Pembacaan
Alkitab: Luk. 3:15-22
Doa
baca: “Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan
terdengarlah suara dari langit, 'Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah
Aku berkenan.'” (Luk. 3:22)
Baptisan Tuhan
Dalam Lukas 3:16-17 ada tiga jenis baptisan: baptisan
dalam air, baptisan dalam Roh Kudus, dan baptisan dalam api. Baptisan dalam air
adalah untuk pertobatan, baptisan dalam Roh Kudus adalah untuk hayat, dan
baptisan dalam api adalah untuk kebinasaan. Baptisan Yohanes hanya untuk
pertobatan, untuk mengantar orang-orang kepada iman dalam Tuhan. Baptisan Tuhan
adalah untuk hayat kekal dalam Roh Kudus dan untuk kebinasaan yang kekal dalam
api.
Tuhan Yesus dibaptis bukan hanya untuk memenuhi
kebenaran menurut ketentuan Allah (Mat. 3:16), tetapi juga membiarkan diri-Nya
sendiri diletakkan dalam kematian dan kebangkitan, agar Dia dapat melayani
bukan secara alamiah, melainkan dalam kebangkitan. Dengan dibaptis, Dia mampu
hidup dan melayani dalam kebangkitan, sekalipun Dia belum benar-benar mengalami
mati dan bangkit, yang dialami-Nya tiga setengah tahun kemudian. Perihal Tuhan
dibaptis untuk memenuhi kebenaran Allah dan diletakkan ke dalam kematian dan
kebangkitan membawakan tiga hal kepada-Nya: langit terbuka, Roh Allah turun,
dan Bapa berbicara. Lukas 3:22 mengatakan bahwa Roh Kudus turun dalam rupa
seekor burung merpati. Merpati itu lembut, dan matanya hanya dapat melihat satu
sasaran pada satu saat. Dengan turunnya Roh Allah ke atas-Nya seperti burung
merpati, maka Tuhan Yesus melayani dalam kelembutan dan ketulusan, hanya
tertuju kepada kehendak Allah. Selain itu, dalam 3:22 ada suara dari langit
berkata, “Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.” Turunnya
Roh Kudus adalah pengurapan Kristus, sedangkan pembicaraan Bapa adalah
kesaksian bagi Dia sebagai Anak yang terkasih. Ini adalah gambaran Trinitas
Ilahi: Anak bangkit keluar dari air, Roh turun ke atas Anak, dan Bapa berbicara
mengenai Anak. Hal ini adalah untuk merampungkan ekonomi Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 1, Berita 7
No comments:
Post a Comment