Hitstat

31 August 2011

1 Korintus - Minggu 25 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 14:15-25


Dalam Efesus 6:18 rasul menyuruh kita berdoa setiap waktu di dalam roh. Doa adalah penyembahan dan penyembahan harus di dalam roh (Yoh. 4:24). Ketika kita berdoa dengan roh, bukan dengan bahasa yang tidak dimengerti tetapi dengan kata-kata yang dapat dipahami, dengan sendirinya kita akan menggunakan pikiran untuk menerjemahkan dan menyatakan pemikiran roh. Maksud rasul di sini ialah di dalam sidang gereja, untuk keuntungan semua hadirin, kita harus berdoa dengan menggunakan pikiran kita, dengan kata-kata yang dapat dimengerti (ay. 19) untuk menyatakan beban dalam roh kita. Dalam sidang gereja doa kita tidak seharusnya hanya didengar oleh Tuhan dan diperkenan-Nya tetapi juga dapat dimengerti oleh semua hadirin bagi faedah mereka. Untuk tujuan ini, kita harus belajar menggunakan pikiran kita dalam doa bersama, sama seperti kita menggunakan roh kita, melatih agar pikiran kita bekerja sama dengan roh kita, bahkan menjadi satu dengan roh kita, sehingga roh kita dapat menjadi roh pikiran (Ef. 4:23).

Ayat 23 mengatakan, "Jadi, kalau seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa lidah, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, bukankah mereka akan katakan, bahwa kamu gila?" Jika di dalam suatu perhimpunan seluruh gereja, semua orang berkata-kata dalam bahasa lidah, orang luar akan menganggap bahwa semua hadirin itu gila. Karena itu mendorong semua orang berkata-kata dalam bahasa lidah dalam sidang gereja adalah tidak benar; ini berlawanan dengan perkataan Paulus.

Dalam ayat 24 Paulus berkata, "Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua." Frase "semua bernubuat" menyiratkan bahwa semua hadirin memiliki tanggung jawab, dan kemampuan untuk bertutur-sabda. Jika semua bertutur-sabda di dalam sidang gereja, orang-orang akan diyakinkan. Bertutur-sabda semacam ini terutama bukan mengucapkan kata-kata nubuat, tetapi berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan.

Perkara diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua, tidak akan dihasilkan dari perkataan nubuat, tetapi dari penuturan sabda, yang berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan. Penuturan sabda semacam ini memerlukan pertumbuhan sampai taraf tertentu dalam hayat. Perkataan ini juga merupakan dorongan terhadap praktek bertutur-sabda.

Dalam ayat 25 Paulus menyimpulkan, "Segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: 'Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.'" Ini menyiratkan bahwa bertutur-sabda, berbicara bagi Allah, Allah dengan Allah sebagai isi, menyuplaikan Allah kepada para pendengar, dan membawa mereka kepada Allah. Ini juga menunjukkan bahwa sidang-sidang gereja seharusnya dipenuhi dengan Allah, dan bahwa semua kegiatannya seharusnya menyampaikan dan mentransmisikan Allah kepada orang-orang supaya mereka dapat diinfus dengan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 61

30 August 2011

1 Korintus - Minggu 25 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 14:3-14


Saya ingin menekankan fakta bahwa dalam Perjanjian Baru bernubuat/bertutur-sabda ini terutama bukanlah untuk meramal, melainkan terutama untuk berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan. Bahkan dalam Kitab Yesaya dan Yeremia pun perkara bernubuat ini terutama bukanlah perkara meramal, melainkan berbicara bagi Allah dan mengutarakan Allah. Tentunya, unsur meramal itu termasuk di dalamnya. Di seluruh Alkitab, bernubuat itu berarti berbicara bagi Allah dan mengutarakan Allah, dan yang kedua, meramal. Bertutur-sabda adalah memberi tahu, mengutarakan, dan meramalkan sesuatu. Inilah pemahaman yang tepat tentang bernubuat dalam Alkitab.

Bertutur-sabda dalam hal memberi tahu dan mengutarakan ini memerlukan banyak pertumbuhan dalam hayat. Untuk ini, kita perlu mengenal Allah dan kita perlu mengalami Kristus. Jika kita tidak memiliki pengetahuan yang memadai terhadap Allah dan pengalaman terhadap Kristus, kita tidak akan memiliki apa-apa untuk mengatakan sesuatu bagi-Nya, dan kita tidak dapat mengutarakan Dia. Bertutur-sabda dalam hal memberitahukan sesuatu sebelumnya, yaitu meramalkan sesuatu sebelum hal itu terjadi, adalah tanda ajaib dan tidak memerlukan pertumbuhan dalam hayat.

Bertutur sabda, berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan tidak hanya membangun orang-orang kudus secara perorangan, juga membangun gereja. Sebaliknya, berkata-kata dengan bahasa lidah tidak membangun gereja. Maksud hati Paulus bukanlah agar orang-orang Korintus itu menuntut karunia berkata-kata dengan bahasa lidah; melainkan mendorong mereka untuk bertutur-sabda supaya gereja dapat terbangun (ay. 5). Beban Paulus adalah pembangunan gereja. Inilah perhatian yang dalam yang ada di dalam hatinya.

Dalam ayat 7 Paulus dengan tepat menunjukkan bahwa orang-orang Korintus seharusnya berhenti mengucapkan bunyi-bunyi yang tidak berarti. Hari ini banyak orang mempraktekkan berbahasa lidah secara tidak berarti. Dalam banyak kasus, orang-orang yang berbicara itu malah tidak tahu apa yang sedang mereka katakan.

Dalam ayat 13-14 Paulus berkata, "Karena itu, siapa yang berkata-kata dengan bahasa lidah, ia harus berdoa, supaya ia dapat menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa lidah, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak menghasilkan apa-apa." Menggunakan dan melatih roh kita dalam doa, sangatlah sehat bagi kehidupan rohani kita. Tetapi jika pikiran kita tidak berfungsi dan juga tidak digunakan, ini mutlak tidak sehat. Ketika kita berdoa kepada Tuhan, kita harus menggunakan roh kita yang telah dilahirkan kembali beserta pikiran kita yang telah diperbarui. Pikiran kita harus diletakkan di atas roh kita (Rm. 8:6), dan seharusnya tidak pernah terlepas darinya, sekalipun dalam hidup kita sehari-hari, terlebih lagi dalam doa kita. Doa kita seharusnya bermula dari roh kita yang telah berkontak dan sedang berkontak dengan Roh Allah, dan melalui pikiran kita yang jernih dan memahami, diutarakan dengan kata-kata yang jelas dan dapat dimengerti, demikian doa kita dapat menjamah Allah, dapat merawat, menguatkan diri sendiri, dan membangun orang lain.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 61

29 August 2011

1 Korintus - Minggu 25 Senin

Pembacaan Alkitab: Kol. 1:24; Ef. 5:25; 1 Kor. 14:1-3


Perhatian Paulus yang terakhir bukanlah pada berbicara, Roh itu, Tubuh, pemerintahan Allah, atau kasih sebagai jalan yang terunggul untuk melatih karunia-karunia. Perhatian Paulus yang terakhir adalah pada pembangunan gereja. Paulus sangat sadar akan gereja dan memusatkan perhatian pada gereja. Perhatiannya difokuskan kepada gereja.

Dalam kekekalan kita telah dipilih dan ditakdirkan oleh Allah. Karena kita telah jatuh menjauhi Allah, maka Kristus perlu menggenapkan penebusan untuk membawa kita kembali kepada Allah. Tetapi penebusan ini bukanlah sasaran Allah; bukanlah maksud akhir-Nya. Sasaran Allah, maksud-Nya adalah mendapatkan umat pilihan-Nya yang secara organik disatukan menjadi Tubuh, gereja. Sekalipun kita tidak jatuh, Allah tetap perlu melakukan prosedur tertentu untuk mendapatkan gereja.

Ketika kita menelaah karunia-karunia rohani, kita perlu bertanya untuk apakah karunia-karunia rohani itu. Banyak orang Kristen hanya memperhatikan karunia-karunia, tetapi mereka tidak memperhatikan tujuan dari karunia-karunia itu. Ada beberapa orang yang damba memiliki karunia berkhotbah, dan yang lainnya mendambakan karunia-karunia yang ajaib seperti karunia berbahasa lidah atau karunia penyembuhan. Tetapi mereka mungkin sama sekali tidak memperhatikan untuk apakah karunia-karunia ini. Paulus berbeda. Perhatian dalam lubuk hatinya adalah bagi pembangunan gereja. Ia tahu karunia-karunia apakah yang berfaedah bagi pembangunan gereja. Kita perlu belajar dari Paulus untuk memperhatikan pembangunan gereja. Entah kita rohani, matang, atau berkarunia itu adalah nomor dua. Hal yang utama dalam ekonomi Allah adalah pembangunan gereja. Penekanan Paulus, butir utamanya, dalam pasal 14 ini berkenaan dengan karunia apakah yang terbaik, bukan bagi kita, melainkan bagi pembangunan gereja. Memang, Allah telah memberikan banyak karunia, tetapi tidak semua karunia itu penting dalam hubungannya dengan pembangunan gereja. Karena itu, dalam pasal ini Paulus memperlihatkan kepada kita karunia manakah yang unggul bagi pembangunan gereja.

Dalam 14:1 Paulus berkata, "Kejarlah kasih itu dan berusahalah memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat." Instruksi ini didasarkan atas wahyu dalam 12:31--13:13. Mengejar kasih adalah mengejar pertumbuhan dalam hayat bagi pengembangan karunia-karunia dalam hayat. Karena itu, mengejar kasih harus diimbangi dengan kedambaan akan karunia yang paling berfaedah, yaitu karunia bertutur-sabda.

Karena bertutur-sabda adalah berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan, yaitu, menyuplaikan Kristus kepada orang-orang, maka ini adalah perkara utama dalam sidang gereja. Bertutur-sabda ini memerlukan pemenuhan hayat ilahi sebagai isi. Kasih adalah jalan terunggul untuk mengalami hayat ilahi dan menjadikannya isi dari karunia bertutur-sabda bagi pembangunan gereja. Karena itu, kita harus mengejar kasih dan sungguh-sungguh mendambakan karunia yang lebih besar ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 61

27 August 2011

1 Korintus - Minggu 24 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 13:8-13


Dalam 13:8-13 Paulus membicarakan keunggulan kasih. Dalam ayat 8 ia mengumumkan, "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa lidah akan berhenti; pengetahuan akan lenyap." Kasih tidak berkesudahan berarti kasih ini bertahan lebih lama daripada segala sesuatu, tetap berpegang pada tempatnya. Kasih tak berkesudahan, tidak akan pudar, tidak akan berakhir. Ini sama seperti hayat kekal Allah. Semua karunia, baik nubuat-nubuat, atau bahasa lidah, atau pengetahuan, adalah sarana operasi Allah, bukan hayat yang mengekspresikan Allah. Karena itu, semuanya akan berhenti dan menjadi tidak berguna. Semua ini bersifat sezaman. Hanya hayat yang diekspresikan oleh kasih adalah kekal. Menurut ayat-ayat berikutnya, semua karunia adalah bagi anak-anak yang belum matang pada zaman ini; semua itu akan menjadi tidak berguna pada zaman yang akan datang. Hanya kasih yang dimiliki orang-orang yang matang akan bertahan sampai kekal. Karena itu, ketika kita hidup dan bertindak berdasarkan kasih, kita mencicipi zaman yang akan datang dan zaman kekekalan.

Tidak ada satu pun yang dapat menggoyahkan kasih atau menyingkirkannya. Semua karunia lainnya termasuk tutur-sabda, pada akhirnya akan berakhir, tetapi kasih tetap ada. Kasih tidak akan pernah runtuh. Pada zaman yang akan datang akan ada kasih, tetapi tidak akan ada bahasa lidah, penafsiran bahasa lidah, maupun tutur-sabda. Baik bahasa lidah, yaitu karunia yang paling kekanak-kanakan, dan tutur-sabda, karunia yang lebih matang, akan berakhir.

Dalam ayat 13 Paulus menyimpulkan, "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." Kata "demikianlah" di sini menunjukkan perbedaan yang kontras antara ayat 13 dengan ayat-ayat sebelumnya.

Iman menerima hal-hal rohani (Yoh. 1:12) dan mensubstansiasikan hal-hal rohani dan yang tidak kelihatan (Ibr. 11:1). Pengharapan menuai dan mengambil bagian atas hal-hal yang disubstansiasikan oleh iman (Rm. 8:24-25). Kasih menikmati hal-hal yang diterima dan disubstansiasikan oleh iman, serta hal-hal yang didapatkan oleh pengharapan, untuk merawat diri kita sendiri, membangun orang lain (8:1), dan mengekspresikan Allah, dengan demikian memenuhi seluruh hukum Taurat (Rm. 13:8-10). Kasih yang sedemikian membuat kita bertumbuh dalam hayat melalui perkembangan dan kegunaan karunia-karunia rohani, dan merupakan jalan terunggul untuk memiliki karunia yang lebih besar. Karena itu, kasih adalah yang terbesar di antara ketiga kebajikan yang tetap ada ini. Maka kita harus mengejar kasih (1 Kor. 14:1).

Kasih merawat Tubuh dan membangun Tubuh. Pertama-tama kasih menyatukan Tubuh dan kemudian membangunnya. Karena itu, kita memfokuskan perhatian kita pada kasih yang akan membangun Tubuh ini. Kita harus mengejar kasih dan tetap tinggal di dalam Tubuh untuk menikmati Roh itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 60

26 August 2011

1 Korintus - Minggu 24 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 13:1-7


Sebagai orang-orang yang mengasihi Tuhan, yang mutlak bagi-Nya, dan yang menuntut pembangunan Tubuh-Nya, supaya Dia dapat memiliki sarana untuk melaksanakan pemerintahan Allah di bumi bagi penggenapan tujuan kekal Allah, kita harus mengejar kasih. Para penatua dan sekerja, kalian memerlukan kasih. Saudara-saudara dan saudari-saudari, kalian semua memerlukan kasih. Hanya kasih yang akan membangun Tubuh. Selain itu, menurut pasal 13, karunia kasih ini bersifat kekal, karena karunia ini tersusun dari hayat ilahi dan adalah ekspresi Allah, ekspresi hayat yang kekal. Karena itu, kita semua harus mengejar kasih ini.

Dalam 13:4-7 Paulus memberikan definisi kasih kepada kita. Definisi ini mencakup lima belas kebajikan kasih: sabar, baik hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, bersukacita karena kebenaran, menahan segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Dalam ayat 4 Paulus berkata, "Kasih itu sabar; kasih itu baik hati." Hayat adalah unsur Allah, kasih adalah ekspresi Allah Sang hayat. Karena itu, Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:16). Allah Sang hayat terekspresikan dalam kasih. Kelima belas kebajikan kasih yang dicantumkan dalam ayat 4-7 merupakan kebajikan-kebajikan ilahi dari hayat Allah. Hayat yang sedemikian berbeda dengan karunia di luar yang dicantumkan dalam pasal 12. Orang-orang Korintus mengejar karunia-karunia yang di luar, tetapi mereka mengabaikan kasih yang adalah ekspresi hayat Allah. Karena itu, mereka masih bersifat daging, milik daging, atau jiwani (3:1, 3; 2:14). Mereka perlu bertumbuh dalam hayat (ternyata dari kasih mereka dalam merawat Tubuh Kristus), mengejar kasih, bukan mengejar karunia yang di luar, supaya mereka dapat menjadi rohani (2:15).

Jika kita melihat lima belas kebajikan kasih yang dituliskan di dalam ayat-ayat ini, maka kita akan sadar bahwa kasih itu tidak lain adalah Allah itu sendiri. Selain Allah, siapa yang memiliki semua kebajikan ini? Kita tidak dapat sabar untuk menanggung segala sesuatu atau percaya segala sesuatu. Kita juga tidak dapat benar-benar memiliki ketekunan kesabaran. Hanya Allah yang memiliki semua kebajikan ini. Maka, kasih yang digambarkan di sini adalah Allah itu sendiri. Lagi pula, di tempat lainnya dalam Alkitab dengan jelas dikatakan bahwa Allah itu kasih (1 Yoh. 4:16). Allah juga hayat. Hayat adalah esens Allah, dan kasih adalah ekspresi Allah. Dalam diri-Nya sendiri, Allah itu hayat, tetapi Allah yang terekspresikan adalah kasih. Kasih yang adalah Allah itu sendiri dengan esens ilahi-Nya sebagai hayat memiliki lima belas kebajikan ini. Inilah alasannya dalam 1 Korintus Paulus berpesan kepada kaum beriman untuk bertumbuh dalam hayat. Mereka kekurangan hayat, kekurangan kasih. Dengan kata lain, mereka kekurangan Allah dan perlu bertumbuh dalam hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 60

25 August 2011

1 Korintus - Minggu 24 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:31; 13:1-3, 8; 14:1


Dalam pasal 12 Paulus menekankan berbicara, Roh itu, Tubuh, dan pemerintahan Allah. Sekarang dalam pasal 13 kita memiliki kasih sebagai penekanan yang kelima. Berbicara membawa kita masuk ke dalam Roh itu, Roh itu membawa kita masuk ke dalam Tubuh, dan Tubuh memelihara kita di dalam Roh itu. Selain itu, Tubuh ini adalah bagi pemerintahan Allah. Penekanan Paulus yang kelima ini -- kasih, adalah jalan untuk menerapkan karunia-karunia, jalan untuk berada di dalam Tubuh, dan jalan bagi Tubuh.

Apakah kasih itu hanya merupakan jalan, atau juga merupakan satu karunia? Menurut Roma 12, ada dasar Alkitab yang mengatakan bahwa kasih itu merupakan suatu karunia. Dalam Roma 12:6-8 Paulus mengatakan bahwa kita memiliki karunia-karunia yang berbeda-beda menurut kasih karunia (anugerah) yang diberikan kepada kita dan bahwa kita harus menerapkan karunia-karunia itu menurut kasih karunia ini. Menurut ayat 8, Paulus bahkan menunjukkan belas kasihan itu adalah satu karunia. Kemudian dalam ayat 9 dan 10 Paulus selanjutnya berkata, "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." Kemudian dalam ayat 12 dan 13 ia berkata, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesengsaraan, dan bertekunlah dalam doa! Turutlah menanggung kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!" Semua hal ini, bersama kasih, dibicarakan dalam satu pasal yang berkenaan dengan karunia-karunia. Karena itu, kita dapat mengatakan bahwa kasih sedikitnya serupa dengan karunia-karunia.

Saya telah menunjukkan bahwa ada saudara dan saudari tertentu yang kelihatannya tidak memiliki karunia apa pun. Namun, mereka mutlak bagi Tubuh. Bagi Tubuh adalah perkara kasih, dan memperhatikan anggota-anggota Tubuh itu memerlukan kasih. Jika kita tidak memiliki kasih, bagaimana kita dapat memperhatikan orang lain? Kasih diperlukan untuk memperhatikan anggota-anggota supaya Tubuh dapat dibangunkan. Maka, kasih adalah karunia yang paling besar. Tidak ada satu pun yang dapat mendidik orang sebanyak kasih. Kasih adalah antibiotik rohani. Jika ada kasih di dalam satu gereja lokal, maka tidak perlu kuatir akan penyakit-penyakit rohani. Kasih adalah obat yang paling baik untuk mengobati penyakit-penyakit itu. Kasih adalah satu karunia, bahkan karunia yang paling besar.

Kasih adalah perkara hayat. Ada karunia-karunia tertentu yang juga berhubungan dengan hayat, karena karunia-karunia itu dikembangkan dari karunia-karunia yang mula-mula: yaitu Roh Kudus dan hayat ilahi. Namun, karunia-karunia lainnya, khususnya karunia-karunia yang ajaib seperti berkata-kata dalam bahasa lidah, menafsirkan bahasa lidah, pekerjaan-pekerjaan kuasa atau tanda-tanda ajaib, dan penyembuhan, tidak dikembangkan dari hayat. Karena alasan ini, maka Paulus membuka pasal 13 ini dengan berkata, "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing." Gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing mengeluarkan suara tetapi tanpa hayat. Ini merupakan ilustrasi yang sesungguhnya dari bahasa lidah. Dalam pasal 12 dan 14 Paulus menempatkan bahasa lidah dan menafsirkan bahasa lidah di tempat yang terakhir. Tetapi di sini ia pertama-tama menyinggung bahasa lidah, namun secara negatif dengan menunjukkan bahwa bahasa lidah itu bukanlah perkara hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 60

24 August 2011

1 Korintus - Minggu 24 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:28-31


Tubuh sebagai gereja adalah jemaat Allah. Tubuh Kristus adalah satu organisme untuk menumbuhkan Kristus dan mengekspresikan Dia. Jemaat Allah, yaitu gereja, adalah sarana Allah untuk melaksanakan pemerintahan-Nya. Jadi, kita berawal dari berbicara, kepada Roh itu, kepada Tubuh, dan akhirnya kita maju kepada pemerintahan Allah. Kedatangan Tuhan kembali akan menjadi perampungan akhir dan puncak dari pemerintahan-Nya. Apa yang sedang kita lakukan dalam pemulihan Tuhan adalah mempersiapkan jalan untuk membawa Dia kembali. Haleluya untuk berbicara, Roh itu, Tubuh, dan pemerintahan! Semuanya ini adalah untuk membawa Tuhan Yesus kembali.

Dalam ayat 28 Paulus menyinggung rasul-rasul, nabi-nabi, dan pengajar. Rasul-rasul adalah orang-orang yang dipanggil dan diutus Allah (1:1; Rm. 1:1), (1) untuk memberitakan Injil agar orang-orang dosa dapat diselamatkan untuk menjadi bahan-bahan bagi pembangunan gereja, (2) untuk mendirikan gereja-gereja (Kis. 14:21-23), dan (3) untuk mengajarkan kebenaran ilahi. Ministri mereka bersifat umum untuk semua gereja. Nabi-nabi adalah orang-orang yang berbicara bagi Allah dan mengutarakan Allah dengan wahyu Allah; adakalanya mereka juga menerima gerakan dan mengucapkan nubuat-nubuat (Kis. 11:27-28). Bagi penggenapan orang-orang kudus dan pendirian gereja-gereja, mereka berada di urutan yang kedua setelah para rasul. Guru-guru adalah mereka yang mengajarkan kebenaran menurut pengajaran para rasul (Kis. 2:42) dan wahyu para nabi. Baik para nabi maupun para pengajar bersifat universal dan lokal (Ef. 4:11; Kis. 13:1).

Dalam ayat 29 dan 30 Paulus mengajukan sejumlah pertanyaan: "Apakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Apakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan atau untuk berkata-kata dalam bahasa lidah, atau untuk menafsirkan bahasa lidah?" Tentu saja, jawaban terhadap ketujuh pertanyaan ini adalah tidak. Berkata-kata dalam bahasa lidah dan penafsiran bahasa lidah, untuk kali ketiga dicantumkan terakhir dalam tulisan Paulus, karena faedahnya terhadap gereja paling kecil (14:4-6, 19).

Dalam ayat 31 Paulus berkata, "Jadi, berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang lebih penting. Namun, aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi." Berusaha untuk memperoleh karunia-karunia yang lebih penting adalah bergairah bagi karunia itu, suka akan karunia itu. Ungkapan karunia yang lebih penting menunjukkan beberapa karunia, seperti berkata-kata dalam bahasa lidah dan menafsirkan bahasa lidah, adalah lebih kecil, karena faedah mereka sangat kecil bagi gereja. Ini juga menunjukkan bahwa kita seharusnya lebih mendambakan karunia-karunia yang lebih besar, seperti bernubuat (bertutur-sabda) dan mengajar, yang mendatangkan faedah lebih besar bagi pembangunan gereja (14:1-6). Untuk memiliki karunia-karunia yang lebih besar ini, kita perlu bertumbuh dalam hayat, mencapai kematangan. Karunia-karunia yang lebih besar dikembangkan melalui pertumbuhan hayat, dari karunia awal (1:7) yang kita terima ketika kita dilahirkan kembali.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 59

23 August 2011

1 Korintus - Minggu 24 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:14-27


Kita perlu melihat bahwa mengenai karunia-karunia, Paulus sangat menekankan Tubuh. Kita harus berada di dalam Tubuh, kita harus bagi Tubuh, dan kita harus sepenuhnya memiliki perasaan Tubuh, dan memusatkan perhatian pada Tubuh. Jika kita sadar akan Tubuh, dan memusatkan perhatian pada Tubuh, maka kita akan dipakai oleh Tuhan.

Jika kita memeriksa sejarah pemulihan Tuhan, kita akan melihat bahwa orang-orang yang memperhatikan Tubuh telah dipakai oleh Tuhan. Tetapi orang-orang yang mengabaikan Tubuh mengalami kegagalan. Siapa saja yang bersandar pada Tubuh, yang berada di dalam Tubuh, dan bagi Tubuh, dengan tidak bersandar kepada karunia-karunia, ia akan berguna. Ini adalah satu hukum yang beroperasi di dalam ruang lingkup rohani. Alasan hukum ini berfungsi adalah karena Allah tidak memperhatikan karunia-karunia kita -- Dia memperhatikan Tubuh. Karunia Anda bukanlah sarana Allah untuk melaksanakan pemerintahan-Nya. Sarananya adalah Tubuh mistikal Kristus. Tubuh adalah alat yang dipakai Allah untuk melaksanakan pemerintahan-Nya.

Beberapa orang mungkin akan menunjukkan bahwa Tubuh ini telah terpecah-belah. Ya, ini memang benar. Tetapi dalam Alkitab ada satu prinsip -- prinsip pemulihan. Sekalipun Tubuh ini telah terpecah-belah, tetapi Allah masih memiliki prinsip pemulihan ini. Menurut prinsip ini, Allah tidak memerlukan sejumlah besar orang atau pergerakan massal. Cukup sejumlah kecil yang tersisa memihak kepada maksud Allah dan menjadi satu dengan Dia di dalam maksud-Nya itu. Kemudian yang tersisa ini, jumlah yang kecil ini, akan dipakai oleh Allah untuk memulihkan apa yang telah hilang. Karena itu, dalam pandangan Allah, kita adalah Tubuh. Kita bukanlah Tubuh yang mula-mula, melainkan Tubuh yang telah dipulihkan, Tubuh yang berada dalam pemulihan.

Kita perlu melihat pemerintahan surgawi dan prinsip-prinsip surgawi. Sesungguhnya saya tidak meremehkan orang-orang Kristen pada hari ini; namun, saya tidak setuju dengan kesalahan mereka dan kebutaan mereka. Apa yang mereka kira sebagai jalan yang terbaik untuk bekerja bagi Allah itu sebenarnya bukan yang terbaik. Kita tidak perlu melakukan begitu banyak hal atau menggunakan uang seperti yang mereka lakukan. Apa yang kita perlukan adalah memberikan jalan kepada Tuhan untuk melaksanakan pemerintahan-Nya melalui Tubuh-Nya. Jika kita menempuh jalan-Nya dan membiarkan Dia menjadi Pengatur, Dia akan dapat memperoleh bumi ini bagi diri-Nya sendiri. Oleh belas kasihan-Nya, inilah yang sesungguhnya kita lakukan di dalam kehidupan gereja hari ini. Kita hanya membiarkan Dia menjadi Pengatur, dan kita mengikuti prinsip bahwa karunia-karunia itu haruslah bagi Tubuh. Apa saja yang bagi Tubuh adalah karunia yang paling berguna. Maka, saya mendorong Anda untuk melupakan apa yang dapat Anda lakukan dan apa karunia-karunia Anda, dan sebaliknya, perhatikanlah Tubuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 59

22 August 2011

1 Korintus - Minggu 24 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:13, 23-27


Allah tidak dapat melaksanakan pemerintahan-Nya jika Tubuh ini terpecah belah. Allah hanya memiliki satu jalan untuk melaksanakan pemerintahan-Nya di alam semesta ini. Menurut Efesus 1:10, Allah akan membuat Kristus menjadi Kepala atas segala sesuatu melalui Tubuh Kristus. Pertama-tama Kristus harus mengepalai gereja. Kemudian Allah akan memakai Tubuh Kristus yang dikepalai oleh Kristus dan dalam Kristus ini untuk mengepalai segala sesuatu. Waktunya akan tiba di mana segala sesuatu akan dikepalai di dalam Kristus. Ini akan menjadi zaman kegenapan waktu. Agar hal ini dapat terjadi, maka Allah harus mengepalai kita dalam Kristus. Inilah sebabnya Tuhan mutlak memerlukan pemulihan-Nya.

Dalam kekristenan hari ini Tubuh ini telah terpecah belah. Beberapa orang menyatakan bahwa kita ini terlalu sempit dan eksklusif. Sebenarnya, situasinya justru berkebalikan. Kita tidak eksklusif dan tidak sempit. Kita mengakui dan menerima semua orang beriman sejati, tidak peduli apakah latar belakang mereka. Asalkan mereka adalah kaum beriman yang telah dibasuh oleh darah, dilahirkan kembali oleh Roh itu dalam Kristus, kita menerima mereka. Kita tidak memiliki kredo, keyakinan khusus, atau sebutan atau syarat khusus lainnya. Kita hanya percaya kepada Alkitab secara umum. Hal ini akan memberi Allah kesempatan untuk mengumpulkan sisa orang-orang yang mengasihi Dia dan mencari Dia dan memakai mereka untuk memulihkan kehidupan gereja yang tepat. Allah sedang memakai kehidupan gereja dalam pemulihan Tuhan sebagai satu kesaksian keesaan di tengah-tengah perpecahan ini.

Kita dengan tegas bersaksi bahwa kita menolak semua faktor yang memecah belah. Salah satu contoh faktor itu adalah memaksakan bentuk baptisan tertentu. Meskipun kita mempraktekkan doa-baca, kita tidak membiarkan doa-baca itu menjadi satu faktor perpecahan. Jika orang-orang yang menghadiri sidang tidak ingin doa-baca, kita tidak memaksa mereka melakukannya. Perkara bahasa lidah itu bukanlah faktor perpecahan di antara kita. Karena kita menolak semua faktor perpecahan, maka Tuhan memiliki jalan untuk mendapatkan orang yang tersisa untuk menggantikan perpecahan-perpecahan itu, supaya Allah dapat melaksanakan pemerintahan-Nya.

Dibaptis dalam satu Tubuh adalah mengalami sesuatu sekali untuk selamanya. Sedangkan minum satu Roh itu adalah pengalaman yang terus-menerus. Kita dapat membandingkan baptisan ini dengan suatu pernikahan, dan membandingkan minum dengan kehidupan pernikahan. Pengalaman kehidupan pernikahan yang sejati bukan terjadi pada saat menikah. Pesta pernikahan adalah prosedur untuk mengakui fakta adanya pernikahan. Tetapi pengalaman kehidupan pernikahan ini berlanjut hari demi hari. Sama halnya dengan baptisan dan minum. Banyak orang Kristen hanya memiliki "pesta pernikahan" -- yaitu baptisan saja; tetapi mereka tidak memiliki "kehidupan pernikahan" -- yaitu setiap hari minum satu Roh itu. Dalam pemulihan Tuhan kita memiliki baptisan dan minum, pernikahan dan kehidupan pernikahan setiap hari. Kita memiliki prosedur untuk menerima dan memperoleh fakta itu, dan kita memiliki pengalamannya saat demi saat. Sekarang kita berada di dalam Tubuh untuk minum. Di dalam satu Roh kita semua telah dibaptis. Sekarang saya gembira karena kita berada di dalam Tubuh ini untuk minum. Betapa indahnya minum Roh itu di dalam Tubuh! Kadang-kadang saya menikmati banyak minum hingga saya gembira dan lupa diri karena sukacita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 59

20 August 2011

1 Korintus - Minggu 23 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:12-22


Dalam 12:14-22 Paulus menyebut Tubuh ini sepuluh kali. Namun, dalam ayat-ayat ini ia tidak menyinggung Roh itu satu kali pun. Di sini Paulus menekankan Tubuh. Inilah sebabnya saya tidak setuju dengan orang-orang aliran Pentakosta yang membicarakan tentang Roh dan karunia-karunia Roh dalam 1 Korintus 12, tetapi tidak memberikan penekanan yang tepat pada Tubuh. Orang-orang yang menaruh perhatian kepada Roh dan mengabaikan Tubuh adalah memecah-belah. Tidak ada orang Kristen lainnya yang memecah-belah seperti orang-orang aliran Pentakosta.

Kita telah berkali-kali menunjukkan bahwa dalam pasal 12, Paulus pertama-tama menekankan masalah berbicara, kemudian Roh itu, dan kemudian Tubuh. Pembicaraan yang tepat mendatangkan Roh itu. Ketika kita berkata, "Tuhan Yesus," kita akan berada di dalam Roh itu. Kemudian, menurut ayat 13, Roh itu membawa kita masuk ke dalam Tubuh. Sekarang kita perlu memusatkan perhatian pada Tubuh dan memiliki perasaan Tubuh ini. Inilah penekanan Paulus dalam 1 Korintus 12.

Haleluya untuk berbicara, untuk Roh itu, dan untuk Tubuh ini! Melalui berbicara kita berada di dalam Roh itu. Bila kita memperhatikan Tubuh, kita akan terpelihara di dalam Roh itu. Bagaimana kita bisa berada di dalam Roh itu? Yaitu dengan berkata, "Tuhan Yesus." Bagaimana kita tetap tinggal di dalam Roh itu dan terpelihara di dalam Roh itu? Yaitu dengan berada di dalam Tubuh dan memperhatikan Tubuh. Kita perlu melakukan dua hal: berbicara dan tinggal di dalam Tubuh. Bila kita berbicara, kita akan dibawa masuk ke dalam Roh itu, dan bila kita tinggal di dalam Tubuh, maka kita akan terpelihara di dalam Roh itu.

Saya dapat bersaksi bahwa setiap hari saya sangat menikmati Roh itu. Alasan saya menikmati Roh itu adalah karena saya berkata, "Tuhan Yesus," dan saya tinggal di dalam Tubuh. Tidak mungkin saya keluar dari Tubuh. Ke mana saja saya pergi, Tubuh ada di sana. Puji Tuhan untuk Tubuh ini yang menjaga kita di dalam Roh itu!

Bila kita ada di dalam Roh, maka kita akan memiliki karunia-karunia Roh itu. Roh itu tidak akan pernah bekerja dengan sia-sia. Sewaktu Dia menyertai kita, Dia menyalurkan karunia-karunia tertentu kepada kita.

Jika kita semua masuk ke dalam Roh itu melalui berbicara, dan juga tinggal di dalam Roh itu melalui memperhatikan Tubuh, maka Tuhan akan memiliki jalan untuk melaksanakan pemerintahan Allah. Dia akan memiliki Tubuh yang mistikal sebagai satu alat di bumi untuk mengekspresikan apa yang sedang Dia lakukan di surga. Kita semua dapat menjadi orang-orang yang berada di dalam Roh dan di dalam Tubuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 58

19 August 2011

1 Korintus - Minggu 23 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:12-22


Kaum beriman Kristus telah dibaptis melalui air dan di dalam Roh ke dalam (1) Kristus, (2) kematian Kristus (Rm. 6:3), (3) nama-persona dari Allah Tritunggal (Mat. 28:19), dan (4) Tubuh Kristus. Baptisan membawa kaum beriman masuk ke dalam kesatuan yang organik dengan Kristus dan Allah Tritunggal, menjadikan mereka anggota-anggota Tubuh Kristus yang hidup. Semua karunia adalah penyataan yang dibagikan kepada orang beriman secara individu oleh Roh itu, bagi faedah dan pembangunan Tubuh ini. Rasul penuh perasaan akan hal ini. Dia sangat memiliki perasaan Tubuh, dan berpusat pada Tubuh, tidak seperti orang-orang Korintus dan begitu banyak orang beriman lainnya sepanjang abad yang berpusat pada diri sendiri dalam karunia-karunia rohani. Itulah sebabnya setelah ayat ini dia memberikan percakapan yang panjang mengenai Tubuh kepada mereka. Maksudnya adalah untuk menyelamatkan mereka dari penuntutan bagi diri sendiri dan kembali kepada perhatian akan Tubuh, sehingga mereka tidak lagi untuk faedah pribadi mereka, tetapi untuk pembangunan Tubuh Kristus.

Dibaptis di dalam Roh itu adalah masuk ke dalam Roh itu, tenggelam di dalam-Nya; minum Roh itu adalah menerima Roh itu ke dalam kita sehingga seluruh diri kita dijenuhi oleh-Nya. Melalui kedua prosedur ini kita dibaurkan dengan Roh itu. Dibaptis ke dalam Roh itu merupakan awal perbauran dan adalah sekali untuk selamanya. Minum Roh itu merupakan kelanjutan dan penggenapan perbauran dan adalah terus-menerus sampai selamanya.

Jika kita ingin memiliki satu apresiasi yang tepat terhadap karunia-karunia rohani ini, kita perlu melihat tiga perkara penting ini yaitu berbicara, Roh itu, dan Tubuh. Karunia rohani adalah hal berbicara, oleh Roh, dan untuk Tubuh. Kapan saja Anda memakai karunia rohani bagi diri Anda sendiri dan bukan bagi Tubuh, maka Anda akan menghapus karunia Anda. Sekali lagi, karunia ini bukanlah bagi anggota itu sendiri, melainkan bagi tubuh. Jika kaki memakai karunia untuk berjalan bagi dirinya sendiri dan bukan bagi tubuh, maka kaki itu akan menghapuskan karunianya sendiri. Banyak orang yang menuntut karunia rohani dan ada beberapa yang kelihatannya telah menerima karunia-karunia itu. Tetapi dalam banyak kasus mereka telah menerima karunia-karunia itu dengan sia-sia, karena mereka memakainya bagi diri mereka sendiri dan bukan bagi Tubuh. Banyak dari antara orang-orang Kristen pada hari ini yang tidak mempunyai pemikiran tentang Tubuh. Sebenarnya, kita tidak perlu menuntut karunia-karunia itu begitu banyak. Sebaliknya, kita seharusnya belajar bagi Tubuh. Jika kita bagi Tubuh, kita akan memiliki karunia yang berlimpah. Selain itu, bagi Tubuh ini akan memperkaya, mempertinggi, menguatkan, dan bahkan menggandakan karunia-karunia kita.

Kita semua perlu melupakan diri kita sendiri, lokal kita, pekerjaan kita, dan kerohanian pribadi kita dan terbeban oleh Tuhan mengenai Tubuh-Nya. Hal ini akan membuat kita diperkaya, ditinggikan, dan dikuatkan dalam karunia-karunia rohani kita. Bayangkan apa yang akan terjadi jika semua orang yang menerima perkataan ini mau bagi Tubuh dan rela melupakan diri mereka sendiri, dan melupakan kerohanian pribadi mereka, dan masa depan rohani mereka. Hal ini akan menjadi satu situasi yang menakjubkan! Di waktu-waktu mendatang Tuhan akan dapat menggenapkan banyak hal bagi pelaksanaan pemerintahan Allah di bumi. Gereja-gereja di seluruh bumi benar-benar akan menjadi televisi surgawi yang mengekspresikan apa yang sedang Kristus lakukan di dalam ministri surgawi-Nya. Agar hal ini dapat terjadi, kita harus melihat Tubuh dan bagi Tubuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 58

18 August 2011

1 Korintus - Minggu 23 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:12-22


Dalam 12:1-11 Paulus menekankan dua perkara: berbicara dan Roh itu. Orang Kristen haruslah menjadi orang yang berbicara. Jika kita diam saja dalam penyembahan kita, maka kita akan menjadi penyembah yang bisu. Kita bukan menyembah Allah yang bisu, melainkan menyembah Allah yang hidup dan berbicara. Jadi, pembicaraan kita adalah tanda bahwa kita adalah penyembah-penyembah Allah yang tepat. Selain itu, kapan saja kita berbicara, Kristus harus menjadi intinya. Kita bahkan harus mengutarakan Tuhan Yesus. Menurut 12:3, bila kita berkata, "Tuhan Yesus," maka kita berada di dalam Roh itu. Karena itu, berbicara adalah penekanan pertama Paulus dalam 12:1-11, dan Roh itu adalah yang kedua.

Dalam menanggulangi karunia-karunia ini, penekanan Paulus yang ketiga adalah Tubuh. Dalam 12:12-22 ia berkali-kali membicarakan tentang Tubuh. Hari ini di antara banyak orang aliran Pentakosta ada sikap acuh tak acuh terhadap Tubuh ini. Mereka mungkin mencari Roh itu dan karunia-karunia Roh tanpa menyadari bahwa karunia-karunia Roh itu mutlak bagi Tubuh. Karunia-karunia ini adalah milik anggota-anggota, tetapi karunia-karunia itu bukanlah bagi anggota-anggota itu. Sebaliknya, karunia-karunia ini adalah milik anggota dan bagi Tubuh.

Ayat 12 mengatakan, "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan semua anggota tubuh itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus." Kata "karena" di sini menunjukkan bahwa ayat ini adalah keterangan dari ayat 11, yang mengatakan bahwa Roh yang satu itu mengerjakan semua aspek penyataan-Nya yang berbeda, yang dibagi-bagikan kepada banyak orang beriman secara perorangan. Ini sama seperti tubuh jasmani kita adalah satu namun memiliki banyak anggota.

"Kristus" dalam ayat 12, dalam bahasa Yunaninya adalah "Kristus itu", mengacu kepada Kristus yang korporat, yang tersusun dari Kristus sendiri sebagai Kepala dan gereja sebagai Tubuh-Nya beserta semua orang beriman sebagai anggota-anggota. Semua orang beriman Kristus bersatu dengan-Nya secara organik dan disusun dengan hayat dan unsur-Nya, menjadi Tubuh-Nya, suatu organisme yang mengekspresikan Dia. Karena itu, Dia bukan hanya Kepala tetapi juga Tubuh. Sebagaimana tubuh jasmani kita memiliki banyak anggota tetapi adalah satu, demikian juga Kristus.

Dalam ayat 13 Paulus melanjutkan, "Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh." Roh itu adalah wilayah dan unsur baptisan rohani kita, dan di dalam Roh yang sedemikian kita semua dibaptis ke dalam satu wujud yang organik, yaitu Tubuh Kristus. Karena itu, kita semua seharusnya menjadi satu Tubuh ini, tak peduli ras, kebangsaan, dan tingkat sosial kita. Kristus adalah hayat dan unsur penyusun Tubuh ini, dan Roh itu adalah realitas Kristus. Di dalam Roh yang satu inilah kita semua dibaptis ke dalam satu Tubuh yang hidup untuk mengekspresikan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 58

17 August 2011

1 Korintus - Minggu 23 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:7-11


Dalam ayat 8 Paulus melanjutkan berkata, "Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan." Menurut konteks kitab ini, perkataan hikmat adalah perkataan mengenai Kristus sebagai hal yang dalam dan rahasia dari Allah, yang telah ditentukan Allah untuk menjadi bagian kita (1:24, 30; 2:6-10). Perkataan pengetahuan adalah perkataan yang membagikan pengetahuan umum akan hal-hal mengenai Allah dan Tuhan (8:1-7). Perkataan hikmat terutama berasal dari roh kita melalui wahyu; perkataan pengetahuan terutama berasal dari pengertian kita melalui pengajaran. Perkataan hikmat lebih dalam daripada perkataan pengetahuan. Namun keduanya (bukan berkata-kata dalam bahasa lidah atau karunia mujizat lainnya) dicantumkan sebagai karunia-karunia utama dan penyataan-penyataan tertinggi dari Roh itu. Karena keduanya merupakan ministri-ministri, atau pelayanan-pelayanan yang paling berfaedah bagi penggenapan kaum saleh dan pembangunan gereja untuk melaksanakan operasi Allah.

Tidaklah mudah untuk membedakan perkataan hikmat dengan perkataan pengetahuan. Menurut 1 Korintus, perkataan hikmat adalah perkataan mengenai Kristus. Jika kita ingin membicarakan Kristus, maka kita memerlukan perkataan hikmat ini. Dalam pasal 1 dan 2 Paulus menekankan bahwa Kristus adalah hikmat Allah dan bahwa inilah hikmat yang kita bicarakan. Untuk perkataan hikmat ini, kita memerlukan wahyu, bukan sekadar pengajaran. Ini berarti kita memerlukan sesuatu yang diperlihatkan kepada kita oleh Roh itu di dalam roh kita -- kita memerlukan visi tentang Kristus sebagai hal-hal yang dalam dan rahasia dari Allah. Perkataan mengenai Kristus sebagai hal-hal yang dalam dan rahasia dari Allah adalah perkataan hikmat. Perkataan ini terutama diberikan kepada para rasul dan para nabi. Mereka telah melihat visi, wahyu, tentang Kristus, dan apa saja yang mereka katakan mengenai Kristus adalah perkataan hikmat.

Dalam ayat 10 Paulus juga menyinggung tentang bernubuat. Ini adalah untuk berbicara bagi Allah dan mengutarakan Allah, termasuk bernubuat dan meramal. Berbicara bagi Allah dan mengutarakan Allah berasal dari karunia hayat, yaitu yang berkembang oleh karena pertumbuhan hayat. Kita tidak boleh memahami kata nubuat di sini terutama berarti meramal. Ini terutama berarti berbicara bagi Tuhan, dan mengutarakan Tuhan. Tentunya, kadang-kadang mencakup unsur meramal, berbicara bagi, mengutarakan, dan bernubuat.

Paulus menyimpulkan ayat 10 dengan berkata, "Kepada yang seorang, Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa lidah, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa lidah itu." Bahasa lidah di sini mengacu kepada bahasa atau dialek yang wajar (Kis. 2:4, 6, 8, 11) dari manusia atau dari malaikat (13:1), bukan suara atau bunyi yang tidak berarti. Berkata-kata dalam bahasa lidah yang tepat dan sejati adalah salah satu dari banyak karunia Roh (ayat 4), salah satu dari banyak aspek penyataan Roh itu (ayat 7). Ada orang berkata, "Berkata-kata dalam bahasa lidah adalah bukti awal dari baptisan Roh, yang kemudian menjadi karunia Roh. Setiap orang beriman harus berkata-kata dalam bahasa lidah sebagai bukti awal, tetapi tidak setiap orang beriman perlu memiliki karunia berkata-kata dalam bahasa lidah." Pengajaran semacam itu tidak ada dasarnya dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Baru mengatakan dengan jelas bahwa berkata-kata dalam bahasa lidah hanyalah salah satu dari banyak karunia Roh, dan tidak semua orang beriman mempunyai karunia ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 57

16 August 2011

1 Korintus - Minggu 23 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:3-6


Banyak dari antara kita yang dapat bersaksi bahwa berseru kepada nama Tuhan Yesus membuat kita menjadi hidup. Bila kita merasa agak tertekan, kita perlu berseru, "O, Tuhan Yesus". Kita akan dikuatkan dan ditinggikan. Ada berita yang mengatakan kepada kita bahwa sejumlah orang kudus di satu tempat telah mendapat bantuan melalui berseru kepada nama Tuhan dan melalui doa-baca. Ada seorang saudara bersaksi bahwa Tuhan telah memberikan firman-Nya, Roh-Nya, dan nama-Nya kepada kita. Kita dapat menikmati firman-Nya melalui doa-baca; kita dapat menikmati Roh-Nya dengan mengikuti pengurapan; dan kita dapat menikmati nama-Nya dengan berseru kepada nama Tuhan.

Sebagai orang-orang yang menyembah Allah yang hidup, kita harus berbicara. Namun, banyak orang Kristen yang bisu. Pergerakan Pentakosta muncul sebagai reaksi terhadap kebisuan ini. Dulu pada zaman yang berbeda-beda, juga telah ada reaksi terhadap kebisuan agama yang formal ini. Misalnya, pada zaman John Wesley, pemberitaan firman itu hanya terbatas di tempat ibadah saja. Tidak ada seorang pun yang diizinkan untuk memberitakan di tempat yang sekuler. Tetapi John Wesley bereaksi terhadap pembatasan itu dan memberitakan Injil di luar ruang ibadah, di jalan-jalan, dan bahkan di tambang-tambang, sewaktu orang pulang bekerja dari tambang batu bara. Ada beberapa orang yang bertobat dan menangis oleh pemberitaan John Wesley ini. Yang lainnya, ada yang lupa diri karena sukacita, dan berseru kepada Tuhan.

Kristus adalah Firman Allah, pembicaraan Allah. Jadi ketika kita menikmati Kristus, kita juga perlu berbicara. Kita akan mengutarakan Kristus, dan bahkan sering kali menyerukan Kristus. Dalam perjalanan kita ke sidang-sidang gereja, kita tidak seharusnya membisu. Bahkan sewaktu kita dalam perjalanan, kita harus membicarakan Kristus dan kemudian membawa Kristus ke dalam sidang melalui pembicaraan kita.

Mengatakan bahwa Yesus terkutuk adalah mengucapkan hal-hal negatif mengenai Dia. Tetapi berkata, "Tuhan Yesus", itu berarti membicarakan Dia secara positif. Selain itu, dalam 12:3 Paulus memberi tahu kita bahwa tidak ada seorang pun dapat berkata, "Tuhan Yesus", selain di dalam Roh Kudus. Suatu perkataan yang sangat menghibur! Selama kita berkata, "Tuhan Yesus", dengan roh yang tepat, kita berada di dalam Roh Kudus. Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak berada di dalam Roh? Jika demikian serulah nama Tuhan Yesus. Dengan berseru kepada nama-Nya, Anda akan menghirup udara surgawi, yaitu Roh Kudus, dan Anda akan berada di dalam Roh. Namun, jika Anda diam saja, tidak berseru kepada Tuhan, Anda tidak akan menghirup udara rohani ini. Hal ini akan membuat kerohanian Anda tidak sehat dan tidak gembira. Tetapi semakin Anda berbicara bagi Kristus dan bahkan membicarakan Kristus, Anda akan semakin gembira. Kita yang berada dalam pemulihan Tuhan memiliki banyak hal positif untuk dibicarakan. Kita memiliki Kristus, kita memiliki kehidupan gereja, dan kita memiliki tujuan kekal Allah. Marilah kita semua belajar membicarakan Kristus. Pembicaraan ini adalah prinsip yang mengendalikan karunia-karunia rohani.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 57

15 August 2011

1 Korintus - Minggu 23 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:1-3


Allah sedang melaksanakan pemerintahan di alam semesta ini bagi penggenapan tujuan kekal-Nya. Kristus, Sang Kepala memerlukan Tubuh, yaitu gereja. Inilah alasannya Iblis membenci gereja. Hari ini kita ditentang karena kita berdiri bagi gereja. Ada toko-toko buku Kristen yang menjual semua buku yang ditulis oleh Saudara Watchman Nee kecuali bukunya tentang gereja. Beberapa misionaris di Taiwan mengakui bahwa pekerjaan kita di sana baik, tetapi mereka menganggap perkara pelaksanaan gereja ini seperti "lalat mati di dalam minyak wangi."

Iblis membenci Tubuh dan menentangnya. Jika gereja hanya merupakan satu kumpulan orang beriman yang datang berkumpul untuk bersekutu saja, Iblis tidak akan membenci gereja begitu rupa. Namun, bagi kita, gereja bukan hanya satu kumpulan saja; melainkan Tubuh bagi pelaksanaan pemerintahan Allah. Untuk menjadi gereja yang demikian, kita semua perlu berfungsi. Namun, misalnya ada gereja yang di dalamnya hanya ada beberapa anggota yang berfungsi dan sisanya hanya duduk di dalam sidang-sidang tanpa berfungsi; gereja yang demikian mungkin ditentang oleh si musuh, tetapi tidak ditentang seperti orang-orang yang berdiri bagi Tubuh sebagai alat Kepala untuk melaksanakan pemerintahan ilahi.

Ketika Paulus menulis tentang karunia-karunia dari anggota-anggota Tubuh ini, ia memulai dengan membicarakan berhala-berhala yang bisu. Dalam ayat 2 Paulus mengingatkan mereka bahwa pada waktu mereka masih belum mengenal Allah, yaitu masih menjadi orang kafir, mereka "ditarik kepada berhala-berhala yang bisu." Di sini Paulus tidak mengatakan bahwa mereka ditarik kepada dosa-dosa, hawa nafsu, atau dunia; melainkan ia mengatakan bahwa mereka ditarik kepada berhala-berhala yang bisu, mereka ditarik dalam segala caraPemakaian kata sifat "bisu" oleh Paulus ini menyiratkan bahwa berhala-berhala dan orang-orang yang menyembahnya itu bisu, tidak dapat berbicara. Pada waktu orang-orang Korintus ini belum percaya Tuhan, mereka juga bisu; mereka adalah penyembah bisu dari berhala-berhala yang bisu. Ini berarti ketika mereka menyembah berhala, mereka tidak berbicara. Sebaliknya, karena berhala-berhala itu bisu, mereka juga bisu, berdiam diri. Tetapi setelah percaya kepada Kristus, sekarang mereka adalah penyembah-penyembah Allah yang hidup.

Dengan berbicara inilah kita membuktikan bahwa kita hidup. Allah kita itu hidup. Alkitab mewahyukan bahwa Allah kita yang hidup ini adalah Allah yang berbicara. Sepanjang abad, khususnya dalam zaman Perjanjian Baru, Allah telah berbicara. Untuk membuktikan bahwa kita adalah anggota Kristus yang hidup, kita juga harus berbicara. Tentunya, maksud kita bukanlah bahwa kita harus berbicara secara sembarangan atau kita harus bergosip. Sebaliknya, kita harus membicarakan sesuatu bagi Tuhan dan bahkan mengutarakan Tuhan. Kita perlu membicarakan hal-hal yang dipusatkan pada Kristus. Lagi pula, Kristus harus menjadi pembicaraan kita, tutur kata kita. Dia harus menjadi pusat dan lingkungan pembicaraan kita. Membicarakan Kristus secara demikian adalah satu bukti yang kuat bahwa kita hidup. Karena Allah yang kita sembah itu hidup dan berbicara, maka kita juga berbicara dan dengan demikian membuktikan bahwa kita adalah anggota-anggota Tubuh Kristus yang hidup.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 57

13 August 2011

1 Korintus - Minggu 22 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:18-19, 23-26, 29-30


Sasaran kedatangan Kristus kali pertama adalah kematian-Nya, tetapi apakah yang akan menjadi sasaran kedatangan-Nya kali kedua? Jawaban untuk pertanyaan ini ada dalam Matius 26:29. Di sini, sewaktu Tuhan mendirikan perjamuan malam-Nya, Dia memberi tahu kita bahwa Dia tidak akan minum buah anggur ini sampai Dia meminumnya bersama-sama dengan kita di dalam Kerajaan Bapa-Nya. Ini menunjukkan bahwa kedatangan-Nya kali kedua memiliki satu sasaran dan sasaran ini adalah Kerajaan.

Kedua kedatangan Tuhan ini masing-masing memiliki satu sasaran. Sasaran kedatangan-Nya kali pertama adalah mati untuk menggenapkan penebusan yang almuhit. Sasaran kedatangan-Nya kali kedua adalah mendirikan Kerajaan Allah.

Di antara dua kedatangan Tuhan dengan dua sasarannya ini, ada satu jangka waktu yang panjang. Jangka waktu ini adalah zaman gereja. Penebusan Tuhan yang almuhit ini telah menghasilkan sesuatu yang unik--gereja. Dalam Yohanes 12:24 Tuhan Yesus berkata, "Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Di sini Tuhan Yesus seolah-olah berkata, "Aku adalah satu-satunya biji gandum itu. Jika Aku tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, Aku tetap satu biji saja. Tetapi maksud hati-Ku ialah ditaburkan ke dalam tanah dan mati. Kemudian Aku akan bangkit dalam kebangkitan untuk menghasilkan banyak buah." Inilah yang sesungguhnya terjadi melalui kematian dan kebangkitan Tuhan. Dia menghasilkan banyak butir gandum untuk dibentuk menjadi satu ketul roti, yang adalah gereja. Karena itu, gereja adalah satu-satunya produk dari kematian Tuhan yang almuhit. Kematian Kristus telah menghasilkan gereja, dan gereja ini akan mendatangkan Kerajaan.

Dalam berita ini kita telah menekankan bahwa kita harus makan perjamuan malam Tuhan menjadi peringatan akan Dia; yaitu menghasilkan peringatan akan Tuhan. Kita harus datang ke perjamuan malam Tuhan dengan harapan ada hasil tertentu. Makan perjamuan malam Tuhan harus menghasilkan peringatan akan Tuhan dalam dua kedatangan-Nya. Kita harus mengingat Dia dalam kedatangan-Nya kali pertama untuk menggenapkan penebusan yang almuhit demi menghasilkan gereja dan juga kedatangan-Nya kali kedua untuk mendatangkan Kerajaan supaya Allah dan kita memiliki jalan untuk melaksanakan pemulihan ini. Di luar Kerajaan ini, pemulihan Tuhan tidak ada jalan untuk maju ke depan. Karena itu, kita makan perjamuan malam Tuhan dengan pandangan untuk memperingati Dia dalam kedatangan-Nya kali pertama dan kedatangan-Nya kali kedua.

Memperingati Tuhan secara demikian sebenarnya adalah untuk memuaskan Dia. Tuhan telah datang dan telah mati di atas salib untuk menghasilkan gereja. Dia sangat senang dengan apa yang telah Dia genapkan dan apa yang telah Dia hasilkan. Sekarang Dia ada di surga melaksanakan ministri surgawi-Nya, supaya Dia dapat datang kembali ke bumi dengan Kerajaan Bapa-Nya. Tetapi siapakah orang-orang di bumi yang dapat bekerja sama dengan-Nya? Siapakah yang dapat menanggapi pekerjaan Kristus di surga? Hanya gereja yang dapat bekerja sama dengan Dia dan menanggapi Dia. Jika Tuhan tidak memiliki gereja, maka mungkin Dia di surga sana akan sedih, karena tidak ada seorang pun di bumi yang bekerja sama dengan-Nya dan tidak ada yang melaksanakan apa yang diministrikan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 56

12 August 2011

1 Korintus - Minggu 22 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:24-26; Mat. 26:29


Makan perjamuan malam Tuhan adalah untuk memuaskan Tuhan. Tetapi bukannya datang berkumpul untuk memuaskan Tuhan, orang-orang Korintus ini malahan berusaha memuaskan diri mereka sendiri. Fakta bahwa ada beberapa orang yang mabuk membuktikan bahwa mereka hanya memperhatikan kepuasan mereka sendiri (ayat 21). Datang ke perjamuan malam Tuhan dengan maksud untuk menerima kepuasan bagi diri kita sendiri berlawanan dengan prinsip perjamuan malam-Nya. Kita tidak boleh datang ke perjamuan malam Tuhan dengan maksud yang demikian. Sebaliknya kita harus datang dengan maksud memuaskan Tuhan.

Hanya melakukan peringatan yang dangkal saja kepada Tuhan, itu tidak akan memuaskan Dia. Dia akan puas bila kita mengadakan perjamuan malam dengan cara yang menghasilkan peringatan terhadap-Nya. Hanya mengingat Tuhan saja, itu dangkal. Tetapi mengambil bagian dalam perjamuan malam Tuhan yang menghasilkan peringatan akan Dia, itu baru dalam. Mengingat Tuhan adalah sesuatu yang sementara. Ini mungkin hanya akan berlangsung sewaktu kita makan perjamuan malam-Nya. Sewaktu kita makan perjamuan malam itu, kita mengingat Dia. Tetapi makan perjamuan malam Tuhan yang menghasilkan peringatan terhadap Tuhan itu menyiratkan bahwa peringatan ini datang dan juga akan terus berlangsung setelah kita selesai makan. Jadi, peringatan ini adalah satu kelanjutan dari perihal makan. Makan menghasilkan peringatan, dan peringatan ini adalah kelanjutan dari makan.

Makan perjamuan malam Tuhan harus berhubungan dengan kerajaan. Setelah makan perjamuan malam Tuhan itu berakhir, tidak boleh tidak ada hasil yang berkesinambungan. Sebaliknya, harus menghasilkan kerajaan, pemerintahan Allah. Dengan kata lain, makan perjamuan malam Tuhan harus memuaskan Dia dengan mendatangkan kerajaan, dengan membawa diri kita dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kita masuk ke dalam hubungan yang tepat dengan pemerintahan Allah. Ini bukanlah perkara yang dapat berlangsung selama satu jam. Perkara ini hanya dapat digenapkan melalui satu proses yang akan datang. Proses yang akan datang ini sebenarnya adalah Kerajaan Allah, pemerintahan Allah, yang terwujud di bumi.

Sebagai orang-orang Kristen, kita telah diselamatkan, kita telah dilahirkan dari Allah menjadi anak-anak Allah, dan kita telah dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Menurut Yohanes 3:3 dan 5, kelahiran kembali membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Allah. Jika kita tidak dilahirkan dari Roh, maka kita tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tetapi melalui kelahiran kembali, kita telah dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah dan juga telah menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus. Kita perlu sadar bahwa kita telah dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah, dibawa masuk ke dalam Kerajaan, dan menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus. Begitu kita memiliki pemahaman ini, kita perlu melihat tujuan dari semuanya ini. Mengapa kita dilahirkan kembali, dibawa masuk ke dalam Kerajaan, dan menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus? Jawabannya adalah kita dilahirkan kembali supaya kita dapat menempuh satu kehidupan bagi Kerajaan Allah dan Tubuh Kristus. Kerajaan dan Tubuh haruslah menjadi sasaran kehidupan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 56

11 August 2011

1 Korintus - Minggu 22 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:27-34


Dalam ayat 27 Paulus berkata, "Jadi, siapa saja dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan." Makan atau minum dengan cara yang tidak layak adalah tidak menghargai arti roti dan cawan Tuhan. Roti dan cawan Tuhan menyatakan tubuh-Nya terbelah bagi kita dan darah-Nya tercurah bagi dosa-dosa kita, melalui kematian penebusan-Nya bagi kita. Berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan bagi seorang beriman adalah mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri (ayat 29)

Dalam ayat 28 Paulus melanjutkan, "Karena itu, hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu." Bagi seseorang menguji dirinya sendiri berarti memeriksa diri sendiri, menguji diri sendiri, agar diri sendiri tahan uji, memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.

Ayat 29 mengatakan, "Karena siapa yang makan dan minum tanpa mengakui tubuh, ia mendatangkan hukuman atas dirinya" (Tl.). Makan roti atau minum cawan Tuhan dengan cara yang tidak layak mendatangkan penghakiman atas kita. Tidak membedakan berarti tidak memisahkan, tidak membuat perbedaan. Tidak membedakan tubuh Tuhan berarti tidak membuat perbedaan antara roti yang menyatakan tubuh Tuhan, dari makanan biasa. Ini berarti tidak menghargai arti roti yang kita makan pada perjamuan malam Tuhan. Ini bisa membuat kita terkena penghakiman, yaitu pendisiplinan Tuhan.

Rasul menggunakan ungkapan "tubuh" dan bukan "tubuh Tuhan". Ini mungkin menyiratkan fakta bahwa selain tubuh jasmani Tuhan (1 Kor. 11:24), masih ada Tubuh Kristus yang misteri (Ef. 4:4). Karena itu, ketika kita mengambil bagian dalam meja Tuhan, kita harus membedakan apakah roti di atas meja menyatakan Tubuh Kristus yang unik itu atau perpecahan manusia mana pun (denominasi mana pun). Karena kita telah membedakan Tubuh Kristus, maka kita tidak seharusnya mengambil bagian dalam roti perpecahan apa pun atau yang disertai roh perpecahan apa pun. Partisipasi kita dalam meja Tuhan haruslah merupakan persekutuan yang unik dari Tubuh-Nya yang unik tanpa perpecahan apa pun, baik dalam pelaksanaan maupun dalam roh.

Dalam ayat 30 dan 31 Paulus berkata, "Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita". "Itu" dalam ayat 30 berarti tidak membedakan tubuh. Menjadi lemah dan sakit dalam ayat ini adalah pendisiplinan Tuhan, penghakiman Tuhan yang sementara, atas mereka yang mengambil bagian dalam tubuh Tuhan dengan cara yang tidak layak. Terlebih dulu Tuhan mendisiplin mereka, sehingga tubuh mereka menjadi lemah. Kemudian, karena mereka tidak mau bertobat atas kesalahan mereka, mereka dihajar lebih lanjut sehingga mereka menjadi sakit. Karena mereka masih tidak mau bertobat, Tuhan menghakimi mereka dengan kematian. Mati secara demikian sama dengan ditewaskan di padang gurun di dalam 10:5. Kata "tidur" dalam ayat 30 itu berarti mati (1 Tes. 4:13-16).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 55

10 August 2011

1 Korintus - Minggu 22 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:17-26


Dalam 11:17-22 Paulus menegur orang-orang Korintus karena adanya kekacauan di antara mereka dalam hubungannya dengan perjamuan malam Tuhan. Dari ayat ini sampai akhir pasal ini rasul menanggulangi masalah yang kedelapan, yaitu mengenai perjamuan malam Tuhan.

Alasan mengapa Paulus tidak memuji mereka adalah karena ketika mereka berkumpul bersama, tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan (ayat 17). Ini menunjukkan bahwa pertemuan-pertemuan kaum beriman mungkin dapat merugikan, bukan menguntungkan. Ada beberapa orang Korintus yang menjadi lemah, yang lainnya sakit, dan bahkan ada beberapa yang meninggal. Ini membuktikan bahwa mereka menderita kerugian yang besar.

Penekanan pada meja Tuhan adalah persekutuan dengan darah dan tubuh Tuhan (10:16-17), mengambil bagian dalam Tuhan, saling menikmati Tuhan dalam persekutuan; sedangkan penekanan pada perjamuan malam Tuhan adalah peringatan terhadap Tuhan (11:24-25). Dalam meja Tuhan kita menerima tubuh dan darah-Nya sebagai kenikmatan kita; dalam perjamuan malam Tuhan kita mengingat Dia, agar Dia mendapatkan kenikmatan.

Dalam ayat 23 ia memberi tahu mereka, "bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti." Kemudian "sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata, 'Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!'" Pemecahan roti adalah supaya kita dapat memakan-Nya (Mat. 26:26). Makan perjamuan malam Tuhan adalah bagi peringatan terhadap Tuhan sendiri.

Ayat 25 mengatakan, "Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, 'Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!'" Roti adalah roti hayat (Yoh. 6:35) dan cawan adalah cawan berkat (1 Kor. 10:16). Cawan ini adalah perjanjian yang baru, yang meliputi semua berkat Perjanjian Baru yang limpah, termasuk Allah sendiri. Perjanjian yang baru didirikan dengan darah Tuhan, yang Dia cucurkan di atas salib bagi penebusan kita (Mat. 26:28).

Peringatan yang sejati terhadap Tuhan adalah makan roti dan minum cawan (ayat 26), yaitu mengambil bagian dalam dan menikmati Tuhan yang telah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita melalui kematian penebusan-Nya. Makan roti dan minum cawan adalah menerima Tuhan Penebus menjadi bagian kita, menjadi hayat dan berkat kita. Ini baru benar-benar memperingati Dia.

Ayat 26 melanjutkan, "Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang." Makan perjamuan malam Tuhan bukan mengingat kematian Tuhan, melainkan memberitakan dan memamerkan kematian Tuhan. Kita mengingat Tuhan sendiri melalui memberitakan dan memamerkan kematian-Nya. Perhatikanlah bahwa kita mengingat Persona Tuhan, tetapi kita memberitakan, memproklamirkan kematian-Nya. Kita mengingat Persona ini dengan memberitakan kematian-Nya kepada alam semesta; kepada roh-roh jahat, kepada malaikat-malaikat, dan kepada manusia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 55

09 August 2011

1 Korintus - Minggu 22 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:24-26, 28-29


Kita telah menekankan fakta bahwa ketika kita mengambil bagian dalam meja Tuhan, kita menikmati Dia; dan ketika kita makan perjamuan malam Tuhan, kita memuaskan Dia dengan mengingat Dia dan memperhatikan pemerintahan Allah. Tetapi dengan cara apakah kita memperhatikan pemerintahan ini? Dengan cara membedakan Tubuh. Banyak orang Kristen tidak tahu apakah arti membedakan Tubuh ini.

Membedakan Tubuh pertama-tama adalah menyadari bahwa Kristus hanya memiliki satu Tubuh yang mistikal. Ketika kita datang ke perjamuan malam Tuhan, kita harus membedakan Tubuh untuk menentukan apakah roti di atas meja itu mewakili Tubuh mistikal Kristus yang unik. Ini adalah satu perkara yang sangat penting. Tubuh mistikal Kristus yang unik ini adalah sarana bagi Allah untuk melaksanakan pemerintahan-Nya. Tujuan kekal Allah adalah ingin mendapatkan sekelompok orang yang telah diselamatkan, ditebus, dan dilahirkan kembali, dan yang telah menjadi satu untuk menjadi satu Tubuh yang organik untuk melaksanakan pemerintahan-Nya. Tetapi tipu muslihat Iblis adalah memotong Tubuh ini berkeping-keping. Ini menghalangi pemerintahan Allah. Selama kita ada di dalam perpecahan, maka kita di luar pemerintahan Allah. Karena alasan ini, kekristenan pada hari ini menjadi tidak berguna dilihat dari pelaksanaan pemerintahan ilahi ini. Orang-orang Kristen mungkin memberitakan Injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa atau mengajarkan Alkitab untuk membantu orang lain mengenal Firman itu. Tetapi hal ini benar-benar tidak memadai untuk melaksanakan pemerintahan Allah. Pelaksanaan pemerintahan ilahi ini memerlukan Tubuh yang unik, Tubuh yang mistikal. Karena kita menyadari hal ini, maka kita membenci perpecahan dan mutlak menentangnya.

Perpecahan-perpecahan itu merusak Tubuh mistikal Kristus dalam hubungannya dengan pelaksanaan pemerintahan Allah. Meskipun orang-orang Kristen dapat memberitakan Injil dan mengajarkan Alkitab, tetapi hanya sedikit yang memperhatikan Tubuh mistikal Kristus bagi pelaksanaan pemerintahah Allah di bumi. Seandainya semua orang Kristen mau memperhatikan hal ini, betapa menakjubkannya situasi ini! Pemerintahan Allah di bumi akan sangat hebat! Tetapi perpecahan-perpecahan di antara orang-orang Kristen bukan hanya melumpuhkan Tubuh Kristus; bahkan membuat Tubuh ini terpotong berkeping-keping. Hal ini membuat Allah kesulitan menggenapkan sesuatu di bumi bagi pelaksanaan pemerintahan-Nya. Selama berabad-abad, Allah belum dapat melaksanakan pemerintahan-Nya karena sarana unik bagi hal ini, yaitu Tubuh mistikal Kristus, telah terpotong berkeping-keping melalui perpecahan ini.

Meskipun jumlah kita masih sedikit, tetapi para malaikat dan roh-roh jahat tahu bahwa pendirian kita berbeda dengan kekristenan yang telah terpecah-belah. Selain itu, dalam batin kita memiliki jaminan bahwa kita membedakan Tubuh bagi pelaksanaan pemerintahan Allah di bumi. Kita juga adalah televisi surgawi di bumi yang memantulkan apa yang sedang Kristus lakukan di surga bagi pemerintahan ilahi ini. Orang lain mungkin menentang kita, berdebat dengan kita, dan membenarkan diri mereka sendiri. Tetapi dalam hati nurani mereka, mereka tidak memiliki jaminan bahwa mereka membedakan Tubuh mistikal yang unik ini. Puji Tuhan, kita memiliki jaminan ini!


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 54

08 August 2011

1 Korintus - Minggu 22 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 10:16, 21; 11:24-26, 29


Mengenai peringatan terhadap Tuhan, Paulus memakai istilah "meja Tuhan" (Tl.) dalam 10:21 dan "perjamuan malam Tuhan" (Tl.) dalam 11:20. Ada satu perbedaan yang penting antara meja Tuhan dengan perjamuan malam Tuhan.

Meja Tuhan mengacu kepada kenikmatan terhadap Tuhan dalam persekutuan. Maka, makna meja Tuhan adalah kenikmatan untuk mengambil bagian dan kenikmatan untuk persekutuan. Ketika kita mengatakan bahwa kita mengambil bagian dalam meja Tuhan, maksud kita adalah kita menikmati Tuhan dalam persekutuan akan Dia. Ini adalah bagi kenikmatan dan kepuasan kita. Namun, perjamuan malam Tuhan adalah bagi kepuasan-Nya. Ini adalah bagi peringatan terhadap-Nya. Meja Tuhan dan perjamuan malam Tuhan saling berkaitan. Meja Tuhan adalah bagi kenikmatan kita, sedangkan perjamuan malam Tuhan adalah bagi kenikmatan-Nya. Kadang-kadang kita mungkin berkata, "Tuhan, kami datang ke meja-Mu dan mengambil bagian dalamnya." Ini menunjukkan bahwa kita menikmati Tuhan. Pada waktu lainnya kita mungkin berkata, "Kami bersyukur kepada-Mu bahwa kami dapat memiliki perjamuan malam-Mu." Ini menunjukkan bahwa kita memperingati Tuhan bagi kenikmatan dan kepuasan-Nya.

Bila kita datang ke meja Tuhan, perhatian kita bukanlah pada penebusan atau pemerintahan ilahi; perhatian kita adalah untuk kenikmatan. Kita semua datang ke meja Tuhan untuk menikmati Tuhan dalam persekutuan. Kita mungkin tidak memiliki pemikiran apa pun tentang pemerintahan Allah. Namun, perjamuan malam Tuhan berhubungan dengan kenikmatan dan kepuasan Tuhan. Kita tidak boleh hanya memperhatikan kenikmatan kita di meja itu, melainkan juga memperhatikan kenikmatan Tuhan pada perjamuan malam-Nya. Kita mungkin memiliki hati untuk kenikmatan kita di meja itu, di pesta itu, tetapi tidak memiliki hati untuk mengingat Tuhan. Kita mungkin memperhatikan kepuasan kita saja, tetapi tidak memperhatikan kepuasan Tuhan. Karena itu, kita perlu lebih banyak terang dari Tuhan mengenai perjamuan malam Tuhan. Hal ini akan membuat sidang-sidang kita yang mengelilingi meja-Nya dapat ditingkatkan. Kita akan memuji Tuhan bahwa perjamuan malam itu adalah bagi peringatan, kenikmatan, dan kepuasan-Nya. Kita akan menyadari bahwa kita bukan hanya untuk kepuasan kita saja, tetapi juga agar Allah dipuaskan oleh-Nya.

Jika kita ingin Tuhan Yesus dipuaskan pada perjamuan malam Tuhan, maka kita bukan hanya harus memperingati Dia, melainkan juga harus memperhatikan pemerintahan Allah yang dilaksanakan oleh-Nya. Hari ini hal yang paling memuaskan Tuhan adalah pemerintahan ilahi. Jika kita memperingati Dia tanpa memperhatikan pemerintahan ilahi, Dia tidak akan gembira. Jika kita ingin membuat Allah gembira dan memuaskan-Nya, kita harus dapat berkata, "Tuhan, sewaktu kami memperingati Engkau, kami membedakan Tubuh-Mu agar pemerintahan Allah dapat dilaksanakan oleh-Mu. Sewaktu kami mengingat Engkau, kami tidak lupa apa yang sedang Engkau lakukan di surga. Engkau duduk di surga untuk melaksanakan pemerintahan Allah."


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 54

06 August 2011

1 Korintus - Minggu 21 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:7-16


Para saudara perlu menyadari bahwa mereka harus berada di bawah kekepalaan Kristus (ay. 3). Khususnya jika para penatua satu gereja lokal tidak berada di bawah kekepalaan Kristus, maka mereka tidak seharusnya mengharapkan para saudari atau siapa pun untuk berada di bawah kekepalaan mereka. Paulus pertama-tama mengatakan bahwa Kepala dari setiap laki-laki adalah Kristus, dan kemudian ia menunjukkan bahwa kepala dari perempuan adalah laki-laki. Selain itu, Paulus menelusuri asal mula dari masalah penudungan kepala itu kembali kepada Allah sendiri sebagai Kepala Kristus.

Menurut Wahyu 4 dan 5, di surga, di hadapan takhta Allah, tidak ada pemberontakan. Sebaliknya, Domba yang telah tersembelih, yang telah bangkit, dan telah naik itu sedang mengambil pimpinan untuk taat kepada kekepalaan Allah di surga. Namun, bumi ini penuh dengan pemberontakan. Iblis mengambil pimpinan untuk memberontak terhadap Allah. Tetapi puji Tuhan bahwa di tengah-tengah semua pemberontakan ini, ada satu Tubuh yang tersusun dari orang-orang yang telah ditebus dan dibaptis ke dalam Allah Tritunggal! Kita telah dibaptis ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus (Mat. 28:19). Menurut Roma 6:3 dan Galatia 3:27, kita telah dibaptis ke dalam Kristus. Dibaptis ke dalam Kristus sebagai Roh pemberi-hayat membawa kita masuk ke dalam Tubuh secara organik. Maka, di bumi ada satu organisme, satu Tubuh, yang tersusun dari orang-orang yang telah ditebus dan dibaptis ke dalam Allah Tritunggal. Ini adalah Tubuh dari Dia yang ada di surga yang tunduk kepada kekepalaan Allah. Sekarang di bumi, Tubuh ini harus memantulkan ketaatan Kristus di surga.

Tubuh Kristus di bumi harus memantulkan Kristus sebagai Kepala yang tunduk kepada kekepalaan Allah. Kita di bumi harus menjadi satu televisi surgawi yang mengekspresikan apa yang sedang terjadi di surga. Kristus adalah Dia yang telah menjadi manusia, yang tersembelih karena dosa-dosa kita, dan yang dibangkitkan untuk menjadi Roh pemberi-hayat supaya kita dapat memiliki hayat. Sekarang Dia ada di surga tunduk kepada kekepalaan Allah bagi pelaksanaan pemerintahan ilahi. Sebagai anggota-anggota Tubuh, kita memiliki televisi surgawi di dalam kita yang olehnya kita dapat melihat apa yang sedang terjadi di surga. Sekarang kita harus menjadi televisi untuk memantulkan apa yang sedang terjadi di surga supaya orang lain dapat melihat apa yang sedang terjadi di sana dari dalam kita. Ini berarti gereja di masing-masing lokal harus memantulkan visi surgawi dan mengekspresikan ketaatan Kristus kepada kekepalaan Allah bagi pelaksanaan pemerintahan-Nya.

Apakah ada televisi surgawi dalam gereja di lokal Anda? Apakah gereja lokal Anda memantulkan ketaatan Kristus di surga? Kita memuji Tuhan bahwa di banyak tempat ada pemantulan yang tepat dari ketaatan Kristus kepada kekepalaan Allah. Meskipun bumi ini penuh dengan pemberontakan, kita harus menjadi orang-orang yang berada di bawah kekepalaan Allah yang melalui ketaatan kita kepada Kristus, memantulkan ketaatan Kristus sendiri kepada Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 53

05 August 2011

1 Korintus - Minggu 21 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:4-13


Satu alasan untuk masalah penudungan kepala ini terdapat dalam ayat 7: “Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: Ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.” Laki-laki diciptakan menurut gambar Allah (Kej. 1:26) untuk mengekspresikan Allah dan memuliakan Allah. Karena laki-laki menampilkan gambaran dan kemuliaan Allah dan mewakili Allah, maka dia tidak seharusnya menutupi kepalanya. Jika dia menutupi kepalanya, gambaran dan kemuliaan Allah akan tertutup. Karena perempuan adalah kemuliaan laki-laki, maka dia tidak seharusnya menonjolkan kepalanya tetapi harus menutupinya. Dia tidak seharusnya menyatakan dirinya sendiri tetapi menyatakan laki-laki, yang di bawahnya dia berada. Rasul juga mengambil hal ini sebagai dasar bagi ajarannya mengenai penudungan kepala.

Dalam ayat 8 Paulus memberikan alasan kedua untuk masalah penudungan kepala: “Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.” Sebagai tulang rusuk yang diambil dari laki-laki, perempuan dijadikan dari laki-laki (Kej. 2:21-23). Allah tidak menciptakan perempuan. Dia membentuk tubuh laki-laki dari debu tanah dan menghembuskan nafas hayat ke dalam tubuh ini. Hasilnya, laki-laki, yang dinamakan Adam, menjadi jiwa yang hidup. Allah menidurkan laki-laki ini, dan kemudian Dia membuka pinggangnya, mengambil satu rusuk, dan memakai tulang rusuk itu untuk membangun seorang perempuan. Jadi, perempuan itu tidak diciptakan, melainkan berasal dari laki-laki. Ini menunjukkan bahwa tempat perempuan adalah di iga laki-laki.

Dalam ayat 10 kita memiliki dasar lain lagi bagi pengajaran mengenai penudungan kepala. Penudungan kepala erat hubungannya dengan kekepalaan Allah, dan otoritas Allah. Penghulu malaikat dengan bawahannya memberontak melawan kekepalaan Allah (Yeh.28:13-18; Yes. 14:12-15; Mat. 25:41), mendirikan kerajaan gelapnya (Mat. 12:26; Kol. 1:13), dan menjadi Iblis, musuh Allah. Setelah Allah menciptakan manusia, Iblis menipu manusia untuk mengikutinya dan memberontak melawan Allah. Kemudian Allah mengutus Putra-Nya untuk membinasakan Iblis dan menyelamatkan manusia dari kuasanya, kembali ke Kerajaan Allah (1 Yoh. 3:8; Ibr. 2:14; Kol. 1:13). Sekarang, ketika kaum beriman menyembah Allah dalam doa kepada-Nya atau dalam berbicara bagi Dia, mereka harus mempunyai tanda yang menyatakan bahwa mereka berada di bawah kekepalaan Allah, di bawah otoritas ilahi, untuk diperlihatkan kepada para malaikat yang memperhatikan (lihat 1 Kor. 4:9), dan melihat perkara ini bahwa mereka (kaum beriman) sedang memelihara susunan yang ditetapkan Allah dalam pemerintahan-Nya. Untuk ini, para saudari seharusnya memiliki suatu tanda, suatu penudung di atas kepala mereka.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 53

04 August 2011

1 Korintus - Minggu 21 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 11:2-3


Dalam 11:3 Paulus berkata, “Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.” Ayat 3-16 menanggulangi masalah ketujuh, yaitu penudungan kepala. Dalam Efesus 1:22-23, kekepalaan Kristus atas segala sesuatu adalah bagi Tubuh-Nya, gereja. Di sini, pengepalaan Kristus atas setiap orang, berhubungan dengan perorangan. Dia adalah Kepala atas setiap orang di antara kita secara langsung. Ketika rasul menanggulangi masalah orang-orang Korintus yang berhubungan dengan pemerintahan Allah, yang terlebih dulu diperhatikannya ialah masalah kekepalaan Kristus dan Allah.

Dalam ketetapan pemerintahan Allah, perempuan berada di bawah kekepalaan laki-laki. Demikianlah Allah menciptakan perempuan (Kej. 2:18-24; 1 Tim. 2:13). Menurut kodrat (1 Kor.11:14) yang diciptakan Allah, perempuan berada di bawah laki-laki.

Paulus juga mengatakan dalam ayat 3 bahwa kepala dari Kristus ialah Allah. Kristus adalah Yang diurapi Alllah, Yang ditunjuk oleh Allah. Karena itu, Dia berada di bawah Allah, dan Allah sebagai Sang Pemula adalah Kepala-Nya. Ini mengacu kepada hubungan antara Kristus dan Allah dalam pemerintahan Allah.

Dalam menanggulangi masalah penudungan kepala, rasul mengambil kekepalaan Allah, kekepalaan Kristus, dan kekepalaan laki-laki sebagai dasar yang kuat untuk ajarannya. Ajarannya mengenai penudungan kepala bukan berdasarkan praktek agama atau kebiasaan manusia mana pun, tetapi berdasarkan kekepalaan dalam pengaturan pemerintahan Allah. Dasar yang sedemikian kuat tidak memberikan kedudukan apa pun bagi perdebatan terhadap perkara penudungan kepala.

Alasan perlu penudungan kepala dalam gereja adalah karena penudungan Allah. Inilah sebabnya Paulus berbicara seperti yang ia lakukan dalam 11:3, yang menyatakan bahwa ia menghendaki kita mengenal bahwa Kepala dari setiap laki-laki ialah Kristus, dan bahwa Kepala dari perempuan adalah laki-laki, dan Kepala dari Kristus adalah Allah. Jadi, penudungan kepala berhubungan dengan kekepalaan dalam pemerintahan Allah. Dalam alam semesta ini, khususnya dalam pengaturan pemerintahan Allah, ada suatu urutan. Allah adalah Kepala atas Kristus, Kristus adalah Kepala atas setiap laki-laki, dan laki-laki adalah kepala atas perempuan. Karena itu, dalam sidang-sidang gereja para saudari harus memakai tudung kepala untuk menandakan bahwa kita harus mengakui otoritas Allah dan menghormati kekepalaan-Nya, dan bahwa kita bukanlah umat yang memberontak terhadap Allah. Sebaliknya, kita mutlak tunduk kepada-Nya dan menyatakan hal ini dengan memakai tudung kepala. Ini adalah fakta Alkitab yang mewahyukan bahwa gereja harus memiliki satu tanda yang mengumumkan bahwa kita adalah umat yang berada di bawah kekepalaan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 53

03 August 2011

1 Korintus - Minggu 21 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:12; Yoh. 11:25


Masalah-masalah di antara orang-orang Korintus ini bukan hanya berhubungan dengan kehidupan manusia, bahkan berhubungan dengan pemerintahan Allah. Di antara mereka tidak ada aturan, tidak ada wewenang. Karena itu, mereka bukan hanya menyalahgunakan hak-hak mereka dalam makan dan pernikahan; mereka bahkan menyalahgunakan karunia rohani mereka. Mereka secara berlebihan menyalahgunakan karunia yang diberikan Allah untuk memenuhi tuntutan mereka sendiri. Hal ini membuat pemerintahan Allah di antara mereka terhalang, dan sedikitnya sampai tingkat tertentu, telah rusak.

Hal yang pertama dari lima masalah yang berhubungan dengan pemerintahan Allah ini adalah tentang kekepalaan. Paulus membahas hal ini dalam 11:2-16 ketika ia menanggulangi masalah penudungan kepala. Penudungan kepala berhubungan dengan kekepalaan di dalam pemerintahan universal Allah.

Masalah yang kedua dalam kelompok ini adalah tentang perjamuan malam Tuhan. Perjamuan Tuhan bukanlah satu hal yang tersendiri, karena hal ini berkenaan dengan Tubuh. Untuk mengatur alam semesta ini, Allah memerlukan Tubuh. Dia memerlukan sekelompok orang yang terbentuk secara organik menjadi satu Tubuh. Tubuh ini adalah sarana yang olehnya Allah dapat melaksanakan pemerintahan-Nya.

Masalah yang ketiga dalam kategori ini adalah masalah tentang menyalahgunakan karunia-karunia rohani. Bila kita memiliki karunia, maka kita memiliki fungsi. Kemudian dari fungsi ini dihasilkanlah pelayanan. Pelayanan ini adalah bagi operasi Allah, dan operasi ini melaksanakan pemerintahan Allah. Karena itu, pertama-tama kita memiliki kekepalaan, kemudian Tubuh, dan kemudian karunia-karunia untuk pelayanan agar pemerintahan Allah dapat dilaksanakan.

Kebangkitan adalah masalah yang keempat dalam ruang lingkup pemerintahan Allah. Kekepalaan, Tubuh, dan fungsi anggota-anggota oleh karunia-karunia semuanya harus berada dalam kebangkitan. Kita tidak boleh menyangkal fakta tentang kebangkitan ini. Jika tidak ada kebangkitan, tidak mungkin ada karunia-karunia dan tidak mungkin ada kuasa bagi pemerintahan ilahi ini.

Akhirnya, Paulus menanggulangi masalah harta benda. Jika kita berada di bawah kekepalaan, jika kita berada di dalam Tubuh, dan jika kita memiliki karunia untuk berfungsi dalam kebangkitan, sesungguhnya kita akan mengatasi belenggu hal-hal materi. Hal-hal materi akan berada di bawah kaki kita. Uang atau harta benda tidak akan menghalangi atau menggagalkan fungsi kita dalam Tubuh. Sebaliknya, apa yang kita miliki akan dipakai bagi pemerintahan Allah melalui gereja-gereja. Jika situasi kita demikian, Tuhan Allah akan memiliki jalan untuk melaksanakan pemerintahan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 52

02 August 2011

1 Korintus - Minggu 21 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 3:6, 18


Setelah banyak membaca dan mempelajari, saya menemukan bahwa dalam 1 Korintus ada sebelas masalah (problem) yang ditanggulangi oleh rasul. (Beberapa guru hanya mengenal sepuluh masalah). Sebelas masalah ini ada dalam dua kategori. Kelompok yang pertama terdiri atas enam masalah yang terliput dalam pasal 1--10. Masalah yang pertama adalah perpecahan, yang disebabkan oleh hidup dalam jiwa. Di antara orang-orang Korintus terjadi perpecahan karena mereka itu alamiah dan hidup menurut hikmat filsafat mereka. Mereka menempuh satu kehidupan jiwani, dan akibatnya mereka terpecah-belah. Masalah yang kedua adalah dosa kotor karena perbuatan sumbang yang ditanggulangi dalam pasal 5. Pengumbaran daging ini berasal dari hidup oleh hayat jiwa. Orang-orang yang jiwani, lambat atau cepat mengumbar daging mereka. Masalah ketiga yang dibahas dalam pasal 6, yaitu tentang tuntutan hukum. Hal ini melibatkan penuntutan hak perseorangan. Keempat, juga ada dalam pasal 6, masalah tentang penyalahgunaan hak manusia. Dalam penciptaan-Nya, Allah telah menentukan bahwa manusia harus makan untuk hidup dan juga harus menikah untuk berkembang-biak. Tetapi orang-orang kudus yang jiwani dan bahkan karnal itu menyalahgunakan hak-hak tersebut. Penyalahgunaan hak makan adalah makan dengan rakus, dan penyalahgunaan hak pernikahan adalah perzinaan. Kelima, dalam pasal 7 Paulus membereskan masalah pernikahan. Masalah ini berhubungan dengan hayat jiwa dan daging. Semakin bijak dan filsafatnya seseorang, semakin banyak masalah yang ia miliki dalam kehidupan pernikahannya. Masalah keenam yang dibahas dalam pasal 8--10, yaitu tentang makan kurban yang dipersembahkan kepada berhala. Masalah tentang makan kurban yang dipersembahkan kepada berhala ini juga berhubungan dengan meja Tuhan. Seseorang tidak dapat makan kurban berhala dengan rakus dan pada saat yang sama datang ke meja Tuhan. Inilah sebabnya dalam membereskan masalah makan kurban yang dipersembahkan kepada berhala, Paulus menjamah perkara meja Tuhan.

Keenam masalah ini semuanya berada dalam alam kehidupan manusia. Kaum beriman mana pun yang dapat memecahkan masalah ini akan benar-benar menjadi kudus; ia benar-benar akan dikuduskan. Ia tidak akan memiliki masalah perpecahan, hawa nafsu daging, penuntutan hak pribadi, penyalahgunaan haknya dalam makan dan pernikahan, serta dalam kehidupan pernikahan itu sendiri. Lagi pula dalam kehidupan sehari-harinya, khususnya dalam perkara makan, ia akan dibatasi dan memperhatikan orang lain, gereja, dan kesaksian Allah.

Faktor yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah mengenai kehidupan orang Kristen sehari-hari ini adalah Kristus. Kristus adalah inti Allah dan Dia diberikan kepada kita sebagai satu-satunya bagian kita. Jika kita menikmati Kristus berdasarkan wahyu tentang Dia dalam 10 pasal pertama dari surat ini, kita akan memiliki faktor yang diperlukan untuk memecahkan enam masalah ini. Karena Kristus adalah faktor untuk memecahkan masalah-masalah ini, maka sepuluh pasal ini sangat menekankan tentang Kristus. Kristus adalah Dia yang almuhit. Dia adalah kekuatan Allah, hikmat Allah, bahkan kedalaman dan rahasia Allah. Dia adalah satu-satunya faktor untuk memecahkan masalah-masalah dalam alam kehidupan manusia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 52

01 August 2011

1 Korintus - Minggu 21 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:45; 12:13; Why. 22:1


Tubuh bukanlah perkara kuasa atau organisasi; melainkan adalah satu organisme hayat. Kita telah dibaptis secara organik ke dalam satu Tubuh dalam Roh pemberi-hayat, Roh Yesus Kristus, bukan hanya ke dalam Roh Allah saja. Jika kita tidak memiliki hayat dan unsur yang organik, bagaimana mungkin kita dapat menjadi anggota-anggota Tubuh yang hidup? Ini tidak mungkin. Membaptis seorang beriman dalam air saja tidak melibatkan hayat. Setelah seseorang diselam ke dalam air, ia masih tetap satu individu yang terpisah. Tetapi kita bukan hanya telah dibaptis dalam air, melainkan juga dalam Roh pemberi-hayat. Air adalah satu tanda dari Roh itu yang ke dalamnya kita dibaptis. Setelah seseorang dibaptis dalam Roh pemberi-hayat, maka secara organik ia menjadi bagian dari Tubuh.

Karena kita semua telah dibaptis dalam satu Roh, maka secara organik kita adalah satu Tubuh. Alasan mengapa kita mengasihi semua orang kudus, tanpa mempedulikan ras, kebudayaan, atau kebangsaan, adalah karena kita secara organik disatukan di dalam hayat. Kita memiliki satu unsur organik di dalam kita, dan kita adalah satu dalam hayat dari Roh pemberi-hayat ini.

Setelah melalui suatu proses, Allah Tritunggal menjadi Roh pemberi-hayat yang demikian. Di dalam Roh yang demikian kita semua telah dibaptis ke dalam satu Tubuh. Bagaimana mungkin kita menjadi satu Tubuh? Kita dapat menjadi satu Tubuh karena kita telah dibaptis dalam Roh pemberi-hayat yang ajaib ini, yang adalah perampungan akhir Allah Tritunggal.

Kita telah dibaptis di dalam Roh yang ajaib ini untuk minum dari Allah Tritunggal. Ini berarti baptisan itu bukan akhirnya; melainkan hanya satu permulaan saja. Kita yang telah dibaptis satu kali akan minum Roh pemberi-hayat ini sampai selama-lamanya.

Ada satu hubungan yang ajaib di antara 12:13 dengan Wahyu 22:1, di mana dikatakan bahwa ada sungai air hayat yang keluar dari takhta Allah dan Anak Domba. Sungai ini akan mengaliri seluruh Yerusalem Baru sehingga setiap orang dapat minum air hayat itu. Dalam kekekalan air hayat ini akan menjadi minuman kita. Kita telah dibaptis untuk minum Roh ini, air hayat ini, sampai selama-lamanya.

Surat 1 Korintus mengajarkan bahwa Adam yang akhir, Allah yang berinkarnasi, telah menjadi Roh pemberi-hayat, dan bahwa di dalam Roh ini kita semua telah dibaptis ke dalam satu Tubuh. Sekarang, sebagai orang-orang yang telah dibaptis dalam Roh pemberi-hayat ini, kita perlu minum Roh ini. Hari demi hari, kita harus minum. Kapan saja kita berdoa, doa-baca, atau berseru, "O, Tuhan Yesus," kita dapat meminumnya. Sewaktu kita bersekutu dengan orang-orang kudus, kita juga harus minum Roh itu. Kadang-kadang ketika saya minum dari Roh ini, saya lupa diri karena sukacita. Haleluya, kita telah dibaptis ke dalam satu Tubuh untuk minum Roh pemberi-hayat ini! Sungguh suatu wahyu yang menakjubkan!


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 52