Hitstat

31 August 2016

1 Yohanes - Minggu 2 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:1-1
Doa baca: 1 Yoh. 1:1
Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.


Hasil dari makan Allah ialah mengekspresikan Allah. Setelah kita menikmati hayat ilahi, kita mengekspresikan hayat ilahi. Allah adalah hayat, dan Firman juga adalah hayat. Firman ini membicarakan, mendefinisikan. menerangkan, dan mengekspresikan Allah. Allah berbicara untuk diri-Nya sendiri. Tetapi Dia tidak berbicara secara objektif dari surga semata. Dia juga berbicara secara subjektif melalui kita sebagai hasil dari kita makan Dia. Hari ini Tuhan kita tidak hanya berbicara dari surga; Dia juga berbicara melalui kita, melalui diri kita. Dengan cara apa Allah berbicara melalui kita? Allah berbicara melalui kita makan dan menikmati Dia.

Kita dapat mengatakan bahwa makanan yang kita makan dan cerna berbicara untuk dirinya sendiri tidak secara objektif, tetapi secara subjektif; yaitu wajah kita menyatakan apakah kita telah makan makanan yang bergizi. Prinsipnya sama dengan Firman hayat sebagai ekspresi Allah. Hayat ilahi sebenarnya adalah Allah sendiri. Bila kita makan Allah sebagai hayat dan mencerna Dia, dalam pengalaman kita hayat ini menjadi Firman untuk mendefinisikan, menerangkan, dan mengekspresikan Allah yang kita nikmati.

Dengan cara apa Allah yang kita makan dan cerna dan yang menyusun kita diekspresikan dari dalam kita? Allah diekspresikan dalam kita melalui atribut-atribut-Nya. Allah adalah kasih, adalah terang, Dia juga adalah kudus dan benar. Bila kita makan dan minum Allah, kita akan memperhidupkan Dia sebagai kasih, terang, kudus, dan benar. Atribut-atribut ilahi ini akan menjadi kebajikan-kebajikan kita sebagai ekspresi Allah. Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa seseorang telah makan dan mencerna Allah? Kita dapat mengatakan hal ini melalui ekspresi Allah dari dalam dia. Ekspresi Allah ini adalah pembicaraan Allah. Kebajikan man.usia yang dihasilkan melalui menyerap Allah beserta atribut-atribut ilahi-Nya menjadi ekspresi Allah, dan ekspresi ini sebenarnya adalah pembicaraan Allah.

1 Yohanes 1:1 menyatakan bahwa Firman hayat telah dinyatakan dengan solid dan dapat dijamah, karena Firman itu telah didengar, dilihat, disaksikan. dan diraba oleh para rasul. Urutan di sini adalah "telah didengar", "telah dilihat", "telah disaksikan" (dipandang dengan tujuan tertentu), dan "telah diraba", yaitu dijamah dengan tangan. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Firman hayat tidak hanya misterius, tetapi juga dapat dijamah, sebab Dia telah berinkarnasi. Firman hayat yang misterius ini dapat dijamah oleh manusia, tidak hanya dalam keinsanian-Nya sebelum Dia bangkit (Mrk. 3:10; 5:31), tetapi juga dalam tubuh rohaniah-Nya (1 Kor. 15:44) setelah kebangkitan-Nya (Yoh. 20:17, 27). Pada masa Yohanes menulis surat ini, ada ajaran bidah yang menyangkal inkarnasi Anak Allah (1 Yoh. 4:1-3). Karena itu, diperlukan ungkapan kuat semacam ini untuk menunjukkan substansi solid dari Tuhan dalam keinsanian-Nya yang dapat dijamah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 3

30 August 2016

1 Yohanes - Minggu 2 Selasa



Pembacaan Alkitab: Why. 2:17; 3:20
Doa baca: Why. 3:20
Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.


Yohanes juga membicarakan makan dalam pasal terakhir Kitab Wahyu. Wahyu 22:1-2a mengatakan, "Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon hayat ..." (Tl.). Pohon hayat adalah untuk diterima dan dinikmati umat Allah. Untuk selama-lamanya semua umat tebusan Allah akan menikmati Kristus, pohon hayat ini, sebagai bagian kekal mereka. Menurut ayat-ayat ini, pohon hayat adalah suplai hayat yang tersedia di sepanjang aliran Roh sebagai air hayat. Di mana Roh mengalir, di sana ada suplai hayat Kristus.

Semua kutipan dari Injil Yohanes dan Kitab Wahyu ini menunjukkan pentingnya perkara makan dalam tulisan-tulisan Yohanes. Ini juga menunjukkan bahwa tulisan-tulisannya bersifat misterius, jauh melampaui pemahaman alamiah kita.

Sering kali sebelum kita makan hidangan utama pada suatu perjamuan, kita diberi makanan pembangkit selera. Dalam 1 Yohanes 1, Rasul Yohanes juga memberi kita satu "makanan pembangkit selera". Makanan pembangkit selera ini ialah firman hayat. Tidak diragukan, maksud Yohanes adalah menyuplai kita dengan hayat ilahi. Tetapi untuk merangsang selera kita, dia menyajikan firman hayat sebagai makanan pembangkit selera yang rohani. Inilah Firman yang disebutkan dalam Yohanes 1:1-4, 14, yang bersama dengan Allah dan adalah Allah di dalam kekekalan sebelum penciptaan, yang menjadi daging di dalam waktu, dan di dalam Dia ada hayat. Firman ini adalah persona ilahi Kristus, adalah penjelasan, definisi, dan ekspresi dari segala apa adanya Allah. Di dalam Dia ada hayat, dan Dia adalah hayat (Yoh. 11:25; 14:6). Frase "Firman hayat" dalam bahasa Yunani menunjuk­kan bahwa Firman adalah hayat. Persona itu adalah hayat ilahi, hayat kekal, yang dapat kita jamah. Penyebutan Firman di sini menunjukkan bahwa Surat ini adalah lanjutan dan perkembangan dari Injil Yohanes (lihat Yoh. 1:1-2, 14).

Kita telah menjelaskan bahwa ungkapan "Firman hayat" sebenarnya menyatakan bahwa Firman adalah hayat. Firman ini, yang adalah hayat kekal, menjadi seorang manusia. Sebagai seorang manusia, Dia adalah tempat kediaman, sebagai satu tempat kediaman bersama bagi Allah dan manusia. Di dalam tempat kediaman ini kita dapat menikmati Dia sebagai anugerah, menerima Dia sebagai realitas kita, dan melihat kemuliaan-Nya. Kemuliaan ini, yang adalah kemuliaan Allah, sekarang telah menjadi kemuliaan Putra tunggal Allah. Sekali lagi saya katakan, Firman ini adalah hayat, dan hayat ini adalah ekspresi Allah. Ini berarti Firman hayat adalah ekspresi Allah.

Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu mempelajari Firman hayat. Sebaliknya, kita harus makan Firman dan menikmatinya. Kita perlu mengingat bahwa Yohanes memakai Firman hayat sebagai makanan pembangkit selera untuk menimbulkan selera kita. Karena itu, makanan pembangkit selera ini adalah untuk kita makan. Akan tetapi, pikiran alamiah kita ingin menyelidiki lebih lanjut dan bertanya bagaimana hayat ini mengekspresikan Allah. Kita tidak perlu menyelidiki, sebaliknya, kita perlu makan Firman. Kemudian kita akan mengetahui bagaimana Firman hayat ini dapat mengekspresikan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 3

29 August 2016

1 Yohanes - Minggu 2 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:1-1; Why. 2:7
Doa baca: 1 Yoh. 1:1
Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.


Dalam 1:1 Yohanes membuka suratnya dengan menggunakan ungkapan apa yang telah ada sejak semula. Ini berbeda dengan "pada mulanya" dalam Injil Yohanes (1:1). Pada mulanya menelusuri kembali kepada kekekalan yang lampau sebelum penciptaan; "sejak semula" adalah dimulai dari penciptaan. Ini menunjukkan bahwa Surat Yohanes adalah lanjutan dari Injilnya, yang membahas pengalaman kaum beriman terhadap hayat ilahi. Dalam Injilnya, Yohanes menunjukkan jalan bagi orang-orang dosa untuk menerima hayat kekal, yaitu percaya ke dalam Anak Allah. Dalam suratnya ia menunjukkan jalan bagi kaum beriman, yang telah menerima hayat ilahi, untuk menikmati hayat itu dalam per­sekutuan — tinggal dalam Anak Allah. Dan dalam Kitab Wahyunya, ia menyingkapkan perampungan hayat kekal sebagai kenikmatan penuh kaum beriman dalam kekekalan.

Tulisan-tulisan Yohanes terutama bukanlah untuk penyelidikan dan pemahaman; melainkan untuk kenikmatan anak-anak Allah. Bila Anda datang ke suatu pesta, tujuan Anda bukanlah untuk menyelidiki macam-macam makanan. Menyelidiki pada saat seperti itu akan membuat Anda tidak bisa menikmati makanan. Demikian juga, kita harus membaca tulisan-tulisan Yohanes — kitab Injilnya, surat-suratnya, dan Kitab Wahyunya — menganggapnya sebagai berbagai hidangan dari suatu pesta rohani. Beberapa orang mendengar ini, mereka mungkin heran, bagaimana kita dapat mengatakan bahwa tulisan-tulisan Yohanes adalah suatu pesta. Jawabannya adalah tidak ada tulisan-tulisan lain dalam Alkitab menekankan masalah makan sebanyak yang ada dalam tulisan-tulisan Yohanes. Salah satu pasal dalam Injil Yohanes, pasal 6, hampir seluruhnya membahas makanan. Di sana Tuhan Yesus berkata, "Akulah roti kehidupan (hayat)" (ayat 35, 48). Kemudian Dia mengatakan bahwa Dia adalah roti hidup dan jika seseorang makan roti ini, dia akan hidup selamanya (ayat 51); kalau kita tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kita tidak mempunyai hayat di dalam kita (ayat 53); orang yang makan daging-Nya dan minum darah-Nya memiliki hayat kekal (ayat 54) dan tinggal di dalam Dia (ayat 56); orang yang makan Dia juga akan hidup karena Dia (ayat 57), karena yang "makan roti ini akan hidup selamanya" (ayat 58). Sesungguhnya, perihal makan ditekankan dengan kuat dalam Yohanes 6. Makan Tuhan sebagai roti hayat adalah berpesta makan Dia.

Yohanes juga berbicara banyak tentang makan dalam Kitab Wahyu. Dalam Wahyu 2:7 Tuhan Yesus berkata, "Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon hayat, yang ada di Taman Firdaus Allah." Makan pohon hayat adalah menikmati Kristus sebagai suplai hayat kita. Tujuan semula Allah adalah manusia harus makan pohon hayat (Kej. 2:9, 16). Tetapi karena kejatuhan manusia, pohon hayat ditutup bagi manusia (Kej. 3:22-24). Melalui penebusan Kristus, jalan untuk menjamah pohon hayat, yang adalah Allah sen­diri di dalam Kristus sebagai hayat bagi manusia, telah dibuka kembali (Ibr. 10:19-20).

Ayat-ayat dari Kitab Wahyu ini menyatakan bahwa Tuhan ingin memulihkan makan makanan yang tepat oleh umat Allah seperti yang ditetapkan oleh Allah dan dilambangkan oleh pohon hayat, manna, dan hasil tanah permai, semuanya ini adalah lambang dari berbagai aspek Kristus sebagai ma­kanan bagi kita. Dalam tulisan-tulisannya, Yohanes menekankan dengan tegas kenikmatan yang kaya atas Kristus dengan berpesta makan Dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 3