Hitstat

17 November 2011

2 Korintus - Minggu 8 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 1:8, 9, 12


Paulus memulai setiap Surat Kirimannya dengan cara yang berbeda-beda. Misalnya, cara ia memulai Surat Roma berbeda dengan caranya memulai Surat Efesus. Surat 2 Korintus ini juga dimulai dengan cara yang khusus. Setelah memberikan salam dan perkataan tentang kasih karunia (anugerah) dan damai sejahtera dalam 1:1 dan 2, Paulus selanjutnya berbicara, bukan secara doktrinal atau wahyu, melainkan dengan cara memberikan satu kesaksian pribadi. Dalam 1:8 ia berkata, "Sebab kami mau, Saudara-saudara, supaya kamu tahu tentang penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga mengenai hidup kami." Seolah-olah Paulus berkata, "Kaum beriman Korintus, aku ingin memberikan kesaksianku mengenai bagaimana aku memperhidupkan Kristus bagi gereja. Ketika kami berada di Asia, beban yang ditanggungkan kepada kami begitu besar dan begitu berat. Kami ditekan melampaui kekuatan kami, melampaui kemampuan kami untuk menahan tekanan itu, sehingga kami telah putus asa juga mengenai hidup kami. Kami sangat jelas bahwa kami akan mati." Tidak ada sedikit pun yang doktrinal di sini. Sebaliknya, Paulus memberikan satu kesaksian. Kesaksian ini adalah bagian dari teladan itu.

Dalam 1:9 Paulus melanjutkan, "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." Karena mereka sadar bahwa mereka akan mati, maka para rasul itu tidak menaruh kepercayaan pada diri mereka sendiri. Kepercayaan mereka adalah pada Allah.

Allah yang kepada-Nya mereka percaya itu bukan hanya Dia yang menciptakan langit dan bumi. Sebaliknya, kepercayaan mereka terletak pada Allah kebangkitan, pada Allah yang membangkitkan orang mati. Di sini Paulus tidak berkata, "Aku memanggil Allah yang menciptakan langit dan bumi untuk bersaksi bagiku." Dalam ayat 9 ini Paulus tidak menyebut Allah yang menciptakan, melainkan menyebut Allah kebangkitan.

Kepercayaan Paulus bukan terletak pada dirinya sendiri, melainkan pada Allah yang membangkitkan, yaitu Allah yang membangkitkan orang mati. Menaruh kepercayaan pada Allah kebangkitan dan tidak menaruh kepercayaan pada diri sendiri adalah memperhidupkan Kristus. Jika saya menaruh kepercayaan pada diri saya sendiri, itu berarti saya sendirilah yang hidup; saya tidak memperhidupkan Kristus. Tetapi di sini ada seorang rasul yang tidak menaruh kepercayaan pada dirinya sendiri. Kepercayaannya sepenuhnya pada Allah yang membangkitkan orang mati. Dalam hal ini ia adalah satu teladan memperhidupkan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 16

No comments: