Pembacaan
Alkitab: Mat. 7:22-23
Doa baca: “Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!” (Mat. 7:23)
Karena banyak orang
Kristen telah teragi, mereka menjadi besar dan longgar. Tetapi sejak hari kita
berpaling kepada pemulihan Tuhan, kita mulai dibatasi. Tidak ada sesuatu dalam
pemulihan Tuhan yang membuat kita lebih besar. Sebaliknya banyak perkara
terjadi untuk mengurangi kita. Kristus akan membatasi kita sampai pada titik
tertentu sehingga kita menjadi cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam sebuah
botol kecil. Tetapi di dalam botol ini akan terdapat harta. Karena jalan kita
adalah jalan sempit, maka pemulihan Tuhan menjadi kesaksian-Nya. Dalam kekristenan hari ini, Tuhan dapat menemukan
sejumlah besar gandum dan sedikit tepung. Tetapi Dia tidak dapat menemukan
banyak mutiara dan harta dalam dunia kekristenan.
Karena kita berada dalam
kerajaan dan di bawah pengaturan-Nya, maka kita tidak dapat melakukan banyak
perkara yang orang Kristen lain bebas melakukannya. Inilah harta yang mustika,
berharga, dan indah dalam pandangan Tuhan. Di atas salib, Ia mengorbankan
segala sesuatu untuk membeli baik mutiara maupun ladang tempat harta itu
terpendam. Ia membeli ladang dan mutiara, mewahyukan bahwa Ia untuk kerajaan
dan gereja. Kita bisa berada di dalam pemulihan Tuhan bukan hasil perbuatan
kita. Kita berada disini karena Tuhan membawa kita bersama untuk menjadi
kesaksian-Nya yang hidup.
Dalam keempat perumpamaan
yang pertama Tuhan menyingkapkan dunia kekristenan secara umum, dan dalam kedua
perumpamaan berikutnya Ia menyingkapkan para pemenang-Nya secara khusus. Kita
tidak berada di dalam keempat perumpamaan yang pertama ataupun perumpamaan yang
ketujuh, melainkan berada di dalam perumpamaan kelima dan keenam. Kita adalah
harta dan mutiara. Perumpamaan harta dan mutiara ini adalah yang paling
mustika. Betapa luar biasanya hak ini, kita boleh menjadi penggenapan dari
perumpamaan ini!
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 41
No comments:
Post a Comment