Hitstat

31 January 2015

2 Tesalonika - Minggu 1 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 2 Tes. 1:8-12


Dalam ayat 10 Paulus mengatakan tentang Kristus yang datang untuk dimuliakan di dalam orang-orang kudus-Nya: "Apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di dalam orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi di dalam semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai" (Tl.). Tuhan adalah Tuhan yang mulia (1 Kor. 2:8). Dia telah dimuliakan dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya (Yoh. 17:1; Luk. 24:26; Ibr. 2:9). Kini Dia ada di dalam kita sebagai pengharapan yang mulia (Kol. 1:27) untuk membawa kita ke dalam kemuliaan (Ibr. 2:10). Pada kedatangan-Nya kembali, di satu pihak Dia akan datang dari surga dengan kemuliaan (Why. 10:1; Mat. 25:31), di pihak lain Dia akan dimuliakan di dalam orang-orang kudus-Nya; yaitu kemuliaan-Nya akan dinyatakan dari dalam anggota-anggota-Nya, membuat tubuh mereka yang fana ditransfigurasi, masuk ke dalam kemuliaan-Nya, serupa dengan tubuh mulia-Nya (Flp. 3:21). Jadi, orang-orang yang tidak percaya akan kagum kepada-Nya, heran terhadap-Nya, tercengang melihat Dia di dalam kita, kaum beriman-Nya.

Dari Kolose 1:27 kita tahu bahwa kita mempunyai Kristus di dalam kita sebagai pengharapan kemuliaan kita. Kristus yang bersemayam di dalam ini adalah kemuliaan yang akan datang. Kristus akan datang dari surga, tetapi Ia akan muncul pula dari dalam kita. Maka, kedatangan Tuhan ialah dari surga ke bumi juga dari dalam kita. Kristus datang dari dalam kita berarti Ia dimuliakan di dalam kita. Kristus kini di dalam kita sebagai kemuliaan. Tetapi Kristus yang mulia ini tersembunyi di dalam kita, Ia belum dimanifestasikan. Pada kedatangan-Nya kembali, Kristus yang mulia yang di dalam kita akan dimuliakan di dalam kita. Ini berarti Ia akan muncul dari dalam kita dan dimanifestasikan dari dalam kita. Sebab itu, kedatangan-Nya akan merupakan suatu keajaiban. Inilah sebab-Nya, Paulus mengatakan ketika Kristus datang, Ia akan dimuliakan di dalam orang-orang kudus-Nya dan dikagumi di dalam semua orang yang percaya.

Ayat 11 mengatakan, "Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan segala kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu." Memanggil kita masuk surga bukan panggilan Allah; panggilan Allah memanggil kita masuk ke dalam kerajaan dan kemuliaan-Nya.

Dalam ayat 12 Paulus menyimpulkan, "Sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut anugerah Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus." Anugerah Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan sendiri di dalam kita sebagai hayat dan suplai hayat agar kita bisa menempuh hidup yang memuliakan Tuhan dan membuat kita dimuliakan di dalam Dia.

Dalam ayat 12 Paulus mengatakan tentang nama Tuhan Yesus dimuliakan di dalam kita dan kita dimuliakan di dalam Dia. Pemuliaan demikian ini sesuai dengan anugerah Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus. Anugerah ini adalah sesuatu yang jauh lebih banyak daripada jasa kebaikan. Anugerah adalah Allah Tritunggal yang melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat almuhit untuk kenikmatan kita. Menurut anugerah demikian inilah nama Tuhan Yesus akan dimuliakan di dalam kita dan kita dimuliakan di dalam Dia. Pada saat kita menikmati anugerah ini, Tuhan Yesus akan dimuliakan di dalam kita dan kita dimuliakan di dalam Dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Tesalonika, Buku 2, Berita 1

30 January 2015

2 Tesalonika - Minggu 1 Jumat



Pembacaan Alkitab: 2 Tes. 1:5-7; Rm. 14:17


Kerajaan merupakan sasaran kehidupan orang Kristen. Hari ini kita menempuh hidup gereja dengan sasaran pada suatu hari kita akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Perjanjian Baru menekankan salib, gereja, dan kerajaan. Salib menghasilkan gereja, dan gereja mendatangkan kerajaan. Ketika kita menempuh hidup gereja, sasaran kita adalah masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Dalam 1:5 Paulus mengatakan tentang "layak menjadi warga Kerajaan Allah". Hal ini menyiratkan ada segolongan kaum beriman tidak terhitung layak menjadi warga kerajaan. Agar terhitung layak menjadi warga kerajaan, iman kita perlu bertumbuh, kasih kita bertambah, dan ketabahan kita tahan lama. Bagi hidup gereja kita perlu memiliki kehidupan yang tersusun dari susunan dasar yang meliputi iman yang bertumbuh, kasih yang bertambah, dan ketabahan yang tahan lama. Jika kita mempunyai kehidupan demikian, kita akan terhitung layak menjadi warga Kerajaan Allah.

Dalam ayat 5 Paulus juga berkata kepada orang-orang Tesalonika bahwa mereka sedang menderita karena kerajaan. Perkataan ini bersangkutan dengan Kisah Para Rasul 14:22 yang mengatakan, "Bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara." Paulus memperingatkan kaum saleh untuk menanggung penderitaan sebab kita perlu menderita agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Dalam ayat 6 Paulus berkata, "Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah sedang menghakimi dan bahwa Ia akan menghakimi di kemudian hari. Jangan mengira Allah tidak menghakimi hari ini. Adakalanya seolah-olah Allah kita tidak aktif. Sebab itu kaum ateis mengatakan, "Di manakah Allah? Bagi kita nampaknya tidak ada Allah dalam alam semesta ini. Kalau ada Allah, tentu Ia sedang tidur atau pensiun." Tidak, Allah kini sedang menghakimi.

Ayat 7 mengatakan, "Dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam surga akan menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala." Kata "kelegaan" di sini dalam bahasa Yunani berarti pula kelepasan, perhentian, istirahat, kemerdekaan. Dalam zaman ini, kaum beriman menderita aniaya dan kesukaran bagi Tuhan. Pada saat Tuhan datang kembali, mereka akan dilepaskan dari penderitaan mereka dan akan masuk ke dalam perhentian Tuhan, menikmati kemerdekaan perhentian.

Dalam ayat ini Paulus mengatakan tentang penyataan diri Tuhan Yesus.Hari ini Tuhan ada di sini, namun Dia tersembunyi. Kedatangan-Nya kembali akan merupakan penyataan diri-Nya. Sekalipun alam semesta itu tidak terukur luasnya dalam dimensinya, bagi Tuhan tidak ada perkara yang disebut jarak. Ia ada di mana-mana. Pada suatu hari, pada kedatangan-Nya, Ia akan tidak tersembunyi, dan setiap orang akan melihat-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Tesalonika, Buku 2, Berita 1

29 January 2015

2 Tesalonika - Minggu 1 Kamis



Pembacaan Alkitab: 2 Tes. 1:5


Kitab 2 Tesalonika adalah sebuah kitab dorongan dan koreksi. Kaum beriman muda dalam Kristus di Tesalonika perlu dorongan lebih lanjut; mereka juga memerlukan beberapa koreksi. Paulus mendorong kaum beriman ini dalam suratnya yang pertama. Namun dalam suratnya yang kedua ia memberi dorongan lebih lanjut. Ketika dia mendorong mereka, dia juga mengoreksi mereka dalam beberapa hal.

Dalam 1:3 Paulus mengatakan, "Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, Saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang terhadap yang lain makin kuat di antara kamu." Kita telah menegaskan fakta bahwa susunan dasar kehidupan orang Kristen yang sejati terdiri dari iman, kasih, dan pengharapan. Kehidupan demikian ini bukan berasal dari kemampuan sifat alamiah kaum beriman, melainkan berasal dari infus apa adanya Allah ke dalam kaum beriman. Hal ini dilaksanakan oleh kasih pengorbanan mereka terhadap Tuhan, yang telah mengasihi mereka dan memberikan diri-Nya bagi mereka, serta terhadap anggota-Nya yang telah Ia tebus dengan kematian-Nya dalam kasih. Kehidupan ini berlangsung dan bertahan tidak berubah oleh kuasa penunjang pengharapan yang memandang kepada Tuhan terkasih mereka, yang berjanji bahwa Ia akan datang untuk membawa mereka kepada diri-Nya. Kehidupan demikian ini merupakan isi dari Kitab 1 dan 2 Tesalonika.

Dalam ayat 4 Paulus melanjutkan, "Sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita." Ketabahan berasal dari dan ditunjang oleh pengharapan terhadap kembalinya Tuhan (1 Tes. 1:3). Ketabahan semacam ini adalah hasil dari pengharapan dan selalu disertai oleh iman. Karena itu, di sini dicantumkan frase ketabahanmu dan imanmu. Ketabahan dan iman diperlukan dalam menghadapi penganiayaan dan penindasan.

Dalam ayat 5 Paulus selanjutnya berkata, "Itu adalah bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu." Penghakiman Allah itu adil dan benar atas semua manusia, hal itu akan diselesaikan-Nya di masa yang akan datang (Rm. 2:5-9; Why. 20:11-15). Cara Allah menanggulangi berbagai macam orang pada masa kini merupakan petunjuk, tanda, bukti, dari pelaksanaan penghakiman-Nya yang adil di masa yang akan datang.

Kaum beriman telah dipanggil masuk ke dalam kerajaan dan kemuliaan Allah (1 Tes. 2:12). Untuk masuk ke dalam kerajaan ini, kita perlu melalui penderitaan (Kis. 14:22). Jadi, penganiayaan dan penderitaan adalah bukti yang jelas dari penghakiman adil Allah, yang menunjukkan bahwa kita dianggap layak mendapatkan Kerajaan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Tesalonika, Buku 2, Berita 1