Hitstat

30 March 2019

Lukas - Minggu 7 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Luk. 5:30-39; 6:1-11
Doa baca: “Lalu jawab Yesus kepada mereka, 'Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.'” (Luk. 5:31)


Memperhatikan Kepuasaan dan Kebebasan Manusia


Tuhan Yesus menjawab pertanyaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut kepada murid Tuhan dengan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk. 5:31-32). Manusia-Penyelamat melayani sebagai seorang tabib, bukan sebagai seorang hakim. Penghakiman seorang hakim dilaksanakan berdasarkan kebenaran, sedangkan penyembuhan seorang tabib dilaksanakan berdasarkan rahmat dan anugerah. Jika Tuhan datang sebagai seorang hakim, semua orang akan dihukum dan ditolak. Tidak ada seorang pun yang layak, yang terpilih, dan yang terpanggil. Tetapi Tuhan datang untuk menyembuhkan, memulihkan, menghidupkan, dan menyelamatkan. Orang-orang Farisi yang membenarkan diri itu tidak menyadari keperluan mereka terhadap-Nya sebagai tabib. Mereka dibutakan oleh sikap membesarkan diri mereka, mereka tidak tahu bahwa mereka “sakit” dan memerlukan penyembuhan.

Manusia-Penyelamat kemudian berbicara dalam perumpamaan, melanjutkan berbicara tentang baju yang baru dan anggur yang baru (Luk. 5:36-39). Baju yang baru ini adalah Kristus sebagai kebenaran kita untuk menutupi kita secara lahir, dan anggur yang baru adalah Kristus sebagai hayat yang kekal untuk memenuhi kita secara batin. Tuhan Yesus juga memperhatikan kepuasan dan kebebasan orangorang dengan meruntuhkan peraturan-peraturan Sabat yang cacat (6:1-11). Melanggar sabat adalah satu perkara serius di mata orang-orang Farisi yang agamis. Para agamawan Yahudi menyalahgunakan peraturan-peraturan itu dan membuatnya menjadi cacat, menyimpang. Karena itu Tuhan Yesus datang sebagai Manusia-Penyelamat, Dia memperhatikan manusia. Dia, Putra Manusia, adalah Allah yang menentukan Sabat, dan Dia berhak mengubah apa yang telah ditentukan-Nya mengenai Sabat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 13

29 March 2019

Lukas - Minggu 7 Jumat


Pembacaan Alkitab: Luk. 5:17-29; Yak. 2:13
Doa baca: “Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.” (Yak. 2:13)


Menyembuhkan Orang Lumpuh dan Memanggil yang Terhina


Dalam Lukas 5:17-26, atribut ilahi Tuhan terekspresi dalam kebajikan insani-Nya melalui kasus penyembuhan orang lumpuh. Tuhan Yesus memakai kuasa ilahi-Nya untuk mengampuni dosadosa orang lumpuh itu, juga memakai kekuatan ilahiNya untuk menyembuhkan dia. Dalam kasus ini kita juga nampak rasa simpati dari Tuhan, yang adalah satu kebajikan insani. Karena itu, kebajikan insani Tuhan mengekspresikan atribut ilahi-Nya. Dia adalah Manusia-Penyelamat juga Allah-Penyelamat. Dia bukan hanya memiliki kemampuan untuk menyelamatkan orang-orang dosa, tetapi juga mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa-dosa mereka.

Dalam Lukas 5:27-39 kita nampak kasus panggilan terhadap seorang pemungut cukai yang bernama Lewi atau Matius. Matius mungkin memiliki kedudukan yang tinggi, seorang manusia yang dikutuk, dihina, dan tidak dihargai oleh orangorang Yahudi (Luk. 18:11). Pasti ada kekuatan yang menarik dari Tuhan, baik dalam perkataan-Nya maupun penampilan-Nya, sehingga membuat Matius mengikut Dia. Orang-orang Yahudi menjauhi para pemungut cukai, menganggap mereka lebih buruk daripada orang-orang kusta. Meskipun demikian, Tuhan Yesus datang kepada salah satu pemungut cukai ini dan memanggilnya. Tuhan tidak melakukan suatu mukjizat ketika Dia datang kepada Matius. Kerelaan-Nya datang kepada Matius adalah suatu rahmat yang besar. Panggilan Tuhan terhadap Matius pasti telah menjamah hatinya. Karena itu Matius mengadakan suatu perjamuan besar untuk menghormati-Nya. Uang yang dipakai untuk perjamuan itu mungkin didapatkan oleh Matius dengan tidak benar. Tuhan Yesus bukan hanya benar, Dia juga penuh rahmat. Yakobus 2:13 mengatakan, “Belas kasihan akan menang atas penghakiman.” Tuhan penuh rahmat kepada Matius, dan rahmat-Nya itu pasti sangat menggerakan hati Matius.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 13

28 March 2019

Lukas - Minggu 7 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 5:1-16
Doa baca: “Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu, dan berkata, 'Aku mau, jadilah engkau tahir.' Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.” (Luk. 5:13)


Penahiran Kusta


Segera setelah Tuhan Yesus melakukan satu mujizat yang berhubungan dengan menjala ikan, kita memiliki kasus penahiran seorang yang penuh dengan kusta. Petrus bukan hanya seorang yang dijajah melainkan juga orang yang tercemar. Secara rohani, kita semua sama. Selain dijajah dan tercemar, kita juga lumpuh, hina, dan berada di bawah belenggu peraturan-peraturan yang cacat.

Sebelum kita diselamatkan, kita dijajah. Kita juga adalah orang-orang kusta, orang-orang yang penuh dosa, yang memerlukan penahiran. Kita juga adalah orang-orang yang lumpuh, yang tidak dapat berjalan atau melakukan sesuatu menurut Allah. Karena itu, kita perlu penyembuhan Tuhan. Setelah kita dibebaskan dari hal-hal yang menjajah kita, ditahirkan dari kusta kita, dan disembuhkan dari lumpuh kita, kita di dalam Tuhan menjadi orang yang bernilai, karena sekarang kita memiliki Dia sebagai pakaian baru kita yang menudungi kita secara lahir dan sebagai anggur baru untuk memenuhi kita secara batin (Luk. 5:36-39). Hasilnya, kita menjadi orangorang yang sepenuhnya diselamatkan oleh ManusiaPenyelamat. Kasus-kasus ini adalah satu gambaran keadaan rohani dari setiap orang yang jatuh. Dalam Lukas 5:12, Manusia-Penyelamat bersimpati kepada orang kusta. Menurut Perjanjian Lama, seorang kusta tidak boleh dijamah oleh siapa pun. Orang kusta itu benar-benar diasingkan. Tetapi ManusiaPenyelamat mengulurkan tangan-Nya untuk menjamah orang kusta. Menurut kasus-kasus dalam Alkitab, kusta berasal dari pemberontakan dan ketidaktaatan. Miryam menjadi kusta karena pemberontakannya terhadap wakil kuasa Allah (Bil. 12:1-10). Kusta Naaman ditahirkan karena ketaatannya (2 Raj. 5:1, 9-14). Orang kusta itu menggambarkan orang dosa. Orang kusta bukan hanya memerlukan kesembuhan seperti orang-orang yang memiliki penyakit lainnya, ia juga memerlukan penahiran dari dosa, karena kekotoran dan kecemaran penyakit itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 13