Hitstat

01 November 2011

2 Korintus - Minggu 6 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:1, 16-18


Dalam 4:16 Paulus berkata, "Sebab itu, kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbarui dari hari ke hari." Dalam ayat ini Paulus mengatakan, seperti yang dikatakannya dalam 4:1, "Kami tidak tawar hati." Banyak peristiwa yang terjadi dapat membuat Paulus dan sekerja-sekerjanya putus asa dan tawar hati. Hampir tidak ada sesuatu yang menghibur mereka. Namun, karena mereka berada dalam kebangkitan, maka mereka tidak tawar hati. Sebenarnya, kebangkitan memerlukan kematian, kekecewaan, dan keputusasaan agar dapat diekspresikan. Tanpa kematian, bagaimana mungkin ada pengeskpresian hayat kebangkitan? Kematian membuat kebangkitan itu terekspresikan. Karena itu, sewaktu para rasul melalui kematian, mereka tidak tawar hati. Meskipun banyak hal yang mengecewakan telah terjadi, tetapi mereka tidak tawar hati.

Menurut konteks dari 2 Korintus 4, manusia lahiriah ini terutama mengacu kepada tubuh dalam ayat 10 dan kepada tubuh yang fana dalam ayat 11. Istilah-istilah ini digunakan secara bergantian, karena tubuh kita yang telah jatuh telah menjadi daging yang fana. Manusia lahiriah dalam ayat 16 ini tentu mengacu kepada tubuh yang telah jatuh, yaitu daging yang fana ini. Namun, tidaklah memadai bila mengatakan bahwa manusia lahiriah ini hanya mengacu kepada tubuh. Pemahaman ini tidak lengkap, karena tubuh itu sendiri tidak dapat menjadi seorang manusia, satu persona. Tubuh hanyalah satu organ. Dalam 1 Korintus 15:44 Paulus membicarakan tentang tubuh jiwani, tubuh alamiah yang dengan jiwa sebagai hayatnya, tubuh yang di dalamnya jiwa berkuasa. Karena itu, manusia lahiriah memiliki tubuh sebagai organnya dan jiwa sebagai hayat dan pribadinya. Jadi, manusia lahiriah meliputi tubuh dan jiwa. Tubuh bukanlah pribadi. Pribadinya adalah jiwa, dan tubuh adalah satu organ. Demikian juga, tubuh itu bukanlah hayat; hayat manusia lahiriah adalah jiwa. Jiwa adalah pribadi dan hayat manusia lahiriah. Memang, tubuh adalah bagian utama dari manusia lahiriah ini. Namun, tubuh hanyalah satu organ yang dikendali oleh jiwa, dengan jiwa sebagai hayat, dan dipakai oleh jiwa.

Manusia batiniah adalah roh kita yang telah dilahirkan kembali dengan jiwa sebagai organnya. Roh adalah hayat dan personanya, dan jiwa yang diperbarui adalah organnya. Hayat jiwa, yaitu hayat yang jiwani harus disangkal. Tetapi fungsi jiwa -- pikiran, tekad, dan emosi -- harus diperbarui. Dalam kehidupan gereja, kita sedang mengalami pembaruan pikiran dan peninggian pikiran. Bila pikiran kita ditundukkan oleh Tuhan, pikiran itu diperbarui. Kemudian pikiran ini dapat dipakai oleh roh kita, yang adalah persona manusia batiniah. Manusia lahiriah dihabiskan, dikikis, dan diletakkan pada kematian. Sedangkan manusia batiniah diperbarui dari hari ke hari. Dihabiskan menunjukkan pengurangan, sedang diperbarui menunjukkan pertumbuhan. Jadi, manusia lahiriah kita berkurang, sedang manusia batiniah kita bertumbuh. Secara lahiriah tubuh saya menjadi semakin tua, tetapi manusia batiniah saya menjadi semakin muda dan baru. Secara lahiriah kita semua sedang menjadi semakin tua, tetapi secara batiniah kita menjadi semakin baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 11

No comments: