Pembacaan Alkitab: Luk. 3:21-22
Doa baca:
“Ketika seluruh orang banyak itu telah
dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah
suara dari langit, 'Engkaulah AnakKu yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.'”
(Luk. 3:21-22)
Hubungan
antara Roh Kudus dengan Persona dan Pekerjaan Tuhan
Persona Tuhan adalah hakiki-Nya, keberadaanNya;
pekerjaan-Nya adalah ministri-Nya atau jabatan-Nya. Karena itu, pada Tuhan
Yesus ada aspek persona dan aspek ministri. Untuk PersonaNya, Dia sudah
memiliki Roh Kudus sebagai esens yang batini sejak Dia dikandung di dalam rahim
dara Maria. Ini adalah Roh untuk hakiki Tuhan, untuk keberadaan-Nya. Selama
tiga puluh tahun Tuhan Yesus hidup di bumi dengan Roh Kudus sebagai esens yang
batini dari personaNya. Kemudian pada umur tiga puluh Dia keluar untuk bekerja,
melayani, menunaikan ministri-Nya. Untuk ministri-Nya, Dia memerlukan Roh Kudus
lebih jauh lagi, bukan secara esensial melainkan secara ekonomikal. Setelah Dia
dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya dalam rupa burung merpati. Ini adalah Roh
Kudus yang turun ke atas Tuhan secara ekonomikal bagi pelaksanaan ekonomi Allah
melalui ministri Tuhan.
Pada prinsipnya, kedua aspek Roh Kudus ini di atas
diri kita sama dengan di atas diri Tuhan Yesus. Di atas diri Tuhan ada aspek
esensial untuk PersonaNya dan aspek ekonomikal untuk ministri-Nya. Di atas diri
kita juga ada aspek esensial Roh itu untuk keberadaan kita sebagai kaum beriman
yang telah dilahirkan kembali, dan ada aspek lahiriah dari Roh itu untuk
pekerjaan kristiani kita.
Dalam Lukas 3:21-22 kita nampak bahwa Tuhan Yesus
sebagai Manusia-Penyelamat dinobatkan ke dalam jabatan dan ministri-Nya dengan
dua langkah. Dua langkah ini adalah pembaptisan air dan pengurapan Roh Kudus.
Setelah Tuhan Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Allah Bapa mengutus Roh
Kudus ke atas diri Tuhan secara ekonomikal untuk ministriNya. Dengan cara
inilah Manusia-Penyelamat dinobatkan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 8
No comments:
Post a Comment