Hitstat

28 February 2018

Matius - Minggu 22 Rabu



Pembacaan Alkitab: Mat. 14:1-13
Doa baca: “Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak menyendiri dengan perahu ke tempat yang terpencil. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.” (Mat. 14:13)


Semua orang yang berusaha mengenal Kristus berdasarkan pengetahuan alamiah akan menolak Kristus. Menurut pengetahuan alamiah, Kristus adalah anak tukang kayu dan ibunya seorang wanita biasa. Orang sedesanya mengenal segala rupa lahiriah-Nya, tetapi mereka tidak nampak bahwa Allah berada di dalam Dia. Sama halnya hari ini. Kita perlu mengenal orang Kristen yang lain, bukan menurut perkara lahiriah, bukan menurut desa mereka, bahasa, orang tua, pendidikan, rupa lahiriah, atau kualifikasi mereka. Jika kita mengenal orang Kristen berdasarkan ini, kita mengenal mereka menurut daging. Tetapi kita harus mengenal orang Kristen menurut roh, sebab Kristus ada di dalam mereka.

Ketika kita mengikuti Tuhan dalam pemulihan-Nya, kita tidak boleh mengenal orang menurut daging atau menilai mereka menurut daging. Kita wajib mengenal mereka menurut ukuran Kristus. Di dalam hidup gereja dalam pemulihan Tuhan kita tidak mementingkan wujud lahiriah, kita hanya memperhatikan roh yang di dalam, di mana Kristus ada. Inilah jalan untuk mengenal Kristus, jalan untuk mengenal orang Kristen lain, dan jalan untuk mengikuti Tuhan.

Penolakan orang Farisi menyebabkan Raja surgawi meninggalkan mereka. Ketidakpercayaan orang-orang Galilea membuat Tuhan tidak banyak melakukan mukjizat di antara mereka. Menurut penuturan Matius, setelah penolakan oleh agama dan pengetahuan alamiah, terdapat penolakan oleh politik. Herodes, raja wilayah, mewakili penolakan oleh politik. Dalam pasal 14 kita nampak kegelapan, kemerosotan, dan ketidakadilan dalam politik. Agama, kebudayaan, dan politik semuanya bersatu dalam hal menolak Raja surgawi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 42

27 February 2018

Matius - Minggu 22 Selasa



Pembacaan Alkitab: Mat. 13:55-56
Doa baca: “Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?” (Mat. 13:55)


Dari Injil Matius kita tahu begitu banyak perkara tentang Raja dan kerajaan. Setelah itu, kita perlu mengetahui bagaimana kita dapat memasuki kerajaan ini dan mengikuti Dia. Jika kita jujur dan setia terhadap Dia, kita harus berada pada jalan ini untuk mengikuti Kristus yang telah ditolak oleh generasi ini. Pemulihan Tuhan adalah jalan kita mengikuti Raja surgawi yang ditolak. Dialah Raja yang ditolak, dan kita ini pengikut-pengikut-Nya yang ditolak. Ia memelopori untuk ditolak dan Ia masih tetap ditolak; kita mengikuti Dia pada jalan yang menuju kemuliaan.

Perkara pertama yang kita hadapi pada jalan ini ialah penolakan karena Raja surgawi pertama-tama ditolak oleh kaum agamawan Yahudi. Pemimpin agama menolak Kristus sekuat-kuatnya sebab mereka terduduki, terkuasai sepenuhnya, dan terselubung oleh agama mereka. Setelah Tuhan ditolak di Yerusalem, pusat agama, Ia berpaling ke wilayah geografis yang tidak begitu agamis yaitu Galilea, tempat di mana Ia dilahirkan dan dibesarkan. Namun, ia juga tidak disambut di Galilea. Sekalipun orang Galilea tidak menentang Dia, mereka menolak Dia karena pengetahuan alamiah mereka. Mereka nampak keajaiban dan mukjizat yang Dia lakukan, tetapi mereka telah diduduki oleh konsepsi alamiah mereka. Jika kita ingin mengenal Kristus dan mengikuti Dia, kita perlu mengetahui bahwa agama dan pengetahuan alamiah kita kedua-duanya merupakan selubung. Karena Yerusalem dipenuhi dengan konsepsi agama dan Galilea dipenuhi dengan pengetahuan alamiah, Tuhan pergi ke padang gurun. Di Yerusalem terdapat agama dan di Galilea terdapat pengetahuan alamiah, tetapi di padang gurun ada penyertaan Kristus. Oh, di padang gurun kita mempunyai Kristus! Inilah kebanggaan kita dan kenikmatan kita. Kita tidak mempunyai agama atau pengetahuan. Kita mempunyai Kristus!


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 42

26 February 2018

Matius - Minggu 22 Senin



Pembacaan Alkitab: Mat. 13:2
Doa baca: “Lalu datanglah orang banyak berbondong-bondong dan mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai” (Mat. 13:2)


Setelah mengumumkan konstitusi, Yesus turun dari gunung untuk melanjutkan ministri-Nya. Ministri-Nya memberikan kepada-Nya kesempatan yang sangat baik untuk mewahyukan diri-Nya kepada orang dalam banyak aspek. Kristus sebagai Raja surga begitu limpah bagi kita—Tabib, Mempelai Laki-laki, Gembala, Tuhan pemilik tuaian, Daud yang sejati, Bait yang lebih besar, Tuhan hari Sabat, Yunus yang lebih besar, Salomo yang lebih besar. Sebagai tambahan kepada semua wahyu Kristus ini, dalam pasal 9 Kristus mengungkapkan bahwa Dialah kain baru yang belum susut untuk dibuat baju yang baru, baju baru ini juga adalah diri-Nya sendiri. Selanjutnya, Ia adalah anggur dan bahkan kantong anggur baru.

Kristus begitu limpah bagi kita. Ia Mempelai Laki-laki kita. Orang yang paling menyenangkan adalah mempelai laki-laki. Kita berhak menikmati hidup pernikahan yang terbaik bersama Kristus, Mempelai Laki-laki kita. Sebagai Gembala, Kristus tahu kebutuhan kita dan memperhatikan kita. Kristus juga adalah pemilik tuaian Allah. Ia juga Daud yang sejati dan kita ini pengikut-pengikut-Nya. Tambahan pula, Ia adalah bait yang lebih besar dan kita ini para imam yang melayani, menyembah, dan menunaikan ministri di dalam Dia. Kita bukan melayani dalam agama, kita melayani dalam seorang Persona yang adalah Bait yang lebih besar. Kristus juga Tuhan hari Sabat, Tuhan perhentian. Sebab itu, kita tidak hanya mempunyai perhentian, tetapi juga Tuhan perhentian. Kita tidak perlu mencari perhentian sebab kita mempunyai Tuhan. Pada akhirnya, Kristus adalah Yunus kita yang lebih besar dan Salomo kita yang lebih besar. Dialah Nabi yang memberi tahu kita apa yang harus kita lakukan, yang membimbing kita dan memimpin kita. Ia juga Raja yang ajaib, Salomo kita yang terkasih di dalam kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 42