Pembacaan Alkitab: Mat. 13:46; Why. 21:1
Doa baca: “Lalu
aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan
bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.” (Why. 21:1)
Dalam ayat 46 kita nampak
pekerjaan Raja surgawi untuk memperoleh mutiara yang berharga. Di atas salib Ia
menjual semua milik-Nya dan membeli mutiara itu. Mutiara yang dihasilkan dalam
air kematian (dunia yang dipenuhi oleh kematian) oleh tiram yang hidup (Kristus
yang hidup), yang dilukai oleh pasir kecil (orang dosa), dan mengeluarkan getah
hayatnya membungkus pasir yang melukai dirinya (kaum beriman), adalah bahan
untuk membangun Yerusalem Baru.
Meskipun kita adalah mutiara
yang berasal dari laut, namun kita tidak lagi berada dalam laut. Sebagai
gereja, kita dihasilkan dari dunia, namun kita sama sekali tidak memiliki
hubungan dengan dunia. Kita telah dilahirkan kembali untuk menjadi mutiara yang
indah. Dengan kata lain, kita tidak memiliki hubungan dengan dunia yang rusak
ini. Sebagai kerajaan kita tidak memiliki hubungan dengan dunia yang telah
dirusak oleh Iblis, namun kita berhubungan dengan dunia ciptaan Allah dan dunia
tebusan Kristus. Di satu pihak, kita tidak lagi bergaul dengan dunia; di pihak
lain, kita mendirikan sesuatu di atas bumi. Kita bukan mendirikan Menara Babel;
kita mendirikan Kerajaan Surga.
Kerajaan Allah tidak dapat
didirikan di dalam laut, dan kehendak Allah tidak akan dilaksanakan dalam dunia
yang telah dirusak Satan. Kehendak Allah pasti dilaksanakan di atas bumi
ciptaan Allah, dan Kerajaan Allah pasti didirikan di atas bumi tebusan Kristus.
Ketika Yerusalem Baru datang tidak akan ada lagi laut, dan bumi akan diperbarui
(Why. 21:1). Pada bumi yang baru itu akan terdapat kombinasi antara harta dan
mutiara, yaitu kerajaan dan gereja. Dalam Yerusalem Baru harta ini tidak lagi
terpendam di ladang, namun dibangun di atas permukaan ladang. Jika Anda
memiliki visi ini, Anda akan nampak bahwa bahkan di antara kita hari ini,
kerajaan dan gereja sedang dibangun bersamasama.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 39
No comments:
Post a Comment