Hitstat

30 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 3 Kamis

Mengalahkan Dunia
1 Yohanes 5:4
"Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita."

Sistem dunia disusun sedemikian rupa hingga menimbulkan godaan besar bagi kita untuk mengejarnya. Hal ini membuat kita menjauhi Allah, menjauhi segala sesuatu yang bersifat kekal. Bahkan melalui sistem dunia, maka hal-hal yang sementara, yang akan binasa, dan yang penuh hawa nafsu, secara perlahan namun pasti, menduduki kita. Sistem ini sedemikian kuat, sehingga tidak ada satu pun yang tidak tergoda dan tertipu olehnya.
Namun syukur kepada Allah, ada satu hal yang bisa mengalahkan dunia, yaitu semua yang lahir dari Allah! Kata ‘semua’ ini mengacu kepada setiap orang yang telah dilahirkan dari Allah. Namun, ungkapan ini khususnya mengacu kepada roh orang yang telah dilahirkan kembali, yaitu bagian yang telah dilahirkan kembali dengan hayat ilahi (Yoh. 3:6). Roh kelahiran kembali dari orang beriman yang telah dilahirkan kembali tidak berbuat dosa (3:9), dan mengalahkan dunia.
Orang yang telah dilahirkan kembali mampu mengalahkan dunia, karena dengan iman-lah ia dapat bangkit mengatasi hal-hal dunia yang akan binasa dan melihat hal-hal dari sudut pandang yang benar dan kekal.
Ini adalah iman yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah (5:5). Iman yang sedemikian mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan membawa kita ke dalam satu persatuan yang organik dengan Anak Allah, yang adalah perwujudan konkrit Allah Tritunggal. Persatuan organik dengan Allah Tritunggal di dalam Anak inilah yang mengalahkan dunia.

Lahir Dari Allah
1 Yoh. 5:4

Kehendak hati Allah adalah menggarapkan diri-Nya sendiri masuk ke dalam manusia dan bersatu dengan manusia. Kehendak yang demikian agung diawali dengan kelahiran kembali. Melihat pentingnya hal ini, maka dalam Injilnya maupun dalam Surat Kirimannya, Yohanes berkali-kali menekankan kelahiran ilahi (Yoh. 1:13; 3:3, 5; 1 Yoh. 2:29; 3:9; 4:7; 5:1, 4, 18), yang melaluinya hayat ilahi dan sifat ilahi disalurkan ke dalam kaum beriman dalam Kristus (Yoh. 3:15-16, 36; 1 Yoh. 5:11-12). Hayat ilahi inilah yang membuat kita menang atas hal-hal negatif.
Yohanes 3:6 mengatakan bahwa yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Ini menyatakan bahwa kelahiran kembali terjadi di dalam roh kita. Karena roh kita telah dilahirkan kembali, ia tidak dapat berdosa. Sebaliknya, roh kita dapat mengalahkan semua hal negatif.
Saat roh kita dilahirkan kembali, hayat ilahi telah ditanamkan atau diinfuskan ke dalam roh kita. Akan tetapi, tubuh kita belum dilahirkan kembali; jiwa kita juga masih tetap tanpa hayat ilahi. Karena alasan inilah, kita harus berhuni di dalam roh kita yang telah dilahirkan kembali, sehingga hayat ilahi dapat mempunyai kebebasan mengalir untuk menyebar ke dalam jiwa kita.
Sebagai manusia, kita mempunyai 3 bagian: roh, jiwa, dan tubuh. Allah juga harus melakukan tiga langkah penyelamatan: kelahiran kembali, transformasi, dan trasfigurasi. Kelahiran kembali terjadi di dalam roh kita saat kita percaya dan menerima Tuhan Yesus. Sekarang, jika kita tinggal di dalam roh kita, ini akan membukakan jalan bagi hayat ilahi untuk menyebar ke dalam jiwa kita dan mentransformasikan bagian-bagian batiniah kita. Dan ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dia akan mentransfigurasikan tubuh kita. Kemudian kita akan dipenuhi hayat ilahi dan kemuliaan ilahi.
Kelahiran ilahi yang membuat kita memiliki hayat ilahi adalah faktor dasar dari semua misteri mengenai hayat ilahi, seperti persekutuan ilahi (1:3-7), pengurapan Trinitas ilahi (2:20-27), tinggal di dalam Tuhan (2:28-3:24), dan kehidupan ilahi yang melaksanakan kebenaran ilahi (1:6), kehendak ilahi (2:17), kebenaran ilahi (2:29, 3:7), dan kasih ilahi (3:11, 22-23, 5:1-3) untuk mengekspresikan Persona ilahi (4:12).

Penerapan:
Jika kita terus belajar dan berlatih hidup didalam roh perbauran, yakni roh kita yang telah bersatu dan berbaur dengan Roh Tuhan (1 Kor 6:17), maka kita sanggup mengalahkan hawa nafsu duniawi. Ketika kita selalu menghirup Tuhan melalui berdoa dan menyeru nama-Nya, serta mendoa-bacakan firman-Nya, maka roh iman (2 Kor 4:13), kita akan kuat, vital dan menyala-nyala.

Pokok Doa:
Berdoalah agar roh kelahiran kembali Anda menjadi bagian yang terkuat di dalam diri Anda, agar Anda mampu mengalahkan godaan dan keinginan-keinginan duniawi.
Rasul Paulus berdoa supaya Ia (Bapa), menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam manusia batiniahmu (inner man),… (Ef. 3:16 , KJV).

29 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 3 Rabu

Melaksanakan Perintah-perintah-Nya (1)
1 Yohanes 5:2
"Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya."

Di dalam 5:2 Yohanes berbicara tentang melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Kata “melaksanakan” dalam bahasa Yunaninya adalah poieo, satu kata yang menunjukkan melakukan hal-hal secara kebiasaan dan berkesinambungan.
Ayat 3 adalah kesimpulan bagian ini, “Karena inilah kasih Allah, yaitu kita memelihara perintah-perintahNya, dan perintah-perintahNya tidak memberatkan.” Jika kita benar-benar dilahirkan dari Allah, maka kita akan mengasihi Dia dan juga anak-anak-Nya, meliputi semua kaum beriman di mana pun. Selain itu, seorang yang benar-benar telah dilahirkan kembali, pasti memiliki ciri khas, yaitu senang melakukan kehendak Allah atau perintah Allah. Kasih kita kepada Allah ternyata pada keinginan kita untuk menaati perintah-perintah-Nya, seperti yang dikatakan Tuhan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku (Yoh. 14:15).” Perintah-perintah Tuhan tidaklah berat, hal ini bukan berarti tidak sulit, tetapi karena kita senang melakukannya, maka tidak berat.
Misalkan Allah memerintahkan kita untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, bahkan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat (Ibr. 10:25). Tetapi ada anak-anak Allah yang menjadikan kelemahan, kekecewaan, kesibukan sebagai alasan untuk tidak mengikuti pertemuan ibadah. Jadi, mengasihi anak-anak Allah mempunyai tanda, yaitu mengasihi Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya.

Melaksanakan Perintah-perintah-Nya (2)
1 Yoh. 5:2-3

Banyak perintah Tuhan yang cukup berat untuk kita lakukan, dan kadang-kadang menimbulkan suatu dilema. Pada satu sisi, karena itu adalah perintah Tuhan, maka harus kita kerjakan, namun kalau kita kerjakan maka kita menghadapi penentangan dari orang-orang sekitar kita. Seringkali justru adalah sanak famili kita yang menentang.
Misalkan orang tua kita melarang kita untuk percaya Tuhan Yesus, bagaimanakah seharusnya sikap kita? Apakah karena mengasihi orang tua, kita tidak jadi percaya kepada Tuhan? Ada beberapa orang yang menerima penentangan dari orang tua, lalu mengambil sikap menunda percaya Tuhan Yesus dan menunggu sampai orang tuanya meninggal baru menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Secara luaran, orang akan menganggap sikap sedemikian adalah sikap yang baik, karena takwa dan berbakti kepada orang tua, namun kalau kita telusuri lebih dalam maka perbuatan ini sama sekali bukan perbuatan kasih! Ini justru adalah perbuatan yang sangat egois, sebab membiarkan orang tua masuk neraka, sedangkan diri sendiri diselamatkan. Jika kita tetap percaya Tuhan, walaupun mereka marah, tetapi kita telah membukakan satu jalan bagi mereka, sehingga mereka kelak dapat percaya Tuhan pula.
Hanya saja, jangan sekali-kali kita bersalah dalam hal sikap atau tutur kata kita. Kita harus taat dan menuruti perintah-perintah Allah, tetapi sikap dan tutur kata kita jangan sampai melukai perasaan orang lain termasuk orang tua kita. Kita harus berpegang teguh pada kebenaran Allah, tetapi kita pun harus memelihara kasih. Kita tidak boleh hanya mementingkan hayat Allah pada aspek kekudusannya saja, harus pula mementingkan aspek kasihnya. Kedua aspek ini harus seimbang, inilah yang benar. Kita harus taat kepada Allah, tetapi sikap kita harus lemah lembut terhadap orang sekeliling kita, termasuk kepada para penentang. Dalam situasi bagaimanapun janganlah kita bersalah dalam hal kasih. Kalau ada suatu hal harus dilakukan, lakukanlah, tetapi janganlah melakukan perkara yang melukai kasih. Sikap kita harus lembut sekalipun pendapat kita berlainan dengan pendapat mereka.

Penerapan:
Jangan melewatkan pertemuan ibadah, tetapi hadirilah dan ambilah bagian di dalamnya (Ibr. 10:25). Selain itu beritakanlah injil (Mat. 28:19), terutama kepada keluarga atau famili kita yang belum percaya Tuhan Yesus.

Pokok Doa:
Berdoalah, " Tuhan beriku hati yang taat terhadap perkataan-Mu di batinku. Beriku hati yang lembut agar ku senantiasa mendengarkan perintah-Mu, tidak meniggalkan pertemuan-pertemuan ibadah gereja. Terimakasih Tuhan. Amin."

28 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 3 Selasa

Mengasihi Saudara = Mengasihi Allah
1 Yohanes 4:21
"Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya."

Dulu ada seorang saudara menulis surat kepada J.N. Darby menanyakan masalah pemecatan. Darby menjawab, “Saya kira, jika seorang berdosa yang telah menerima pengampunan memecat seorang berdosa lainnya, itu adalah perkara yang paling mengerikan di seluruh dunia ini.” Ya, di seluruh dunia sungguh tidak ada perkara lain yang lebih mengerikan daripada perkara seorang dosa yang beroleh pengampunan memecat seorang dosa lainnya. Sikap Darby ini berasal dari sikap hayat kasih. Memang benar banyak perkara harus ditanggulangi, dan bila perlu gereja boleh memecat saudara yang berbuat dosa. Akan tetapi dalam menanggulangi perkara itu, tidak seharusnya menaruh rasa benci.
Satu Yohanes 4:20 mengatakan bahwa mengasihi saudara berarti mengasihi Allah. Jika orang tidak mengasihi saudara yang dilihatnya, ia tidak dapat mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Jadi jika Anda mau mengasihi Allah, Anda harus mengasihi saudara juga. Inilah perintah yang kita terima dari Allah.
Karena itu, hendaklah kita saling mengasihi dan menghormati kasih persaudaraan yang ada di batin kita; janganlah kita melukainya. Allah telah menaruh hati yang mengasihi saudara ke dalam kita, maka kita harus menggunakannya untuk melayani dan membantu saudara kita. Kita harus mempertumbuhkan hati yang mengasihi saudara, agar ia semakin perkasa.

Hayat = Kemampuan Kasih
1 Yoh. 5:1

Dalam 5:1 Yohanes selanjutnya berkata, “Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya.” Bagaimana kita bisa mengasihi Allah dan mengasihi orang lain? Ini hanya mungkin karena kita telah mempunyai kelahiran ilahi. Kita telah dilahirkan dari Allah, dan karena kelahiran ini kita dapat mengasihi orang lain. Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus telah dilahirkan dari Allah. Sekarang kita tidak hanya mengasihi Bapa yang telah melahirkan kita, tetapi juga orang-orang yang dilahirkan dari Dia. Inilah kasih segitiga, diri sendiri – Bapa – saudara seiman.
Puji Tuhan! Hayat Allah yang ada di dalam setiap anak Allah memampukan mereka untuk mengasihi setiap saudara saudari. Hati yang mengasihi ini tidak pandang bulu, terhadap saudara mana saja tidak ada bedanya.
Rasul Yohanes adalah teladan dari kasih yang tak kenal lelah dan peduli terhadap jiwa manusia. Suatu ketika, ia mengunjungi daerah yang pernah disinggahinya, dia mendengar kabar bahwa orang muda yang dirawatnya telah mengingkari imannya. Orang muda itu bergabung dengan kawanan perampok, bahkan menjadi pemimpin mereka. Rasul sangat berduka dan kasihnya yang begitu besar mendorong dia untuk segera mencari orang muda itu. Dia tidak peduli akan bahaya, pergi ke sarang perampok itu, dan memohon agar dapat bertemu dengan pemimpin perampok. Ketika orang muda itu melihat rasul tua itu, hati nuraninya tergugah. Ingatan akan hari-hari saat ia bersama rasul tua itu membuatnya tidak tahan dan dia segera menghindar dari hadapan rasul. Tetapi, rasul Yohanes mengikutinya dan dengan penuh kasih memohon orang muda itu bertobat dan kembali ke gereja, serta meyakinkan dia bahwa dosa-dosanya bisa diampuni. Kasih sayang yang luar biasa dan kepedulian rasul yang mendalam terhadap jiwanya, sepenuhnya memenangkan hati orang muda itu. Dia bertobat, kembali dipulihkan, dan kemudian menjadi anggota yang terpandang dalam komunitas kristiani. Semoga kita pun damba memulihkan orang-orang yang murtad (Sumber: Miller’s Church History - Andrew Miller)

Penerapan:
Adakah kebencian dalam hati kita? Atau marah-marah tanpa sebab jelas kepada orang lain? Bertobatlah. Jika ada saudara atau saudari yang tersandung karena perkataan atau tindakan kita yang tidak tepat, pergilah dan minta maaf kepadanya. Kunjungilah atau teleponlah mereka yang lama tidak ke gereja, undanglah dan kuatkan mereka.

Pokok Doa:
"Tuhan ajarku untuk mengasihi orang-orang yang ada didekatku. Ampuni aku yang kurang mengasihi saudara saudari. Berikanku kasih yang senantiasa segar untuk dapat mengasihi setiap orang tanpa membeda-bedakannya, karena Engkau Allah yang mengasihi setiap orang. Amin."

27 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 3 Senin

Tidak Membenci Saudara (1)
1 Yohanes 4:20
"Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya."

Hayat yang ada di dalam setiap anak-anak Allah sangat kaya limpah. Sedemikian kaya sehingga membuat anak-anak Allah dapat mengasihi setiap saudara saudari. Asalkan seseorang itu milik Tuhan, kasih yang terkandung di dalamnya pasti akan mengalir keluar. Hati yang mengasihi ini diletakkan ke atas saudara ini demikian, diletakkan ke atas saudara yang lain juga demikian. Hati yang mengasihi saudara ini tidak pandang bulu, terhadap saudara saudari mana saja tak ada bedanya. Asalkan saudara saudari, pasti dikasihinya.
Seorang Kristen bisa dibuktikan bahwa ia kekurangan kasih persaudaraan, apabila di dalamnya ada kebencian kepada seorang saudara. Ia tak perlu membenci semua saudara, asalkan membenci seorang saudara saja, sudahlah cukup. Kasih persaudaraan adalah dapat mengasihi semua saudara. Karena itu, kita harus berhati-hati, janganlah kita melakukan perkara yang menyalahi kasih. Jangan sembarangan berbuat dosa terhadap saudara.
Marilah kita periksa kehidupan bergereja kita. Hari ini masih adakah perasaan tidak suka kepada salah satu dari anak-anak Allah. Hal ini dapat dilihat dari apakah kita selalu membicarakan kelemahan, kekurangan, kesalahan saudara saudari itu. Jika masih ada hal-hal ini berarti kita perlu segera bertobat dan menyelesaikannya di hadapan Allah secara tuntas. Kasih yang sejati bukan hanya bersedia menanggung kerugian, tetapi juga tak membicarakannya lagi.

Tidak Membenci Saudara (2)
1 Yoh. 4:20-21

Keadaan yang normal berkaitan dengan “tidak membenci saudara” adalah, apabila ada saudara melakukan perkara yang tidak dapat dibenarkan, kita boleh menasihati dan menegurnya, tetapi hati kita harus tidak membencinya.
Dalam Alkitab ada beberapa teladan, bagaimana hamba-hamba Tuhan bersikap ketika mereka menghadapi masalah dalam hubungannya dengan sesama umat Allah.
Ketika menghadapi persoalan dengan orang yang melakukan percabulan, Paulus berkata, “Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu” (1 Kor. 5:13). Bahkan Paulus dengan kuasa Yesus dan dalam nama Tuhan Yesus menyerahkan orang yang berzinah itu kepada Iblis supaya tubuhnya binasa. Ganjaran yang demikian adalah sangat berat. Namun Paulus bertindak demikian adalah “agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.” Jadi tujuan membinasakan tubuhnya pada masa kini, ialah agar ia tidak menderita kerugian pada hari Tuhan.
Ketika Yosua menghakimi Akhan, Yosua berkata kepadanya, “Anakku, muliakanlah Tuhan Allah Israel” (Yos. 7:19). Sungguhpun dosa Akhan sangat besar, tetapi Yosua berkata kepadanya dengan roh yang demikian lembut, dan dengan hati yang penuh kasih persaudaraan.
Tatkala berita kematian Saul sampai kepada Daud, ia segera mengoyakkan pakaiannya, menangisinya dan berpuasa sampai matahari terbenam (2 Sam. 1:11-12). Demikian pula ketika Daud mendengar kabar kematian Absalom, hatinya sangat sedih, sambil menangis ia berkata, “Anakku, anakku Absalom. Ah, kalau bisa aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!” (2 Sam. 18:3). Saul adalah raja yang memusuhinya, Absalom adalah anak yang mendurhakainya, tetapi ketika mereka mati, Daud meratapi mereka.
Dari teladan Paulus, Yosua, dan Daud, kita melihat bahwa di dalam hati mereka tidak ada rasa benci. Mereka memang harus menyelesaikan persoalannya, tetapi mereka tidak membenci. Kiranya, kasih Allah memenuhi hati kita, sehingga kita pun sama seperti mereka, tidak ada rasa benci terhadap sesama umat Allah.

Penerapan:
Kasih timbul karena kita banyak mendoakan mereka. Kasih timbul jika kita menanam kebaikan kepada orang. Biarlah kita juga belajar menasihati saudara atau saudari yang bersalah dengan roh yang lemah lembut dan hati yang penuh kasih.

Pokok Doa:
"Oh Tuhanku, aku benar-benar kekurangan kasih, ampunilah aku Tuhan. Tambahkan terus kasih-Mu di dalamku. Singkirkan semua kebencian di dalamku karena aku adalah anak-Mu."

18 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 1 Sabtu

Tanda Roh Kebenaran -– Mendengarkan Rasul
1 Yohanes 4:6
"Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan."

Rasul Yohanes mengulangi penegasannya di ayat 4 yaitu kami berasal dari Allah. Dia kembali menekankan bahwa kaum beriman dan para penentang memiliki sumber yang berbeda. Perbandingan menyolok yang kedua adalah perkara mendengar. Sementara dunia mendengarkan guru-guru palsu, orang-orang yang mengenal Allah mendengarkan rasul. Dalam Yohanes 10, domba-domba Yesus sang Gembala yang baik, mendengarkan dan mengenali suara-Nya (Yoh. 10:3-4, 16). Mereka mengikuti Dia dan Dia memberikan hidup yang kekal kepada mereka (10:27-28). Jadi pengajaran rasul, khususnya mengenai Yesus, didengarkan dan dipercayai oleh mereka yang mengenal Allah.
Ini berarti bahwa siapa saja yang benar-benar dilahirkan dari Allah akan menerima ajaran rasul yang ada dalam Perjanjian Baru. Di lain pihak, siapa saja yang tidak berasal dari Allah menolak kesaksian Perjanjian Baru, atau berusaha menambahkan dan memalsukannya.
Yohanes 8:47a juga mengatakan "Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah". Semua yang rasul-rasul ajarkan keluar dari roh mereka yang didorong oleh Roh kebenaran. Kita harus mendengarkan mereka.
Rasul-rasul, orang-orang beriman, serta kebenaran yang dipercayai dan diajarkan mengenai Kristus semuanya berasal dari Allah. Sebab itu, orang-orang yang mengenal Allah, yang dilahirkan dari Allah (ay. 7), pasti mendengarkan dan tinggal di dalam persekutuan bersama mereka.

Tanda Roh Penyesatan – Tidak Mendengarkan Rasul
1 Yoh. 4:6; Yoh. 8:47; Ef. 2:2; Kis. 20:30; Ams. 14;12

Satu Yohanes 4:6, "…barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya… roh yang menyesatkan. Di sini kita melihat fakta bahwa kaum bidah adalah orang-orang yang menolak kesaksian sejati para rasul mengenai Persona Kristus seperti dalam Yohanes 8:47b "…itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah." Mereka juga memutar-balikan wahyu sejati Alkitab menjadi seakan-akan "sejati"; apa yang mereka katakan itu digerakkan oleh roh penyesatan dari dunia. Roh penyesatan adalah Satan, roh jahat, roh kebohongan seperti yang tertulis dalam Efesus 2:2 "Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka".
Kita perlu waspada terhadap mereka yang datang dengan roh penyesatan, kita tidak boleh menerima persekutuan mereka dengan alasan apa pun. Mungkin mereka beribadah bersama kita seperti dalam Kisah Para Rasul 20:30, "Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka".
Hanya dengan memelihara persekutuan yang akrab dengan Tuhan setiap hari, maka kita akan diselamatkan dari kesesatan yang membinasakan seperti yang dikatakan Amsal 14:12, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut".
"Inilah tandanya" mengacu kepada seluruh instruksi-instruksi sebelumnya (ay. 1-6). Semuanya ini membantu kaum beriman untuk membedakan Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
Roh kebenaran yaitu Roh Kudus, Penghibur itu, yang akan memimpin kita kepada seluruh kebenaran (16:13); dunia tidak menerima dan tidak mengenal-Nya (14:17). Roh yang menyesatkan, adalah kekuatan yang memotivasi di balik "para penipu" (2 Yoh. 7), yang menipu diri mereka sendiri (1 Yoh. 1:8), dan yang berusaha menyesatkan kaum beriman (1 Yoh. 2:26; 3:7).

Penerapan:
Menjadi pendengar tidaklah mudah, sebab manusia kita cenderung lebih suka berkomentar. Belajarlah mendengarkan setiap Firman yang dipersekutukan oleh saudara saudari dalam gereja, dengan tidak melihat kekurangan orang tersebut. Mintalah kepada Tuhan telinga seorang murid yang mau mendengar Firman Tuhan.

Pokok Doa:
Berdoalah, "Ya Bapa, aku bersyukur bahwa aku berasal dari-Mu, dilahirkan oleh-Mu. Bapa, aku mau mendengarkan dan mengalami apa yang telah diberitakan oleh para rasul, terutama mengenai hayat kekal ini. Bawa aku, juga semua saudara saudari untuk selalu hidup dan tinggal di dalam persekutuan ilahi ini. Lindungilah kami dari berbagai roh penyesatan yang saat ini giat bekerja untuk menyesatkan kami."

17 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 1 Jumat



Berasal Dari Dunia
1 Yohanes 4:5
"Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka."

Kita berasal dari Allah. Yohanes 3:6 berkata "Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh". Namun, sumber atau asal nabi-nabi palsu, para antikristus ini bukanlah Allah, melainkan dunia. Dunia adalah sumber pemikiran, penilaian, dan tindakan mereka. Mereka mengasihi dunia dan segala yang ada di dalamnya (2:15-16). Setelah mereka memisahkan diri dari kaum beriman, mereka telah "pergi ke seluruh dunia" (4:1; 2 Yoh. 7). Dunia sekarang menjadi tempat operasi mereka, tetapi itu adalah wilayah "yang jahat". Inilah "roh antikristus", yang ada di dalam dunia (4:3-4) dan yang mengendalikan dunia (5:19).
Sekalipun nabi-nabi palsu mengaku sebagai wakil Allah (1:6; 2:4, 6), nilai-nilai dunia telah begitu meresapi pikiran dan kepercayaan mereka sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi. Itulah sebabnya, dunia mendengarkan mereka. "Ministri" mereka adalah "keberhasilan". Pengajaran mereka populer, mengakomodasi apa yang dunia ingin dengar. (Bandingkan dengan 2 Timotius 4:3: "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.") Ini mengingatkan kita bahwa persetujuan dan penerimaan oleh dunia bukan berarti ajaran seseorang itu benar. Jika seseorang ingin menjadi populer, apa yang perlu dikerjakannya hanyalah berbicara seperti dunia berbicara. Tetapi jika ia setia kepada Allah, maka ia pasti menghadapi penentangan dari dunia.

Dunia
1 Yoh. 4:4, 5; 1 Kor. 1:21; Yoh. 15:18; 14:17; 7:7; 18;36; 16:33; 12:31; 14:30; 16:11

"Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka" (1 Yoh. 4:5). Dari kata "dunia" = kosmos (bhs. Yunani) = world (bhs. Inggris) kita tahu bahwa di balik semua hal yang dapat dijamah, ada sesuatu yang tidak terjamah, yaitu adanya suatu sistem yang terencana; dan dalam sistem ini, ada fungsi yang harmonis, tata tertib yang sempurna dan teratur.
Kita perlu memperhatikan dua hal dari sistem ini. Pertama, sejak hari Adam membuka pintu, membiarkan kejahatan masuk ke dalam ciptaan Allah, susunan dunia dengan jelas ternyata bermusuhan dengan Allah. Orang dunia "tidak mengenal Allah" (1 Kor. 1:21), "membenci" Kristus (Yoh. 15:18), dan "tidak menerima" Roh Kebenaran (Yoh. 14:17). "Pekerjaan-pekerjaannya jahat" (Yoh. 7:7), "persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah" (Yak. 4:4). Sebab itu Yesus berkata, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini" (Yoh. 18:36). Dia "telah mengalahkan dunia" (Yoh. 16:33). Sikap Allah terhadap dunia selalu tegas dan tidak pernah kompromi. Kedua, di belakang sistem ini masih ada satu oknum sebagai dalangnya. Yohanes berkali-kali mencatatnya sebagai "penguasa dunia ini" (Yoh. 12:31; 14:30; 16:11). Dalam Surat Kirimannya, dia menggambarkannya sebagai "yang ada di dalam dunia" (1 Yoh. 4:4), berlawanan dengan Roh kebenaran yang tinggal di dalam orang beriman. Yohanes berkata, "dunia berada di bawah kuasa si jahat" (Yoh. 5:19). Maka, di sini kita nampak bahwa dunia adalah satu sistem yang sangat teratur, dan ada satu penguasa, Iblis (Satan), yang mengatur di belakang layar.
Tidaklah mengherankan bahwa semua yang berasal dari dunia membicarakan hal-hal duniawi dan tidaklah mengherankan juga jika dunia mendengarkan mereka. Karena dunia berlawanan dengan Allah, maka kita yang berasal dari Allah, tidak boleh berkompromi dengan dunia, sedikit pun. Namun, benarkah kita tidak mau berkompromi atau inikah saatnya kita mengaku dosa dan bertobat kepada Allah, bahwa kita adalah anak-anak-Nya yang sering ‘mengkhianati’ Bapa surgawi kita dengan diam-diam atau pun dengan terbuka karena telah berkompromi dengan dunia yang dibenci Allah?

Penerapan:
Kebenaran adalah kebenaran, tidak ada yang dapat menggantikannya. Kebenaran bukan berarti apabila sesuatu itu diterima oleh banyak orang dan disetujuinya. Kebenaran hanya berasal dari Allah dan akan ternyatakan ketika Tuhan datang. Mintalah agar Tuhan memimpin dalam jalan kebenaran.

Pokok Doa:
Berdoalah, "Tuhan Engkaulah sumberku. Ya Tuhan, kiranya segala cara pemikiranku, perbuatan, dan sikap hidupku, serta pembicaraanku, semua bersumber dari-Mu. Ya Tuhan, jangan biarkan aku mencari perkenan, penerimaan, penyambutan, atau popularitas, dari dunia ini. Ya Tuhan, aku hanya mau mencari kehendak-Mu dan mendapat perkenan-Mu semata."

16 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 1 Kamis

Mengalahkan Nabi Palsu
1 Yohanes 4:4
"Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."

Mengalahkan nabi palsu berarti menaklukkan dan menang terhadap prinsip antikristus. Apa yang membuat kita dapat menang terhadap semua ajaran bidah yang ada di jaman modern ini tentang Kristus? Tidak lain karena kita memang berasal dari Allah, dilahirkan oleh Allah. "...bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya" (2:29). "... sekarang kita adalah anak-anak Allah..." (3:2). "Setiap orang yang lahir dari Allah ... sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia ..." (3:9). Kita, orang-orang yang percaya adalah yang dilahirkan kembali oleh Allah, memiliki hayat ilahi-Nya di dalam kita.
Jalan agar tidak diperdaya oleh berbagai ajaran bidah yang menyangkal Persona Kristus adalah dengan rendah hati menyadari bahwa kita bukanlah raksasa rohani, melainkan adalah anak-anak yang perlu terus bersandar kepada Bapa surgawi. Semua kehebatan pengetahuan Alkitab tidaklah sepenuhnya membuat kita mampu mengalahkan ajaran para nabi palsu. Hanya melalui hidup bersatu dengan Tuhan dan tinggal di dalam kebenaran sejati mengenai keilahian-Nya dan keinsanian-Nya, serta menuruti pengajaran pengurapan ilahi (2:27); maka kita bukan saja diselamatkan dari bahaya penyelewengan bidah namun kita pun dimampukan oleh hayat ini untuk menang dan menaklukkan semua prinsip antikristus.
Jadi, rahasia hidup yang menang adalah menjadi orang yang senantiasa mengikatkan diri dengan Tuhan menjadi satu roh dengan-Nya (1 Kor. 6:17).

Roh Yang Ada Di Dalam Kita
Mzm. 95:3; 96:4; 147:5; Ef. 3:16-19; Rm. 8:31

Siapakah Dia yang di dalam kita ini? Seberapa besarkah Dia itu? Dalam kitab Mazmur Allah disebutkan sebagai "TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah" (95:3); "Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga" (147:5).
Dalam Efesus 3:16-19, Rasul Paulus berdoa bagi gereja di Efesus "Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah". Dari doanya, kita dapat melihat bahwa Paulus benar-benar mengenal siapa Allah kita, Ia sungguh Mahabesar.
Pribadi yang di dalam kita ini adalah Allah Tritunggal. Ia tinggal di dalam kita sebagai Roh yang serba lengkap, pemberi hayat, yang mengurapi, dan yang menguatkan insan batiniah kita dengan semua kekayaan diri-Nya. Persona semacam ini lebih besar dan lebih kuat daripada Setan, si jahat itu. Kita tidak perlu mencarinya kemana-mana, karena dia telah benar-benar berada di dalam kita. Kita menang karena Dia yang ada di dalam kita lebih besar daripada roh-roh jahat. Kita tidak perlu takut kepada dunia, karena yang ada di dalam dunia hanyalah roh-roh jahat.
Frasa "dia yang di dalam dunia" mengacu pada Satan, malaikat yang jatuh, juga "roh yang menyesatkan" (ay. 6). Mereka sudah ada di dalam dunia, yang merupakan wilayah kekuasaan si jahat (5:19). Satan merebut umat manusia yang jatuh dengan berperan sebagai roh yang jahat dan beroperasi di dalam persona-persona jahat, yang adalah komponen-komponen dari sistim dunianya. Oknum semacam ini sangat tidak berarti dan tidak mungkin dibandingkan dengan Allah Tritunggal. Roh Allah tidak mungkin bisa ditandingi oleh roh yang ada di dalam dunia.

Penerapan:
Lebih sering membaca dan mendoakan Firman Tuhan, bersekutu dengan anggota tubuh dalam pertemuan-pertemuan ibadah, menggali Firman kebenaran akan menyelamatkan kita dari bahaya diselewengkan dari bidah-bidah jaman ini. Ikatkanlah hidup kita di dalam roh dengan Tuhan agar mendapat kemenangan terhadap bidah.

Pokok Doa:
Berdoalah, "Oh Bapa, aku bersyukur kepada-Mu, bahwa Roh yang ada di dalamku, lebih besar dari pada roh yang ada di dunia. Aku tidak perlu takut kepada roh-roh jahat yang ada di dunia ini."

15 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 1 Rabu

Roh Yang Berasal Dari Allah
1 Yohanes 4:3
"Dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia."

Hari ini, banyak orang yang hanya ingin membicarakan hal-hal yang bisa diterima umum mengenai Yesus, tetapi mereka tidak mau mengakui-Nya sebagai Allah yang berinkarnasi. Mereka mungkin mengatakan bahwa Yesus itu rohani, tetapi bukan Allah.
Agar tidak diperdaya oleh nabi palsu, kita bisa mengujinya seturut 1 Korintus 12:3 yang mengatakan "Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus."
Kelihatannya mengucapkan "Yesus adalah Tuhan" adalah perkara yang sepele, namun sebenarnya tidaklah demikian. Bagi seseorang yang belum dilahirkan kembali, belum memiliki Roh Kudus di dalam dirinya, dia masih bersifat daging seperti yang dikatakan Yohanes 3:6, "Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh". Orang sedemikian tidak mungkin mengaku bahwa Yesus itu Tuhan.
Mengakui fakta sejarah bahwa Yesus pernah hidup di bumi, tidaklah banyak artinya, yang lebih penting adalah mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Mengakui Dia sedemikian berarti tunduk di bawah Dia sebagai Tuhan atas segala sesuatu. Roh Allah membimbing setiap orang yang pecaya untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan menyerahkan hidup mereka bagi-Nya. Haleluya!

Prinsip Antikristus
1 Yoh. 2:22; 4:3

Seorang antikristus adalah seorang nabi palsu, demikian juga sebaliknya. Satu Yohanes 4:3 mengatakan, "Dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus …."
Awalan anti dalam bahasa Yunani mempunyai dua arti. Pertama, berarti melawan; kedua, berarti sebagai pengganti, atau pengganti dari. Ini menyatakan bahwa seorang antikristus adalah seorang yang melawan Kristus dan juga menggantikan Kristus dengan sesuatu yang lain.
Banyak orang di jaman modern menyangkal bahwa Kristus adalah Penebus. Mereka tidak percaya bahwa Kristus mati di atas salib bagi dosa-dosa kita. Sebaliknya, mereka menyatakan bahwa Kristus dianiaya karena ajaran-ajaran-Nya dan mati-Nya di atas salib adalah sebagai seorang martir. Pertama, mereka menyangkal aspek Persona Kristus; selanjutnya ajaran mereka menggantikan Penebus dengan seorang martir.
Satu Yohanes 2:22 menunjukkan bahwa orang yang menyangkal Yesus adalah Kristus juga menyangkal Bapa dan Anak. Inilah prinsip antikristus, yaitu menyangkal atau melawan apa adanya Kristus. Yesus adalah Kristus, Kristus adalah Putra Allah, dan Putra Allah adalah perwujudan Bapa. Menyangkal satu aspek dari kebenaran ini adalah menyangkal apa adanya Kristus dan masuk dalam prinsip antikristus.
Bagaimanakah dengan kita? Mungkin secara doktrin kita tidak menyangkal Persona Kristus. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menggantikan Kristus dengan pemikiran dan kebiasaan kita, dengan standar-standar kebudayaan kita, dengan tradisi keagamaan kita, dengan konsepsi etika kita. Saudara saudari, kita perlu bertobat agar tidak hidup di dalam prinsip antikristus. Kita perlu berdoa, "Tuhan, selamatkan kami, tolonglah kami, dan lepaskan kami dari semua yang menggantikan diri-Mu. Tuhan, kami ingin hidup dan berjalan di dalam, bersama, melalui, dan oleh pengurapan-Mu." Paulus dapat mengatakan, "Bagiku hidup adalah Kristus" (Flp.1:21). Kristus adalah setiap aspek kebajikan insani Paulus. Dengan ini kita melihat bahwa kita jangan mempunyai suatu pun dari diri kita sendiri untuk menggantikan Kristus.

Penerapan:
Menyebut "Yesus adalah Tuhan" bukanlah satu perkara yang remeh. Kita dapat mengaku demikian adalah karena Roh Kudus yang berkata-kata. Proklamirkanlah sesering mungkin bahwa "Yesus adalah Tuhan!" sepanjang hari, kapanpun, dan dimanapun.

Pokok Doa:
Berdoalah, "Oh Yesus itu Tuhan! Yesus itu Tuhan!
Tuhan Yesus aku mau tunduk dan taat kepada-Mu, jadilah Tuhan atas segala sesuatu dalam hidupku. Aku mau mempersembahkan seluruh hidupku kepada-Mu, karena Engkau layak mendapatkan semuanya itu. Segala hormat, kuasa dan kemuliaan bagi Engkau saja! Amin."

14 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 1 Selasa

Mengenal Roh Allah
1 Yohanes 4:2
"Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah."

Mengaku berarti menjawab/menyatakan dengan sukarela. Apabila Anda mendapatkan jawaban yang bukan merupakan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan, ini pasti berasal dari roh jahat. Berkaitan dengan pertanyaan atas ujian semacam ini, setiap jawaban selain "Ya, ya; tidak, tidak" (Mat. 5:37) tidak dapat dianggap sebagai "pengakuan". Tuhan Yesus berkata bahwa apa pun yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.
Allah adalah Roh (Yoh. 4:24), hakiki Allah Tritunggal adalah Roh. Kita selayaknya bersyukur, karena kita telah bersatu dengan Tuhan seperti yang dikatakan dalam 1 Korintus 6:17 "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia". Berdasarkan konteksnya, frase "setiap roh" dalam 1 Yohanes 4:2 ini adalah roh manusia, roh dari seorang nabi sejati yang diilhami oleh Roh Kudus. Roh manusia yang telah bersatu dengan Tuhan mampu memberikan kesaksian bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia melalui seorang dara yang mengandung oleh Roh Kudus.
Matius 1:18 mengatakan, "Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri."
Setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia pasti berasal dari Allah, keluar dari Allah.

Yesus Datang Sebagai Manusia
Ibr. 2:14

Mengakui bahwa Yesus telah datang sebagai manusia (daging) sangat penting. Seperti yang dikatakan Ibrani 2:14, "Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut."
Mengakui Kristus datang sebagai manusia berarti mengakui bahwa Allah telah berinkarnasi. Ini sangat mengagumkan.
Setiap orang yang menyangkal Yesus Kristus datang sebagai manusia, berarti menolak keinsanian-Nya dan kehidupan manusia-Nya. Orang semacam ini berarti juga menolak penebusan Kristus. Jika Kristus tidak menjadi seorang manusia sejati, bagaimana Dia bisa mempunyai darah manusia untuk dialirkan bagi penebusan umat manusia. Oleh karena itu, menyangkal bahwa Yesus Kristus telah datang di dalam daging adalah menyangkal keterkandungan-Nya, inkarnasi-Nya, kelahiran-Nya, keinsanian-Nya, kehidupan insani-Nya, dan juga penebusan-Nya.
Setiap orang yang menolak inkarnasi Kristus dan dengan demikian menolak penebusan-Nya juga berarti menyangkal kebangkitan Kristus. Jika Kristus tidak pernah melewati maut, tidak akan mungkin bagi Dia untuk masuk ke dalam kebangkitan. Menyangkal semua ini adalah satu bidah yang besar.
Musuh sangat licik. Kelicikannya bukan hanya membuat kita menyangkal bahwa Yesus telah datang sebagai manusia atau menyangkal aspek tertentu perihal Persona Kristus tetapi juga menjadikan Allah Tritunggal sebagai satu doktrin semata, hanya berupa pernyataan-pernyataan iman, begitu obyektif dan begitu jauh dari kita.
Alkitab mewahyukan bahwa Allah Tritunggal bukanlah obyek dari iman kita semata; Dia begitu subyektif bagi kita, karena Dia telah bangkit dan menjadi Roh itu, berhuni di dalam kita menjadi hayat dan suplai hayat kita. Setiap hari, bahkan setiap jam, kita perlu mengalami Dia dan menikmati Dia. Inilah persekutuan ilahi yang dibicarakan dalam Surat 1 Yohanes.

Penerapan:
Yesus adalah Allah yang datang dalam wujud manusia. Ia juga manusia sejati sehingga Ia layak untuk menjadi korban penebusan bagi manusia. Berhati-hatilah terhadap ajaran yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah manusia yang sejati, sebab yang tidak mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia bukan berasal dari Allah.

Pokok Doa:
Berdoalah, "Tuhan Yesus, terimakasih karena Engkau adalah Allah yang menjadi Roh yang tinggal di dalam rohku. buatlah aku selalu menjadi satu dengan-Mu, di dalam persekutuan dengan-Mu."

13 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 1 Senin

Tetapi Ujilah !
1 Yohanes 4:1
"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia."

Setelah mengatakan mengenai Roh yang Allah karuniakan kepada kita dalam 1 Yohanes 3:24, Yohanes mengingatkan bahwa di dunia hari ini masih ada roh-roh yang lain, dan anak-anak Allah perlu waspada terhadapnya. Ada lebih dari satu macam roh dalam alam semesta. Karena itu, Yohanes menasihati kaum beriman agar tidak mempercayai setiap roh, tetapi harus menguji roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah. Ujilah dahulu, baru percaya, bukan percaya dulu baru menguji. Tanpa pengujian, seseorang tidak seharusnya segera mempercayai. Yohanes mengatakan, "Tetapi ujilah!" Inilah alasan Yohanes menyisipkan 4:1-6 sebagai satu bagian khusus.
Alasan kedua Yohanes menyisipkan 4:1-6 adalah untuk memperingatkan kaum beriman bahwa meskipun kita perlu mengasihi saudara-saudara, kita jangan menerima nabi-nabi palsu dan antikristus-antikristus. Yohanes mempertegas hal ini dalam 2 Yohanes 10.
Frase "setiap roh" atau "roh-roh" dalam 4:1 ini mengacu pada roh-roh para nabi, entah yang digerakkan oleh Roh kebenaran, atau yang digerakkan oleh roh penipuan. (Bandingkan dengan 1 Kor. 14:32 "And the spirits of the prophets are subject to the prophets" - King James Version).
Hari ini, banyak orang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi di saat yang sama mengajarkan Injil yang lain. Kita perlu hati-hati, bukan karena mereka membicarakan Alkitab, Allah, dan Yesus lalu berarti mereka adalah anak Allah.

Janganlah Percaya Akan Setiap Roh
1 Yoh. 4:2

Sdri. M.E. Barber, seorang yang sangat mengenal Tuhan, menulis di majalah Dawn (editornya adalah D.M. Panton) pada tahun 1925 sebagai respon untuk artikel "Menguji Supernatural (Gaib/Adikodrati)" sebagai berikut :
Salam,
Artikel Anda tentang "Menguji Supernatural" di majalah Dawn edisi Mei sangat menarik perhatianku. Di Cina hari ini, Iblis menyatakan dirinya dengan cara-cara baru; dan bahkan di tempat-tempat ibadah Kristen banyak roh jahat berpura-pura menjadi Yesus Kristus.
Ada satu kasus yang cukup menarik. Waktu musim gugur yang lalu, dekat Amoy, di rumah seorang hamba Tuhan, suatu malam, ada suara yang berbicara disertai cahaya yang terang. Suara itu mirip suara hamba Tuhan yang pernah tinggal di rumah itu sebelumnya dan telah meninggal 20 tahun yang lalu. Hal ini segera menjadi berita besar. Tersiarlah kabar bahwa pendeta tua itu berbicara dari atap bekas rumahnya kepada siapa pun yang mau datang dan mendengarkan, akibatnya setiap hari banyak orang berbondong-bondong datang. Pembicaraannya sangat luar biasa, penuh firman Tuhan, berkali-kali mendorong orang untuk hidup kudus. Orang-orang yang berkarakter jelek tidak berani pergi ke sana, karena begitu mereka duduk, maka suara itu akan menyebut nama mereka dan meminta mereka bertobat atas dosa-dosanya. Dalam banyak kasus, dosa itu hanya diketahui oleh orang itu sendiri. Suatu hari, datanglah seorang tokoh terkenal di Amoy, seorang dokter Cina, yang adalah orang Kristen lulusan sekolah dokter di Amerika. Biaya berobat di tempat dia sangat mahal. Alangkah terkejutnya dia, karena begitu dia masuk rumah, roh itu berbicara kepadanya agar bertobat dari dosa keserakahan, dan memerintahkan kepadanya untuk mengurangi biaya pemeriksaan pasiennya. Suara ini sangat mempengaruhinya, ia berubah dalam banyak hal, termasuk tidak memungut biaya pemeriksaan untuk orang-orang miskin.
Seorang saudara yang menginjil di distrik Amoy datang kepadaku dan bertanya apakah aku percaya bahwa roh tersebut benar-benar adalah suara Allah. Dia berkata, "Mungkin tak seorang pun di Amoy yang meragukan hal ini, kecuali beberapa orang misionaris." Aku memberitahu dia tentang masalah perlunya menguji roh-roh, dan menyarankan agar dia menggunakan pengujian di 1 Yohanes 4:2. Roh tersebut tidak pernah dapat dilihat mata, tetapi berkali-kali cahaya yang terang benderang menaungi rumah itu.
Akhirnya, seorang pekerja yang kami kenal dan dapat dipercaya diutus untuk menguji roh tersebut. Begitu roh itu diuji, maka segera dia berdiam diri selama sekitar setengah jam; dan kemudian mendadak suara itu berbicara lagi, "Baca 1 Korintus 13:13!" Seperti yang telah Anda katakan dalam artikel Anda, "tidak mengaku" sudah merupakan bukti yang kuat tentang asal usul manifestasi supernatural itu. Banyak orang Kristen Cina telah sepenuhnya tertipu; mereka sangat mengenal hal-hal supernatural milik penyembah berhala, tetapi tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa Iblis dapat menyatakan dirinya di dalam tempat ibadah Kristen, menggunakan istilah-istilah Alkitab, mendorong orang untuk berbuat baik dan bukan yang jahat, serta mendorong orang untuk membaca Alkitab.

Salamku, Margaret E. Barber
Pagoda Anchorage, FuKien, China

Penerapan:
Hari ini banyak yang mengaku sebagai orang Kristen, namun banyak juga yang mengajarkan ajaran lain. kita harus waspada! Karena itu, bacalah Firman agar mengerti kebenaran. Jangan asal menerima perkataan manusia tanpa mem-filter-nya dengan Firman murni.

Pokok Doa:
Berdoalah agar Tuhan memberi kepekaan kepada Anda untuk dapat membedakan dan menguji semua roh. Berdoalah agar saudara saudari tidak disimpangkan dengan hanya memperhatikan dan berfokus pada hal-hal lahiriah, namun mengabaikan pertumbuhan hayat Allah di dalam mereka.

11 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Sabtu

Hati Kita Tidak Menuduh
1 Yohanes 3:21
"…, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah."

Di dalam 3:21, kita mempunyai satu seluk beluk yang berhubungan dengan persekutuan ilahi yaitu hidup oleh realitas ilahi. Jika hati kita menghukum kita karena tidak hidup di dalam realitas ilahi, ini adalah satu tanda bahwa Allah juga menghukum kita. Kesadaran ini akan membuat kita selalu bersiaga agar jangan terputus dari persekutuan dengan Allah.
Tinggal di dalam Tuhan membutuhkan satu hati yang tenang dengan satu hati nurani yang tanpa pelanggaran. Ini sangat vital untuk persekutuan kita dengan Allah. Hati nurani yang bercela (ada pelanggaran) menghalangi tinggalnya kita di dalam Tuhan dan memutuskan persekutuan kita dengan Allah. Oleh karena itu, kita harus berjaga-jaga untuk selalu mempunyai satu hati yang tenang di hadapan Allah.
Kemudian ayat 22 berkata, "Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Menuruti segala perintahnya berarti tinggal di dalam-Nya, yaitu hidup dengan intim dan dekat dengan penyelamat. Ketika kita ada dalam persekutuan dengan-Nya, kita membuat kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Dia akan membuat kita mengenal kehendak-Nya. Dalam keadaan demikian, kita tidak akan meminta hal-hal yang diluar kehendak Allah. Perasaan bersalah dari hati nurani dalam hati yang terhukum adalah suatu penghalang bagi doa kita. Hati nurani yang tanpa cela dalam hati yang tenang bisa meluruskan dan menjernihkan jalan bagi permohonan kita kepada Allah.

Kita Di dalam Allah Dan Allah Di dalam Kita
1 Yoh. 3:23-24

Satu Yohanes 3:23-24 berkata, "Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi ...Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia…" Mempunyai iman adalah menerima hayat ilahi di dalam hubungan kita dengan Tuhan; mengasihi adalah memperhidupkan hayat ilahi di dalam hubungan kita dengan saudara-saudara. Iman menjamah sumber hayat ilahi; kasih mengekspresikan esensi hayat ilahi. Keduanya perlu bagi kaum imani untuk memperhidupkan satu hayat yang tinggal di dalam Tuhan. Menurut Injil Yohanes, iman dan kasih adalah dua syarat bagi kita untuk menerima dan menikmati Allah.
Menaati Dia berarti tinggal di dalam Dia dan mereka yang tinggal di dalam Dia dijamin oleh kehadiran-Nya yang terus menerus. Bagian ini mewahyukan bahwa perkara tinggal di dalam Tuhan adalah kehidupan anak-anak Allah oleh hayat ilahi yang mereka terima dari Allah melalui kasih Bapa yang memperanakkan mereka (2:29; 3:7,10-11, 14-23). Hayat ini, sebagai benih ilahi, tumbuh di dalam pelaksanaan kebenaran (perintah-perintah). Ini adalah misterius tetapi riil di dalam Roh. Ayat ini adalah penutup bagian ini yang dimulai dari 2:28, mengenai tinggalnya kita di dalam Tuhan menurut pengajaran pengurapan ilahi seperti yang diuraikan dalam bagian sebelumnya (2:20-27). Bagian ini mewahyukan bahwa tinggal di dalam Tuhan adalah kehidupan anak-anak Allah berdasarkan hayat kekal-Nya sebagai benih ilahi (2:9, 15) yang bertumbuh berdasarkan mempraktekkan kebenaran Allah yang melahirkan mereka (2:29; 3:7, 10) dan kasih Bapa yang melahirkan mereka (3:10, 11, 14-23). Perkara tinggal di dalam yang sedemikian dan dasarnya – kelahiran kembali dan hayat ilahi sebagai benih ilahi – bersifat misterius namun nyata dalam Roh itu.
Kita tinggal di dalam Tuhan, maka Dia tinggal di dalam kita. Tinggalnya kita di dalam Dia adalah syarat bagi tinggalnya dia di dalam kita (Yoh. 15:4). Kita menikmati tinggalnya Dia di dalam kita melalui tinggal di dalam Dia.

Penerapan:
Dalam Kisah Para Rasul 23:1, rasul Paulus berkata, "... sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah." Kemudian dalam 24:16 ia juga berkata, "aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia."

Pokok Doa:
Berdoalah agar Allah sang Terang menyoroti dan menyingkapkan semua debu dosa, pelanggaran, kecemaran, kelemahan, kekurangan serta cacat dalam moral kita dan mohonlah pembasuhan darah Putra-Nya, Yesus Kristus, agar hati nurani Anda disucikan dari segala tuduhan.

10 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Jumat

Pemerintahan Allah Dalam Hati Nurani
1 Yohanes 3:20
"sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu."

Saat hati nurani menyalahkan kita, kita sering melakukan banyak perkara untuk menghibur hati nurani. Sebenarnya, kita tidak mau menaati suara hati nurani, tidak mau menuruti petunjuknya untuk mendapatkan perkenan Allah, namun di pihak lain, kita takut penghakiman hati nurani, karena penghakiman hati nurani akan membuat kita tidak tenang, menyebabkan kita merasa tidak nyaman. Itulah sebabnya, kita berusaha melakukan sesuatu untuk menutupinya. Kita berusaha melakukan perkara baik yang lain untuk menggantikan kehendak Allah.
Kita tidak mau menaati Allah, tetapi kita berkata bahwa apa yang sedang kita lakukan sekarang, sama baiknya dengan yang ditunjukkan oleh Allah, mungkin lebih baik, lebih indah, lingkupannya lebih luas, keuntungannya lebih banyak, kegunaannya lebih besar, pengaruhnya lebih kuat daripada yang ditunjukkan oleh Allah. Kita pikir, bukankah pekerjaan yang demikian itu sangat baik? Tetapi kalau kita teruskan, tidak peduli bagaimana penilaian orang lain, dari sudut pandang Allah, sedikit pun tidak berfaedah dalam kerohanian.
Allah tidak melihat berapa banyak lemaknya, berapa banyak kurban bakarannya, tetapi berapa banyak ketaatan kita kepada Allah. Kalau Allah dalam roh mewahyukan bahwa barang-barang itu harus dimusnahkan, tidak peduli seberapa baik motivasi kita, tidak peduli seberapa gemuk lembu dan domba itu, tidak peduli seberapa berat emas dan perak itu, semuanya tidak bisa menggerakkan hati Allah. (Bandingkan 1 Sam. 15:22)

Allah Lebih Besar Daripada Hati Kita
1 Yoh. 3:19-22

Dalam ayat 20, Yohanes mengatakan bahwa Allah lebih besar daripada hati kita; yaitu, Allah lebih besar daripada hati nurani kita. Allah mempunyai satu pemerintahan, dan pemerintahan ini mempunyai satu daerah pelaksanaan di dalam kita. Daerah pelaksanaan pemerintahan Allah ini adalah hati nurani kita. Jika hati nurani kita menyalahkan kita, menangkap kita, dan menghukum kita, tentu saja Allah juga akan menghukum kita, karena Dia lebih besar daripada hati nurani kita dan mengetahui segala hal.
Hati nurani sebenarnya adalah jendela roh orang beriman, terang surgawi menyorot masuk dari sini, supaya roh orang beriman dan seluruh dirinya penuh dengan terang. Seluruh diri dan roh orang beriman juga melihat terang surgawi dari sini. Kapan kala apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan tidak baik, tidak sesuai dengan tata krama kaum saleh, terang surgawi akan menyorot masuk dari hati nurani, menyatakan kesalahan kita, menghakimi kegagalan kita. Kalau kita membiarkan hati nurani bekerja, lalu menaatinya, menyingkirkan apa yang dihakiminya, terang surgawi selanjutnya akan lebih besar. Kalau kita tidak mengaku salah, juga tidak mau menyingkirkan dosa, maka bekas dosa masih tetap tertinggal, hati nurani masih tercemar (Tit. 1:15), karena tidak bertindak menurut pengajaran terang Allah.
Ketajaman perasaan hati nurani bisa bertambah, juga bisa berkurang. Kalau orang beriman memberi tempat bagi hati nurani untuk bekerja, jendelanya pasti makin lama makin terang. Kalau dia tidak mempedulikan suara hati nurani, atau dengan alasan menggantikan tuntutan hati nurani, maka hati nurani akan berulang-ulang berbicara, atau setelah berbicara belasan kali, lalu hati nurani seolah-olah tidak berbicara lagi, karena dia tidak punya perasaan lagi. Satu kali orang beriman tidak mendengarkan suara hati nurani, hayat rohaninya akan terluka sekali, jika demikian terus maka tidak lama lagi ia akan mutlak terjerumus ke dalam kedudukan milik daging.

Penerapan:
Satu dosa ditambah satu dosa, satu bekas ditambah satu bekas, akan menyebabkan jendela itu makin buram dari hari ke hari, terang juga sulit tembus ke dalamnya. Karenanya, kita perlu datang ke hadapan Tuhan setiap hari untuk membersihkan "kaca" hati nurani kita dari segala dosa, pelanggaran, kecemaran, yang kita perbuat dengan bersandar pada pembasuhan darah.

Pokok Doa:
"Tuhan Yesus, aku tidak mau kehilangan senyum-Mu. Aku mau selalu bersekutu dengan-Mu. Basuhlah dosa-dosaku, terangilah aku, agar aku tidak menyisakan apa pun di hatiku yang tidak diperkenan oleh-Mu. Tolonglah aku, Tuhan, agar aku tidak mengeraskan hati

09 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Kamis

Hati Nurani Kaum Beriman (1)
1 Yohanes 3:19-20
"...Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu."

Setelah roh orang beriman dilahirkan kembali, hati nuraninya menjadi hidup. Darah adi Tuhan Yesus telah mencuci bersih hati nurani sehingga menjadi sangat peka, bisa bekerja menurut kehendak Roh Kudus.
Pekerjaan pengudusan dan pembaruan Roh Kudus di dalam manusia berhubungan dengan pekerjaan hati nurani. Kalau orang beriman ingin dipenuhi oleh Roh Kudus, ingin dikuduskan, ingin hidup sesuai dengan kehendak Allah, ingin sepenuhnya berperilaku menurut Roh, ia tidak bisa tidak mendengarkan suara hati nurani. Kalau kita tidak memberi hati nurani kedudukan yang seharusnya didapatkan olehnya, kita pasti terjerumus ke dalam kedudukan berperilaku menurut daging. Setia menanggulangi hati nurani adalah langkah pertama dari usaha untuk menjadi kudus. Berperilaku menurut hati nurani adalah tanda kerohanian yang sejati.
Kalau orang beriman yang karnal (bersifat daging) tidak membiarkan hati nurani bekerja dengan tuntas, dia tidak dapat memasuki dunia kerohanian. Meskipun orang lain dan dirinya sendiri mengira sudah rohani, tetapi kerohaniannya tidak mempunyai dasar. Dosa dan segala yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, dan yang tidak sesuai dengan tata krama kaum saleh, kalau tidak ditindak menurut suara hati nurani, berarti dasar kerohanian belum tersusun dengan baik, meskipun di atasnya terbangun banyak cita-cita rohani, semuanya akan runtuh.

Hati Nurani Kaum Beriman (2)
1 Yoh. 3:20

Pekerjaan hati nurani adalah bersaksi terhadap kita, menunjukkan apakah sikap kita sudah tepat terhadap manusia maupun Allah? Sesuaikah semua yang kita kerjakan, pikirkan, dan ucapkan, dengan kehendak Allah, dan apakah kita tidak mengkhianati Kristus?
Ketika kehidupan kristiani kita maju, ketajaman hati nurani kita pun lebih maju dari hari ke hari, sehingga bisa lebih padu dengan suara yang diberikan Roh Kudus. Ingatlah bahwa Roh Kudus berbicara kepada orang beriman melalui hati nurani. Perkataan rasul menunjukkan hal ini, "Suara hatiku (hati nuraniku) turut bersaksi dalam Roh Kudus" (Rm. 9:1).
Kalau hati nurani kita berkata kita salah, bagaimana pun juga kita pasti salah. Kalau hati nurani kita sudah menghakimi kita, kita harus segera bertobat, kita tidak bisa menutupinya atau menyuapnya dengan apa pun. Satu Yohanes 3:20 mengatakan, "Sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu." Teguran hati nurani adalah teguran Allah kepada kita.
Kalau kita bersalah, apa yang ditegur hati nurani pasti akan lebih dihakimi oleh Allah. Tingkatan kekudusan Allah pasti lebih tinggi daripada hati nurani kita. Sebab itu, kalau hati nurani berkata bahwa kita salah, kita pasti salah.
Lalu, bagaimanakah seharusnya sikap kita? Kalau perkaranya belum kita lakukan, lekaslah berhenti; kalau perkaranya sudah dilakukan, harus bertobat, mengakui dosa kita, mohon darah adi mencuci bersih segala dosa kita.
Yang paling disayangkan, hari ini banyak orang beriman tidak berbuat demikian. Begitu hati nurani menegur, dia berusaha menyuap hati nurani, berkompromi dengan hati nurani, supaya hati nurani tidak mengeluarkan teguran lagi. Cara yang paling mudah adalah memberi alasan kepada hati nurani, dengan alasan mencoba membenarkan dirinya. Alasan-alasan yang demikian, meskipun bisa memuaskan pikiran, tetapi tidak bisa memuaskan hati nurani. Jika apa yang dihakimi oleh hati nurani belum disingkirkan, hati nurani pasti tidak mau menerima alasan apa pun untuk menghentikan penghakimannya.

Penerapan:
Jangan meremehkan perasaan di dalam hati nurani kita, kapan kala dia mulai mengusik kita, kita perlu segera menaatinya. jangan membiarkan hati nurani kita menjadi bebal.

Pokok Doa:
"Tuhan Yesus, terima kasih kepada-Mu karena tinggal di dalam hatiku. Buatlah hati nuraniku tetap peka agar aku dapat mendengar suara-Mu dan menaati-Mu selalu."

08 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Rabu

Menyerahkan Nyawa Untuk Saudara-Saudara Kita
Yohanes 3:16
"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara"

Tuhan Yesus kita memberikan contoh kasih yang tertinggi saat Ia menyerahkan hidupnya bagi kita. Setelah menunjukkan kasih Kristus yang sedemikian, Yohanes mengatakan bahwa kita juga harus menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Ini berarti bahwa hidup kita seharusnya adalah pencurahan terus menerus untuk kaum beriman yang lain.
Kita mungkin tidak akan pernah layak untuk mati bagi orang lain, tetapi kita semua bisa menyatakan kasih persaudaraan melalui pemberian-pemberian kita. Itulah yang dikatakan dalam 1 Yohanes 3:17, "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"
Jika ayat 16 mengusulkan hal maksimum yang bisa kita lakukan untuk saudara kita, maka ayat 17 mengusulkan hal yang paling minimal yang harus kita lakukan untuk saudara kita.
Di jaman Yesus hidup, kebanyakan orang relatif miskin. Upah mereka satu dinar sehari, untuk diri sendiri saja sudah terbatas. Tetapi Yohanes Pembaptis berkata, "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian" (Luk. 3:11). Dalam kondisi yang minim pun, kita harus membagi kelebihan kita. Inilah kasih persaudaraan.

Mengasihi Dengan Perbuatan
1 Yoh. 3:17-18, Yak. 2:15-16, Luk. 10:29-35

Rasul Yohanes tidak menganggap bahwa kasih hanya sekadar masalah emosional atau perasaan sentimentil saja, karena setiap referensinya selalu mengacu kepada tindakan. Kasih Allah dinyatakan dengan menyerahkan nyawanya untuk kita, dan kita diharapkan mengikuti jejak-Nya.
Perintahnya adalah kita harus mengasihi dengan perbuatan-perbuatan kita. Kita jangan menutup pintu hati kita dari rasa simpati, tetapi kita harus membantu saudara kita yang sedang membutuhkan. Jika kita memulai dengan tindakan yang manis dan mengasihi, maka kita akan memiliki perasaan yang sama.
Ketika kita merasa bahwa perasaan kasih kita terhadap orang tertentu telah mati, kita perlu berusaha untuk kembali menemui orang yang tidak kita senangi itu dan mulai melakukan tindakan kasih, membuat orang yang kita benci menjadi pusat dan sasaran pelayanan kita, maka hasilnya adalah seperti sebuah sumber perasaan simpati yang membual dan menyegarkan.
Jangan menunggu sampai timbul perasaan mengasihi, tetapi mulailah dengan menunjukkannya. Karena ini adalah sebuah perjuangan dan juga merupakan tanggung jawab kita untuk mulai melangkah keluar dengan iman yang sederhana dan kita akan menemukan bahwa Allah akan membuat kasih itu melimpah melalui kasih karunia-Nya. Kasih sejenis ini tidak egois, dan kasih ini merupakan karunia Roh Allah. Perkembangan yang luar biasa ini tidak dapat dihasilkan oleh hati kita yang dingin; hati manusia mustahil memilikinya. Mungkin ada sedikit, tetapi sangat kecil dibandingkan dengan kasih Allah. Kasih adalah milik Allah, karena Allah adalah kasih. Kasih mengalir keluar dari sifat Allah sendiri, dan ditebarkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. "Buah Roh adalah kasih," dan ketika kita melalui iman bersatu dengan Kristus, kasih Allah juga akan ditebarkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus, sehingga kita bisa mengasihi dengan kasih Allah.
Kita tahu bahwa kita dilahirkan dari atas, pada saat kita memutuskan untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri kita sendiri.

Penerapan:
Marilah kita mewujudkan kasih yang menyerahkan nyawa ini melalui pemberian-pemberian kita. Dapatkah kita mengorbankan uang jajan kita atau pesta-pesta kita dalam minggu ini dan mempersembahkan uangnya kepada gereja untuk keperluan orang miskin?

Pokok Doa:
"Tuhan Yesus, bukalah hatiku, jangan biarkan aku terus menutup pintu hatiku terhadap saudara saudari. Tambahkan kasih-Mu di dalamku, agar aku dapat mengasihi saudara saudari dengan kasih ilahi ini, kasih yang tidak terbatas."

07 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Selasa

Pindah Dari Dalam Maut Ke Dalam Hidup
1 Yohanes 3:14
"Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut."

Dalam seluruh Alkitab, perkataan "pindah dari dalam maut ke dalam hidup" hanya tercantum di dua tempat. Yohanes 5:24 mengatakan, " … barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Di sini dikatakan, orang yang percaya sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Satu Yohanes 3:14 mengatakan, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut." Berpindah dari dalam maut ke dalam hidup mempunyai satu bukti, yaitu mengasihi saudara.
Fakta yang luar biasa bahwa ketika seseorang diselamatkan, ia sepenuhnya memiliki sikap yang berbeda terhadap orang-orang Kristen. Seorang yang tidak mengasihi anak Allah yang sejati, mungkin dikenal sebagai orang Kristen, tetapi Alkitab mengatakan, ia tetap di dalam maut.
Iman memang membuat kita pindah dari dalam maut ke dalam hidup, menjadi anggota keluarga Allah, tetapi iman tidak saja mempertemukan kita dengan Bapa, juga mempertemukan kita dengan saudara-saudara kita.
Begitu kita mendapatkan hayat Allah, dengan sendirinya kita akan menyadari betapa banyaknya orang yang memiliki hayat yang sama di dalam dunia ini, dan dengan spontan pula hayat ini membuat kita senang mendekati mereka, bergaul dengan mereka, dan mengasihi mereka.

Membenci = Pembunuh
1 Yoh. 3:15, Mat. 5:21-22

Satu Yohanes 3:15 mengatakan, "Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya."
Dalam pandangan dunia, kebencian bukanlah hal yang paling jahat, tetapi Allah menyebutnya pembunuh. Membenci sebenarnya adalah motivasi pembunuhan. Dengan kata lain, membenci adalah pembunuh dalam bentuk embrio. Motifnya ada di sana, meskipun tindakannya belum dilakukan. Setiap orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh manusia.
Keadaan yang normal adalah demikian: misalkan ada seorang saudara melakukan banyak perkara yang tidak dapat dibenarkan, kita boleh menasihati dan menegurnya, tetapi hati kita tidak boleh membencinya. Jika perbuatannya sampai membuat kita marah, kita pun boleh memarahi serta menegurnya dengan kata-kata yang sangat keras, tetapi hati kita tetap tidak boleh membencinya. Kalaupun kita harus menyampaikan persoalannya kepada gereja, seperti yang tercantum dalam Matius 18, tujuan kita tetaplah ingin mendapatkan dan memulihkannya. Kalau terhadapnya kita hanya ingin mengecam dan meruntuhkan saja, tanpa bermaksud memulihkannya, itu membuktikan kita bukan seorang saudara. Maksud menyampaikan persoalannya kepada gereja ialah agar kita bisa mendapatkan saudara itu kembali. Jadi masalahnya ialah, kita ingin meruntuhkannya atau ingin mendapatkannya? Ini adalah perkara yang sangat serius. Janganlah kita menyepelekan perkara ini.
Saudara saudari, kalau seseorang hanya dapat menghakimi, namun tidak dapat meratapi; hanya dapat menyalahkan, tanpa merasa pilu; itu membuktikan bahwa dia tidak mengetahui makna kasih persaudaraan. Kalau ada seorang saudara menegur saudara lain hanya dengan maksud menjatuhkannya, itu membuktikan di dalamnya tidak ada kasih, hanya ada kebencian. Membenci saudara berarti membunuh saudara! Alangkah seriusnya hal ini! Kiranya kita semua bisa terhindar dari dosa membenci ini.

Penerapan:
Marilah kita belajar mengasihi semua saudara saudari. Bagaimana kita bisa mengasihi jika kita tidak pernah mengenal mereka? Luangkan sedikit waktu untuk memberi salam dan berkenalan dengan saudara saudari disekitar kita sebelum atau sesudah pertemuan ibadah.

Pokok Doa:
"Tuhanku, aku orang yang tidak patut dikasihi tetapi Engkau telah begitu mengasihi aku dan keluargaku. Sungguh luar biasa karena aku orang dosa ini telah menerima rahmat yang begitu besar. Tuhan, perbesarlah kapasitasku, agar aku juga bisa mengasihi anak-anak-Mu tanpa pamrih. Jangan biarkan aku terus melihat kelemahan mereka, tetapi sebagaimana Engkau memandang mereka demikianlah hendaknya aku memandangnya."

06 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Senin

Mengasihi Saudara
1 Yohanes 3:10
"Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya."

Setelah menyuruh kita melakukan kebenaran, rasul Yohanes beralih ke masalah kasih. Melakukan kebenaran adalah tanda anak Allah, mengasihi saudara juga adalah tanda anak Allah. Kasih adalah yang di dalam, kebenaran adalah yang di luar. Kebenaran adalah hakiki tindakan Allah, kasih adalah hakiki esens Allah.
Mengasihi saudara adalah pernyataan yang kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Sejak awal, orang Kristen telah diajar bahwa mengasihi saudara adalah keharusan (Yoh. 15:12, 17), seperti yang dikatakan Yohanes dalam 3:11, "Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi".
Kasih di sini bukan berarti hanya bersikap ramah atau sekadar mengasihi dengan kasih insani. Kasih yang dimaksud adalah kasih ilahi, yaitu mengasihi orang lain seperti Kristus mengasihi kita. Tentu saja hal ini tidak dapat dilakukan dengan kekuatan pribadi kita. Semakin kita berusaha dengan kekuatan kita, semakin kita tidak dapat mengasihi. Mengasihi saudara merupakan hasil dari kita tinggal di dalam Tuhan.
Jika seseorang mengaku bahwa ia telah dilahirkan kembali, tetapi tidak mengasihi saudaranya, maka pengakuannya tentang kelahiran kembali patut diragukan. Karena, ketika kita menerima kelahiran ilahi, kita menerima hayat (kehidupan) Allah yang sama sehingga di antara anak-anak Allah bisa saling mengasihi.
Marilah kita biarkan hayat kasih di dalam kita mengalir keluar menjadi tindakan yang nyata dalam mengasihi orang lain.

Dunia Membenci Kamu
1 Yoh. 3:12-13; Yoh. 15:18-20; 17:14-16

Rasul Yohanes berkata, "Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu" (1 Yoh. 3:13). Tuhan Yesus dalam Yohanes 15:18-19 juga mengatakan, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu."
Kita bukan berasal dari dunia, tetapi kita berasal dari Allah, karena itu pada kita haruslah hanya ada kasih (bukan benci) terhadap anak-anak Allah dan terhadap sesama manusia. Dunia boleh membenci kita. Karena dunia berasal dari si jahat, tetapi kasih haruslah menjadi ekspresi kita.
Yohanes mengingatkan kita mengenai Kain dan Habel. Setelah Allah menolak persembahannya, Kain sangat marah dan dengki terhadap saudaranya. Itulah sebabnya ia membunuhnya (Kej. 4:8). Kain seharusnya mengasihi adiknya, saudara sekandungnya sendiri. Tetapi, lihatlah Kain marah dan membenci adiknya. Kain tidak berbuat kebenaran, sebaliknya membenci yang mengakibatkan perbuatan jahat. Karena itu, Yohanes berkata bahwa Kain berasal dari si jahat dengan membunuh adiknya, Habel. Penyebab utamanya dinyatakan dalam 1 Yohanes 3:12, "Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar".
Saudara saudari, kiranya kita selalu diingatkan bahwa semua yang lahir dari Allah patut kita kasihi. Mungkin di antara kita ada berbagai macam perbedaan, perbedaan bangsa, suku, bahasa, warna kulit, status sosial, bahkan perbedaan pendapat dalam pemahaman Alkitab dan praktek penyembahan atau pelayanan. Tetapi apakah perbedaan-perbedaan itu boleh membuat kita membenci saudara kita, sedangkan kita semua dilahirkan oleh Allah? Jika "persembahan kita diterima" oleh Allah, bolehkah kita merendahkan mereka yang "persembahannya tidak diterima" oleh Allah. Dan bagaimana jika sebaliknya, apakah kita senang mengulangi sejarah Kain? Kiranya Tuhan membelaskasihani kita. Tanda orang yang dilahirkan kembali adalah mengasihi saudara. Mari kita tampilkan tanda ini dalam hidup sehari-hari.

Penerapan:
Kasih adalah perintah Tuhan. Sudahkah kita saling mengasihi saudara-saudara seiman kita? Coba periksa, sudahkah hubungan di antara kita sebagai anak-anak Allah, benar-benar tidak ada masalah, atau masih berada dalam basa-basi seperti di masyarakat pada umumnya?

Pokok Doa:
"Tuhan Yesus, berikan aku hati yang mengasihi orang-orang di sekelilingku, agar kasih-Mu dapat dirasakan oleh mereka. Bukan dengan kasih yang pura-pura atau hanya basa basi saja, melainkan kasih yang berasal dari Tuhan, yang sejati."

04 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 3 Sabtu

Benih Ilahi
1 Yohanes 3:9
"Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah."

Ayat 9 memberitahu kita, ketika kita menerima kelahiran ilahi, benih ilahi ditanam ke dalam kita. Dalam Matius 13, Tuhan mengumpamakan diri-Nya sebagai penabur, juga sebagai benih yang ditaburkan. Dia menaburkan diri-Nya sendiri sebagai benih hayat (kehidupan) ilahi ke dalam “tanah” manusia. Petrus menyebut benih ini sebagai benih yang tidak fana, yang tidak dapat rusak (1 Ptr. 1:23). Benih kekal ini, yang adalah diri Tuhan sendiri, telah tertanam ke dalam hati kita, pada saat kita percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin pada saat itu kita tidak merasakannya, dan sepertinya tidak ada perubahan apa-apa. Tetapi, ini merupakan fakta ilahi yang telah terjadi pada kita.
Benih hayat ilahi ini perlu bertumbuh, berkembang dari roh kita sampai ke tubuh kita. Roma 8 mengatakan, “Jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran” (ay. 10). Roh adalah kehidupan artinya roh kita sudah menerima hayat (kehidupan) ilahi. Selanjutnya, hayat ilahi perlu bertumbuh, meluas sampai ke pikiran, ke seluruh jiwa kita, maka di ayat 6b dikatakan, “Tetapi pikiran yang diletakkan di atas roh adalah hidup”. (Alkitab Recovery Version mengatakan, “the mind set on the spirit is life”)Akhirnya, ayat 11b mengatakan, “Maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.”

Tidak Berbuat Dosa
1 Yoh. 3:9

Ayat 9 membicarakan bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa, karena benih ilahi ada di dalamnya. Benih ilahi ini telah membuat roh kita dilahirkan kembali, sehingga roh kita tidak bisa berbuat dosa, tidak demikian dengan jiwa dan tubuh kita.
Karena itu benih ilahi ini perlu dibiarkan bertumbuh ke jiwa dan ke tubuh kita. Jika kita setiap hari menaruh pikiran kita di atas roh, membuat pikiran kita selalu bersatu dengan Tuhan yang ada di dalam roh kita (2 Tim. 4:22), maka sedikit demi sedikit benih hayat ilahi ini akan meresapi pikiran kita, pikiran kita akan diperbarui (Rm. 12:2). Dan jika kita terus memberi kesempatan yang lebih jauh, maka benih hayat ilahi ini akan bertumbuh sampai ke tubuh kita yang fana ini.
Cara Allah berbeda dengan konsep agama. Agama membantu dengan memberi aturan-aturan, memberi cara-cara, agar orang bisa mengembangkan, memperbaiki diri. Pada faktanya, mungkin usaha keras akan berhasil mengubah orang, menjadi orang yang lebih baik, tetapi sayang tidak bertahan lama. Pada akhirnya, semua usaha yang dibangunnya akan hancur, tidak bisa menahan ujian waktu.
Jangan mencoba mengubah diri dengan kekuatan kita sendiri. Jika hari ini Anda marah-marah, jangan mencoba bahwa besok pasti tidak marah-marah. Masalah besok kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Iblis sangat licik, sebelum kita dilahirkan kembali kita mungkin kurang memperhatikan tingkah laku kita. Tetapi, setelah kita dilahirkan kembali, Iblis selalu menghakimi semua tingkah laku kita yang jauh dari standar, dan menggoda kita untuk memperbaiki tingkah laku kita. Tapi, apa hasilnya?
Terpujilah Tuhan atas benih ajaib yang yang ditaburkan ke dalam kita. Percayalah atas kemampuan benih ini. Misalkan, Anda menanam suatu benih di kebun Anda, apakah setiap hari Anda akan menggali tanah dan memeriksa benihnya bertumbuh atau tidak? Anda pasti hanya menanam, memberi air, lalu membiarkan benih ini tumbuh sendiri, bukan? Keperluan kita adalah setiap hari berkontak dengan Tuhan, agar benih ini mendapat suplai yang membuatnya terus bertumbuh.

Penerapan:Aturlah jadual kegiatan Anda sehari-hari dengan hal-hal yang positif dan berguna. Aturlah juga waktu-waktu tertentu untuk berkontak dengan Tuhan untuk mendapat suplai rohani. Jangan lupa untuk terus berusaha bersatu dengan Dia ketika melakukan semua kegiatan hari ini.

Pokok Doa:"Tuhan Yesus, aku bukan apa-apa dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terima kasih karena Dikau adalah benih ilahi yang tertanam di dalamku. Aku mau membuka diriku agar Engkau leluasa bertumbuh dan berkembang di dalamku."

03 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 3 Jumat

Berbuat Kebenaran (1)
1 Yohanes 3:7
"Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar."

Saat kaum Gnostik membuat kebohongan yang besar mengenai pribadi Kristus dalam pengetahuan mereka, mereka menjadi sangat ceroboh mengenai kehidupan pribadi mereka. Mengapa? Karena mereka belum dilahirkan kembali. Ciri-ciri orang yang mendapatkan kelahiran ilahi adalah berbuat kebenaran. Yohanes berkata, “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar.”
Perkataan Yohanes dengan jelas memberitahu kita bahwa seseorang yang dilahirkan kembali pasti mempunyai ekspresi berbuat kebenaran. Meskipun, mungkin sulit bagi kaum beriman untuk memperdebatkan iman secara doktrinal, tetapi mereka jangan sampai disesatkan, sehingga mereka melupakan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari yang praktis. Selain itu, perkataan Yohanes juga mengandung arti bahwa kita tidak bisa memiliki kehidupan rohani, tetapi masih terus menempuh hidup dalam dosa.
Menurut pengalaman secara umum, kebanyakan anak-anak Allah kekurangan ekspresi berbuat kebenaran. Kita tidak mempunyai kekuatan untuk melakukannya. Puji Tuhan! Perkataan Yohanes juga menyiratkan bahwa kita bisa berbuat kebenaran berdasar pada Kristus yang adalah benar, yang telah masuk dan menjadi kehidupan kita. Asal saja kita membiarkan Dia hidup bagi kita, niscaya perbuatan kebenaran menjadi tampilan kehidupan kita sehari-hari.

Berbuat Kebenaran (2)

1 Yoh. 3:7, 8

Satu Yohanes 3:8 mengatakan, “Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” Dari ayat ini kita tahu bahwa tetap berbuat dosa menyatakan kehidupan dalam dosa, yaitu terbiasa berbuat dosa (3:4). Kehidupan semacam ini berasal dari Iblis. Barang siapa yang melakukan dosa adalah berasal dari Iblis. Iblis telah berbuat dosa dari mulanya. Semua anaknya mengikutinya dengan cara demikian.
Manusia menjadi anak-anak Allah adalah melalui kelahiran baru, tetapi tidak ada kelahiran baru dengan anak-anak Iblis. Seseorang menjadi anak Iblis tidak perlu harus dilahirkan kembali agar menjadi anak-anak Iblis, tetapi cukup hanya dengan mengikuti perilakunya, yaitu berbuat dosa, dan terus berbuat dosa.
Puji syukur kepada Tuhan, Anak Allah telah menyatakan diri, agar Dia dapat membinasakan dan menghancurkan perbuatan dosa Iblis, yaitu menghukum dosa yang diawali oleh si jahat, menghancurkan kuasa dosa, sifat dosa Iblis (Ibr. 2:14), dan membereskan dosa dan dosa-dosa melalui kematian-Nya di kayu salib dalam daging (Rm. 8:3). Bahkan, ketika Dia disalibkan, manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Rm.6:6). Selain itu, dalam kebangkitan, Dia menjadi Roh itu dan sekarang telah melahirkan kita kembali, berhuni di dalam kita untuk merealisasikan apa yang telah Dia capai dan apa yang telah Dia selesaikan. Jika Juruselamat telah mengeluarkan harga yang begitu besar untuk membereskan dosa, sikap apakah yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya, apa yang harus kita lakukan sebagai bagian kita?
Paulus berkata, “ Aku telah disalibkan dengan Kristus, namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:19-20). Kita perlu seperti Paulus mempercayai fakta yang telah Tuhan rampungkan, dan membiarkan Tuhan menempuh hidup bagi kita.

Penerapan:Jangan coba berusaha melawan dosa. Tetapi sering-sering gunakan waktu untuk berkontak dengan Dia melalui menikmati Firman-Nya. Dan belajarlah bersatu dengan Tuhan dalam apa saja yang Anda lakukan.

Pokok Doa:"Tuhan, terima kasih karena telah melahirkanku menjadi anak-anak Allah. Aku bukan lagi anak Iblis yang hidup dalam dosa. O Tuhan, jenuhi aku dengan diri-Mu setiap saat, supaya aku bisa mengekspresikan kebenaran. Pimpinlah aku dengan lebih tegas Tuhan, supaya aku tidak ragu untuk menolak dosa dan melakukan kebenaran."

02 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 3 Kamis

Tidak Hidup Dalam Dosa (1)
1 Yohanes 3:4
"Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah."

Lawan dari memurnikan (menyucikan) diri ditemukan dalam ayat 4: “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah”. Yang dimaksud “berbuat dosa” dalam ayat ini bukan hanya melakukan dosa sewaktu-waktu, melainkan hidup dalam dosa (Rm. 6:2). Karakter dan kebiasaan anak-anak Allah bukanlah berbuat dosa, melainkan melakukan kebenaran.
Saudara saudari, sebagai anak-anak Allah, kita seharusnya tidak berbuat dosa secara kebiasaan. Kita memang kadang-kadang masih berbuat dosa, tetapi kiranya kita tidak secara kebiasaan berbuat dosa.
Karena itulah Paulus memberitahu kita, “Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan” (Rm. 6:9).
Sebagai contoh, karena kelemahan, kita kadang-kadang berbohong. Tetapi, ingatlah berbohong bukan kebiasaan anak-anak Allah, bukan ciri-ciri orang yang telah dilahirkan kembali. Karena itu, jangan biarkan diri kita hanyut dalam dosa tersebut. Kita perlu bertobat, mengaku dosa, dan menyerahkan lidah kita kepada Tuhan.

Tidak Hidup Dalam Dosa (2)
1 Yoh. 3:4-6

Menurut ayat 4, dosa adalah pelanggaran hukum, tidak memiliki hukum, tanpa hukum. Tanpa hukum di sini tidak mengacu kepada tanpa hukum Taurat Musa (Rm. 5:13), karena dosa sudah ada di dalam dunia sebelum hukum Musa diberikan. jadi, tanpa hukum yang dimaksudkan di sini menyatakan berada di luar prinsip pemerintahan Allah atas manusia.
Satu Yohanes 3:5 mengatakan, “Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.” Seorang Kristen tidak dapat terus menerus berbuat dosa, karena itu adalah penyangkalan yang penuh atas tujuan Tuhan Yesus datang ke dalam dunia. Ia menyatakan diri-Nya untuk menghapus dosa-dosa kita, karena itu, terus berbuat dosa berarti sangat mengabaikan tujuan inkarnasi-Nya, yaitu untuk menebus kita dari dosa-dosa.
Selain itu, rasul Petrus memberitahu kita bahwa Tuhan Yesus tidak berbuat dosa (1 Ptr. 2:22). Sedangkan, rasul Paulus memberitahu kita bahwa Dia tidak mengenal dosa (2 Kor. 5:21). Sekarang rasul Yohanes, murid yang mengenal Tuhan secara intim, menambahkan kesaksiannya bahwa di dalam Dia tidak ada dosa (1 Yoh. 3:5). Jadi, terus menerus berbuat dosa tidak saja mengabaikan karya Tuhan, tetapi juga mengabaikan apa adanya Tuhan.
Kemudian, 1 Yohanes 3:6 melanjutkan, “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” Tinggal di dalam Tuhan adalah kehidupan orang-orang yang percaya, sedangkan berdosa adalah kehidupan orang-orang dosa. Yohanes mengatakan bahwa setiap orang yang berbuat dosa tidak mengenal Dia. Tidak mengenal Tuhan adalah tidak menerima visi tentang Dia atau tidak mempunyai pengertian tentang Dia.
Saudara saudari, marilah kita terus melatih diri diri untuk tinggal di dalam Tuhan, ini merupakan jalan agar kita tidak berbuat dosa lagi. Jangan tunggu bisa tidak berbuat dosa lebih dulu, kemudian baru tinggal di dalam Tuhan. Sebaliknya, tinggallah di dalam Tuhan terlebih dulu, maka secara otomatis Tuhan akan membuat kita tidak berbuat dosa lagi. Amin.

Penerapan:Masih adakah perbuatan dosa yang menjadi favorit kita, yang masih sulit kita bereskan? Apa yang harus kita lakukan? Setiap pagi persembahkan setiap anggota tubuh kita untuk menjadi hamba kebenaran. Dan mintalah Tuhan menjauhkan kita dari segala pencobaan.

Pokok Doa:"Tuhan Yesus, berilah aku perasaan yang peka terhadap dosa. Kapan kala aku berbuat dosa, ingatkan aku segera ya Tuhan. Tuhan Yesus, aku bukan lagi hamba kecemaran dan kedurhakaan. Aku mempersembahkan mataku, mulutku, telingaku, pikiranku, dan seluruh tubuhku menjadi hamba kebenaran."

01 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 3 Rabu

Menyucikan Diri (1)
1 Yohanes 3:3
"Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci."

Kita adalah anak-anak Allah yang telah dilahirkan kembali oleh Allah, keadaan kita sekarang masih belum ternyata sempurna. Pada suatu hari “kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia” (1 Yoh. 3:2).
Dua Korintus 3:18 mengatakan, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” Ayat ini memberitahukan bahwa hari ini proses menjadi sama seperti Kristus sedang berlangsung asal kita hari demi hari memandang Dia oleh iman, tinggal dalam persekutuan dengan-Nya.
Serupa dengan gambar-Nya adalah pengharapan kita. Yohanes mengatakan bahwa setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, memurnikan (menyucikan) diri sama seperti Dia yang adalah murni (TL, 1 Yoh. 3:3). Menurut konteksnya, memurnikan diri di sini adalah mempraktekkan (berbuat) kebenaran (3:7; 2:29), menempuh kehidupan yang benar sebagai ekspresi Allah yang benar (1:9), yaitu Dia yang benar (2:1). Ini adalah murni, tanpa noda ketidak-benaran, menjadi sama seperti Dia yang adalah murni. Ini juga merupakan gambaran kehidupan tinggal di dalam Tuhan. Memurnikan diri juga merupakan ciri dari orang yang telah dilahirkan kembali.

Menyucikan Diri (2)
1 Yoh. 3:3

Beberapa kaum beriman yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki masa depan perlu menyadari bahwa mereka memiliki masa depan yang hebat dengan berkat yang luar biasa. Nasib kita telah ditentukan, yaitu mendapatkan yang terbaik yang bisa diberikan Allah – “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” (Rm. 8:29).
Rasul Yohanes mengatakan bahwa mereka yang memiliki pengharapan ini akan memurnikan (menyucikan) dirinya sendiri. Di bawah ini adalah sebuah kesaksian yang disampaikan oleh seorang hamba Tuhan.
Seorang saudari muda, suatu hari memintaku untuk menemui pacarnya yang tinggal di kota lain. Hari telah malam ketika kereta yang kutumpangi tiba di kota tersebut. Pacar saudari muda itu menjemputku. Dalam perjalanan, kami mulai terlibat pembicaraan yang hangat, dan aku menemukan bahwa meskipun dia hidup dalam berbagai pencobaan duniawi dan dosa (berkaitan dengan lingkungan pekerjaannya), namun dia masih mempertahankan kemurniannya. Dia berkata bahwa karena kesibukannya yang luar biasa, maka dia tidak punya banyak kesempatan untuk menghadiri pertemuan ibadah, tetapi surat-surat yang dikirim oleh calon pasangan hidupnya itu selalu menjadi bantuan pada waktunya. Saya mengerti apa yang dimaksudkannya. Dia menyadari bahwa tarikan duniawi dan dosa begitu kuat, tetapi karena dikasihi oleh seorang gadis manis yang masih polos, yang senantiasa berdoa syafaat untuknya, dan juga melalui surat-surat yang diterimanya, telah menghindarkannya dari menyerah kepada kekuatan jahat yang mengelilinginya. Pikiran yang mengingatkannya bahwa tak lama lagi saudari muda itu akan menjadi mempelainya, telah membantunya mempertahankan kemurnian hidupnya.
Demikian juga, pengharapan akan bersama Kristus dan menjadi serupa dengan Kristus, haruslah menjadi bantuan pada waktunya bagi kita, yang mengingatkan kita untuk memurnikan diri kita sama seperti Dia yang adalah murni.

Penerapan:Dua Timotius 2:16 mengatakan, "Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan." Untuk menempuh hidup yang murni (suci) kita perlu mulai dari lidah kita (Yak. 1:26), karena lidah adalah suatu dunia kejahatan (Yak. 3:6).

Pokok Doa:"Tuhan Yesus, terima kasih, karena aku telah memiliki pengharapan yang begitu mulia. Tuhan, tolonglah aku menyucikan diri dari hal-hal yang jahat. Lindungilah aku dari semua usaha pencemaran oleh musuh-Mu. Lindungi dan naungilah aku selalu. O, Tuhanku, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat."