Hitstat

31 October 2017

Matius - Minggu 5 Selasa

Pembacaan Alkitab: Mat. 3:5
Doa baca: Mat. 3:5
Lalu datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan seluruh daerah sekitar Yordan.


Sekalipun Yohanes Pembaptis dilahirkan sebagai seorang imam, tetapi ia melepaskan posisi imam lahiriah. Dengan posisi lahiriah kelahirannya, ia bukan seorang imam yang sejati, melainkan seorang yang bertokoh imam, imam dalam bayangan. Dalam Matius 3:1 Yohanes datang berkhotbah di padang gurun sebagai imam sejati. Khotbah Yohanes Pembaptis merupakan permulaan ekonomi Perjanjian Baru Allah. Ia berkhotbah tidak di dalam Bait Suci, kota kudus, di mana umat beragama dan berkebudayaan menyembah Allah menurut peraturan-peraturan kitab mereka; melainkan di padang gurun, secara “liar”, tidak mempertahankan peraturan lama apa pun. Ini menunjukkan bahwa penyembahan Allah secara kuno menurut Perjanjian Lama telah disingkirkan dan yang baru segera dibawa masuk. Padang gurun di sini menunjukkan bahwa cara baru Perjanjian Baru Allah berlawanan dengan agama dan kebudayaan. Ini menunjukan pula bahwa yang usang tidak ada yang tersisa dan sesuatu yang baru segera dibangun.

Yohanes menggenapkan ministrinya dengan menempuh hidup dalam cara yang mutlak berlawanan dengan agama dan kebudayaan dan di luar agama dan kebudayaan. Yohanes terlahir sebagai imam. Menurut peraturan hukum Taurat, dia seharusnya memakai pakaian imam yang terbuat dari kain lenan halus, dan makan makanan imam, yang terutama terbuat dari tepung halus dan daging dari kurban yang dipersembahkan kepada Allah oleh umat-Nya. Namun yang dilakukan Yohanes berbeda sama sekali. Dia memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makan belalang dan madu hutan. Semua benda itu tidaklah beradab, tidak berkebudayaan, dan tidak sesuai dengan peraturan agama. Di samping itu, Yohanes tidak tinggal di kota yang berkebudayaan, melainkan di padang gurun (Luk. 3:2). Semuanya itu menunjukkan bahwa dia sepenuhnya telah meninggalkan zaman Perjanjian Lama, yang sudah merosot menjadi satu agama yang bercampur dengan kebudayaan manusia. Maksudnya adalah memperkenalkan ekonomi Perjanjian Baru Allah, yang hanya tersusun oleh Kristus dan Roh hayat.

Pemberitaan Yohanes ialah, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (ayat 2). Semua orang harus bertobat sebab kerajaan sudah datang dan karena Raja sudah ada. Kita perlu bertobat agar Raja mendapatkan kita dan kita menjadi umat-Nya. Setelah kita bertobat, Raja mendapatkan kita dan kita mendapatkan Dia. Melalui Raja mendapatkan kita dan kita mendapatkan Dia, kita dan Raja menjadi kerajaan. Kerajaan segera mengikuti Raja. Jika Anda menerima Raja dan Ia pun mengambil Anda sebagai umat-Nya, pada saat itu juga kerajaan datang. Jika Anda bertobat, Raja akan mendapatkan Anda, Anda akan mendapatkan Raja, dan kerajaan akan ada di sini.

Hidup gereja yang wajar hari ini ialah kerajaan. Kita semua telah bertobat, Raja telah mendapatkan kita dan kerajaan ada di sini beserta kita. Haleluya, kerajaan ada di sini, sekarang ini juga! Semua ini tergantung pada pengenal.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 8

30 October 2017

Matius - Minggu 5 Senin

Pembacaan Alkitab: Mat. 28:18-19
Doa baca: Mat. 28:18-19
Yesus mendekati mereka dan berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”


Yohanes Pembaptis dilahirkan sebagai imam (Luk. 1:5, 13). Fungsi utama jabatan imam ialah membawa manusia kepada Allah dan fungsi utama jabatan raja ialah membawa Allah kepada manusia. Imam membawa manusia kepada Allah sehingga mereka dapat memperoleh berkat Allah. Inilah pelayanan imamat. Raja ialah yang mewakili Allah dan membawakan Allah kepada orang. Melalui lalu lintas datang dan pergi, manusia dan Allah, Allah dan manusia, mempunyai persekutuan yang riil, komunikasi yang sejati. Akhirnya, manusia dan Allah menjadi satu. Inilah ministri imam dan raja.

Dalam Kitab 1 Samuel, Samuel mewakili jabatan imam dan Daud mewakili kerajaan. Samuel sebagai imam membawa masuk Daud sang raja. Jabatan imam membawa masuk jabatan raja. Sama halnya dengan hidup gereja hari ini. Kalau kita imam-imam yang sejati, kita akan menjadi raja-raja, sebab jabatan imam selalu membawa masuk jabatan raja. Mula-mula kita adalah imam yang membawa orang-orang ke hadapan Allah. Kemudian kita menjadi raja membawa Allah kepada mereka.

Kita telah nampak bahwa imam membawa masuk raja. Peristiwa ini pertama mengenai Samuel membawa masuk Raja Daud. Dalam Matius 3 kita nampak Samuel yang lain, Yohanes Pembaptis yang dilahirkan sebagai imam suku Lewi. Matius 3 mempersaksikan keselarasan Alkitab, sebab di sini kita nampak seorang dari suku imam, suku Lewi, membawa masuk seorang dari suku raja, suku Yehuda. Dalam Matius 3, Yohanes tampil sebagai Samuel dan Yesus tampil sebagai Daud. Di padang gurun, Yohanes membawa manusia kepada Allah. Jadi, ia sesungguhnya seorang imam yang sejati. Ketika ia membawa orang kepada Allah, sang Raja datang, dan Yohanes memperkenalkan Dia kepada manusia. Raja ini membawa Allah kepada manusia. Yohanes membawa manusia kepada Allah dan Yesus membawa Allah kepada manusia.

Sebagai orang berdosa, kita datang kepada Allah melalui ministri Yohanes. Melalui bertobat, kita masuk ke hadirat Allah. Inilah ministri imam, ministri Yohanes Pembaptis. Kita semua telah masuk ke hadirat Allah melalui Yohanes. Yohanes yang membawa kita kembali kepada Allah. Kemudian Raja Daud baru, Yesus Kristus, membawa Allah kepada kita. Melalui ministri pertobatan Yohanes dan ministri penyaluran hayat Yesus, kita semua telah menjadi imam dan raja. Hari ini kita adalah penerus imam yakni Yohanes Pembaptis dan penerus raja, yaitu Yesus Kristus. Jika Anda seorang Kristen yang wajar, Anda pertama-tama ialah Yohanes hari ini dan kedua ialah Yesus hari ini. Anak-anak muda, ketika Anda pergi ke kampus, Anda harus sebagai imam-imam yang sejati. Anda perlu berkata, “Tuhan, belas kasihanilah orang-orang ini. Oh, Tuhan, ingatlah semua orang muda ini. Aku membawa mereka kepada-Mu.” Inilah jabatan imam, ministri Yohanes Pembaptis. Setelah Anda membawa orang kepada Allah, dalam satu aspek, Anda serentak menjadi Kristus yang membawakan Allah kepada mereka sehingga mereka dapat memperoleh Allah. Inilah jabatan imam dan jabatan raja hari ini.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 8

28 October 2017

Matius - Minggu 4 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:45-46
Doa baca: Yoh. 1:46
Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”


Kristus ditemukan di Betlehem. Penemuan Kristus ini menimbulkan problem. Allah menggunakan problem ini membawa keluar bayi Yesus itu dari Betlehem ke Mesir (Mat. 2:13-18). Kitab Hosea 11:1 menubuatkan bahwa Yesus akan dipanggil keluar dari Mesir. Bila tidak terjadi problem setelah Yesus ditemukan di Betlehem, Ia tidak berkesempatan untuk lari ke Mesir. Ini sangat bermakna. Orang-orang Majus membuat kesalahan yang besar, tetapi kesalahan mereka justru memberi Allah kesempatan yang menggenapkan nubuat-Nya. Namun jangan sengaja membuat kesalahan. Itu tidak akan berhasil. Berusahalah melakukan sesuatu dengan benar. Walaupun demikian tidak peduli betapa pun Anda berusaha berlaku benar, toh Anda akan membuat kesalahan besar seperti yang dilakukan oleh orang-orang majus itu. Tetapi jika Anda sengaja berbuat salah, kebaikan tidak akan datang. Namun jika Anda berusaha benar, namun tetap saja ada kesalahan, maka kesalahan itu akan memberi Allah kesempatan untuk menggenapkan maksud tujuan-Nya.

Pada butir ini saya perlu membentangkan sedikit sejarah. Maria mengandung seorang bayi di Nazaret (Luk. 1:26-27, 31). Menurut nubuat dalam Mikha 5:2, bagaimanapun Kristus harus dilahirkan di Betlehem. Di bawah pengaturan kedaulatan Allah, kaisar Agustus memerintahkan sensus pertama sejak Kerajaan Roma (Luk. 2:1-7). Ini memaksa semua orang kembali ke tempat asal mereka. Maria dan Yusuf terpaksa kembali ke Betlehem, kampung halaman mereka. Segera setelah mereka sampai ke Betlehem, Yesus terlahir. Kesalahan orang-orang Majus menyebabkan kebencian dan kedengkian Raja Herodes, yang marah karena seorang anak raja telah dilahirkan.

Kemudian Yusuf menerima pimpinan dalam mimpi untuk membawa Anak itu ke Mesir (Mat. 2:13-15). Ini memungkinkan Allah menggenapkan nubuat Hosea 11:1. Setelah Herodes meninggal, Yusuf menerima kata-kata dalam mimpi yang lain supaya ia kembali ke Negeri Kudus (ayat 19-20). Ketika Yusuf kembali dan mendengar bahwa Arkheus, putra Herodes yang menjadi raja, ia takut menetap di daerah sekitar Betlehem, karena itu ia pergi ke Nazaret, tempat Yesus dibesarkan (ayat 21-23).

Apa arti semua ini? Artinya ialah ketika Yesus dilahirkan di antara umat manusia, Ia muncul dalam cara yang agak tersembunyi, dalam cara yang tidak terbuka. Setiap orang menyebut Dia Yesus dari Nazaret, sebab Ia seorang Nazaret. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Kristus akan dilahirkan di Betlehem. Cara kelahiran Kristus yang tersembunyi membingungkan kaum agamawan. Ketika Filipus berjumpa dengan Yesus, ia menyadari bahwa Yesus adalah Mesias. Kemudian Filipus pergi kepada Natanael dan memberi tahu dia bahwa ia telah berjumpa dengan Mesias dan Ia adalah anak Yusuf, seorang Nazaret. Natanael segera berkata, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh. 1:45-46). Walaupun Yesus dari Nazaret dan seorang Nazaret, Ia tidak dilahirkan di Nazaret, melainkan di Betlehem. Natanael merasa sulit. Namun Filipus tidak berbantahan dengan Natanael, dengan singkat saja ia berkata, “Mari dan lihatlah” (Yoh. 1:47). Kita tidak boleh memamerkan diri kita, sebaliknya kita pun jangan menilai orang lain dari keadaan lahiriahnya. Kita harus menilai mereka dari roh batiniah mereka. Dalam penampilan lahiriah-Nya, Yesus orang Nazaret, tetapi dalam batiniah-Nya terdapat emas, kemenyan, dan mur. Di dalam-Nya terdapat kemuliaan Allah. Dua Korintus 5:16 mengatakan bahwa kita tidak boleh mengenal Kristus atau siapa pun dari penampilan lahiriah mereka. Sebaliknya, kita harus memperhatikan realitas batiniah Kristus.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 7

27 October 2017

Matius - Minggu 4 Jumat

Pembacaan Alkitab: Dan. 12:3; Why. 22:16-17
Doa baca: Dan. 12:3
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.


Orang-orang Majus tidak hanya menemukan Kristus, mereka pun menyembah Dia (ayat 11). Di antara orang-orang Israel, tidak ada seorang pun diperbolehkan menerima penyembahan orang lain, karena itu dianggap suatu penghinaan dan penghujatan terhadap Allah. Menurut mereka, hanya Allah yang patut menerima penyembahan. Tetapi orang-orang majus itu justru menyembah seorang anak kecil dan anak kecil ini ialah Allah. Anak yang dicari oleh orang-orang Majus dinamakan Allah yang perkasa (Yes. 9:5). Orang-orang Majus menyembah Dia dan mereka memberi persembahan kepada-Nya: emas, kemenyan, dan mur (ayat 11).

Kita perlu mengetahui makna emas, kemenyan, dan mur. Dalam perlambangan Alkitab, emas melambangkan sifat Allah. Ini menunjukkan bahwa bayi Yesus ini memiliki sifat Allah. Ia kudus. Kemenyan melambangkan harum wangi kebangkitan. Menurut otak agama alamiah kita, kebangkitan Yesus terjadi setelah kematian-Nya. Namun sebelum Ia meninggal, Yesus memberi tahu Maria dan Marta bahwa Ia adalah kebangkitan dan hayat (11:25). Jadi, sebelum Ia mati pun, Ia adalah kebangkitan. Hayat Kristus ketika di bumi ini ialah hayat kebangkitan. Dalam seluruh hayat dan kehidupan insani-Nya, terkandung keharuman dan kemanisan kebangkitan. Maut tidak dapat menangkap Dia atau menjamah Dia. Ia tidak hanya hayat, Ia pun kebangkitan. Mur melambangkan kematian dan pula harum wangi kematian. Di antara bangsa manusia, maut tidak harum. Namun pada Yesus terdapat harum dan wangi kematian.

Setelah orang-orang Majus itu menemukan Kristus, menyembah Dia, dan mempersembahkan benda-benda berharga kepada-Nya, mereka diperingatkan Allah supaya pulang melalui jalan lain (Mat. 2:12). Jalan lain ini bukan jalan semula, jalan ini jalan yang benar. Setiap kali kita mencari Kristus dan menemukan Dia, kita selalu diberi tahu supaya tidak kembali ke jalan semula. Mencari Kristus dan menemukan Dia selalu mengalihkan kita ke jalan lain.

Kini kita harus nampak bagaimana kita bisa memiliki bintang ini, bagaimana kita bisa mempunyai visi surgawi ini. Alkitab memberi tahu kita bahwa bintang yang hidup ini ialah Kristus (Bil. 24:17; Mat. 2; Why. 22:16). Bagaimana kita bisa memiliki Kristus sebagai bintang? Menurut 2 Petrus 1:19, bintang itu berkaitan dengan Alkitab. Jika kita memperhatikan perkataan yang lebih teguh ini, langit di dalam kita akan terang dan bintang fajar akan terbit dalam hati kita. Memperhatikan perkataan yang lebih teguh berarti memperhatikan firman hidup. Bukan hanya membaca firman, melainkan masuk ke dalam firman hingga sesuatu terbit dari dalam kita. Kita menyebutnya fajar menyingsing atau bintang fajar. Namun, firman tidak dapat menyinari Anda jika Anda tidak memperhatikannya. Anda harus memperhatikan hingga sesuatu mulai bersinar di dalam Anda.

Kristus ialah bintang. Alkitab mengatakan bahwa pengikut Kristus juga adalah bintang-bintang. Wahyu 1:20 memberi tahu kita bahwa para pemimpin dalam hidup gereja yang tepat adalah bintang-bintang. Mereka adalah bintang-bintang, sebab mereka bersinar. Kitab Daniel 12:3 mengatakan bahwa orang yang benar akan bersinar seperti bintang. Mereka yang memalingkan orang lain kepada kebenaran, yang memalingkan mereka dari jalan yang keliru ke jalan yang benar, akan bercahaya seperti bintang.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 7

26 October 2017

Matius - Minggu 4 Kamis

Pembacaan Alkitab: Mat. 2:2, 9
Doa baca: Mat. 2:9
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.


Pada waktu kelahiran Yesus, terdapat suatu agama yang disebut agama Yahudi. Agama Yahudi sangat mutlak untuk Alkitab. Namun hampir tidak ada seorang pun dalam agama itu yang mengetahui bahwa Kristus telah datang. Kita tidak menjumpai catatan dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa beberapa di antara umat agama itu pergi untuk menemui Kristus. Sebaliknya, tercatat bahwa beberapa orang majus (ahli perbintangan) datang mencari Dia (2:1-12). Tentunya hal ini adalah inisiatif Allah, bukan mereka.

Allah memberi orang-orang Majus itu sebuah bintang yang bersinar untuk memimpin mereka (2:2). Bintang ini tidak muncul di Tanah Kudus. Ia tampil di hadapan orang-orang yang jauh, jauh dari negeri kudus, jauh dari kota kudus, jauh dari Bait Suci dan agama kudus, jauh dari Kitab Suci, kaum kudus, dan imam-imam kudus. Jauh dari semua benda-benda kudus ini, bintang terang itu tampil di hadapan beberapa orang Majus di Timur. Cahaya bintang terang ini menggerakkan orang-orang Majus ini terhadap Raja orang Yahudi. Saya tidak tahu bagaimana orang-orang Majus ini digerakkan terhadap Raja orang Yahudi, dan saya tidak mau menerka. Sudah terlalu banyak khayalan tentang orang-orang Majus ini. Bagaimanapun, mereka datang dari Timur, Negeri Timur dan mengetahui bahwa bintang itu menunjukkan Raja orang Yahudi.

Setelah orang-orang majus mengalami visi bintang surgawi itu, mereka mendapat kesulitan. Kesulitan ini datang dari konsepsi alami mereka. Orang-orang Majus ini nampak visi dan mengetahui bahwa itu menunjukkan Raja orang Yahudi, mereka menduga bahwa mereka harus pergi ke Yerusalem, ibu kota bangsa Yahudi, di mana Raja orang Yahudi diperkirakan ada (ayat 12). Keputusan mereka pergi ke Yerusalem bukan datang dari terang bintang itu. Yerusalem tempat yang keliru. Yerusalem, sebagai ibu kota dan kota tempat Bait Suci berlokasi, bukan tempat terlahirnya Yesus. Teralihkannya orang-orang Majus menyebabkan suatu masalah yang serius dan hampir-hampir mengakibatkan terbunuhnya bayi Yesus. Jikalau bukan karena kedaulatan Allah, Yesus kecil itu pasti akan terbunuh akibat kekeliruan mereka. Kesalahan mereka merenggut jiwa banyak anak kecil (ayat 16-18).

Setelah orang-orang Majus pergi ke Yerusalem, tempat yang keliru, mereka telah dibenarkan oleh Alkitab. Dari Alkitab mereka mengetahui bahwa tempat yang benar ialah Betlehem, bukan Yerusalem (ayat 4-6). Ketika orang-orang Majus dibenarkan oleh Alkitab, mereka meninggalkan Yerusalem dan dipulihkan ke jejak yang benar; bintang itu pun muncul lagi (ayat 9). Visi yang hidup selalu mengikuti Alkitab.

Namun, tidak ada seorang pun agamawan di Yerusalem yang pergi dengan orang-orang Majus ke Betlehem. Ini sangat ganjil. Andaikata Anda seorang imam di antara imam-imam itu, tidakkah Anda pergi bersama-sama orang-orang majus itu untuk melihat apakah Yesus benar-benar dilahirkan di Betlehem? Tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang pergi. Mereka telah mengetahui dan mereka dapat memberi tahu orang lain bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem, namun tidak ada satu pun dari mereka yang pergi. Mereka untuk pengetahuan Alkitab; mereka bukan untuk persona yang hidup, Mesias.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 7

25 October 2017

Matius - Minggu 4 Rabu

Pembacaan Alkitab: Yes. 8:7-8, 10; Mat. 1:23
Doa baca: Yes. 8:10
Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami!


Dalam Wahyu 3:8 Tuhan Yesus memuji gereja di Filadelfia sebab mereka tidak menyangkal nama-Nya. Kita harus tidak menyangkal nama Yesus. Kita harus menyangkal semua nama lain, tetapi mempertahankan nama Yesus. Kita harus bersaksi bahwa kita bukan milik siapa pun atau sekte mana pun, tetapi kita hanya milik Yesus. Nama Yesus adalah nama satu-satunya yang kita miliki.

Sekarang kita membicarakan nama kedua yaitu Imanuel (1:23). Malaikat tidak menyebutkan nama ini kepada Yusuf atau kepada Maria. Tentu saja Imanuel adalah nama sebutan oleh orang-orang yang telah mempunyai banyak pengalaman terhadap Dia. Setiap kali Anda mempunyai beberapa pengalaman terhadap Yesus, Anda akan mampu mengatakan bahwa Dia adalah Allah yang beserta dengan Anda. Yesus tidak lain adalah Allah yang beserta dengan kita. Inilah pengalaman kita. Allah memberi tahu kita bahwa nama-Nya ialah Yesus. Tetapi ketika kita menerima Dia dan mengalami Dia, kita mengatakan bahwa Yesus adalah Allah yang beserta dengan kita. Ini sangat ajaib.

Ketika kita mengalami Yesus, Ia adalah Imanuel, Allah beserta dengan kita. Kita telah mendengar bahwa Yesus adalah penghiburan kita, perhentian kita, damai sejahtera kita, dan hayat kita. Yesus begitu banyak bagi kita. Kalau kita ingin mengalami Dia, kita harus mengatakan dengan serentak, “Inilah Allah! Ini bukanlah Allah yang jauh dari aku, atau Allah yang di surga, melainkan Allah yang beserta dengan aku.” Begitu kita mengalami secara demikian, kita akan mengetahui bahwa Yesus itulah Allah beserta dengan kita. Yesus adalah keselamatan kita. Setelah kita mengalami keselamatan ini, kita berkata, “Inilah Allah beserta dengan kita dan menjadi keselamatan kita.” Yesus ialah kesabaran kita. Tetapi ketika kita mengalami Dia sebagai kesabaran kita, kita mengatakan, “Kesabaran ini ialah Allah beserta dengan kita.” Yesus itulah jalan dan kebenaran, tetapi ketika kita mengalami Dia sebagai jalan dan kebenaran, kita mengatakan, “Jalan dan kebenaran ini justru adalah Allah beserta dengan kita.” Haleluya, Yesus itulah Allah beserta dengan kita! Dalam pengalaman kita, Dia adalah Imanuel.

Setiap kali kita berhimpun bersama dalam nama Yesus, Ia beserta dengan kita (18:20). Sekali lagi, inilah Imanuel, Allah beserta dengan kita. Kehadiran Yesus dalam perhimpunan kita sesungguhnya adalah Allah beserta dengan kita.

Yesus beserta dengan kita setiap hari, bahkan sampai pada akhir zaman (28:20). “Setiap hari” termasuk hari ini. Jangan lupa akan hari ini. Banyak orang Kristen mengira bahwa Yesus hadir setiap hari, kecuali hari ini. Tetapi Yesus beserta dengan kita sekarang ini juga, hari ini juga!

Yesus tidak hanya di antara kita, Ia pun di dalam roh kita. 2 Timotius 4:22 mengatakan, “Tuhan menyertai rohmu.” Yesus yang menyertai roh kita ini ialah Imanuel, Allah beserta dengan kita. Kita tidak akan dapat memisahkan Roh itu dengan penyertaan Yesus. Roh itu adalah realitas penyertaan Yesus (Yoh. 14:16-20). Penyertaan ini ialah Imanuel, Allah beserta dengan kita.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 6

24 October 2017

Matius - Minggu 4 Selasa

Pembacaan Alkitab: Rm. 10:12-13
Doa baca: Rm. 10:12
Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Tuhan yang sama adalah Tuhan dari semua orang dan bermurah hati kepada semua orang yang berseru kepada-Nya.


Nama Yesus telah diberikan kepada kita sehingga kita dapat dibasuh, dikuduskan, dan dibenarkan (1 Kor. 6:11). Sebagai orang yang tadinya cemar, kita telah dibasuh, dikuduskan, dan dibenarkan di dalam nama Yesus dan oleh Roh Allah. Nama bersangkut-paut erat sekali dengan persona dan Roh itu. Roh itulah persona nama itu dan realitas nama itu. Karena itu, nama itu dapat membasuh kita, menguduskan kita, dan membenarkan kita. Roh itu adalah satu dengan nama Yesus. Nama Yesus berkaitan dengan persona yang membasuh kita, menguduskan kita, dan membenarkan kita. Ini bukan hanya doktrin atau teori, melainkan realitas. Ketika kita percaya ke dalam nama Yesus dan dimasukkan ke dalam nama Yesus, kita ditaruh ke dalam satu persona yang hidup, yaitu dalam Roh Kudus. Roh Kudus ini membasuh kita, menguduskan kita, dan membenarkan kita.

Nama Yesus adalah untuk kita seru (Rm. 10:13; 1 Kor. 1:2). Setelah saya menjadi orang Kristen paling tidak tiga puluh lima tahun lamanya, saya baru menemukan rahasia berseru kepada nama Yesus. Tadinya saya mengira berseru kepada nama Yesus sama dengan berdoa. Akhirnya, dari catatan Alkitab saya nampak bahwa berdoa adalah satu hal, dan menyeru nama Tuhan adalah hal yang lain lagi.

Kita juga boleh berdoa dalam nama Yesus (Yoh. 14:13-14; 15:16; 16:24). Ini bukan berarti setelah kita berdoa panjang lebar lalu mengakhiri dengan kata-kata “dalam nama Yesus”. Demikian terlalu formal. Tetapi sebaliknya, saya akan mengatakan bahwa dalam doa kita, baik sekali menyeru nama Yesus dan menyatakan, “Oh Yesus! Yesus! Aku datang berdoa!” Dalam nama Yesus, Anda akan mempunyai beban riil untuk berdoa dan Anda akan beroleh jaminan bahwa doa Anda telah didengar dan dijawab. Kalau kita menyeru nama Yesus, kita akan beroleh jaminan terkabulnya permintaan kita.

Nama Yesus juga adalah untuk kita dihimpunkan ke dalam (Mat. 18:20). Setiap kali kita datang bersidang bersama, kita harus dihimpunkan ke dalam nama Yesus. Setiap kali Anda datang ke perhimpunan orang Kristen, Anda harus menyadari bahwa sekali lagi Anda dihimpunkan ke dalam Nama-Nya. Memang kita telah dimasukkan ke dalam nama Yesus, tetapi kita belum masuk dengan mendalam. Sebab itu, kita perlu berulang-ulang datang kembali dihimpunkan ke dalam nama-Nya.

Nama Yesus juga sanggup untuk mengusir setan (Kis. 16:18). Untuk mengetahui kuasa nama Yesus, gunakanlah untuk mengusir setan. Setan lebih mengetahui kuasa nama Yesus daripada kita. Ketika kami mengusir setan, kami harus memberi tahu setan-setan itu bahwa Yesus ini bukan Yesus yang biasa, melainkan Ia adalah Yesus yang telah diangkat sebagai Raja. Dengan segera, setan akan pergi. Bila Anda mengusir setan, tidak perlu berdoa banyak-banyak, tetapi cukup mengatakan, “Aku datang dalam nama Yesus yang telah terangkat dan kamu harus pergi.” Ketika Yesus datang, setan pasti lari.

Melalui semua perkara yang dapat dilakukan dalam nama Yesus, kita nampak bahwa apa pun yang kita lakukan dan apa pun adanya kita harus dalam nama Yesus. Jangan pernah lupa nama Yesus. Nama-Nya adalah nama yang manis, nama yang kaya, nama yang penuh kuasa, nama yang menyelamatkan, nama yang memberi kesembuhan, nama yang menghibur, dan nama yang setiap saat tersedia bagi kita. Inilah nama yang dijunjung tinggi, dihormati, dan diindahkan, terlebih pula nama yang ditakuti oleh musuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 6

23 October 2017

Matius - Minggu 4 Senin

Pembacaan Alkitab: Kel. 3:14
Doa baca: Kel. 3:14
Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.


Yesus ialah nama pemberian Allah, sedangkan Imanuel ialah nama panggilan oleh manusia. Malaikat Gabriel memberi tahu Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki dan menamai Dia Yesus (Luk. 1:31). Kemudian Malaikat Tuhan menampakkan kepada Yusuf dan memberi tahu dia untuk menamai Anak itu Yesus (Mat. 1:21, 25). Jadi, Yesus ialah nama pemberian Allah.

Nama Yesus meliputi nama Yehova. Dalam bahasa Ibrani, nama “Allah” berarti Yang Perkasa, Allah Mahakuasa; dan nama Yehova berarti Aku adalah — Aku adalah Aku adalah (Kel. 3:14 Tl.). Arti Yehova yang benar ialah bahwa Aku adalah Aku adalah, Sang unik dalam waktu sekarang, dalam waktu lampau, dan dalam waktu yang akan datang serta dalam kekekalan selama-lamanya. Inilah nama Yehova. Dari kekekalan lampau sampai pada kekekalan kelak, adalah Aku ini. Karena itu Tuhan Yesus dapat mengatakan tentang diri-Nya, “Sebelum Abraham ada, Aku telah ada” (Yoh. 8:58). Kita harus menyadari bahwa Yesus ialah Aku adalah yang agung itu dan percaya bahwa Dia ialah Aku adalah yang agung itu.

Unsur pertama yang termasuk dalam nama Yesus adalah Yehova. Kedua ialah Penyelamat. Yesus adalah Yehova Juruselamat, Sang Penyelamat yang menyelamatkan kita dari semua perkara negatif dan dosa-dosa kita, dari neraka, dari hukuman Allah, dan dari penghukuman kekal. Dia adalah Penyelamat. Dia menyelamatkan kita dari penghukuman Allah dan dari segala perkara yang kita benci. Kalau kita benci akan temperamen kita, Ia akan menyelamatkan kita dari temperamen kita. Ia menyelamatkan kita dari kekuasaan jahat setan, dari semua dosa yang merepotkan kita dalam kehidupan kita setiap hari, dan dari setiap belenggu serta kebiasaan jelek kita. Haleluya! Dialah Juruselamat.

Nama Yesus mengatasi segala nama (Flp. 2:9-10). Tidak ada nama yang setinggi dan seunggul nama Yesus. Tidak peduli Anda membenci Yesus atau mencintai-Nya, Anda bagi Dia atau melawan Dia, Anda harus tahu bahwa nama Yesus ialah nama istimewa. Sejarah memberi tahu kita bahwa selama dua ribu tahun yang lampau, setiap orang telah mengenal bahwa nama-Nya adalah nama yang tertinggi, nama yang luar biasa.

Pertama, nama Yesus adalah agar kita percaya ke dalam-Nya (Yoh. 1:12 Tl.). Kita semua harus percaya ke dalam nama Yesus. Ketika kita memberitakan Injil, kita harus membantu orang tidak hanya berdoa, tetapi juga memproklamirkan kepada seluruh alam semesta bahwa mereka percaya ke dalam nama Yesus. Ketika seorang dosa mau percaya Yesus, haruslah ia memproklamirkan, “Hari ini aku percaya ke dalam nama Yesus!”

Bagi kita, nama Yesus adalah yang olehnya kita diselamatkan (Kis. 4:12). Nama Yesus justru diberikan kepada kita agar kita dapat diselamatkan. Nama Yesus ialah nama yang menyelamatkan.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 6

21 October 2017

Matius - Minggu 3 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Mat. 1:23; 28:20
Doa baca: Mat. 28:20
Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.


Sang ajaib yang dilahirkan secara ajaib ini adalah Yehova. Tetapi Dia bukan hanya Yehova — Dia adalah Yehova dengan sesuatu yang lain. Sebutan Yesus artinya “Yehova Penyelamat (Juruselamat)” atau “keselamatan Yehova” (Mat. 1:21). Persona yang ajaib inilah keselamatan yang Yehova berikan kepada manusia. Dia sendiri itulah keselamatan. Karena Yehova sendiri menjadi karunia keselamatan, Dia itulah Sang Penyelamat.

Yesus merupakan nama yang ajaib karena Yesus itulah Yehova. Dalam Kejadian 1 kita tidak menemukan nama Yehova. Kita hanya menemukan nama Allah: “Pada mulanya Allah menciptakan ...” Elohim — Allah — adalah sebutan bagi Allah Pencipta. Nama Yehova, yang tidak digunakan hingga Kejadian 2, digunakan secara khusus ketika Allah berhubungan dengan manusia. Nama Yesus adalah sesuatu yang ditambahkan kepada Yehova — yaitu, Yehova keselamatan kita, Yehova Penyelamat kita.

Yesus itulah Yosua sejati (Bil. 13:16; Ibr. 4:8). Yosua dalam bahasa Ibraninya sama dengan Yesus. Musa membawa umat Allah keluar dari Mesir, tetapi Yosua yang membawa mereka ke dalam perhentian. Sebagai Yosua kita yang sejati, Yesus membawa kita ke dalam perhentian. Matius 11:28-29 memberi tahu kita bahwa Yesus adalah perhentian dan Dia mengajak kita memasuki diri-Nya sebagai perhentian. Ibrani 4:8-9 dan 11 juga membicarakan Yesus sebagai Yosua sejati kita.

Dalam 1:23 kita menjumpai nama ajaib yang lain — Imanuel. Imanuel adalah nama pemberian manusia kepada-Nya. Imanuel artinya “Allah menyertai kita.” Yesus Sang Juruselamat adalah Allah yang menyertai kita. Tanpa Dia, kita tidak mungkin menjumpai Allah; sebab Allah adalah Dia, dan Dia adalah Allah. Tanpa Dia, kita tidak akan menemukan Allah, sebab Dia adalah Allah sendiri yang berinkarnasi untuk tinggal di tengah-tengah kita (Yoh. 1:14).

Yesus ini, yang adalah Allah Yehova, dilahirkan dalam daging menjadi Raja untuk mewarisi takhta Daud (1:20; Luk. 1:27, 32-33). Injil Matius adalah sebuah kitab yang membahas kerajaan dan Kristus sebagai Rajanya, Mesiasnya. Ketika Anda menyeru Yesus, Anda mendapatkan Yehova, Juruselamat, keselamatan, Allah, dan akhirnya Raja. Sang Raja memerintah. Ketika kita menyeru Yesus, segera kita mendapatkan Dia yang berkuasa atas kita. Yesus, Sang Raja akan mendirikan Kerajaan-Nya di dalam Anda dan menyelenggarakan takhta Daud di dalam hati Anda. Semakin Anda menyeru Yesus, semakin pula ada kuasa pemerintahan. Serulah nama-Nya, pasti Anda akan diatur oleh kuasa-Nya.

Yesus adalah persona yang ajaib. Dia itu Yehova, Allah, Juruselamat, dan Raja. Sang Raja telah lahir, bahkan hari ini berada di sini. Setiap hari, pagi, dan sore, kita mengapresiasi Kristus sebagai Juruselamat kita, Raja kita, bahkan Raja di raja.

Kristus di dalam Injil Matius adalah Raja Penyelamat juga Juruselamat Raja yang mendirikan kerajaan surgawi di dalam kita dan di atas kita. Matius 1 bukan sekadar menampakkan kepada kita asal usul Raja ini, tetapi juga memperlihatkan penyertaan Raja ini. Nama Raja ini ialah Yesus. Kapan saja kita menyeru nama-Nya, pasti kita merasakan bahwa Dia sedang berkuasa di dalam kita melalui penyela-matan-Nya. Ia mendirikan kerajaan surgawi di dalam kita. Haleluya, inilah Kristus kita!



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 5

20 October 2017

Matius - Minggu 3 Jumat

Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:14; Rm. 8:3
Doa baca: Rm. 8:3
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tidak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan mengutus Anak-Nya sendiri sama seperti manusia yang berdosa dan untuk menghapuskan dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.


Meskipun telah ada kuasa kedaulatan Allah, ketaatan Maria, dan kekuatan Roh Kudus, namun masih perlu ada ketaatan dan koordinasi Yusuf (ayat 19-21, 24-25). Apa yang akan terjadi seandainya Yusuf tetap menuntut untuk bercerai? Ia sedang merencanakan itu. Tetapi, dia adalah orang yang dipilih Allah bagi kelahiran Kristus. Sebab itulah ia tidak bersikap kasar dan terburu-buru; malahan ia menaruh banyak pertimbangan dan berkepala dingin. Saat itu Yusuf masih muda. Karena itu, saya ingin sekali mengambil kesempatan ini untuk berkata satu dua patah kata kepada kaum muda: Jangan mengambil keputusan terlalu cepat atau bertindak terlalu tergesa-gesa. Perlahanlah sedikit agar Tuhan memiliki kesempatan untuk masuk. Setidak-tidaknya, tangguhkanlah masalah ini semalam saja. Pada malam itu, malaikat akan datang dan berbicara kepada Anda. Ini telah terjadi pada Yusuf. Ketika ia sedang mempertimbangkan hal ini, malaikat Tuhan muncul kepadanya dalam mimpi (ayat 20). Yusuf pun menaati perkataan malaikat.

Kelahiran Kristus merupakan perwujudan besar atas nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama. Nubuat pertama dalam Perjanjian Lama ialah Kejadian 3:15, yaitu setelah kejatuhan manusia, setelah ular menggarapkan dirinya ke dalam manusia melalui perempuan. Dalam Matius 1:22-23 janji ini dipenuhi oleh seorang anak dara yang mengandung seorang anak. Anak ini adalah keturunan perempuan. Dalam Galatia 4:4 Paulus mengatakan bahwa Kristus dilahirkan di bawah hukum dan juga dilahirkan dari perempuan. Kristus datang bukan hanya menggenapkan hukum, bahkan menggenapkan janji tentang keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular.

Memang sulit sekali menemukan sebuah ayat yang mengatakan bahwa Allah menjadi manusia. Yang Alkitab katakan adalah demikian: “Firman itu adalah Allah ... Firman itu telah menjadi daging” (Yoh. 1:1, 14 Tl.). Manusia itu istilah yang sopan, tetapi daging tidak. Dalam 1 Timotius 3:16 Paulus berkata, “Agunglah rahasia ... Allah menyatakan diri-Nya dalam daging”(Tl.). Meskipun daging bukanlah istilah yang baik, namun Alkitab mencantumkan bahwa Allah menampilkan diri dalam daging.

Kita adalah daging yang telah jatuh, dan Yesus datang ke dalam daging supaya Ia bisa membawakan Allah ke dalam manusia. Di dalam Dia, persona ilahi Allah telah dibaurkan dengan keinsanian. Kelahiran Kristus tidak hanya menghasilkan seorang Juruselamat, tetapi juga membawa Allah ke dalam manusia. Meskipun umat manusia telah jatuh, namun Allah sedikit pun tidak berbagian dalam sifat kejatuhan ini. Allah hanya mengenakan rupa daging yang telah jatuh, dan melalui ini Ia membaurkan diri-Nya dengan keinsanian. Kita tidak boleh memandang Yesus seperti orang pada umumnya. Kita harus menyadari bahwa Yesus adalah Allah yang berbaur dengan manusia yang telah jatuh, mengenakan rupa manusia, tetapi tanpa sifat dosa manusia. Inilah kelahiran Kristus.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 5

19 October 2017

Matius - Minggu 3 Kamis

Pembacaan Alkitab: Luk. 1:26-28, 38
Doa baca: Luk. 1:38
Kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.


Kelahiran Kristus dipersiapkan dan digenapkan berdasarkan kuasa kedaulatan Allah (1:18; Luk. 1:26-27). Berdasarkan kuasa kedaulatan-Nya, Allah menikahkan Yusuf dengan Maria untuk melahirkan Kristus sebagai pewaris sah atas takhta Daud. Pernikahan adalah sebuah misteri. Tidaklah mudah menyatukan dua orang, terutama mengenai kelahiran Kristus. Menyatukan Yusuf dan Maria itu bukanlah masalah yang sederhana. Menurut silsilah Kristus dalam Injil Matius, Yusuf adalah keturunan Zerubabel, seorang tawanan yang telah dipulangkan. Zerubabel, pemimpin suku Yehuda dan keturunan dari keluarga raja yang membawa para tawanan dari Babilon ke Yerusalem (Ezr. 2:2). Akhirnya, ia pun memimpin dalam membangun kembali Bait Suci (Ezr. 3:8; 5:2). Yusuf adalah keturunannya. Jika nenek moyang Yusuf dan Maria tetap di Babilon dan mereka dilahirkan di sana, bagaimana Yesus bisa dilahirkan oleh Maria di Betlehem? Kini kita dapat melihat kuasa kedaulatan Allah dalam hal mengembalikan para leluhur Yusuf dan Maria.

Berdasarkan kuasa kedaulatan-Nya, Allah menempatkan Yusuf dan Maria di dalam satu kota, yakni Nazaret (Luk. 1:26; 2:4). Yusuf dan Maria bukan hanya keturunan dari tawanan-tawanan yang dipulangkan, malahan hidup di kota kecil yang sama. Ini memungkinkan mereka berdekatan dan menikah.

Lebih lanjut lagi, ketika kita memeriksa silsilah-silsilah dalam Matius dan Lukas, kita akan menemukan bahwa Yusuf adalah keturunan dari garis raja, garis Salomo (ayat 6-7), sedang Maria adalah keturunan garis kaum awam, garis Natan (Luk. 3:31). Meskipun Yusuf dan Maria menikah, namun Yesus dilahirkan dari Maria, bukan dari Yusuf. Kelihatannya dari luar Dia dilahirkan dari Yusuf, padahal dari Maria (1:16). Hal ini mutlak merupakan kuasa kedaulatan Allah.

Berdasarkan pengaturan kedaulatan ini, Yesus merangkap sebagai orang biasa, juga sebagai pewaris takhta raja. Inilah alasannya Dia memiliki dua silsilah, yang satu di dalam Lukas, yang menjelaskan status-Nya yang awam, sedang yang lain di dalam Matius, menjelaskan status raja-Nya. Status-Nya yang awam berasal dari Maria, sedangkan status raja-Nya berasal dari Yusuf. Demikianlah Yesus dilahirkan berdasarkan kuasa kedaulatan Allah. Tidak seorang pun di antara kita yang dilahirkan di bawah kuasa kedaulatan semacam ini. Hanya Yesus semata yang mempunyai syarat menikmati pengaturan kedaulatan serupa ini.

Menurut Lukas 1:26-28, kelahiran Kristus terjadi melalui ketaatan Maria. Di sini saya ingin menyampaikan sepatah kata kepada kaum muda. Bagi seorang perempuan muda seperti Maria alangkah sulitnya untuk menerima amanat mengandung seorang anak. Membaca catatan ini memang mudah. Namun, seandainya seorang saudari muda di antara kita menerima amanat seperti itu malam ini, bisakah ia menerimanya? Ini bukan masalah yang tanpa arti. Tetapi setelah mendengar kata-kata malaikat, Maria berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk. 1:38). Ini kelihatannya sederhana, tetapi harganya sangat tinggi. Untuk melahirkan Kristus, Maria telah membayar harga yang sangat tinggi — harga atas seluruh dirinya. Melahirkan Kristus tidaklah mudah, tidaklah murah. Kalau kita mau melahirkan Kristus, kita harus membayar harga. Maria telah membayar harga.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 5

18 October 2017

Matius - Minggu 3 Rabu

Pembacaan Alkitab: Mat. 1:18
Doa baca: Mat. 1:18
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri.


Kini kita meninjau Maria, anak dara itu (1:16). Sebagai seorang gadis, ia berbeda dengan keempat perempuan lain yang termuat dalam silsilah ini. Maria sangat polos, murni, dan unik. Ia mengandung dari Roh Kudus, bukan dari seorang laki-laki, dan melahirkan Kristus (Luk. 1:34-35; Mat. 1:18b, 20b). Kisah keempat perempuan yang telah menikah lagi atau berdosa ini dan seorang anak dara membuktikan bahwa semua orang yang termuat dalam silsilah ini dilahirkan dari dosa, kecuali Kristus yang dilahirkan dalam kekudusan.

Abraham, Daud, dan Maria merupakan tiga nama yang menyenangkan di dalam Alkitab, nama-nama yang manis di telinga Allah (ayat 2, 6, 16). Abraham hidup oleh iman, Daud mewakili hidup di bawah penanggulangan salib, dan Maria mewakili hidup yang mutlak berserah kepada Tuhan. Melalui tiga macam hidup inilah Kristus dilahirkan ke dalam keinsanian.

Ayat 17 menyebutkan tiga kelompok dari empat belas generasi. Angka empat belas terdiri dari sepuluh ditambah empat. Empat melambangkan makhluk ciptaan. Angka sepuluh melambangkan kesempurnaan. Angka empat belas melambangkan makhluk-makhluk yang sempurna. Tiga kali empat belas generasi menandakan bahwa Allah Tritunggal sendiri berbaur dengan makhluk ciptaan yang sempurna. Ini sangat bermakna. Persona Allah Tritunggal adalah Bapa, Putra, dan Roh. Silsilah ini dibagi menjadi tiga bagian: bagian para leluhur, bagian raja-raja, dan bagian orang biasa (termasuk para tawanan dan para terpulih). Allah Bapa berhubungan dengan bagian leluhur, Allah Putra berhubungan dengan bagian raja-raja, dan Allah Roh berhubungan dengan bagian orang biasa. Sungguh ajaib! Jadi, tiga kali empat belas berarti perbauran Allah Tritunggal dengan makhluk ciptaan-Nya. Pencantuman leluhur Kristus ini menandakan perbauran Allah Tritunggal dengan makhluk-makhluk ciptaan.

Tiga kali empat belas sama dengan empat puluh dua. Empat puluh adalah angka pencobaan, penggodaan, dan penderitaan (Ibr. 3:9; Mat. 4:2; 1 Raj. 19:8). Kristus adalah generasi yang keempat puluh dua. Empat puluh dua melambangkan peristirahatan dan kepuasan setelah pencobaan. Bilangan 3:5-48 menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang Israel menempuh perjalanan melalui empat puluh dua tempat (persinggahan) sebelum mereka masuk ke tanah permai Kanaan. Mereka dicobai, digoda, dan diuji. Mereka tidak pernah beristirahat. Namun, setelah selesai melewati empat puluh dua persinggahan, mereka masuk ke dalam perhentian. Dalam Wahyu 13, kita nampak ada empat puluh dua bulan, yakni tiga setengah tahun. Keempat puluh dua bulan ini akan merupakan bagian terakhir daripada tujuh tahun terakhir, yaitu minggu terakhir yang disebutkan dalam Daniel 9:24-27. Separuh yang kedua dari tujuh tahun terakhir ini, sepanjang empat puluh dua bulan ini, akan terjadi kesusahan besar, bahkan sangat menakutkan. Di sana ada banyak pencobaan, ujian, godaan, serta penderitaan. Namun, ketika empat puluh dua bulan ini telah genap, kerajaan akan tiba dan ada perhentian. Dari Abraham sampai Maria merupakan zaman penderitaan, ujian, dan godaan. Setelah semua generasi pencobaan, godaan, dan penderitaan, Kristus muncul sebagai generasi keempat puluh dua yang menjadi perhentian yang sempurna dan kepuasan yang penuh.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 4

17 October 2017

Matius - Minggu 3 Selasa

Pembacaan Alkitab: Mat. 1:16
Doa baca: Mat. 1:16
Yakub mempunyai anak, Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.


Tanpa kembali dari pembuangan sebagai tawanan, Kristus akan mustahil dilahirkan di Betlehem. Perjanjian Lama dengan pasti menubuatkan bahwa Kristus, sebagai keturunan Daud, akan dilahirkan di Betlehem (Mat. 2:4-6; Mi. 5:1). Seandainya tidak ada seorang pun umat Israel kembali ke Yehuda, dan saat Kristus dilahirkan di Betlehem tiba, niscaya tidak ada seorang pun di sana. Kini kita mengerti mengapa Allah memerintahkan tawanan-tawanan agar kembali. Allah menyuruh tawanan-tawanan itu pulang bukan hanya untuk membangun kembali Bait Suci, tetapi juga untuk persiapan bagi Kristus dilahirkan di Betlehem.

Silsilah di sini berbunyi, “Yakub mempunyai anak, Yusuf” (ayat 16), tetapi Lukas 3:23 mengatakan, “Yusuf, anak Eli.” Putra siapakah Yusuf? Menurut Lukas dicantumkan “menurut hukum” (terjemahan harfiah dari “menurut anggapan orang” dalam Lukas 3:23). Ini berarti bahwa Yusuf sebenarnya bukan putra Eli, melainkan dianggap sebagai putra-nya berdasarkan hukum. Yusuf adalah menantu Eli, ayah Maria. Mungkin ini merupakan perkara menurut Bilangan 27:1-8 dan 36:1-12, yang di dalamnya tercantum peraturan Allah, jika ada orang tua yang hanya mempunyai anak perempuan sebagai ahli warisnya, warisan itu akan dijatuhkan ke atas anak perempuan itu, yang kemudian harus menikah dengan laki-laki dari suku yang sama, demi menjaga warisan mereka tetap pada suku itu. Sekarang kita jelas bahwa ini bukan sekadar catatan terhadap peraturan tertentu; ini merupakan perkara yang berkaitan dengan Kristus, karena anak dara yang melahirkan Kristus itu memiliki catatan yang demikian. Kita percaya bahwa orang tua Maria tidak mempunyai anak laki-laki, sehingga Maria mewarisi warisan dari orang tuanya dan menikah dengan Yusuf, seorang laki-laki dari suku yang sama, yakni suku Yehuda. Bahkan peraturan dalam Bilangan 27 dan 36 pun berkaitan dengan silsilah Kristus. Baik secara langsung maupun tidak langsung, seluruh Alkitab merupakan tulisan tentang Kristus.

Pada butir ini, silsilah ini tidak mengatakan “Yusuf mempunyai anak, Yesus”, seperti yang disebutkan pada orang-orang terdahulu; melainkan mengatakan “Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus” (ayat 16). Yesus dilahirkan oleh Maria, bukan oleh Yusuf; karena sudah dinubuatkan bahwa Kristus akan menjadi keturunan perempuan dan akan dilahirkan oleh seorang dara (Kej. 3:15; Yes. 7:14). Kristus tidak mungkin dilahirkan oleh Yusuf, karena Yusuf adalah laki-laki dan juga keturunan Yekhonya. Tidak ada satu pun keturunan Yekhonya yang dapat mewarisi takhta Daud (Yer. 22:28-30). Jika Kristus dilahirkan dari Yusuf, niscaya akan dikesampingkan dari takhta Daud. Namun, Maria adalah perawan dan keturunan Daud (Luk. 1:27, 31-32); sebagai orang yang demikian, dia adalah orang yang tepat untuk melahirkan Kristus. Pernikahan Yusuf dan Maria membawa Yusuf ke dalam hubungan dengan Kristus dan menyatukan dua garis silsilah Kristus untuk mendatangkan Kristus.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 4

16 October 2017

Matius - Minggu 3 Senin



Pembacaan Alkitab: Mat. 1:6
Doa baca: Mat. 1:6
Isai mempunyai anak, Raja Daud. Daud mempunyai anak, Salomo dari istri Uria.


Matius 1:6 mengatakan, “Daud mempunyai anak, Salomo.” Bandingkan kalimat ini dengan ungkapan yang berbunyi, “Natan, anak Daud” (Luk. 3:31). Bila kita membaca 1 Tawarikh 3:5, jelas bahwa mereka adalah dua orang yang berbeda. Catatan Lukas adalah silsilah Natan, putra Daud, yang adalah leluhur Maria; sedangkan catatan Matius adalah silsilah Salomo, putra Daud, yang adalah leluhur Yusuf. Satu silsilah adalah garis Maria, garis istri; yang lain adalah garis Yusuf, garis suami. Maria dan Yusuf adalah keturunan Daud, tetapi mereka diturunkan dari dua keluarga yang berasal dari leluhur yang sama. Yang satu keluarga Salomo, yang lain keluarga Natan. Di bawah kedaulatan Allah, Maria dan Yusuf — keturunan dari dua keluarga ini, bertunangan dan melahirkan Kristus. Kristus terhitung sebagai keturunan Daud melalui Salomo dan Natan. Inilah sebabnya Dia mempunyai dua silsilah.

Kita maju terus ke Rehabeam, anak Salomo (ayat 7). Mulai dari Rehabeam, kerajaan Daud terpecah (1 Raj. 11:9-12; 12:1-17). Dari kedua belas suku, satu suku diberikan karena Daud (1 Raj. 11:13), yaitu karena Kristus. Kristus memerlukan kerajaan yang menjadi milik keluarga Daud, karena Dia harus terlahir sebagai pewaris takhta Daud. Apabila seluruh kerajaan hancur luluh, niscaya tidak ada apa pun yang tersisa bagi Kristus untuk dilahirkan sebagai pewaris kerajaan Daud.

Ayat 8, “Yoram mempunyai anak, Uzia.” Matius tidak menyebutkan tiga generasi yang terdapat dalam 1 Tawarikh — Ahazia, Yoas, dan Amazia. Ini tentu dikarenakan pernikahan yang jahat antara Yoram dengan anak perempuan Ahab dan Izebel yang merusak keturunan Yoram (2 Taw. 21:5-6; 22:1-4). Ahab adalah raja dari kerajaan utara, sedangkan Izebel istrinya adalah seorang perempuan jahat yang sepenuhnya berhubungan dengan berhala-berhala. Ia bersatu dengan Iblis, dan merusak suaminya. Mereka melahirkan seorang putri, dan Yoram, salah seorang raja dari raja-raja Yehuda, menikahi dia. Perempuan ini mengajar Yoram untuk menyembah kepada berhala-berhala, menjadi satu dengan berhala-berhala. Akibat-nya, keluarga mereka dirusak. Berdasarkan Keluaran 20:5, tiga generasi dari keturunan Yoram dikesampingkan dari silsilah Kristus. Keluaran 20:5 memberitahukan bahwa orang yang meninggalkan Allah dan menyembah kepada berhala-berhala akan merusak dirinya dan akan mendapatkan kutukan Allah sampai tiga atau empat keturunan. Sebab itu, tiga generasi dari Raja Yoram telah dikesampingkan dari silsilah Kristus. Di sini kita wajib mempelajari satu pelajaran. Jika kita mau terkait dengan Kristus, sekali-kali tidak boleh melibatkan diri dengan barang yang ada hubungannya dengan berhala-berhala. Allah itu pencemburu dan Dia tidak akan pernah bertoleransi terhadap penyembahan berhala.

Yekhonya tidak dianggap sebagai raja dalam silsilah ini karena dia dilahirkan dalam pembuangan dan berstatus tawanan (2 Taw. 36:9-10, Yoyakin adalah Yekhonya). Menurut nubuat dalam Yeremia 22:28-30, tidak ada keturunan Yekhonya yang mewarisi takhta Daud. Seluruh keturunannya disingkirkan dari takhta Daud. Jika Kristus adalah keturunan langsung dari Yekhonya, Ia tidak akan bersyarat mewarisi takhta Daud. Meskipun Yeremia 22:28-30 mengatakan bahwa semua keturunan Yekhonya disingkirkan dari takhta Daud, tetapi pasal selanjutnya ayat 5 mengatakan bahwa Allah akan menumbuhkan tunas bagi Daud, seorang raja yang akan memerintah dan semarak. Tunas ini adalah Kristus. Nubuat ini menegaskan bahwa walaupun Kristus bukan keturunan langsung dari Yekhonya, tetapi Ia adalah keturunan Daud, akan mewarisi takhta Daud.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 4