Hitstat

07 November 2015

Ibrani - Minggu 24 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 11:40; 12:1


Ayat 40 mengatakan, "Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita, tanpa kita, mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan." Ayat ini menyiratkan banyak hal. Tidak ada satu pun dari saksi-saksi iman itu yang sempurna. Mereka semua perlu disempurnakan oleh kaum beriman perjanjian baru. Dalam ekonomi Allah, ada dua zaman : zaman perjanjian yang lama yang merupakan bayang-bayang dan zaman perjanjian yang baru yang merupakan realitas. Semua martir dan saksi iman berada di bawah perjanjian yang lama yang merupakan bayang-bayang, bukan dalam realitas. Karena zaman perjanjian yang baru (merupakan realitas) yang di dalamnya kita berada lebih baik daripada zaman perjanjian yang lama (merupakan bayang-bayang) yang di dalamnya saksi-saksi iman itu berada, maka mereka memerlukan kita untuk mencapai kesempurnaan.

Ayat 40 mengatakan, "Telah menyediakan sesuatu yang lebih haik bagi kita." Kata “lebih baik” ini digunakan tiga belas kali dalam kitab ini: Kristus yang lebih baik (1:4); hal-hal yang lebih baik (6:9), pengharapan yang lebih baik (7:19), perjanjian yang lebih baik (dua kali ‑ 7:22; 8:6), janji-janji yang lebih baik (8:6), persembahan-persembahan yang lebih baik (9:23), harta yang lebih baik (10:34), negara yang lebih baik (11:16), kebangkitan yang lebih baik (11:35), sesuatu yang lebih baik (11:40), dan pembicaraan yang lebih baik (12:24). Semua hal yang lebih baik ini adalah penggenapan dan realitas dari perkara-perkara orang-orang kudus Perjanjian Lama yang berada dalam lambang, gambar, dan bayang-bayang. Apa yang Allah sediakan pada saat itu adalah perwujudan riil dari hal-hal dalam perjanjian yang baru yang akan datang, yang berhubungan dengan kita. Orang-orang kudus Perjanjian Lama hanya memiliki bayang-bayang, mereka memerlukan kita bagi kesempurnaan mereka, agar mereka dapat berbagian dengan kita dalam hal-hal yang riil dari perjanjian yang baru.

Ayat 40 mengatakan bahwa "tanpa kita, mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan." Berbagian dalam kerajaan selama seribu tahun (Why. 20:4, 6) dan berbagian dalam Yerusalem Baru sampai selamanya (Why. 21:2-3; 22:1-5) adalah perkara-perkara korporat. Perjamuan dalam kerajaan diperuntukkan bagi para pemenang Perjanjian Lama dan Baru (Mat. 8:11). Yerusalem Baru yang penuh berkat ini akan tersusun dari orang-orang kudus Perjanjian Lama dan kaum beriman Perjanjian Baru (Why. 21:12-14). Karena itu, tanpa kaum beriman Perjanjian Baru, kaum beriman Perjanjian Lama tidak dapat memperoleh apa yang telah Allah janjikan. Untuk memperoleh dan menikmati hal-hal yang baik dari janji Allah, mereka memerlukan kaum beriman Perjanjian Baru untuk menyempurnakan mereka. Sekarang mereka sedang menunggu kita maju, agar mereka clapat disempurnakan.

Kalau kita menggunakan iman yang mensubtansiasi, kita akan merasakan bahwa Abraham, Daud, Salomo, dan semua orang kudus pemenang yang telah mendahului kita, sedang mengamati kita ibarat penonton pertandingan sepak bola. Mereka bersorak-sorak mendukung kita dan mendorong kita untuk menang dalam pertandingan itu. Kenikmatan mereka atas realitas tergantung pada kita (ay. 40). Mereka semua menunggu kita. Bahkan Rasul Paulus dan semua martir perjanjian baru sedang menunggu kita. Mereka, para pemenang yang telah mendahului kita, sedang menantikan kegenapan pemenang. Jumlah pemenang belum genap. Suatu hari, jumlah ini akan terpenuhi. Dalam ekonomi-Nya, Allah tidak bermaksud memiliki ekspresi perorangan. Ia ingin memiliki ekspresi korporat. Ekspresi ini menuntut jumlah pemenang yang genap. Bila jumlah itu belum tercapai, saatnya belum tiba, dan pemenang yang telah mendahului kita masih perlu menantikan kita. Betapa besarnya tanggung jawab kita! Mereka sudah siap, tetapi kita belum, kita benar-benar berada pada hari-hari terakhir. Kita hidup dalam masa akhir ekonomi Allah, dan begitu banyak pemenang yang mendahului kita berharap nampak kesempurnaan kita. Kita benar-benar adalah orang-orang yang paling diberkati di alam semesta, karena kita memiliki kesempatan emas untuk berbagian dalam penggenapan tujuan kekal Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 48

No comments: