Hitstat

04 November 2011

2 Korintus - Minggu 6 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:2-4


Istilah "kemah tempat kediaman" di sini sangat khusus. Tubuh kita adalah tempat kediaman juga kemah. Kata tempat kediaman menunjukkan bahwa tubuh adalah tempat tinggal kita, dan kata kemah menunjukkan bahwa tempat kediaman ini adalah tempat tinggal yang sementara. Ini bukanlah satu bangunan yang berdasar, melainkan satu kemah yang mirip dengan yang didirikan di padang gurun. Seperti yang ditunjukkan oleh Paulus, suatu hari kemah tempat kediaman ini akan dibongkar. Di sini Paulus bukan hanya mengatakan bahwa tubuh fana kita akan mati. Sebaliknya ia juga mengatakan bahwa kemah tempat kediaman di bumi ini akan dibongkar. Bila hal ini terjadi, kita akan memiliki satu bangunan dari Allah, bukan kemah lainnya. Bangunan ini akan menjadi satu bangunan yang mapan dan memiliki pondasi. Lagi pula, rumah ini bukanlah surga, melainkan berada di surga, yang berlawanan dengan di bumi.

Bangunan ini adalah tubuh yang bangkit, tubuh yang sudah ditransfigurasi, tubuh rohani yang disinggung dalam 1 Korintus 15. Hari ini tubuh kita adalah tubuh yang jiwani, tetapi pada suatu hari, tubuh ini akan ditransfigurasi menjadi tubuh yang rohani. Sebagai tubuh yang jiwani, tubuh ini memiliki jiwa sebagai hayatnya. Ketika tubuh ini menjadi tubuh yang rohani, tubuh ini akan dipimpin oleh roh. Bangunan itu akan menjadi tempat kediaman kita, tempat kediaman yang bukan dibuat oleh tangan manusia, melainkan tempat kediaman yang berasal dari Allah di surga.

Dalam ayat 2 Paulus berkata, "Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman surgawi." Kata "ini" mengacu kepada kemah dalam ayat 1. Mengenakan adalah ditransfigurasi dan diserupakan dengan tubuh kemuliaan Kristus. Para rasul rindu akan hal ini. Tempat kediaman kita yang surgawi, atau yang berasal dari surga, mengacu kepada tempat kediaman di surga di dalam ayat 1.

Tubuh yang telah jatuh, tubuh fana kita adalah satu beban yang berat bagi kita. Di bawah beratnya beban ini, kita mengeluh, bukan karena kita tidak mau kedapatan tidak berpakaian, atau telanjang, tetapi karena kita ingin mengenakan tubuh yang telah ditransfigurasi.

Paulus tidak ingin mati, ia jelas ingin diangkat. Dia ingin mengenakan dan memiliki tubuhnya ditransfigurasi. Maka yang fana itu akan ditelan oleh hayat. Ketika kita diangkat, ditransfigurasi, dan mengenakan tubuh yang surgawi, rohani, dan yang bangkit ini, maka yang fana itu akan ditelan oleh hayat. Inilah kerinduan Paulus. Banyak dari antara kita yang belum sampai kepada tahap ini dalam kehidupan kristiani kita. Sebaliknya, orang-orang muda mungkin lebih suka lebih lama hidup di bumi. Tetapi orang-orang yang lebih tua damba untuk diangkat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 12

No comments: