Pembacaan
Alkitab: Luk. 5:30-39; 6:1-11
Doa baca: “Lalu jawab Yesus kepada mereka, 'Bukan orang sehat
yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.'” (Luk. 5:31)
Memperhatikan Kepuasaan dan Kebebasan
Manusia
Tuhan Yesus menjawab pertanyaan orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut kepada murid Tuhan dengan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib,
tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk. 5:31-32). Manusia-Penyelamat
melayani sebagai seorang tabib, bukan sebagai seorang hakim. Penghakiman
seorang hakim dilaksanakan berdasarkan kebenaran, sedangkan penyembuhan seorang
tabib dilaksanakan berdasarkan rahmat dan anugerah. Jika Tuhan datang sebagai
seorang hakim, semua orang akan dihukum dan ditolak. Tidak ada seorang pun yang
layak, yang terpilih, dan yang terpanggil. Tetapi Tuhan datang untuk
menyembuhkan, memulihkan, menghidupkan, dan menyelamatkan. Orang-orang Farisi
yang membenarkan diri itu tidak menyadari keperluan mereka terhadap-Nya sebagai
tabib. Mereka dibutakan oleh sikap membesarkan diri mereka, mereka tidak tahu
bahwa mereka “sakit” dan memerlukan penyembuhan.
Manusia-Penyelamat kemudian berbicara dalam
perumpamaan, melanjutkan berbicara tentang baju yang baru dan anggur yang baru
(Luk. 5:36-39). Baju yang baru ini adalah Kristus sebagai kebenaran kita untuk
menutupi kita secara lahir, dan anggur yang baru adalah Kristus sebagai hayat
yang kekal untuk memenuhi kita secara batin. Tuhan Yesus juga memperhatikan
kepuasan dan kebebasan orangorang dengan meruntuhkan peraturan-peraturan Sabat
yang cacat (6:1-11). Melanggar sabat adalah satu perkara serius di mata
orang-orang Farisi yang agamis. Para agamawan Yahudi menyalahgunakan peraturan-peraturan
itu dan membuatnya menjadi cacat, menyimpang. Karena itu Tuhan Yesus datang
sebagai Manusia-Penyelamat, Dia memperhatikan manusia. Dia, Putra Manusia,
adalah Allah yang menentukan Sabat, dan Dia berhak mengubah apa yang telah
ditentukan-Nya mengenai Sabat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 13