkan hak kesulungan, dan inilah realisasi hak sulung yang sepenuhnya. Karena tidak semua orang Kristen mau bekerja sama dengan Allah dalam hal ini, maka dalam hikmat‑Nya, Ia telah menetapkan hak kesulungan itu menjadi suatu pahala. Jika kita ingin menerima anugerah, masuk ke dalam tempat maha kudus, bekerja sama dengan Allah, kita pasti memperhidupkan hak kesulungan ini. Dengan demikian apa saja yang kita perhidupkan adalah realitas kerajaan pada hari ini. Realitas yang kita wujudkan pada hari ini akan menjadi pahala kita kelak dalam manifestasi kerajaan. Itulah kegenapan kehendak sebermula Allah. Itu juga merupakan kesempurnaan, pemuliaan, dan keselamatan jiwa kita pada zaman yang akan datang. Hasilnya, kita akan memiliki kehidupan insani yang wajar dengan insani yang telah ditingkatkan dan dibangkitkan. Ini adalah fokus utama dari seluruh Alkitab. Bagaimana semua ini dapat diterapkan? Hanya melalui berpalingnya kita ke dalam roh, masuk ke dalam tempat maha kudus, mengalami segala kekayaan Kristus, dan membiarkan hukum hayat membawa kita dari tahap kemuliaan yang satu kepada yang lain, sambil meresapi kita, menjenuhi kita dan menyerupakan kita dengan gambar‑Nya.

Allah itu kudus, kudus adalah sifat‑Nya. Segala yang tidak sesuai dengan sifat kudus‑Nya akan dihanguskan oleh Dia, sebagai api yang menghanguskan (12:29). Jika kaum beriman Ibrani berbalik ke Yudaisme, yang adalah awam (tidak kudus) di pandangan Allah, mereka akan menjadi tidak kudus, dan Allah yang kudus sebagai api yang menghanguskan akan menghanguskan mereka. Allah tidak hanya adil, tetapi juga kudus. Untuk memuaskan keadilan Allah, kita perlu dibenarkan melalui penebusan Kristus. Untuk memenuhi tuntutan kekudusan‑Nya, kita perlu dikuduskan, dijadikan kudus oleh Kristus yang surgawi, yang hadir, dan yang hidup.

Penekanan Surat Ibrani ialah membawa kita masuk ke dalam sifat kudus Allah. Bila dalam hal ini kita enggan bekerja sama dengan Allah, kita akan melanggar pemerintahan Allah. Melanggar pemerintahan Allah merupakan masalah pengaturan pemerintahan. Allah telah mewahyukan bahwa jika kita enggan bekerja sama dengan‑Nya dalam ekonomi pemerintahan‑Nya, malah sebaliknya melanggar pemerintahan‑Nya, Ia akan menghukum kita. Ini berarti kita akan kehilangan pahala kerajaan di aspek positifnya, dan akan menderita hukuman di aspek negatifnya. Ibrani 10 dan 12 memperlihatkan sebuah jalan, perlombaan, dan jalan‑jalan yang di atasnya kita harus kerjakan, berlari, dan tempuh. Dalam pasal‑pasal itu kita juga nampak hukuman, pahala, dan kerajaan. Ketiga hal ini merupakan bagian sangat penting dari konsepsi dasar dalam susunan Surat Ibrani.

Kita semua harus nampak visi ini dengan jelas, dan terbawa maju terus, agar kehendak Allah terwujud di antara kita. Allah akan membawa sekelompok pencari‑Nya yang setia masuk ke dalam tempat maha kudus, supaya mereka mengalami operasi hukum hayat, dan dengan demikian bisa menjadi reproduksi korporat dari model standar, yaitu Putra sulung‑Nya. Kedatangan Tuhan sangat tergantung pada kegenapan reproduksi korporat ini. Tanpa ini Tuhan tidak mungkin kembali. Adanya reproduksi model standar ini tergantung pada operasi hukum hayat di dalam kita. Kita harus memasuki tempat maha kudus, menyelami tabut kesaksian, dan mengalami hukum hayat itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 54

27 November 2015

Ibrani - Minggu 27 Jumat



Pembacaan Alkitab: Mat. 25:21, 23


Kerajaan dalam realitasnya, atau realitas kerajaan, adalah suatu pelatihan dan pendisiplinan (ganjaran, hajaran) bagi kita (Mat. 5:3, 10, 20; 7:21) di dalam gereja hari ini. Misalkan, Anda membeli satu hamburger di sebuah kios, dan kasirnya mengembalikan uang lebih banyak dari yang semestinya Anda terima. Kalau Anda terlatih dan menerima pengaturan kerajaan, Anda pasti segera mengembalikan kelebihan uang itu kepadanya. Itulah pengalaman penguasaan realitas kerajaan, dan itu merupakan pelatihan, sekaligus sebagai pendisiplinan.

Kerajaan dalam manifestasinya, atau manifestasi kerajaan akan menjadi pahala dan kenikmatan bagi kita (Mat. 16:27; 25:21, 23) dalam Kerajaan Seribu Tahun pada zaman yang akan datang. Jika kita menerima pelatihan Roh itu dan pendisiplinan Allah di dalam realitas kerajaan hari ini, kita pasti menerima pahala dan kenikmatan. Kalau kita membaca Matius 16:27 berikut konteksnya, kita nampak bahwa pada kedatangan‑Nya Tuhan akan memberi upah kepada setiap orang sesuai dengan pekerjaannya, hal ini berkaitan dengan manifestasi kerajaan.

Jika kita menerima pelatihan Roh itu dan pendisiplinan Allah di dalam realitas kerajaan hari ini, kita pasti menerima pahala Tuhan dan masuk ke dalam kenikmatan perhentian hari Sabat yang akan datang (4:9) di dalam manifestasi kerajaan dalam zaman yang akan datang; kalau tidak, kita akan kehilangan kerajaan yang akan datang, tidak akan mendapat pahala manifestasi kerajaan pada waktu Tuhan datang kembali, tidak mempunyai hak untuk masuk ke dalam kemuliaan kerajaan guna berbagian dalam pemerintahan Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun, dan akan kehilangan hak kesulungan kita sehingga kita tidak dapat mewarisi bumi dalam zaman yang akan datang, tidak dapat menjadi imam‑imam rajani yang melayani Allah dan Kristus dalam penyataan kemuliaan‑Nya, dan lebih lagi tidak dapat menjadi raja bersama Kristus, berkuasa atas seluruh bangsa dengan otoritas ilahi‑Nya (Why. 20:4, 6).

Kehilangan kerajaan yang akan datang, kehilangan hak kesulungan ini tidaklah berarti akan binasa, melainkan hanya akan kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan. Meskipun kita. mungkin kehilangan pahala, tetapi tidak mungkin kehilangan keselamatan (1 Kor. 3:14‑15). Keselamatan kita teguh sampai selama‑lamanya. Namun dapat tidaknya menerima pahala dan hak sulung dalam manifestasi kerajaan mutlak tergantung pada pelatihan pada hari ini.

Kehilangan kerajaan yang akan datang, kehilangan hak kesulungan, tidaklah berarti bahwa akan binasa, melainkan hanya akan kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan. Kita akan menderita kerugian, tetapi tetap akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api (1 Kor. 3:14‑15). Ini adalah konsepsi yang mendasari kelima peringatan yang diberikan kitab ini dan yang terlihat di mana‑mana (2:3; 4:1‑11; 6:8; 10:27; 29‑31; 12:25). Semua butir negatif dari peringatan‑peringatan ini berhubungan dengan kehilangan pahala dalam kerajaan yang akan datang dan menderita hukuman Allah; sedangkan semua butir positifnya berhubungan dengan pahala dan kenikmatan kerajaan. Ketujuh surat rasuli dalam Wahyu 2 dan 3 juga diakhiri dengan konsepsi yang sama ‑ mendapatkan atau kehilangan pahala kerajaan. Keselamatan Allah itu kekal; sekali kita memperolehnya, kita tidak akan pernah kehilangannya lagi (Yoh. 10:28‑29). Tetapi kita mungkin menderita kehilangan pahala kerajaan, walaupun kita masih tetap akan diselamatkan (1 Kor. 3:8, 14‑15). Semua peringatan dalam kitab ini tidak mengacu kepada kehilangan keselamatan kekal, melainkan mengacu kepada kehilangan pahala kerajaan. Kaum beriman Ibrani telah menerima kerajaan, tetapi mereka mempunyai resiko kehilangan pahala dalam manifestasi kerajaan jika mereka mundur dari anugerah Allah, dari jalan perjanjian Allah yang baru. Inilah perhatian yang utama dari penulis dalam memperingatkan kaum beriman Ibrani yang undur dan tidak maju.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 54