Hitstat

30 May 2020

Kisah Para Rasul - Minggu 3 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Kis. 1:15-26
Doa baca: “Jadi, harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami.” (Kis. 1:21)


Memilih Matias Menggantikan Yudas


Kebangkitan Tuhan adalah inti dari kesaksian para rasul. Mereka memberitakan dan menyuplaikan Kristus yang almuhit seperti yang diwahyukan dalam seluruh Kitab Suci. Menurut ayat 23, ada dua orang yang diajukan sebagai pengganti Yudas—Yusuf yang disebut Barsabas (alias Yustus) dan Matias. Kemudian para rasul “berdoa dan berkata: Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya” (ayat 24-25). Setelah berdoa, “mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada kesebelas rasul itu.” (ayat 26). Di sini kita nampak setelah kenaikan Tuhan dan sebelum hari Pentakosta, para rasul berada dalam masa pemulihan, ini terlihat dari cara mereka mencari pimpinan Tuhan. Mereka telah menerima Roh yang berhuni pada hari kebangkitan Tuhan, dan telah dilatih oleh Tuhan selama empat puluh hari sebelum kenaikan-Nya untuk memperaktekkan dan membiasakan diri terhadap penyertaan-Nya yang tidak terlihat (ayat 3). Namun mereka masih sulit membuang cara lama yang tradisional, yaitu mencari pimpinan Tuhan dengan membuang undi (Im. 16:8; Yos.14:2; 1 Sam. 14:41; Neh. 10:34; 11:1; Ams. 16:33).

Dalam ekonomi Perjanjian Baru tidak perlu membuang undi untuk mendapatkan pimpinan Tuhan. Cara yang tepat adalah mengikuti Kristus yang berhuni, mengikuti pengurapan batini. Melalui membuang undi, Matias dipilih, dan kemudian ia ditambahkan kepada kesebelas rasul itu untuk membuat jumlah menjadi lengkap. Dengan pemilihan Matias, kita memiliki kelengkapan persiapan murid-murid untuk perkembangbiakan yang akan datang.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kisah Para Rasul, Buku 1, Berita 5

29 May 2020

Kisah Para Rasul - Minggu 3 Jumat


Pembacaan Alkitab: Kis. 1:12-14
Doa baca: “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus dan saudara-saudara Yesus.” (Kis. 1:14)


Bertekun dalam Doa


Setelah menyaksikan kenaikan Tuhan, murid-murid dalam ayat 12 kembali ke Yerusalem untuk menerima Roh kuasa secara ekonomikal yang dijanjikan oleh Bapa (Luk. 24:49; Kis. 1:4). Setelah kebangkitan dan kenaikan Tuhan, keadaan rohani murid-murid berubah secara drastis. Meskipun hari Pentakosta belum tiba, dan mereka belum menerima pencurahan Roh kuasa secara ekonomikal, namun mereka tidak lagi saling bertengkar mengenai siapa di antara mereka yang dianggap terbesar, sebaliknya mereka berbeban untuk berdoa dengan tekun dan sehati. Ini adalah tanda dan bukti yang kuat bahwa mereka telah menerima Roh hayat yang berhuni di dalam secara esensial pada hari kebangkitan Tuhan (Yoh. 20:22). Ini juga suatu bukti bahwa mereka telah dikuatkan dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah oleh penglihatan akan kenaikan Tuhan. 

Kisah Para Rasul 1:14 memperlihatkan kepada kita bahwa Allah memerlukan kerjasama dari manusia untuk berdoa dengan sehati untuk pencurahan Roh Kudus bagi perampungan rencana-Nya. Ternyata doa dari keseratus dua puluh murid selama sepuluh hari telah memenuhi keperluan Allah. Meskipun mereka berada di bawah ancaman, mereka tidak takut akan penganiayaan orang-orang Yahudi bahkan tetap tinggal di Yerusalem dan berdoa dengan sehati. Ini tentu tidak dapat dilakukan oleh usaha manusia.

Sungguh satu perkara yang besar! Murid-murid dapat berdoa dengan sehati selama itu karena mereka telah mengalami suatu perubahan, terutama secara esensial, bukan secara ekonomikal. Mereka telah dialihkan secara esensial dari yang usang ke dalam yang baru sehingga mereka memiliki Kristus sebagai hayat dan persona mereka dan dapat berdoa dengan sehati dan tidak takut akan penganiayaan. Puji Tuhan! Hari ini pun hayat Kristus telah ada di dalam setiap kita sehingga kita dapat berbagian untuk berdoa dengan sehati sepikir bersama saudara saudari yang lain bagi perampungan rencana-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kisah Para Rasul, Buku 1, Berita 5

28 May 2020

Kisah Para Rasul - Minggu 3 Kamis


Pembacaan Alkitab: Kis. 1:9-11
Doa baca: “Sesudah Ia mengatakan demikian, Ia diangkat ke surga disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” (Kis. 1:9)


Kenaikan Kristus


Setelah Tuhan Yesus berbicara kepada murid-murid selama empat puluh hari mengenai Kerajaan Allah, Dia diangkat dari mereka dengan kelihatan. Dia naik secara fisik di depan mata mereka. Kita dapat mengatakan bahwa ini juga adalah bagian dari “pendidikan” Tuhan terhadap murid-murid. Visi kenaikan Kristus ke surga ini menguatkan iman murid-murid terhadap-Nya dan terhadap apa yang telah Dia kerjakan bagi mereka melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Ini memperluas pandangan mereka terhadap ekonomi surgawi Allah, sehingga mereka bisa bekerja sama dengan ministri Kristus di surga untuk merampungkan ekonomi Perjanjian Baru Allah di bumi. Murid-murid tentu sangat terkesan ketika mereka menyaksikan kenaikan Kristus. Ketika mereka memandang Dia naik ke surga, mereka pasti tidak meratap, sebaliknya, mereka pasti senang karena sadar bahwa mereka sedang melihat sesuatu yang ajaib.

Sewaktu murid-murid menatap ke langit dengan sungguh-sungguh, ada dua orang dengan pakaian putih berdiri di samping mereka. Dua orang ini, yang sebenarnya adalah malaikat-malaikat, bertanya kepada murid-murid mengapa mereka berdiri menatap ke langit. Kemudian malaikat-malaikat itu mengatakan bahwa Yesus yang diangkat dari mereka ke surga akan datang dengan cara yang sama seperti mereka melihat Dia naik ke surga. Ini menunjukkan bahwa sebagaimana Tuhan Yesus naik secara jasmani, Dia juga akan kembali secara jasmani. Kristus naik ke surga dengan naik di atas awan, dapat dilihat oleh pandangan manusia, dan Dia akan datang kembali di atas awan-awan (Mat. 24:30). Selain itu, Dia naik dari puncak Bukit Zaitun (Kis. 1:12), dan Dia akan datang kembali di bukit yang sama (Za. 14:4). Kita benar-benar percaya bahwa Tuhan Yesus akan menjejakkan kaki-Nya di Bukit Zaitun pada kedatangan-Nya kembali.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kisah Para Rasul, Buku 1, Berita 5