Hitstat

30 November 2011

2 Korintus - Minggu 10 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:10; 2 Kor. 3:1


Dalam 2 Korintus 3 Paulus memakai kata "menulis" untuk menggambarkan cara ia menulis surat-surat Kristus yang hidup. Penulisannya bukan hanya menuliskan Kristus ke atas orang-orang kudus; tetapi juga mengukirkan Kristus ke dalam mereka. Dalam ministri saya, saya juga berusaha untuk mengikuti Paulus guna mengukirkan Kristus ke dalam orang-orang kudus. Hanya memberikan doktrin itu bukanlah kedambaan saya. Saya bahkan tidak suka membicarakan satu roh dengan Tuhan hanya sebagai doktrin saja. Sebaliknya, saya memperhatikan penulisan Kristus dalam hayat. Maka orang-orang kudus bukan hanya akan menerima pengetahuan atas doktrin, melainkan menerima penulisan Kristus yang sesungguhnya di dalam hati mereka.

Perhatian saya bukan hanya untuk memperhidupkan Kristus saja, tetapi juga untuk menuliskan Kristus ke dalam orang-orang kudus. Penulisan Kristus ke dalam orang lain ini bukanlah untuk pekerjaan saya, melainkan bagi gereja supaya pemerintahan Allah dapat dilaksanakan dan tujuan kekal-Nya dapat digenapkan.

Di satu pihak, kita harus menuntut menuliskan Kristus pada orang lain; di pihak lain, kita adalah surat-surat Kristus yang hidup, surat-surat kiriman yang hidup, dan orang lain dapat membaca Kristus yang telah dituliskan ke dalam kita. Orang-orang muda, ketika kalian mengunjungi orang tua kalian, pastikan bahwa mereka akan membaca Kristus yang telah dituliskan ke dalam kalian. Mereka mungkin membaca kalian secara diam-diam, tanpa kalian menyadarinya bahwa mereka sedang membaca kalian. Beberapa orang bahkan mungkin akan menentang kalian dan mengkritik kehidupan gereja dalam pemulihan Tuhan. Saya ingin mendorong kalian untuk tidak terganggu dengan penentangan atau kritikan semacam itu. Daripada tersinggung atau patah semangat, kalian malah perlu menyadari bahwa orang tua kalian sedang membaca Kristus yang telah dituliskan ke dalam kalian. Kadang-kadang penentangan pun adalah satu tanda bahwa orang lain sedang membaca kita.

Orang-orang muda, etika kalian mengunjungi orang tua kalian, kalian harus memamerkan kristus kepada mereka, tetapi kalian tidak boleh bersandiwara dengan cara apapun. Kalian juga tidak boleh berusaha mempertahankan pemulihan Tuhan melalui berdebat dengan orang tua kalian atau dengan menyatakan bahwa kalian tahu banyak hal. Tampillah apa adanya. Dalam 1 Korintus 15:10 Paulus berkata, “Tetapi karena anugrah Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang.” Ketika kalian mengunjungi orang tua kalian di rumah, jadilah apa adanya kalian oleh kasih karunia Allah. Kristus telah dituliskan ke dalam kalian. Orang lain akan diyakinkan bukan oleh penampilan kalian, melainkan oleh apa adanya kalian. Apa adanya seseorang muda dalam dirinya akan meyakinkan orang tuanya, karena setiap orang tua damba akan hal-hal yang baik terjadi pada anak-anaknya. Akhirnya, jika kalian senantiasa memiliki kristus yang dituliskan ke atas diri kalian, dan menyatakan kristus ini kepada orang tua kalian, mereka akan diyakinkan dan bahkan memutuskan untuk mengikuti kalian ke dalam kehidupan gereja.

Perkara yang penting adalah Kristus dituliskan ke dalam diri kita. Semakin banyak Kristus dituliskan ke dalam diri kita, orang lain akan semakin dapat membaca Dia atas diri kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 19

29 November 2011

2 Korintus - Minggu 10 Selasa

Pembacaan Alkitab: Luk. 15:17-18, 23, 29


Dalam butir-butir tertentu, pengajaran dalam pemulihan Tuhan berbeda dengan pengajaran yang umum di antara orang-orang Kristen pada hari ini. orang-orang yang hanya memperhatikan jubah dan tidak memperhatikan lembu yang tambun mengatakan bahwa pengajaran kita ini bidah. Dalam pemulihan Tuhan kita memiliki jubah dan lembu yang tambun. Luther memulihkan jubahnya, tetapi sekarang kita juga sedang menikmati pemulihan lembu yang tambun itu. Oleh belas kasihan Tuhan kita berada di dalam pemulihan-Nya menikmati Kristus, lembu yang tambun itu, sebagai bagian yang limpah yang merawat kita.

Dalam 2 Korintus pasal 2, 3, dan 4 sulit ditemukan bulu dan kulit. Sesungguhnya tidak ada bulu di sana, tetapi dalam pasal 3 mungkin ada satu lapisan kulit yang tipis. Dalam 3:1 Paulus bertanya, "Apakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?" Dengan ayat ini sebagai dasarnya, beberapa kelompok Kristen telah membuat satu sistem menulis surat rekomendasi bagi orang-orang yang pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Orang-orang yang mengikuti praktek ini menyatakan bahwa surat-surat rekomendasi itu ditulis bagi orang-orang kudus selama zaman Paulus. Namun, itu adalah lapisan kulit yang tipis; itu bukanlah daging dalam 2 Korintus 3. Dalam pasal ini Paulus bukan bermaksud menulis mengenai surat rekomendasi yang demikian. Sebaliknya, maksudnya adalah membicarakan mengenai penulisan surat-surat yang hidup oleh Roh pemberi-hayat dari Allah yang hidup.

Sebagai orang yang menjadi teladan untuk memperhidupkan Kristus bagi gereja, Paulus layak menulis surat-surat yang hidup. Ia layak dan ia terampil untuk hal ini. Paulus memiliki cukup banyak Kristus untuk menulis surat-surat yang hidup ini dengan Kristus sendiri sebagai abjad rohaninya. Kitab Wahyu dengan jelas mengatakan bahwa Kristus adalah alfa, huruf pertama dari abjad Yunani, dan juga omega, huruf yang terakhir. Sesungguhnya Kristus juga adalah semua huruf di antara alfa dan omega.

Berdasarkan pernyataan dalam kitab Wahyu bahwa Kristus adalah alfa dan omega, kita juga mengatakan bahwa Dia adalah semua huruf dalam abjad surgawi. Apakah Anda percaya bahwa Kristus hanyalah dua huruf saja dan bukan huruf-huruf lainnya? Tidak, Dia adalah semua huruf lainnya. Orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja mengenal Kristus sebagai alfa, beta, gamma, delta, dan setiap huruf lainnya dari abjad surgawi ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 19

28 November 2011

2 Korintus - Minggu 10 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:9, 12


Dalam berita ketujuh belas dari Pelajaran-Hayat ini, saya telah menunjukkan bahwa kebenaran-kebenaran Alkitab dapat diumpamakan sebagai bulu, kulit, dan daging ayam. Misalnya dalam membaca 1 Korintus 1, kita mungkin menaruh perhatian kepada bulunya dan mengabaikan dagingnya. Dalam 1 Korintus 1:12 Paulus berkata, "Yang aku maksudkan ialah bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus." Dalam ayat ini kita mempunyai bulu, bukan daging. Para pembaca 1 Korintus 1 sering kali menaruh perhatian kepada bulu dalam ayat ini; namun, mereka mengabaikan dagingnya dalam ayat 9. Di sana Paulus berkata, "Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia." Banyak orang membaca 1 Korintus 1 tanpa menaruh perhatian yang memadai pada ayat ini dan pada daging yang terkandung di dalamnya. Yang lainnya mungkin mempelajari ayat ini, tetapi tanpa pemahaman yang memadai terhadap kata persekutuan. Mereka mungkin mengira bahwa memiliki persekutuan dengan Putra hanyalah mengontaki Putra Allah dengan cara berdoa. Tidak banyak orang beriman yang menyadari bahwa persekutuan dengan Putra mengacu kepada kenikmatan terhadap Putra Allah. Putra Allah di sini adalah daging yang limpah yang menjadi bagian kita.

Pemikiran tentang menikmati Tuhan sebagai daging yang limpah, yang merawat ini terdapat dalam Lukas 15. Dalam perumpamaan anak yang hilang, anak yang hilang itu bertobat dan kembali ke rumahnya. Bapa menerima dia dan mengenakan jubah yang terbaik kepadanya. Beberapa guru Alkitab memakai perumpamaan ini untuk mengajarkan bahwa keselamatan adalah oleh kasih karunia, bukan oleh perbuatan. Anak itu berencana untuk memberitahukan kepada bapanya agar menganggapnya seperti salah satu dari hamba-hamba upahannya. Namun, bapanya memotong perkataannya dan menyuruh hamba-hambanya untuk mengenakan jubah yang terbaik kepadanya. Jubah ini melambangkan Kristus sebagai kebenaran kita. Kita menerima jubah ini bukan oleh perbuatan kita, melainkan oleh kasih karunia, karunia yang cuma-cuma, dari Allah Bapa.

Tetapi selain jubah itu ada hal lainnya lagi dalam perumpamaan ini. Ada lembu yang tambun. Jubah dapat disamakan dengan kulit, dan lembu yang tambun dapat disamakan dengan daging. Jubah adalah yang di luar; sesuatu yang menutupi kita. Lembu yang tambun berhubungan dengan sesuatu yang di dalam; adalah makanan untuk perawatan.

Kadang-kadang dalam pemberitaan saya dari Lukas 15, saya mengatakan bahwa anak yang hilang itu bertobat dan kembali bukan karena pakaiannya kotor, melainkan karena kelaparan. Anak itu pulang kembali ke rumahnya karena ia lapar, jadi kelaparanlah yang membuat ia rela makan ampas yang diberikan kepada babi. Lukas 15:17 mengatakan tentang anak yang hilang itu, "Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan." Karena itu ia memutuskan: "Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku" (ayat 18). Ia tidak berkata kepada dirinya sendiri bahwa di rumah bapanya ada banyak jubah. Tidak, ia ingat bahwa ada "berlimpah-limpah makanan." Ia tidak ingin tetap tinggal di mana ia berada dan menderita kelaparan sampai mati, sebaliknya ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 19

26 November 2011

2 Korintus - Minggu 9 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 2:14-16


Untuk memperhidupkan Kristus, pertama-tama kita harus ditawan oleh Tuhan dan kemudian ditundukkan oleh-Nya. Jika saya tetap pada pekerjaan saya dan tidak meninggalkannya untuk melayani Tuhan sepenuh waktu, itu adalah satu tanda bahwa saya belum ditawan dan ditundukkan. Jika demikian situasinya, maka saya belum dapat dipakai oleh Tuhan untuk membangkitkan gereja-gereja di dalam pemulihan-Nya. Apakah ada banyak gereja yang dapat dibangkitkan atau tidak, itu tergantung pada penawanan dan penundukan seseorang. Apa yang dapat dilakukan Tuhan melalui Anda juga tergantung pada kerelaan Anda ditawan dan ditundukkan oleh-Nya. Karena itu, ditawan dan ditundukkan oleh Kristus adalah satu perkara yang sangat bermakna.

Paulus dapat berkata kepada Tuhan, "Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Engkau telah melekatkan aku, mengurapi aku, memeteraikan aku, menawan aku, dan menundukkan aku. Sekarang aku siap dipimpin oleh-Mu." Kemudian Tuhan akan datang untuk memimpin Paulus dalam perarakan kemenangan-Nya. Sebagai seorang rasul, Paulus tidak melakukan sesuatu menurut pilihannya, kesukaannya, atau seleranya sendiri. Sebaliknya, ia benar-benar dipimpin oleh Tuhan. Paulus menerima pimpinan Tuhan, tidak peduli apa itu. Terhadap pimpinan Tuhan, Paulus tidak punya pilihan lain. Seperti yang ditunjukkan dengan kiasan dalam 2 Korintus 2:14, Paulus menganggap dirinya sebagai seorang tawanan yang telah ditempatkan di dalam perarakan kemenangan Kristus, yaitu perarakan yang merayakan kemenangan Kristus. Bagaimana mungkin tawanan yang demikian mempunyai pilihan lain? Tidak ada pilihan lain bagi tawanan. Karena Paulus, seorang tawanan, rela dipimpin, maka ke mana saja ia pergi, itu adalah pimpinan Tuhan. Paulus tidak pergi ke Asia Kecil untuk melakukan pekerjaan penginjilan. Tidak, kepergiannya adalah pergerakan di dalam perarakan Kristus. Perarakan kemenangan Kristus menyebar melalui Asia Kecil dan terus ke Makedonia dan Akhaya. Paulus berada di dalam satu perarakan yang dipimpin oleh Allah untuk merayakan kemenangan Putra Allah.

Dengan dilekatkan, diurapi, dimeteraikan, ditawan, ditundukkan, dan dipimpin, kita dapat menyebarkan keharuman Kristus. Penyebaran keharuman ini sebenarnya adalah memperhidupkan Kristus. Kristus yang kita perhidupkan ini memiliki keharuman, dan bahkan Dia adalah keharuman itu sendiri. Karena itu, bila kita menyebarkan keharuman Kristus, berarti kita menyebarkan Kristus itu sendiri.

Penyebaran Kristus sebagai keharuman ini memiliki satu khasiat: ini adalah perkara hayat atau maut. Bagi orang-orang yang telah dipilih Allah, penyebaran keharuman ini mendatangkan hayat. Tetapi bagi yang lainnya, penyebaran ini mendatangkan maut. Ini adalah satu perkara yang sangat serius, dan Paulus bertanya, "Siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?" (2 Kor. 2:16).

Kita memuji Tuhan bahwa kita bisa menjadi orang-orang yang menyebarkan keharuman Kristus. Bila kita telah dilekatkan, diurapi, dimeteraikan, ditawan, ditundukkan, dan dipimpin, kita akan dapat menyebarkan keharuman Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 18

25 November 2011

2 Korintus - Minggu 9 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 1:21-22


Dalam 1:22 Paulus selanjutnya mengatakan bahwa Allah juga telah memeteraikan kita dan memberikan jaminan dari Roh Kudus di dalam hati kita. Pengurapan dalam ayat 21 itu adalah pemeteraian. Karena Allah telah mengurapi kita dalam Kristus, Dia juga telah memeteraikan kita di dalam Dia. Meterai ini adalah tanda yang dibubuhkan Allah atas kita. Tanda ini dapat dibandingkan dengan tanda tangan seseorang. Kapan saja saya membeli satu buku baru, saya segera menuliskan nama saya di dalamnya. Setiap buku milik saya memiliki tanda tangan saya. Menuliskan tanda tangan di dalam sebuah buku menggambarkan apa yang dimaksud dengan dimeterai oleh Allah. Jika kita ingin memperhidupkan Kristus, kita harus dilekatkan kepada-Nya dan menikmati pengurapan. Kemudian pengurapan ini akan menjadi satu meterai yang menunjukkan bahwa kita dimiliki oleh Tuhan. Sekarang, karena kita telah diurapi dan dimeteraikan, kita bukan lagi milik Iblis atau dunia. Bahkan kita bukan milik diri kita sendiri lagi. Kita adalah milik Tuhan, milik Kristus, Yang diurapi Allah. Haleluya, kita adalah milik-Nya.

Meskipun kita telah dilekatkan, diurapi, dan dimeteraikan, tetapi kita masih perlu ditawan sepenuhnya oleh Kristus. Bukankah benar bahwa sedikitnya ada bagian dari Anda yang belum ditawan oleh Tuhan? Mungkin sebagian besar batin Anda belum ditawan oleh Dia. Seorang saudara yang ditawan sebagian oleh Kristus mungkin berkata kepada dirinya sendiri, "Besok adalah hari Tuhan lagi. Aku tidak ingin pergi ke sidang gereja, tetapi aku mau tidak mau harus pergi. Aku menyesal telah menjadi orang Kristen. Karena aku telah diselamatkan, aku tahu bahwa aku tidak dapat melarikan diri dari Tuhan. Aku ingin menjauhkan diri dari Tuhan, tetapi itu tidak mungkin. Kristus tidak akan membiarkan aku pergi. Lagi pula, istriku mengasihi Tuhan dan giat untuk kehidupan gereja. Ia membawa anak-anak ke gereja. Aku lebih suka melakukan hal lainnya daripada menghadiri sidang besok, tetapi aku dikendalikan oleh keluargaku. Mereka semua menghendaki aku menghadiri sidang. Karena itu, aku tidak punya pilihan lain dalam hal ini. Besok aku mau tidak mau harus pergi bersidang untuk menderita dan merasakan kesengsaraan." Ini adalah sikap dari orang yang telah ditawan oleh Kristus hanya dalam tingkatan yang sangat minim.

Sudahkah Anda ditundukkan oleh Tuhan? Saya tahu bahwa ada beberapa istri yang akhirnya ditundukkan oleh suami mereka. Setelah bertahun-tahun, mereka rela mengakui suami sebagai kepala. Tetapi ditundukkan oleh suami tidaklah sebaik ditundukkan oleh Kristus. Kristus selalu lembut, tetapi Dia juga tegas dan teguh. Dia dapat menunggu selama diperlukan sampai kita rela ditundukkan oleh-Nya. Jika kita hari ini tidak rela ditundukkan, Dia akan menunggu tahun berikutnya atau bahkan menunggu lebih lama. Jika kita tidak ditundukkan pada zaman ini, Dia tahu bahwa kita akan tunduk pada zaman berikutnya, atau di dalam Yerusalem Baru. Pada akhirnya, kita semua akan ditundukkan oleh Tuhan. Ditundukkan pada masa kini adalah bijaksana dan sangat menguntungkan. Menunggu, walaupun sebentar saja, agar dapat ditundukkan bisa menyebabkan kita menderita kerugian.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 18

24 November 2011

2 Korintus - Minggu 9 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 2:14-16


Paulus adalah satu teladan dari memperhidupkan Kristus bagi gereja. Menurut perkataannya dalam 2 Korintus ini, jika kita ingin memperhidupkan Kristus bagi gereja, kita perlu dilekatkan, diurapi, dimeteraikan, ditawan, ditundukkan, dan dipimpin untuk menyebarkan keharuman Kristus. Dalam 2:14 Paulus berkata, "Tetapi syukur bagi Allah yang dalam Kristus selalu memimpin kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana." Dalam ayat ini Paulus memakai dua kiasan: tawanan-tawanan dalam satu perarakan kemenangan dan pembawa ukupan yang menyebarkan keharuman di dalam perarakan yang demikian. Sebagai pembawa ukupan, para rasul menyebarkan keharuman pengenalan akan Kristus di dalam ministri kemenangan-Nya seperti berada di dalam satu perarakan kemenangan. Para rasul adalah pembawa ukupan yang demikian di dalam ministri Kristus dan juga adalah tawanan-tawanan di dalam barisan kemenangan-Nya. Paulus dilekatkan, diurapi, dimeteraikan, ditawan, ditundukkan, dan dipimpin untuk menyebarkan keharuman Kristus. Kita juga perlu mengalami semua perkara ini supaya kita dapat menyebarkan keharuman Kristus.

Dua Korintus 1:21-22 dan 2:14-16 adalah ayat-ayat yang sangat baik. Dalam kelima ayat ini ada sejumlah kebenaran yang menakjubkan. Menurut 1:21-22, kita harus dilekatkan dengan teguh kepada Kristus, kita harus diurapi oleh Allah, dan kita harus dimeteraikan dengan Roh itu. Selain itu, menurut 2:14-16, kita perlu ditawan, ditundukkan, dan dipimpin. Semuanya ini adalah agar kita dapat menyebarkan keharuman Juruselamat kita, yaitu keharuman dari Dia yang sangat kita kasihi. Dalam ministri saya, saya bukan hanya seorang guru atau pengkhotbah, lebih-lebih saya adalah seorang yang sedang menyebarkan keharuman Tuhan saya. Saya lupa diri karena kasih terhadap-Nya dan saya damba menyebarkan keharuman-Nya. Setiap orang di dalam pemulihan Tuhan harus menjadi orang yang menyebarkan keharuman Kristus. Ke mana saja kita pergi, kita harus menyebarkan keharuman ini.

Dalam 1:21 Paulus berkata, "Sebab Dia yang telah meneguhkan (melekatkan) kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi." Paulus tidak dilekatkan kepada Kristus secara individual. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa para rasul dilekatkan bersama-sama dengan semua orang beriman lainnya. Bersama-sama dengan kaum beriman lainnya, para rasul telah dilekatkan kepada Kristus, yaitu Dia yang diurapi. Ini membuktikan bahwa Paulus tidak individualistis. Sekalipun ia adalah rasul yang paling besar, ia masih memerlukan semua orang beriman lainnya. Ia dilekatkan kepada Kristus bersama kaum beriman di Korintus. Jadi, ia dilekatkan kepada-Nya secara korporat, bukan secara individual.

Dia yang kepada-Nya kita telah dilekatkan adalah Kristus, Yang diurapi Allah. Alkitab mewahyukan bahwa semua minyak urapan Allah telah dicurahkan kepada Dia yang diurapi Allah ini. Di luar Dia tidak ada minyak urapan, tidak ada pengurapan. Ketika pengurapan itu dicurahkan kepada Kristus, maka proses pengurapan itu telah lengkap. Tidak ada pengurapan selain yang ada pada Kristus, Yang diurapi ini. Allah tidak melakukan pengurapan lainnya lagi. Apa yang Dia lakukan terhadap kita pada hari ini adalah melekatkan kita bersama-sama kepada Dia yang diurapi ini. Karena kita telah dilekatkan kepada-Nya, maka kita dilekatkan kepada pengurapan ini. Karena alasan ini, maka pengurapan itu mengikuti pelekatan. Allah telah melekatkan kita, dan Dia juga telah mengurapi kita. Setelah kita dilekatkan, dengan spontan kita diurapi.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 18

23 November 2011

2 Korintus - Minggu 9 Rabu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 1:21-22; 2:14


Dalam berita sebelumnya kita telah menunjukkan bahwa Paulus adalah satu teladan dari orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Sekarang kita harus melanjutkan menanyakan orang macam apakah Paulus sehingga ia menjadi teladan yang demikian. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah Paulus adalah orang yang dilekatkan, yakni yang dilekatkan dengan teguh kepada Kristus, Dia yang diurapi. Dalam 2 Korintus 1:21 Paulus berkata, "Sebab Dia yang telah meneguhkan (melekatkan) kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi." Orang yang tidak dilekatkan kepada Kristus, yang tidak dilekatkan, tidak dapat memperhidupkan Kristus bagi gereja. Jika kita ingin memperhidupkan Kristus bagi gereja, kita harus belajar dari Paulus sebagai teladan kita untuk menjadi orang yang dilekatkan kepada Kristus.

Menurut 2 Korintus 1:21, orang-orang yang dilekatkan kepada Kristus diurapi oleh Allah. Maka, orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja pastilah orang yang diurapi. Tidaklah cukup untuk dididik, dipimpin, atau dilatih; kita harus diurapi. Jika kita tidak diurapi, kita tidak dapat memperhidupkan Kristus bagi gereja. Kita semua perlu diurapi.

Dalam 2 Korintus 1:22 Paulus selanjutnya mengatakan bahwa Allah "memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita." Orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja juga adalah orang yang telah dimeteraikan oleh Allah. Dimeteraikan oleh Allah itu berarti dimiliki, diduduki, oleh Allah. Jika kita belum dimeteraikan oleh Allah, kita tidak dapat memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Dalam 2 Korintus 2:14 Paulus berkata, "Tetapi syukur bagi Allah yang dalam Kristus selalu memimpin kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana." Seperti yang telah kita tunjukkan, kata kerja "memimpin kami di jalan kemenangan-Nya" berarti memimpin seorang sebagai tawanan dalam perarakan kemenangan. Karena itu, dalam ayat ini Paulus menyinggung tentang ditawan oleh Kristus. Menurut konsepsi manusia, ditawan itu bukanlah satu hal yang baik. Tidak ada seorang pun yang ingin menjadi seorang tawanan. Tetapi kita perlu ditawan oleh Tuhan supaya kita dapat memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Akhirnya, jika kita ingin memperhidupkan Kristus bagi gereja, kita harus dipimpin oleh-Nya. Kita perlu ditawan, ditundukkan, dan dipimpin. Namun, kita lebih suka memimpin orang lain, bukan dipimpin oleh orang lain. Jika kita ingin memperhidupkan Kristus bagi gereja, kita semua perlu dipimpin.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 17

22 November 2011

2 Korintus - Minggu 9 Selasa

Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:4, 16; 14:23


Marilah kita mengambil beberapa contoh dari 1 Korintus untuk menggambarkan apa yang kita maksud dengan bulu, kulit, dan daging dalam firman Allah itu. Satu Korintus 1:12 mengatakan, "Yang aku maksudkan ialah kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus." Ayat ini membicarakan perpecahan. Mengenai perpecahan ini, beberapa orang guru Kaum Saudara (The Brethren) mengatakan seperti ini: "Dalam 1 Korintus 1:12 Paulus menegur orang-orang yang mengatakan bahwa mereka adalah golongan Kefas, golongan Apolos, golongan Paulus, dan golongan Kristus. Lalu, mengapa Anda mengambil nama-nama seperti Lutheran, Presbyterian, atau Wesleyan? Bukankah perkataan Paulus ini dapat diterapkan kepada perkara menyandang nama-nama denominasi? Praktek ini harus ditegur." Ini adalah pengajaran yang baik, dan mendasar. Meskipun demikian, pengajaran ini adalah kulit dan bulu. Ini bukanlah daging dari firman Allah.

Apakah 1 Korintus terutama mewahyukan perkara perpecahan? Tidak, wahyu dasarnya di sini berkenaan dengan persekutuan dengan Putra Allah. Selain itu, pasal ini mengajarkan bahwa Kristus, Dia yang tersalib itu, adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah bagi kita. Kristus ini sekarang adalah kebenaran, pengudusan, dan penebusan kita setiap hari. Inilah wahyu dasar dalam 1 Korintus 1.

Jika kita ingin makan daging ayam, kita perlu mencabuti bulunya dan mengupas kulitnya. Demikian juga, jika kita ingin menemukan daging dalam 1 Korintus 1, kita harus masuk lebih dalam, tidak berhenti pada bulu dan kulit dalam pasal ini. Demikian kita akan melampaui perpecahan dan roh pemecah belah, dan akan nampak bahwa Kristus, Putra Allah adalah bagian kita dan bahwa Dia, hikmat dan kekuatan Allah, dapat dinikmati sebagai kebenaran, pengudusan, dan penebusan kita setiap hari. Kita semua perlu melihat Kristus secara demikian dan mengambil bagian dalam makanan yang limpah itu. Jika kita tetap tinggal dalam ayat 12, dan memusatkan perhatian pada perkara perpecahan, kita hanya akan memiliki bulu dan kulitnya. Kita tidak akan menikmati daging yang sehat -- yaitu Kristus sebagai bagian kita. Saya dapat bersaksi bahwa ketika saya membaca 1 Korintus 1, saya tidak memperhatikan kulit perpecahan saja; lebih dari itu, saya menikmati Kristus yang tersalib sebagai bagian saya dan sebagai kebenaran, pengudusan, dan penebusan saya.

Alkitab yang bagaimana yang Anda miliki? Apakah Alkitab Anda hanyalah satu kitab yang terdiri atas bulu dan kulit saja, atau Alkitab Anda adalah satu kitab yang terdiri atas daging? Kita harus hati-hati dalam menjawab pertanyaan ini. Jawaban yang paling baik adalah: "Alkitabku bukan hanya kitab yang terdiri atas bulu dan kulit, tetapi juga kitab yang kaya akan daging." Ayam memerlukan bulu dan kulit juga daging. Tanpa bulu dan kulit, ayam tidak akan dapat bertumbuh. Demikian juga, dalam Alkitab ada kulit, bulu, dan daging. Tetapi tragedi di antara orang-orang Kristen pada hari ini adalah mereka tidak banyak memperhatikan dagingnya. Karena itu, beban saya adalah menyuplaikan daging dari firman Allah kepada umat Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 17

21 November 2011

2 Korintus - Minggu 9 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 1:21-22


Siapakah Kristus? Kristus adalah Allah yang telah melalui proses untuk menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit. Ungkapan yang singkat dan akurat ini adalah penjelasan dari Kristus menurut wahyu Perjanjian Baru dan pengalaman rohani kita.

Karena kita perlu memperhidupkan Kristus bagi gereja, maka kita perlu menjawab satu pertanyaan penting: Apakah gereja itu? Pertama, gereja adalah jemaat orang-orang yang terpanggil. Kedua, gereja adalah Tubuh organik Kristus. Lagi pula, gereja adalah kepenuhan Kristus juga kepenuhan Allah, manusia baru, tempat kediaman Allah, dan mempelai perempuan. Inilah urutan yang dibuat oleh Paulus dalam kitab Efesus. Selain itu, menurut kitab Wahyu, gereja adalah kaki dian. Akhirnya Alkitab menyebut gereja sebagai mempelai perempuan. Karena itu, jika kita ingin mengenal apakah gereja, kita harus melihat bahwa gereja adalah jemaat yang terpanggil, Tubuh organik Kristus, kepenuhan Kristus dan kepenuhan Allah, manusia baru, tempat kediaman Allah, kaki dian, dan mempelai perempuan.

Kita perlu mengenal Kristus bukan hanya secara dangkal, melainkan dengan cara yang dalam, batini, dan rahasia. Beberapa orang beriman mengatakan bahwa Kristus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia yang bernama Yesus. Yesus, manusia dari Nazaret ini, pada akhirnya disalib dan bangkit. Memang, ini benar; ini sesuai dengan Alkitab. Kita mempercayai semua hal mengenai Kristus ini, karena Alkitab memberi tahu kita hal-hal ini. Namun, Alkitab juga mewahyukan perkara-perkara yang lebih dalam yang berhubungan dengan Kristus. Alkitab bukan hanya memperlihatkan kepada kita hal-hal yang dapat diumpamakan sebagai "bulu" atau "kulit", tetapi juga memperlihatkan hal-hal yang dapat diumpamakan sebagai "daging."

Kita juga dapat memakai ilustrasi kulit telur. Tanpa kulit, telur tidak mungkin ada. Tetapi ketika kita makan telur, kita tidak makan kulitnya; melainkan kita makan apa yang ada di balik kulit itu. Wahyu dalam Alkitab dapat diumpamakan sebagai sebuah telur dengan kulit dan isinya. Banyak orang Kristen mencurahkan perhatian mereka kepada "kulitnya". Dengan memakai ilustrasi bulu ayam dan kulit bawang putih, kita dapat mengatakan bahwa orang-orang Kristen itu berkonsentrasi pada "bulu" dan "kulit" yang terdapat dalam Alkitab. Kelongsong, kulit, dan bulu semuanya mengacu kepada perkara-perkara yang benar dan penting. Meskipun demikian, akan kita jelaskan perkara-perkara itu bukanlah "daging" dari wahyu ilahi.

Selama periode yang dikenal dengan sebutan Zaman Kegelapan, kira-kira dari abad ke-6 sampai abad ke-16, Alkitab terkunci, dan bahkan kulit dan bulunya telah hilang. Dalam zaman Reformasi, Alkitab terbuka sampai tingkat tertentu, dan wahyu firman ilahi itu sedikit dipulihkan. Selama Reformasi itu kulit dan bulu-bulunya telah dipulihkan; namun, kedalaman-kedalaman dari firman Allah belum banyak terbuka.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 17

19 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Gal. 2:20


Beban saya dalam berita ini adalah menunjukkan bahwa dalam kata pendahuluan untuk 2 Korintus ini, Paulus menyajikan dirinya sendiri kepada kaum beriman di Korintus sebagai satu teladan yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Paulus sepertinya hendak berkata, "Hai orang-orang Korintus, dalam Surat Kirimanku yang pertama, aku telah memberikan kepadamu satu wahyu tentang apa artinya memperhidupkan Kristus bagi gereja. Sekarang aku tahu bahwa kamu juga memerlukan teladan dari kehidupan yang demikian. Dalam Surat Kirimanku yang kedua ini, aku menyajikan diriku sendiri kepadamu sebagai teladan yang hidup ini. Aku meminta kamu melihat aku dan melihat bahwa aku tidak menaruh kepercayaan pada diriku sendiri. Kepercayaanku sepenuhnya terletak pada Allah kebangkitan. Karena aku menaruh kepercayaanku pada Dia, maka aku memperhidupkan Kristus. Lagi pula, kapan saja aku memutuskan sesuatu, aku membuat keputusan dengan mengambil Kristus sebagai pribadiku. Aku adalah orang yang dilekatkan dengan teguh kepada Kristus, yaitu kepada Dia yang diurapi Allah. Dia adalah Kristus Allah yang setia, Allah yang pada-Nya tidak ada bayangan karena perubahan. Karena itu, aku, Paulus, bersatu dengan Allah Tritunggal." Inilah orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Tujuan Paulus dalam memperhidupkan Kristus adalah agar pemerintahan Allah dapat dilaksanakan melalui gereja. Jika kita ingin tahu cara memperhidupkan Kristus bagi gereja, kita perlu memperhatikan kehidupan Paulus dan belajar darinya. Ia adalah pola kita, teladan kita.

Di antara Surat-surat Kiriman yang ditulis oleh Paulus, 2 Korintus inilah yang khusus. Surat Kiriman ini dibuka dengan kesaksian pribadi Paulus. Kesaksian ini tidak diberikan secara singkat, melainkan, disajikan secara rinci. Paulus memberi tahu orang-orang Korintus bahwa ia tidak ingin mereka tidak tahu tentang penderitaan-penderitaan yang mereka alami di Asia. Ia ingin kaum beriman di Korintus tahu bahwa para rasul sangat tertekan, bahwa tekanan penderitaan itu begitu berat hingga melampaui kapasitas mereka untuk menahannya. Mereka bahkan putus asa untuk hidup dan merasa bahwa mereka sudah dijatuhi hukuman mati. Menurut perasaan dan pemahaman mereka, mereka akan mati. Mengapa Allah menaruh mereka ke dalam situasi yang demikian? Allah melakukan hal ini karena Dia menghendaki mereka diakhiri. Karena itu, Paulus dapat berkata, "Maksud Allah adalah mengakhiri kita. Dia tidak ingin kita sendiri lagi yang hidup. Sebaliknya, Dia ingin Kristus hidup di dalam kita."

Kita semua perlu mengalami pemotongan batini secara riil, supaya kita dapat diakhiri. Tuhan bahkan akan memakai orang-orang kudus dalam kehidupan gereja untuk menggenapkan hal ini bagi kita. Di satu aspek, kehidupan gereja adalah kehidupan yang membunuh, kehidupan yang mengakhiri. Puji Tuhan bahwa kita rela dibunuh karena kedambaan kita adalah memperhidupkan Kristus.

Jika kita memperhidupkan Kristus, kepercayaan kita akan berada di dalam Allah kebangkitan, di dalam Allah yang membangkitkan orang mati. Kemudian kita akan berperilaku di dalam kasih karunia Allah, dan kita akan menjadi satu dengan Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia, dengan Kristus yang adalah ya yang unik. Terima kasih kepada Tuhan bahwa dalam semua ayat dari 2 Korintus 1 ini, kita melihat bahwa Paulus adalah satu teladan yang memperhidupkan Kristus bagi gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 16

18 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:10; 2 Kor. 1:17-21


Dalam ayat 12 Paulus selanjutnya berkata, "Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan anugerah (kasih karunia) Allah." Kesaksian ini berhubungan dengan teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja. Hati nurani Paulus bersaksi bahwa ia hidup dalam ketulusan; berpolitik bukanlah sikap hidupnya. Pada diri Paulus tidak ada politik. Sebaliknya, ia tulus. Namun, Paulus tidak hidup dalam ketulusan dan kemurniannya sendiri, melainkan ia memperhidupkan ketulusan dan kemurnian Allah.

Dalam 1:12 Paulus juga mengatakan bahwa ia berperilaku bukan dalam hikmat duniawi (daging), melainkan dalam kasih karunia Allah. Kasih karunia adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Satu Korintus mewahyukan bahwa Allah Tritunggal telah melalui proses untuk menjadi Roh pemberi-hayat untuk kita nikmati. Kenikmatan terhadap Allah Tritunggal yang telah melalui proses ini adalah kasih karunia.

Dalam 2 Korintus 1:17 Paulus berkata, "Jadi, apakah aku bertindak seenaknya saja dalam merencanakan hal ini? Atau apakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat 'ya' dan 'tidak'?" Paulus tidak berpolitik atau bertindak seenaknya. Ia bukanlah orang yang mengatakan ya pada satu saat dan kemudian dalam waktu yang sangat singkat mengubah jawabannya dengan tidak. Pada Paulus ya adalah ya, dan tidak adalah tidak. Apa saja yang direncanakannya, direncanakannya dengan menjadi satu dengan Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia.

Dalam ayat 20-21 Paulus melanjutkan, "Sebab Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh karena Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah. Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi." Kristus adalah Yang diurapi Allah, dan Paulus telah diteguhkan kepada Dia ini. Dia ini adalah Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia. Sebagai seorang yang memperhidupkan Kristus, Paulus bersatu dengan Kristus yang tidak berubah dari Allah yang setia. Jika kita ingin memperhidupkan Kristus, kita harus menjaga diri kita selalu bersatu dengan-Nya.

Paulus dapat mengatakan tentang dirinya, "Aku adalah seorang yang selalu bersatu dengan Kristus. Kristus bukanlah ya dan tidak, tetapi di dalam Dia hanya ada ya. Jika kamu mengatakan ya dan tidak, maka kamu tidak memperhidupkan Kristus. Di dalam Kristus adalah ya. Kapan saja Dia mengatakan ya, maka itu adalah ya selamanya. Pada-Nya tidak ada perubahan. Aku bersatu dengan Kristus yang tidak berubah ini. Ketika aku berencana untuk datang mengunjungi kamu, aku berencana bersama Dia. Aku tidak melakukan hal ini di dalam diriku sendiri atau oleh diriku sendiri. Dalam kesatuan dengan Kristus, aku membuat keputusan yang tegas untuk datang kepadamu. Dia adalah Yang diurapi, dan aku dengan teguh dilekatkan kepada-Nya." Ini juga adalah bagian dari teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 16

17 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 1:8, 9, 12


Paulus memulai setiap Surat Kirimannya dengan cara yang berbeda-beda. Misalnya, cara ia memulai Surat Roma berbeda dengan caranya memulai Surat Efesus. Surat 2 Korintus ini juga dimulai dengan cara yang khusus. Setelah memberikan salam dan perkataan tentang kasih karunia (anugerah) dan damai sejahtera dalam 1:1 dan 2, Paulus selanjutnya berbicara, bukan secara doktrinal atau wahyu, melainkan dengan cara memberikan satu kesaksian pribadi. Dalam 1:8 ia berkata, "Sebab kami mau, Saudara-saudara, supaya kamu tahu tentang penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga mengenai hidup kami." Seolah-olah Paulus berkata, "Kaum beriman Korintus, aku ingin memberikan kesaksianku mengenai bagaimana aku memperhidupkan Kristus bagi gereja. Ketika kami berada di Asia, beban yang ditanggungkan kepada kami begitu besar dan begitu berat. Kami ditekan melampaui kekuatan kami, melampaui kemampuan kami untuk menahan tekanan itu, sehingga kami telah putus asa juga mengenai hidup kami. Kami sangat jelas bahwa kami akan mati." Tidak ada sedikit pun yang doktrinal di sini. Sebaliknya, Paulus memberikan satu kesaksian. Kesaksian ini adalah bagian dari teladan itu.

Dalam 1:9 Paulus melanjutkan, "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." Karena mereka sadar bahwa mereka akan mati, maka para rasul itu tidak menaruh kepercayaan pada diri mereka sendiri. Kepercayaan mereka adalah pada Allah.

Allah yang kepada-Nya mereka percaya itu bukan hanya Dia yang menciptakan langit dan bumi. Sebaliknya, kepercayaan mereka terletak pada Allah kebangkitan, pada Allah yang membangkitkan orang mati. Di sini Paulus tidak berkata, "Aku memanggil Allah yang menciptakan langit dan bumi untuk bersaksi bagiku." Dalam ayat 9 ini Paulus tidak menyebut Allah yang menciptakan, melainkan menyebut Allah kebangkitan.

Kepercayaan Paulus bukan terletak pada dirinya sendiri, melainkan pada Allah yang membangkitkan, yaitu Allah yang membangkitkan orang mati. Menaruh kepercayaan pada Allah kebangkitan dan tidak menaruh kepercayaan pada diri sendiri adalah memperhidupkan Kristus. Jika saya menaruh kepercayaan pada diri saya sendiri, itu berarti saya sendirilah yang hidup; saya tidak memperhidupkan Kristus. Tetapi di sini ada seorang rasul yang tidak menaruh kepercayaan pada dirinya sendiri. Kepercayaannya sepenuhnya pada Allah yang membangkitkan orang mati. Dalam hal ini ia adalah satu teladan memperhidupkan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 16

16 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Rabu

Pembacaan Alkitab: Yoh. 11:25


Perkara terakhir yang ditanggulangi dalam 1 Korintus adalah pengumpulan persembahan untuk orang-orang kudus yang memerlukan. Seperti yang dikatakan oleh Paulus, persembahan-persembahan itu diberikan pada hari pertama dalam seminggu. Hari pertama dalam seminggu, yaitu hari Tuhan, adalah satu tanda, satu lambang, dari Kristus yang bangkit. Sabat, hari yang ketujuh dalam seminggu adalah tanda Allah sebagai Pencipta. Sekarang hari pertama adalah tanda bahwa Allah Tritunggal telah melalui proses dalam kebangkitan untuk menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit.

Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan gereja dalam prinsipnya harus berada pada hari pertama dalam seminggu. Ini berarti segala sesuatu harus dilakukan dalam kebangkitan. Jika kita memperhidupkan Kristus dan menikmati Dia, mengalami Dia, maka setiap hari Dia akan menjadi kebangkitan bagi kita. Demikian, setiap hari akan menjadi hari pertama dalam seminggu.

Hari yang pertama bukan melambangkan satu hari, melainkan melambangkan Allah Tritunggal yang telah melalui proses, telah menjadi Roh pemberi-hayat yang dapat dinikmati dan almuhit. Sekarang kita dapat menikmati Roh ini. Dengan menikmati Roh ini maka kita berada pada hari pertama dalam seminggu. Ini adalah bagi pemerintahan Allah.

Satu Korintus adalah satu kitab yang membicarakan tentang memperhidupkan Kristus bagi gereja, dan satu kitab yang memberi tahu kita bagaimana memperhidupkan Kristus bagi gereja. Sepanjang abad, umat Tuhan tidak menyadari bahwa 1 Korintus menyuruh kita memperhidupkan Kristus bagi gereja. Kaum beriman belum memiliki bahasa ini karena mereka tidak memiliki pengalaman rohani yang membangkitkannya. Bahasa dengan kata-kata dan istilah-istilah dapat memenuhi keperluan terhadap pengalaman. Misalnya, bertahun-tahun yang lalu tidak ada kata seperti komputer. Tetapi setelah penemuan komputer, perlu ada satu istilah untuk menggambarkannya. Haleluya untuk pengalaman rohani kita yang baru! Menurut pengalaman ini kita perlu memperhidupkan Kristus bagi gereja. Saya dapat bersaksi bahwa seluruh diri saya diduduki oleh hal ini. Saya tidak memiliki ruang untuk perkara lainnya lagi. Setiap berita saya berasal dari pengalaman ini. Secara lahiriah saya mungkin melakukan banyak hal, tetapi secara batiniah saya selalu diduduki dengan perihal memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Kita telah menekankan bahwa 1 Korintus mewahyukan bahwa kita harus memperhidupkan Kristus bagi gereja. Tetapi dalam 2 Korintus kita memiliki teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja. Wahyu yang ajaib dan menakjubkan dalam 1 Korintus ini memerlukan teladan yang disajikan dalam 2 Korintus. Karena itu, setelah Surat Kirimannya yang pertama, Paulus menulis Surat Kiriman yang kedua untuk memperlihatkan kepada kaum beriman di Korintus satu teladan dari orang yang memperhidupkan Kristus bagi gereja. Dalam berita selanjutnya kita akan melihat rincian dari teladan ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 15

15 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 6:15-20


Jika kita ingin memahami tulisan Paulus, kita harus tahu roh Paulus dan menjamah beban yang ada di dalam rohnya. Kita juga harus menjamah konsepsi Paulus yang dalam ini. Surat Kiriman Paulus selalu berhubungan dengan konsepsinya, bebannya, dan rohnya. Dalam 1 Korintus ia memiliki konsepsi mengenai gereja di Korintus. Selain itu, dalam rohnya ada satu beban untuk menulis kepada gereja di sana. Konsepsi Paulus dalam pasal 6 adalah kaum beriman Korintus harus tahu bahwa mereka adalah satu roh dengan Tuhan dan bahwa tubuh mereka harus diresapi dan dijenuhi oleh Roh itu sehingga menjadi anggota-anggota Kristus dan bait Roh Kudus. Paulus berbeban agar seluruh diri orang Korintus dapat diambil alih dan dimiliki oleh Allah Tritunggal. Inilah beban Paulus dalam 1 Korintus 6.

Pasal 10 mewahyukan bahwa Kristus yang adalah bagian kita, yang adalah kebenaran, pengudusan, dan penebusan kita, yang menjadi satu dengan kita sehingga Dia dapat membuat tubuh kita menjadi anggota-anggota-Nya dan menjadi bait Roh Kudus, telah memberikan diri-Nya sendiri kepada kita untuk menjadi makanan dan minuman kita. Kristus yang memberikan diri-Nya sendiri kepada kita untuk menjadi makanan dan minuman kita ini adalah bagi kenikmatan kita terhadap-Nya.

Cara Kristus memberikan diri-Nya sendiri kepada kita adalah melalui kematian. Fakta bahwa darah terpisah dari tubuh menunjukkan kematian. Kapan saja darah telah terpisah dari tubuh, itu menunjukkan kematian. Kristus mati di atas salib, mencucurkan darah-Nya dan mengurbankan tubuh-Nya, bukan hanya untuk menebus kita, tetapi juga untuk memberikan diri-Nya sendiri kepada kita. Sekarang, setiap kali kita datang ke meja Tuhan, kita makan Dia dan minum Dia. Makan dan minum menunjukkan menerima. Bila kita minum sesuatu atau makan sesuatu, kita menerima sesuatu itu ke dalam kita. Kristus telah memberikan diri-Nya sendiri, dan sekarang kita menerima Dia. Haleluya untuk kenikmatan akan Kristus ini!

Kristus yang kaya yang diwahyukan dalam 1 Korintus ini adalah faktor yang unik untuk memecahkan semua masalah dalam kehidupan manusia. Jika kita menikmati Kristus ini sampai tingkat yang penuh, kita tidak akan memiliki masalah apa pun. Setiap masalah akan dipecahkan, karena kita memiliki pemecahan yang unik untuk semua masalah. Surat Kiriman yang kedua kepada orang-orang Korintus menunjukkan bahwa penyakit-penyakit yang ada di antara orang-orang Korintus telah disembuhkan oleh "obat" yang diministrikan oleh Paulus dalam Surat Kirimannya yang pertama. Dalam pasal demi pasal, Paulus "menyuntik" mereka dengan Kristus. Hasilnya, orang-orang Korintus mulai menempuh kehidupan insani yang tepat. Kehidupan insani yang demikian adalah kehidupan yang memperhidupkan Kristus.

Jika kita tidak memperhidupkan Kristus, kita tidak mungkin dapat memiliki kehidupan insani yang tepat. Kita dapat memiliki kehidupan yang demikian hanya dengan menerima Kristus dan memperhidupkan Dia. Kehidupan semacam ini adalah bagi gereja. Kita perlu memperhidupkan Kristus bagi gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 15

14 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:23, 30; Ibr. 3:13


Judul berita ini adalah "Teladan Memperhidupkan Kristus bagi Gereja." Betapa ajaibnya memperhidupkan Kristus bagi gereja! Saya tidak percaya bahwa sebelum tahun 1980 di antara kita ada yang tahu pernyataan "memperhidupkan Kristus bagi gereja." Pernyataan ini baru muncul belakangan ini. Namun, kita bukan hanya memperhatikan memperhidupkan Kristus bagi gereja, tetapi juga melihat teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja. Paulus adalah satu teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Dalam 1 Korintus kita melihat perkara memperhidupkan Kristus bagi gereja, tetapi baru dalam 2 Korintus kita memiliki teladan memperhidupkan Kristus bagi gereja. Saya minta Anda memperhatikan apa yang diwahyukan dalam keenam belas pasal dari 1 Korintus. Pasal-pasal ini mewahyukan bagaimana cara menikmati Kristus, bagaimana menerima Kristus menjadi hayat kita, bagaimana memperhidupkan Kristus supaya kita dapat memiliki gereja dan supaya Dia dapat memiliki Tubuh untuk menggenapkan tujuan kekal Allah. Tidak banyak pembaca Alkitab yang telah melihat bahwa 1 Korintus adalah satu kitab tentang memperhidupkan Kristus bagi gereja.

Dalam Pelajaran-Hayat 1 Korintus, saya telah menunjukkan bahwa 1 Korintus menanggulangi banyak masalah. Masalah-masalah itu terdiri atas dua kategori: masalah-masalah dalam ruang lingkup kehidupan manusia dan masalah-masalah dalam ruang lingkup pemerintahan ilahi. Memiliki kehidupan insani yang tepat itu sangat penting. Tentunya, pemerintahan ilahi itu juga sangat penting. Sesungguhnya kita perlu memiliki satu kehidupan insani yang tepat untuk merampungkan pemerintahan Allah. Tetapi, bagaimana caranya kita memiliki kehidupan insani yang demikian, dan bagaimana caranya kita merampungkan pemerintahan Allah? Kehidupan yang bagaimana yang dapat membuat kita memiliki kehidupan insani yang tepat? Apakah cara dan sarananya agar kita dapat merampungkan pemerintahan ilahi? Kristus adalah faktor untuk memecahkan masalah-masalah di dalam ruang lingkup kehidupan manusia, dan gereja adalah faktor untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pemerintahan ilahi.

Kristus adalah antibiotik surgawi dan ilahi yang akan membunuh kuman-kuman negatif di dalam kita. Karena kejatuhan, kuman-kuman ini telah masuk ke dalam kehidupan keluarga kita dan juga ke dalam kehidupan gereja. Satu Korintus mewahyukan bahwa gereja di Korintus telah diserang oleh kuman-kuman negatif ini. Akibatnya, runtuh dan bobrok. Kristus adalah satu-satunya "antibiotik" yang berkhasiat untuk menanggulangi kuman-kuman ini. Jadi, dalam sepuluh pasal yang pertama dari 1 Korintus kita nampak Kristus sebagai faktor, unsur, dan "obat" untuk menyembuhkan semua masalah dalam kehidupan manusia dan mengobati penyakit-penyakit dalam kehidupan gereja.

Gereja di Korintus memang sakit. Orang-orang kudus menderita sakit rohani, seperti perpecahan, menuntut hak, percabulan, dan menyalahgunakan hak yang Allah berikan dalam hal makan dan pernikahan. Apa yang dapat menyembuhkan kaum beriman dari penyakit-penyakit ini? Satu-satunya obat adalah Kristus, obat ilahi.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 15

12 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Rm. 8:3; 2 Kor. 5:14, 21


Karena kita, sebagai manusia yang telah jatuh, adalah dosa, maka Kristus dijadikan dosa sebenarnya berarti Dia menjadi kita. Aspek subyektif kematian Kristus meletakkan kita pada kematian. Menurut Roma 8:3, Allah menghakimi dosa di dalam daging. Ini berarti Dia menghakimi kita; Dia menghakimi manusia alamiah. Selain itu, tirai, manusia alamiah, hayat alamiah, dan daging, telah terbelah melalui aspek subyektif kematian Kristus. Ketika dosa dihakimi dan ketika tirai itu terkoyak, kita diakhiri. Hasilnya, tirai yang kedua dihapus dan kita dapat didamaikan sepenuhnya dengan Allah. Karena itu, kita tidak boleh tetap tinggal di dalam tempat kudus; kita harus maju ke dalam tempat maha kudus. Lagi pula, kita tidak boleh mengenal satu sama lain menurut daging lagi; melainkan harus mengenal satu sama lain menurut roh.

Para minister dari perjanjian yang baru telah didamaikan dengan Allah sampai pada puncaknya. Semua tirai telah tiada, dan tidak ada sekatan di antara mereka dengan Allah. Mereka telah didamaikan dengan Allah secara lengkap dan juga disusun dengan Allah Tritunggal secara menyeluruh. Mereka berperilaku menurut susunan mereka. Mereka menempuh kehidupan tersalib untuk menyatakan kebenaran dan memancarkan Injil, dan mereka telah matang, masak, dan siap untuk diangkat. Sasaran mereka satu-satunya, ambisi mereka satu-satunya, adalah mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia. Inilah orang-orang yang dapat membawa kembali orang lain kepada Allah secara menyeluruh. Karena mereka berada di dalam tempat maha kudus, maka mereka juga dapat membawa orang lain ke sana.

Akhirnya, orang-orang yang telah dibawa kembali kepada Allah di dalam tempat maha kudus ini akan menikmati Kristus sampai pada puncaknya dan bahkan menjadi kebenaran Allah dalam Dia. Paulus membicarakan tentang hal ini dalam 5:21 di mana ia berkata, "Supaya dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah" (Tl.). Kebenaran berasal dari Allah bagi pemerintahan-Nya (Mzm. 89:15; 97:2; Yes. 32:1). Kebenaran ini adalah Kristus menjadi kebenaran kita (1 Kor. 1:30), membuat kita menjadi kebenaran Allah di dalam Dia (bukan membuat kita benar di hadapan Allah). Melalui penebusan Kristus, manusia yang adalah orang dosa bahkan dosa itu sendiri dijadikan kebenaran Allah, didamaikan dengan Allah yang benar, dan dijadikan ciptaan baru yang hidup kepada Allah bagi ketetapan kehendak kekal-Nya. Para rasul menerima amanat untuk menyuplaikan Kristus yang demikian, dengan segala hasil yang mulia dari penggenapan-Nya yang ajaib, kepada kaum beriman-Nya, yaitu anggota-anggota yang membentuk Tubuh-Nya. Puji dan mulia bagi Dia selama-lamanya!

Dalam Adam kita telah jatuh begitu rendahnya sehingga kita menjadi dosa. Kita bukan hanya penuh dengan dosa di hadapan Allah -- kita bahkan menjadi dosa itu sendiri. Tetapi sekarang dalam Kristus, setelah dibawa kembali sepenuhnya kepada Allah, kita dapat menikmati Kristus sedemikian rupa sehingga di dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah. Keselamatan yang luar biasa! Pendamaian yang luar biasa! Memiliki kenikmatan ini berarti berada di puncak keselamatan Allah, berada di puncak Sion kudus kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 14

11 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:18-21


Kita telah menunjukkan bahwa kedua langkah pendamaian ini secara jelas digambarkan oleh kedua tabir tabernakel. Tabir yang pertama disebut "tirai" (Kel. 26:37). Melalui pendamaian darah pendamaian, orang dosa dibawa kepada Allah, masuk ke dalam tempat kudus melalui tirai ini. Ini melambangkan langkah pertama pendamaian. Namun masih ada tabir kedua (Kel. 26:31-35; Ibr. 9:3) yang memisahkan dia dari Allah yang ada di dalam tempat maha kudus. Tabir ini perlu dikoyakkan sehingga orang dosa bisa dibawa kepada Allah di dalam tempat maha kudus. Ini adalah langkah kedua pendamaian. Kaum beriman Korintus telah didamaikan kepada Allah, telah melalui tabir pertama dan masuk ke dalam tempat kudus. Tetapi mereka masih hidup dalam daging, mereka perlu melalui tabir kedua yang sudah dikoyakkan (Mat. 27:51; Ibr. 10:20) untuk masuk ke dalam tempat maha kudus, hidup bersama Allah di dalam roh mereka (1 Kor. 6:17). Tujuan surat ini adalah membawa mereka ke sana, supaya mereka bisa menjadi orang-orang yang di dalam roh (1 Kor. 2:15), di dalam tempat maha kudus. Inilah yang dimaksud rasul ketika ia berkata, "Berilah dirimu didamaikan dengan Allah." Ini berarti mempersembahkan mereka dengan matang dalam Kristus (Kol. 1:28).

Ayat 21 mengatakan, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Paulus dengan berani berkata bahwa Allah telah membuat Kristus menjadi dosa karena kita. Bagi Kristus, segala sesuatu dikenal-Nya; lalu, bagaimana Paulus dapat mengatakan bahwa Dia tidak mengenal dosa? Kristus tidak mengenal dosa dalam pengalaman melalui berkontak dengan dosa, atau secara pribadi mengenal dosa (cf. Yoh. 8:46; 1 Ptr. 2:22; Ibr. 4:15; 7:26). Dalam Alkitab kata "mengenal" sering kali memiliki arti yang lebih dalam daripada sekadar mengenal sesuatu dalam mental. Menurut Matius 7:23, pada satu hari Tuhan akan mengatakan kepada orang-orang yang melakukan kejahatan, "Aku tidak pernah mengenal kamu." Tentunya, ini bukan berarti Tuhan tidak memiliki pengetahuan tentang mereka. Begitu pula dengan 2 Korintus 5:21. Secara pengalaman dan kontak secara langsung, Tuhan tidak memiliki hubungan apa-apa dengan dosa, Dia tidak mengenal dosa.

Roma 8:3 mengatakan, "Allah mengutus Anak-Nya sendiri sebagai manusia yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa dan untuk menghapuskan dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging." Ya, Kristus telah dijadikan dosa. Tetapi dalam ayat ini dikatakan bahwa Dia berada dalam rupa daging dosa. Ini berarti Dia dijadikan bentuk dosa. Inilah yang dilambangkan dengan lambang ular tembaga. Ketika bangsa Israel digigit oleh ular, mereka menerima sifat ular yang berbisa. Dalam pandangan Allah, mereka semua menjadi ular. Karena itu, Allah menyuruh Musa meninggikan ular tembaga di atas tiang. Ular tembaga ini adalah lambang Kristus yang mati di atas salib sebagai pengganti kita. Seperti yang dengan jelas ditunjukkan oleh Yohanes 3:14, ular yang di atas tiang itu adalah lambang Kristus yang ditinggikan bagi kita. Sebagaimana ular tembaga itu ditinggikan di padang gurun, demikianlah Kristus ditinggikan di atas salib. Selain itu, sebagaimana ular tembaga ini memiliki bentuk ular tetapi tidak memiliki sifat ular yang berbisa, demikian juga Kristus memiliki bentuk, rupa, daging dosa, tetapi sebenarnya Dia tidak memiliki sifat dosa. Dia memiliki bentuk ular, tetapi tidak memiliki sifat ular.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 14

10 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:16-17


Ministri pendamaian adalah satu amanat yang diberikan kepada para rasul. Sebagai orang-orang yang telah matang dan siap untuk diangkat, para rasul diberi amanat oleh Tuhan untuk membawa orang lain sepenuhnya kembali kepada Allah. Ini adalah pendamaian yang lengkap dan menyeluruh.

Dalam 2 Korintus 5 kita melihat bahwa pendamaian ini memiliki dua tahap. Manusia yang telah jatuh tidak dapat dibawa sepenuhnya kepada Allah dengan tahap yang pertama saja. Perlu ada tahap kedua. Sewaktu Paulus membicarakan tentang ministrinya membawa orang lain kembali kepada Allah, ia dengan spontan menyajikan satu pandangan yang jelas tentang dua tahap pendamaian ini.

Tahap-tahap ini dilambangkan dengan tirai di dalam Kemah Pertemuan. Ada sebuah tirai di dalam Kemah Pertemuan yang memisahkan tempat kudus dari tempat maha kudus. Ada tirai lainnya, yang disebut tirai yang pertama dalam Ibrani 9, pada pintu masuk Kemah Pertemuan. Fungsi sebuah tirai adalah menahan di luar hal-hal yang negatif (seperti serangga) dan membiarkan hal-hal yang positif masuk. Tirai yang kedua, yaitu tirai yang memisahkan tempat kudus dari tempat maha kudus, disebut tirai atau tabir. Daerah di luar Kemah Pertemuan itu adalah pelataran luar. Menurut perlambangan, pelataran luar melambangkan dunia. Maka, kemah di pelataran luar menandakan tempat kediaman Allah di dunia. Di dunia ini ada satu tempat di mana Allah tinggal, dan tempat itu adalah Kemah Pertemuan.

Dulu kaum beriman di Korintus adalah orang-orang dosa dan pemberontak, tetapi mereka telah didamaikan kepada Allah. Namun, mereka masih berada di dalam tempat kudus, bukan berada di dalam tempat maha kudus. Tujuan Paulus dalam 1 dan 2 Korintus adalah membawa kaum beriman ini ke dalam tempat maha kudus.

Kaum beriman di Korintus telah mengalami tahap pendamaian yang pertama, tetapi mereka belum mengalami tahap yang kedua. Mereka telah didamaikan sepenuhnya kepada Allah. Sebagaimana ada tirai di antara tempat kudus dan tempat maha kudus, demikian juga ada tirai yang tetap ada di antara orang-orang Korintus dan Allah. Menurut Ibrani 10:20, tirai ini adalah daging. Daging adalah tirai yang menjauhkan kaum beriman Korintus dari hadirat langsung Allah di dalam tempat maha kudus.

Paulus dan para minister dari perjanjian yang baru lainnya, yaitu orang-orang yang telah disusun dengan Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan yang telah matang dalam hayat, tidak diragukan lagi berada di dalam tempat maha kudus. Mereka hidup di dalam roh, dan mereka telah matang, siap untuk diangkat. Sasaran mereka satu-satunya adalah mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia. Sebagai orang-orang yang demikian, dengan spontan, mereka dapat membawa orang lain sepenuhnya kembali kepada Allah. Karena alasan ini, pada akhir pasal 5 Paulus menunjukkan bahwa mereka, para minister dari perjanjian yang baru, adalah orang-orang yang bukan hanya menuntut untuk mendamaikan orang-orang dosa kepada Allah, tetapi juga mendamaikan kaum beriman kepada Allah secara penuh. Para minister dari perjanjian yang baru ini layak untuk membawa kembali kepada Allah orang yang belum sepenuhnya didamaikan kepada-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 14

09 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Rabu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:9-15


Dalam 5:15 Paulus berkata, "Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka." Orang-orang dunia hidup kepada dirinya sendiri. Tetapi kasih Kristus mendesak kita untuk hidup kepada Dia dan bukan kepada diri kita sendiri. Hidup kepada diri kita sendiri berarti kita berada di bawah kendali, arahan, dan pemerintahan kita sendiri dan bahwa kita memperhatikan tujuan dan sasaran kita sendiri. Ini bukan hanya hidup untuk diri kita sendiri, melainkan juga hidup kepada diri sendiri. Tetapi para rasul, yang telah matang dan siap untuk diangkat, hanya memiliki satu ambisi untuk mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia. Mereka mutlak berada di bawah Tuhan. Mereka berada di bawah arahan, kendali, dan pemerintahan-Nya. Segala sesuatu yang mereka lakukan adalah untuk memenuhi tujuan dan kedambaan Tuhan. Sebagai orang-orang yang demikian, mereka tidak hidup kepada hukum Taurat, atau kepada diri mereka sendiri, atau kepada sesuatu selain dari Tuhan.

Paulus tidak hidup kepada dirinya sendiri atau kepada sesuatu selain dari Majikannya, Kristus. Ia selalu berlatih untuk melakukan apa yang akan menyenangkan Tuhan. Ia sangat berbeda dengan rabi (guru) yang hidup kepada hukum Taurat dan melakukan apa saja dengan memandang hukum Taurat. Sebagai orang yang telah matang, dewasa, dan siap untuk diangkat, satu-satunya sasaran Paulus adalah mencari perkenan Majikannya, yaitu yang kedatangan-Nya sedang dinanti-nantikannya. Paulus mencari perkenan Tuhan bukan dengan melakukan satu pekerjaan, melainkan melalui hidup kepada Dia dalam setiap aspek dari kehidupannya sehari-hari. Demikian juga, hari ini kita tidak boleh mencari perkenan diri kita sendiri, melainkan mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia. Semua yang kita lakukan harus kepada Dia. Ini adalah perkara yang vital dalam bagian dari 2 Korintus 5 ini.

Dalam ayat 14 Paulus menjelaskan, "Sebab kasih Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati." Kasih Kristus terhadap kita telah dinyatakan di atas salib melalui kematian-Nya bagi kita (Gal. 2:20). Kasih ini menguasai kita. Paulus menyimpulkan bahwa karena Dia telah mati untuk kita semua, maka kita semua telah mati. Kematian Kristus karena kasih adalah faktor penggerak sehingga para rasul dikuasai untuk menempuh hidup yang mengasihi Kristus. Karena Kristus telah mati menggantikan kita, menderita hukuman mati bagi kita semua, maka dalam pandangan Allah, kita semua telah mati. Karena itu, kita tidak perlu mati sebagaimana telah ditetapkan bagi manusia (Ibr. 9:27).

Seperti yang telah kita tunjukkan, Kristus telah mati untuk kita semua supaya kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan hidup kepada-Nya. Kematian Kristus bukan hanya menyelamatkan kita dari kematian supaya kita tidak perlu mati, tetapi juga membuat kita, melalui kebangkitan-Nya, tidak hidup untuk diri kita sendiri lagi, melainkan hidup kepada-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 13

08 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:31; 2 Kor. 5:1


Dalam 5:1 Paulus mengatakan "kemah tempat kediaman kita di bumi," satu ekspresi yang agak khusus. Dalam Alkitab kemah adalah satu istilah khusus yang menunjukkan tempat kediaman Allah. Pemakaian kata ini dalam 5:1 oleh Paulus menunjukkan bahwa tempat kediaman kita juga adalah tempat kediaman Allah. Lagi pula, kemah ini bukan hanya tempat kediaman bagi Allah dan kita, tetapi juga satu tempat bagi kita untuk menyembah Allah. Hari ini tubuh jasmani kita adalah sebuah kemah, sebuah bait. Tubuh jasmani kita, yang di dalamnya pribadi manusia kita berhuni, bukan hanya bagi hidup kita, tetapi juga bagi penyembahan kepada Allah. Inilah alasan Paulus menyebut tubuh kita sebagai satu "kemah tempat kediaman."

Pemikiran Paulus di sini sangat dalam. Pemikirannya sepenuhnya dijenuhi dengan Allah. Dia benar-benar matang dan masak. Karena itu, ia rindu untuk diangkat. Ia tidak ingin tidak berpakaian; ia rindu mengenakan tubuh yang telah ditransfigurasi. Bila Anda memiliki kerinduan yang demikian, kedambaan yang demikian, Anda adalah seorang beriman yang matang, yang siap untuk dituai, siap untuk dipanen.

Selain damba diangkat, kita juga perlu satu ambisi untuk mencari perkenan Tuhan. Paulus membicarakan tentang hal ini dalam ayat 9: "Sebab itu juga kami berusaha, supaya kami berkenan kepada-Nya, baik kami tinggal di dalam tubuh ini, maupun kami tinggal di luarnya." Setelah menggambarkan kerinduannya untuk mengenakan tubuh yang telah ditransfigurasi dalam 5:1-8, Paulus selanjutnya membicarakan mengenai ambisi untuk mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia (5:9-15). Ambisi dalam ayat 9 ini berarti bergairah untuk sasaran yang besar, berusaha sekuat tenaga, untuk mencari perkenan Tuhan. Baik "tinggal di dalam tubuh ini, maupun tinggal di luarnya," ini adalah ambisi Paulus. Frase "di dalam tubuh" dan "di luar tubuh" berarti hidup dan tetap tinggal dalam tubuh, atau mati dan tinggal bersama Tuhan.

Dalam ayat 9 ini Paulus seolah-olah berkata, "Aku berambisi untuk mencari perkenan Tuhan. Aku telah matang dan siap diangkat. Tidak ada lagi yang perlu aku lakukan. Tetapi sewaktu aku menantikan hal ini, aku memiliki satu hal di dalam hatiku -- mencari perkenan Tuhan. Aku tidak memiliki ambisi, tujuan, atau sasaran lainnya. Satu-satunya ambisiku adalah mencari perkenan Tuhan melalui hidup kepada Dia."

Mengapa dalam 5:9 Paulus membicarakan tentang hidup kepada Tuhan dan bukan hidup oleh Dia, untuk Dia, atau bersama Dia? Untuk menjawab pertanyaan ini, akan sangat membantu bila kita membaca Galatia 2:19: "Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk (kepada) Allah." Meskipun frase "hidup untuk (kepada) Allah" ini sulit untuk didefinisikan, tetapi kaya dalam implikasinya. Dalam Galatia 2:19 Paulus mengatakan bahwa ia hidup kepada Allah, bukan hidup kepada hukum Taurat. Hidup kepada hukum Taurat berarti kita berada di bawah hukum Taurat, dipimpin oleh hukum Taurat, dikendalikan oleh hukum Taurat, dan bertanggung jawab untuk memenuhi hukum Taurat. Hidup kepada Allah, atau kepada Tuhan, berarti kita berada di bawah pimpinan dan pengendalian Tuhan, kita mau memenuhi tuntutan-tuntutan-Nya, memuaskan kedambaan-kedambaan-Nya, dan menyelesaikan apa yang Dia inginkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 13

07 November 2011

2 Korintus - Minggu 7 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:9-15


Kita telah menunjukkan bahwa kualifikasi dasar seorang minister dari perjanjian yang baru adalah disusun dengan Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Penyusunan ini adalah dasar, pondasi, dari kualifikasi itu. Hari ini kita juga memerlukan pondasi ini. Dalam melakukan sesuatu atau mempelajari sesuatu, kita memerlukan satu dasar. Jika kita ingin menjadi para minister dari perjanjian yang baru, kita harus memiliki satu susunan sebagai kualifikasi dasar.

Kualifikasi yang kedua para minister dari perjanjian yang baru adalah berperilaku untuk memancarkan Injil. Perilaku dan tingkah laku mereka berdasar pada penyusunan ini. Karena mereka telah disusun dengan cara tertentu, maka mereka dapat menempuh satu kehidupan yang mengekspresikan kebenaran dan memancarkan kemuliaan Injil. Mereka tidak perlu memutuskan untuk berbuat sesuatu agar diri mereka dapat memancarkan Injil. Tidak, di luar kesadaran mereka dan maksud mereka, hanya dengan cara mereka hidup, ada satu pancaran dari diri mereka. Penyusunan mereka itu menjadi pancaran mereka. Misalnya, arang tidak dapat bersinar, sedangkan koin emas dapat bersinar. Di antara arang dan emas ada satu perbedaan susunan. Karena susunannya, para rasul dapat memancarkan kemuliaan Injil. Mereka tidak perlu memberitakan, karena diri mereka sendiri adalah pancaran Injil itu.

Ketiga, para rasul menempuh kehidupan tersalib. Hari demi hari mereka berada di bawah penggilingan. Sebagaimana Yesus orang Nazaret menempuh kehidupan tersalib, demikian juga para rasul menempuh kehidupan semacam ini. Tuhan Yesus disalibkan sepanjang hidup-Nya. Dia menempuh kehidupan tersalib sejak Dia lahir di palungan. Kemudian melalui seumur hidup-Nya, secara berkesinambungan Dia disalibkan. Dia berada di bawah penggilingan, pembunuhan, dan diletakkan pada kematian. Tetapi pembunuhan itu memberi kesempatan kepada-Nya untuk menyatakan hayat kebangkitan dari dalam-Nya. Sebelum Kristus benar-benar dipaku di atas salib, Dia telah menempuh kehidupan tersalib. Demikian juga, sebelum Kristus bangkit, hayat kebangkitan ini telah diekspresikan di dalam-Nya.

Dalam ministri mereka, di satu pihak, para rasul adalah tawanan-tawanan dalam perarakan kemenangan Tuhan. Di pihak lain, mereka adalah orang-orang yang tersalib, orang-orang yang setiap hari menempuh kehidupan tersalib. Mereka diletakkan pada kematian, disalibkan, bukan hanya oleh para penentang mereka, bahkan oleh kaum beriman. Dengan membaca kitab 1 Korintus kita dapat melihat bahwa kaum beriman Korintus meletakkan para rasul pada salib. Inilah sebabnya Paulus berkata, "Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut" (1 Kor. 15:31). Setiap hari ia diletakkan pada kematian. Inilah menempuh kehidupan tersalib untuk mengekspresikan hayat kebangkitan dan membuat segala sesuatu yang diministrikan oleh para rasul kepada orang lain adalah sejati.

Di bawah penggilingan ini, manusia lahiriah para rasul dihabisi. Tetapi pada saat itu juga manusia batiniah mereka diperbarui. Mereka disusun dengan Allah Tritunggal, mereka berperilaku menurut susunan ini untuk memancarkan kemuliaan Injil, dan mereka menempuh kehidupan tersalib untuk menghabisi manusia lahiriah dan memperbarui manusia baru. Inilah kualifikasi-kualifikasi mereka untuk menjadi para minister dari perjanjian yang baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 13

05 November 2011

2 Korintus - Minggu 6 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:5-8


Ayat 5 mengatakan, "Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan sebagai jaminannya Dia mengaruniakan Roh kepada kita." Dengan cara bagaimanakah Allah mempersiapkan kita? Pertama, Dia menaburkan diri-Nya sendiri sebagai benih ke dalam diri kita. Ini ditunjukkan oleh perumpamaan tentang penabur dalam Matius 13. Tuhan Yesus datang sebagai seorang penabur untuk menaburkan diri-Nya sendiri ke dalam kita. Hati kita adalah tanah bagi pertumbuhan Kristus. Akhirnya, Kristus akan bertumbuh di dalam kita dan menjenuhi seluruh diri kita. Inilah persiapan Kristus untuk menjenuhi tubuh kita. Di satu pihak, ketika kita ditransfigurasi, secara lahiriah kita akan mengenakan tubuh yang rohani. Di pihak lain, transfigurasi berarti Kristus yang berhuni menjenuhi tubuh kita dan menelan unsur maut yang ada di dalam tubuh kita. Dia telah ditaburkan ke dalam roh dan hati kita, sekarang Dia sedang menjenuhi jiwa kita. Kemudian pada suatu hari, Dia akan menyebar dari jiwa ke dalam tubuh kita dan menjenuhi tubuh kita. Ketika tubuh kita dijenuhi sepenuhnya, tubuh kita akan menjadi satu tubuh yang baru, satu bangunan yang baru, yang akan dikenakan kepada kita.

Sebagai Dia yang mempersiapkan kita untuk hal ini, Allah telah memberikan Roh itu kepada kita sebagai jaminan. Roh itu adalah garansi bahwa Allah akan menggenapkan hal ini. Roh itu adalah Kristus, dan Kristus adalah perwujudan Allah. Karena itu, sebenarnya Allah telah menaruh diri-Nya sendiri ke dalam diri kita sebagai garansi bahwa Dia akan mengubah tubuh kita sehingga kita akan sepenuhnya diserupakan kepada Kristus dalam kebangkitan.

Ayat 7 mengatakan, "Sebab hidup kami ini adalah hidup berdasarkan iman, bukan berdasarkan apa yang kelihatan." Yang kelihatan mengacu kepada yang dapat dilihat; jadi, berarti nampak. Para rasul mengatur hidup mereka dan berperilaku berdasarkan iman, seperti disinggung dalam Ibrani 11, bukan berdasarkan apa yang kelihatan. Dengan demikian mereka menyadari bahwa mereka jauh dari Tuhan ketika mereka berada dalam tubuh jasmani mereka. Ini sesuai dengan perkataan dalam 4:18.

Dalam ayat 8 Paulus berkata, "Tetapi hati kami tabah, dan kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap dengan Tuhan." Beralih dari tubuh ini berarti mati, terlepas dari alam materi untuk beserta Tuhan dalam alam rohani. Para rasul yang sering menjumpai aniaya dan diserahkan kepada maut (1:8-9; 4:11; 11:23; 1 Kor. 15:31), lebih suka mati, terlepas dari tubuh yang membatasi mereka, sehingga mereka mendapatkan kebebasan untuk berdiam bersama Tuhan dalam alam yang lebih baik (Flp. 1:23).

Sewaktu para rasul hidup menurut penyusunan rohani mereka untuk memancarkan kemuliaan Injil, dan sewaktu mereka menempuh kehidupan tersalib, mereka selalu rindu untuk mengenakan tubuh yang surgawi. Kedambaan mereka adalah diangkat, ditransfigurasi. Inilah gambaran dari para minister dari perjanjian yang baru. Mereka adalah orang-orang yang bukan milik bumi. Sebaliknya, mereka mutlak milik alam lainnya dan hidup di dalam alam itu. Meskipun mereka ada di bumi, kedambaan mereka adalah berada di dalam alam lainnya. Kedambaan mereka adalah mengenakan tubuh lainnya dan berada di dalam rumah lainnya bersama Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 12

04 November 2011

2 Korintus - Minggu 6 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:2-4


Istilah "kemah tempat kediaman" di sini sangat khusus. Tubuh kita adalah tempat kediaman juga kemah. Kata tempat kediaman menunjukkan bahwa tubuh adalah tempat tinggal kita, dan kata kemah menunjukkan bahwa tempat kediaman ini adalah tempat tinggal yang sementara. Ini bukanlah satu bangunan yang berdasar, melainkan satu kemah yang mirip dengan yang didirikan di padang gurun. Seperti yang ditunjukkan oleh Paulus, suatu hari kemah tempat kediaman ini akan dibongkar. Di sini Paulus bukan hanya mengatakan bahwa tubuh fana kita akan mati. Sebaliknya ia juga mengatakan bahwa kemah tempat kediaman di bumi ini akan dibongkar. Bila hal ini terjadi, kita akan memiliki satu bangunan dari Allah, bukan kemah lainnya. Bangunan ini akan menjadi satu bangunan yang mapan dan memiliki pondasi. Lagi pula, rumah ini bukanlah surga, melainkan berada di surga, yang berlawanan dengan di bumi.

Bangunan ini adalah tubuh yang bangkit, tubuh yang sudah ditransfigurasi, tubuh rohani yang disinggung dalam 1 Korintus 15. Hari ini tubuh kita adalah tubuh yang jiwani, tetapi pada suatu hari, tubuh ini akan ditransfigurasi menjadi tubuh yang rohani. Sebagai tubuh yang jiwani, tubuh ini memiliki jiwa sebagai hayatnya. Ketika tubuh ini menjadi tubuh yang rohani, tubuh ini akan dipimpin oleh roh. Bangunan itu akan menjadi tempat kediaman kita, tempat kediaman yang bukan dibuat oleh tangan manusia, melainkan tempat kediaman yang berasal dari Allah di surga.

Dalam ayat 2 Paulus berkata, "Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman surgawi." Kata "ini" mengacu kepada kemah dalam ayat 1. Mengenakan adalah ditransfigurasi dan diserupakan dengan tubuh kemuliaan Kristus. Para rasul rindu akan hal ini. Tempat kediaman kita yang surgawi, atau yang berasal dari surga, mengacu kepada tempat kediaman di surga di dalam ayat 1.

Tubuh yang telah jatuh, tubuh fana kita adalah satu beban yang berat bagi kita. Di bawah beratnya beban ini, kita mengeluh, bukan karena kita tidak mau kedapatan tidak berpakaian, atau telanjang, tetapi karena kita ingin mengenakan tubuh yang telah ditransfigurasi.

Paulus tidak ingin mati, ia jelas ingin diangkat. Dia ingin mengenakan dan memiliki tubuhnya ditransfigurasi. Maka yang fana itu akan ditelan oleh hayat. Ketika kita diangkat, ditransfigurasi, dan mengenakan tubuh yang surgawi, rohani, dan yang bangkit ini, maka yang fana itu akan ditelan oleh hayat. Inilah kerinduan Paulus. Banyak dari antara kita yang belum sampai kepada tahap ini dalam kehidupan kristiani kita. Sebaliknya, orang-orang muda mungkin lebih suka lebih lama hidup di bumi. Tetapi orang-orang yang lebih tua damba untuk diangkat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 12

03 November 2011

2 Korintus - Minggu 6 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:1-8


Ketika para minister perjanjian yang baru berperilaku menurut penyusunan batiniah mereka dan menempuh kehidupan tersalib untuk mengekspresikan hayat kebangkitan, mereka merindukan, mengharapkan, mendambakan untuk mengenakan tubuh yang sudah diubah. Ini berarti mereka rindu akan penebusan tubuh mereka. Roh mereka telah dilahirkan kembali, jiwa mereka telah diperbarui dan diubah, tetapi masih ada satu masalah yang berhubungan dengan tubuh yang telah jatuh dan fana ini. Tubuh ini adalah satu beban bagi mereka. Mereka mengeluh di bawah beban ini. Mereka tidak memiliki masalah apa pun dalam roh mereka atau dalam jiwa mereka. Jiwa mereka telah disusun dengan unsur ilahi. Tetapi mereka masih memiliki satu masalah dengan tubuh yang fana ini.

Dalam karunia keselamatan Allah yang penuh dan lengkap, ada satu hal yang berkaitan dengan masalah tubuh fana kita, yakni transfigurasi. Transfigurasi mengubah tubuh fana kita menjadi tubuh yang mulia, sama seperti tubuh kebangkitan Tuhan Yesus. Aspek karunia keselamatan Allah ini sangat mengandung janji; janji ini adalah pengharapan akan kemuliaan.

Setelah memberi kita satu pandangan yang jelas tentang bagaimana para minister dari perjanjian yang baru ini disusun dengan Allah Tritunggal dan bagaimana mereka berperilaku untuk memancarkan Injil dan menempuh kehidupan tersalib, Paulus selanjutnya membicarakan kerinduan mereka untuk memiliki penebusan atas tubuh yang telah jatuh ini. Namun, dalam Surat Kiriman ini, Paulus tidak membicarakan tentang penebusan tubuh kita, istilah yang digunakan dalam Roma 8. Sebaliknya, ia memilih perkataan lainnya, yaitu satu ekspresi yang lebih dalam.

Dua Korintus 5:1 mengatakan, "Karena kami tahu bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." "Karena" menunjukkan bahwa apa yang akan disinggung adalah penjelasan dari apa yang dikatakan dalam 4:13-18. Dalam pasal ini rasul memberi tahu kita tentang kerinduan mereka terhadap penebusan tubuh (ayat 1-8; Rm. 8:23), ambisi dan tekad mereka untuk menyenangkan hati Tuhan (ayat 9-15), serta amanat Tuhan kepada mereka untuk ciptaan baru-Nya (ayat 16-21). Mereka memperhatikan hal-hal yang tidak kelihatan, bukan hal-hal yang kelihatan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 12

02 November 2011

2 Korintus - Minggu 6 Rabu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:16-18


Manusia batiniah ini diperbarui melalui dirawat dengan suplai segar dari hayat kebangkitan. Sewaktu tubuh fana kita, manusia lahiriah kita, dihabiskan oleh pekerjaan pembunuhan kematian, manusia batiniah kita, yaitu roh kita yang telah dilahirkan kembali dengan bagian-bagian batin kita (Yer. 31:33; Ibr. 8:10; Rm. 7:22, 25) diperbarui secara metabolis dari hari ke hari dengan suplai hayat kebangkitan.

Diperbarui mirip dengan disusun. Dalam kedua kasus ini perlu ada unsur yang khusus. Agar kita dapat diperbarui, beberapa unsur harus ditambahkan kepada kita. Unsur pembaruan ini adalah harta yang tersembunyi di dalam kita (ayat 7). Namun, untuk diperbarui, tidaklah memadai bila kita hanya memiliki harta yang di dalam saja. Juga perlu ada pembunuhan, penghancuran, penamatan, dan penggilingan. Karena alasan ini, secara batiniah kita memiliki harta ini, dan secara lahiriah kita memiliki lingkungan. Melalui lingkungan, Allah dengan berdaulat menempatkan kita di bawah batu-batu penggilingan.

Kita tidak mungkin melarikan diri dari tangan Allah. Sudah matangkah Anda? Sudahkah Anda diremukkan? Anda mungkin masih memakai kepintaran Anda untuk melarikan diri dari peremukan dan penggilingan ini. Tidak ada seorang pun yang dapat membereskan Anda. Namun, orang-orang yang berusaha keras untuk melarikan diri dari peremukan itu akhirnya justru paling banyak menderita. Dihabiskan adalah nasib kita. Saudara-saudara, Tuhan mungkin akan memakai istri Anda untuk menggiling Anda. Bahkan istri yang terbaik pun akan demikian dipakai oleh Tuhan.

Karena kita mengasihi Tuhan, maka kita rela digiling. Tetapi ini bukan berarti kita harus menempatkan diri kita di antara batu-batu penggilingan itu. Itu adalah bunuh diri, bukan penggilingan. Biarlah Tuhan secara berdaulat menempatkan Anda di bawah penggilingan itu. Tidak perlu melakukan sesuatu mengenai hal itu; itu akan terjadi dengan spontan.

Hanya dengan menghabiskan manusia lahiriah, barulah Kristus dapat diperhidupkan dan diministrikan kepada orang lain. Inilah jalan Tuhan. Hanya dengan jalan inilah mempelai perempuan baru dapat dipersiapkan bagi-Nya.

Ayat 18 mengatakan, "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tidak kelihatan adalah kekal." Hal-hal yang kelihatan adalah penderitaan yang sementara, sedangkan hal-hal yang tidak kelihatan adalah kemuliaan yang kekal. Paulus tidak mempedulikan penderitaan, lingkungan, kemiskinan, penentangan, penganiayaan, atau penggilingan. Hal-hal itu, yang kelihatan, adalah yang sementara. Ia hanya memperhatikan hal-hal yang kekal. Ia tahu bahwa sewaktu ia berada dalam keadaan digiling, penderitaan itu akan mengerjakan sesuatu yang unggul, indah, dan kekal. Dengan cara inilah kita akan didandani sebagai mempelai perempuan yang cantik dan cemerlang bagi Kristus pada kedatangan-Nya kembali.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 11

01 November 2011

2 Korintus - Minggu 6 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:1, 16-18


Dalam 4:16 Paulus berkata, "Sebab itu, kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbarui dari hari ke hari." Dalam ayat ini Paulus mengatakan, seperti yang dikatakannya dalam 4:1, "Kami tidak tawar hati." Banyak peristiwa yang terjadi dapat membuat Paulus dan sekerja-sekerjanya putus asa dan tawar hati. Hampir tidak ada sesuatu yang menghibur mereka. Namun, karena mereka berada dalam kebangkitan, maka mereka tidak tawar hati. Sebenarnya, kebangkitan memerlukan kematian, kekecewaan, dan keputusasaan agar dapat diekspresikan. Tanpa kematian, bagaimana mungkin ada pengeskpresian hayat kebangkitan? Kematian membuat kebangkitan itu terekspresikan. Karena itu, sewaktu para rasul melalui kematian, mereka tidak tawar hati. Meskipun banyak hal yang mengecewakan telah terjadi, tetapi mereka tidak tawar hati.

Menurut konteks dari 2 Korintus 4, manusia lahiriah ini terutama mengacu kepada tubuh dalam ayat 10 dan kepada tubuh yang fana dalam ayat 11. Istilah-istilah ini digunakan secara bergantian, karena tubuh kita yang telah jatuh telah menjadi daging yang fana. Manusia lahiriah dalam ayat 16 ini tentu mengacu kepada tubuh yang telah jatuh, yaitu daging yang fana ini. Namun, tidaklah memadai bila mengatakan bahwa manusia lahiriah ini hanya mengacu kepada tubuh. Pemahaman ini tidak lengkap, karena tubuh itu sendiri tidak dapat menjadi seorang manusia, satu persona. Tubuh hanyalah satu organ. Dalam 1 Korintus 15:44 Paulus membicarakan tentang tubuh jiwani, tubuh alamiah yang dengan jiwa sebagai hayatnya, tubuh yang di dalamnya jiwa berkuasa. Karena itu, manusia lahiriah memiliki tubuh sebagai organnya dan jiwa sebagai hayat dan pribadinya. Jadi, manusia lahiriah meliputi tubuh dan jiwa. Tubuh bukanlah pribadi. Pribadinya adalah jiwa, dan tubuh adalah satu organ. Demikian juga, tubuh itu bukanlah hayat; hayat manusia lahiriah adalah jiwa. Jiwa adalah pribadi dan hayat manusia lahiriah. Memang, tubuh adalah bagian utama dari manusia lahiriah ini. Namun, tubuh hanyalah satu organ yang dikendali oleh jiwa, dengan jiwa sebagai hayat, dan dipakai oleh jiwa.

Manusia batiniah adalah roh kita yang telah dilahirkan kembali dengan jiwa sebagai organnya. Roh adalah hayat dan personanya, dan jiwa yang diperbarui adalah organnya. Hayat jiwa, yaitu hayat yang jiwani harus disangkal. Tetapi fungsi jiwa -- pikiran, tekad, dan emosi -- harus diperbarui. Dalam kehidupan gereja, kita sedang mengalami pembaruan pikiran dan peninggian pikiran. Bila pikiran kita ditundukkan oleh Tuhan, pikiran itu diperbarui. Kemudian pikiran ini dapat dipakai oleh roh kita, yang adalah persona manusia batiniah. Manusia lahiriah dihabiskan, dikikis, dan diletakkan pada kematian. Sedangkan manusia batiniah diperbarui dari hari ke hari. Dihabiskan menunjukkan pengurangan, sedang diperbarui menunjukkan pertumbuhan. Jadi, manusia lahiriah kita berkurang, sedang manusia batiniah kita bertumbuh. Secara lahiriah tubuh saya menjadi semakin tua, tetapi manusia batiniah saya menjadi semakin muda dan baru. Secara lahiriah kita semua sedang menjadi semakin tua, tetapi secara batiniah kita menjadi semakin baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 11