Hitstat

31 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 3 Kamis

Tetap Hidup dalam Kasih Karunia
Kisah Para Rasul 13:43
Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis.13:43; 1 Pet. 1:2; 2 Pet. 1:2; 2 Kor. 12:9

Dalam Kisah Para Rasul 13:43, kata ‘anugerah’ dapat diterjemahkan sebagai ‘kasih karunia. Kasih karunia adalah Allah Tritunggal sendiri yang telah menjadi Roh Pemberi hayat yang diterima dan dinikmati oleh kaum beriman dan diekspresikan dalam keselamatan mereka, sehingga mengubah hidup dan menguduskan kehidupan mereka. Paulus dan Barnabas menasihati para penganut agama Yahudi supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia itu. Seperti dalam 2:10, penganut agama itu adalah orang-orang bukan Yahudi yang bertobat masuk agama Yahudi (6:5).
Petrus membicarakan tentang kasih karunia yang bertambah di dalam kehidupan setiap hari kaum beriman di dalam pengetahuan yang penuh akan Allah dan tentang Yesus Tuhan mereka (1 Ptr. 1:2; 2 Ptr. 1:2). Di dalam pengetahuan yang penuh akan Allah dan Tuhan, kasih karunia yang berlipat ganda itu terus menerus bertambah. Ketika seorang beriman matang di dalam hayat ilahi, ia akan menikmati satu pertambahan yang berlipat ganda. Kasih karunia itu tidak terbatas sebagaimana Allah itu tidak terbatas. Ketika kita dilahirkan kembali, kita menerima Allah ke dalam kita, tetapi kita hanya memiliki sedikit Allah. Perlahan-lahan, ketika Allah bertambah di dalam kita selama bertahun-tahun, kita akan berbobot dengan perawakan Allah. Ini disebabkan karena Allah sebagai kasih karunia telah bertambah di dalam kita.
Setiap orang memiliki satu beban, satu beban yang berat. Tetapi, puji Tuhan! Kita tidak perlu memikul beban. Kita memiliki Kristus sebagai pemikul beban kita. Sementara tahun-tahun terus berjalan, kita mengambil lebih banyak beban. Tetapi puji Tuhan bahwa Dia adalah pemikul beban kita! Inilah kasih karunia. Kasih karunia adalah suatu kekuatan yang di dalam, yang dapat mengatasi segala sesuatu yang tidak dapat diatasi orang lain. Hidup di dalam kasih karunia itu seperti bernafas. Anda tidak perlu berdoa, sebab Firman Tuhan mengatakan, “Kasih karunia-Ku cukup kau pakai” (2 Kor. 12:9). Selama Anda berada di dalam Tuhan dengan terus menikmati Dia, kemenangan Anda akan datang dengan sendirinya. Bila orang lain menjamah orang yang demikian, mereka pun akan menjamah Allah, karena ia dipenuhi oleh Allah.

30 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 3 Rabu

Pengampunan Dosa dan Pembenaran
Kisah Para Rasul 13:38
Jadi, ketahuilah, Saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Oleh hukum Musa kamu tidak dapat dibenarkan.

Ayat Bacaan: 1 Yoh. 1:9; Luk. 15:18-22; Maz. 51: 6-12

Menerima pengampunan dosa di aspek negatifnya (Kis. 13: 38) adalah untuk pembebasan kita dari penghakiman. Sedangkan pembenaran pada aspek positifnya adalah untuk pendamaian kita dengan Allah, agar kita dapat diperkenan Allah. Melalui Dia yang adalah Putra sulung Allah, Juruselamat, pengampunan dosa-dosa diberitakan kepada kita. Dan melalui Dia ini kita pun dapat dibenarkan. Kristus bukan hanya Juruselamat kita; Diri-Nya sendiri adalah pengampunan dan pembenaran kita. Pengampunan dan pembenaran itu sebenarnya adalah Kristus sendiri sebagai belas kasihan Allah bagi kita.
Begitu orang berdosa percaya bahwa darah Tuhan Yesus yang di salib adalah untuk pengampunan dosa-dosanya, saat itu juga dia mendapatkan pengampunan. Apabila seorang yang sudah percaya kembali melakukan perbuatan dosa, asal dia mau dengan tulus hati kembali bertobat dan mengakuinya di hadapan Allah, dia juga pasti mendapatkan pengampunan dosa (I Yoh. 1:9). Harga darah yang Tuhan Yesus alirkan sangatlah besar, dapat mengampuni segala dosa manusia, mencuci bersih segala ketidakbenaran manusia. Ada sebuah syair dari satu kidung mengatakan “Tebusan sempurna, darah-Nya bayar, bagi kita semua janji-Nya andal. Orang paling jahat asal percaya, T’rima ampunan-Nya sekarang juga”.
Asalkan seseorang mau berpaling, bertobat, dan mengakui pelanggaran dan dosa-dosanya, maka tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni. Sekarang, apakah Anda masih takut dosa Anda tidak bisa mendapatkan pengampunan? Allah mau mengampuni Anda, Allah senang mengampuni Anda, Allah bahkan telah mengeluarkan harga yang sangat besar untuk mengampuni Anda. Kita perlu secara tuntas mengaku dosa kepada Tuhan. Ketika kita beserta dengan Tuhan, boleh jadi kita akan berkata kepada Tuhan sambil mencucurkan air mata, “Ya Tuhan, aku bertobat. Aku demikian dosa, jahat, dan najis.” Tuhan kita sanggup mengampuni segala dosa setiap orang yang mau bertobat dan mengakui dosa-dosanya, bahkan selamanya mengampuni dosa-dosanya karena Tuhan itu setia dan adil.

29 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - MInggu 3 Selasa

Janji-Janji Kudus yang Dapat Dipercayai
Kisah Para Rasul 13:34
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati...seperti yang telah difirmankan-Nya, Aku akan memberikan kepadamu janji-janji kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud

Ayat Bacaan: Kis. 13:33-34; Maz. 89:2, 19; Yes. 55:3

Pemikiran Paulus dalam 13:33-34 itu sangat dalam. Kristus yang bangkit sebagai Putra sulung Allah adalah yang kudus yang dapat dipercayai. Kata Yunani untuk “yang kudus” adalah hosios. Ini bukan kata yang biasa digunakan untuk kata ‘kudus’ (hagios). Hosios adalah satu kata Yunani yang akar katanya sama dengan kata chesed (belas kasihan) dalam bahasa Ibrani. Alkitab versi King James menerjemahkannya mercies (belas kasihan). Di sini Paulus menunjukkan bahwa Kristus yang bangkit bukan hanya Juruselamat kita, juga bukan hanya Putra sulung Allah; Dia yang bangkit ini pun adalah yang kudus yang dapat dipercayai sebagai satu belas kasihan yang diberikan Allah kepada kita.
Dalam Perjanjian Lama, yang kudus yang dapat dipercayai dipandang sebagai belas kasihan. Yesaya 55:3 membicarakan tentang “belas kasihan yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud” (Tl.). Dua Tawarikh 6:42 “belas kasihan-Mu kepada Daud, Hamba-Mu itu” (Tl.), dan Mazmur 89:2 mengatakan, “Aku hendak menyanyikan belas kasihan TUHAN selama-lamanya” (Tl.). Tahukah Anda apakah belas kasihan itu? Belas kasihan menyiratkan kasih dan kasih karunia (anugerah), tetapi belas kasihan ini mencapai lebih jauh daripada kasih. Di mana kasih dan kasih karunia tidak dapat mencapainya, belas kasihan dapat mencapainya. Semua yang kudus yang dapat dipercayai adalah Kristus sebagai belas kasihan bagi kita.
Hayat, terang, keadilan, kekudusan, pembenaran, dan pengudusan adalah belas kasihan. Kasih seorang suami kepada istrinya adalah Kristus sebagai belas kasihannya. Jika seorang saudari, di dalam Kristus taat kepada suaminya, itu juga merupakan suatu belas kasihan. Ketaatannya adalah Kristus itu sendiri sebagai belas kasihan baginya. Di Filipina, ada seorang saudari tua, yaitu nyonya rumah yang menampung saudara Witness Lee, berkata kepadanya, “Aku kira Anda akan kehabisan dan tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan. Tetapi sekarang ministri Anda bahkan lebih segar dan lebih kaya. Dari manakah Anda mendapatkan semua hal yang dibicarakan ini?” Dia bersaksi bahwa pembicaraan firman itu adalah Kristus sebagai suatu belas kasihan baginya.

28 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 3 Senin

Putra Sulung Allah
Kisah Para Rasul 13:33
Telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang tertulis dalam mazmur kedua: Engkaulah Anak-Ku! Aku telah menjadi Bapa-Mu pada hari ini.

Ayat Bacaan: Rm. 8:29; Yoh. 1:18, 3:16; Ibr. 2:10, 17-18; 1 Kor. 15:45b

Dalam ayat di atas, Paulus dapat melihat perihal kebangkitan Tuhan. Paulus menerapkan perkataan “hari ini” kepada hari kebangkitan Tuhan. Ini berarti kebangkitan Kristus adalah kelahiran-Nya sebagai Putra sulung Allah (Rm. 8:29). Pada saat kebangkitan dirampungkan, Putra sulung Allah dan semua putra Allah dilahirkan. Dia yang sedemikian menjadi Roh pemberi hayat (1 Kor. 15:45b) dan melahirkan banyak Putra Allah dalam kebangkitan. Menurut Perjanjian Baru, Tuhan Yesus adalah Putra Allah dalam dua aspek. Pertama, Dia adalah Putra tunggal Allah; kedua, Dia sekarang adalah Putra sulung Allah. Kata “tunggal” menunjukkan bahwa Allah hanya memiliki satu Putra. Yohanes 1:18 dan 3:16 membicarakan tentang Putra tunggal Allah. Secara kekal, Kristus adalah Putra tunggal Allah. Ini adalah status kekal-Nya. Tetapi melalui kebangkitan, Dia, sebagai seorang manusia, dilahirkan untuk menjadi Putra sulung Allah. Kata “sulung” menunjukkan bahwa Allah sekarang memiliki banyak putra (Ibr. 2:10). Kita yang percaya kepada Kristus adalah anak-anak Allah dan saudara-saudara Tuhan, saudara-saudara dari Putra sulung Allah (Rm. 8:29).
Kristus dapat menolong kita (Ibr. 2:18), bahkan dapat menolong dengan sepenuhnya. Sebagai Putra sulung Allah, Dia disamakan dengan saudara-saudara-Nya, dalam darah dan daging, agar Dia dapat menjadi Imam Besar kita yang menaruh belas kasihan, yang setia, dan yang memiliki sifat insani (Ibr 2:17). Janganlah mendengarkan keadaan sekitar Anda, kelemahan Anda, situasi Anda, suami Anda atau istri Anda. Manusia lama Anda sering mengatakan, “Semuanya buruk!”. Kalau mengatakan demikian, pasti akan memburuk. Sebaliknya katakanlah, “Segala sesuatu baik!” Kalau Anda mau berkata demikian, Tuhan akan menggenapkan perkataan Anda dan situasi, suami, istri Anda akan dibuat-Nya sungguh-sungguh baik. Dia dapat menolong kita dalam setiap masalah. Sebagai Putra sulung Allah, Ia dapat menolong kita dalam situasi yang mana pun, terutama menyelamatkan kita dari ekspresi manusia lama kepada ekspresi putra Allah, manusia Allah. Puji Tuhan! Hari ini kita sedang dalam proses diserupakan dengan gambar Putra sulung Allah.

27 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 3 Minggu

Memberitakan Kristus dari Kitab Suci
Kisah Para Rasul 13:23
Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.

Ayat Bacaan: Mat. 1:1, Why. 22:21, Yoh. 5:39-40, Kol. 2:17

Dalam Kisah Para Rasul 13 Paulus mengikuti jejak Tuhan Yesus, yang pergi ke rumah ibadat (Mat. 4:23; Luk.4:16), bukan karena ia adalah seorang Yahudi atau ingin memelihara Sabat, tetapi untuk mengambil kesempatan untuk membicarakan firman Allah. Kitab Suci diajarkan di setiap rumah ibadat, dan di sana ada sejumlah orang, baik Yahudi maupun Kafir, yang mencari Allah. Karena itu, ini adalah hikmat Paulus untuk pergi ke rumah ibadat dan memberitakan Kristus. Seluruh Alkitab adalah buku tentang Kristus. Ketika kita datang untuk membaca Alkitab, kita harus mencari Kristus, karena Dia adalah pusat dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, Kristus digambarkan dalam banyak contoh dan lambang. Dalam Perjanjian Baru, Kristus adalah realitas dari segala lambang yang positif dalam Perjanjian Lama. Dialah pohon hayat yang sejati (Kej. 2:9); Anak Domba yang dikorbankan untuk menjadi pengganti kita (Kej. 3:21); Paskah kita dan anak Domba Paskah kita (Kel. 12:11). Tuhan Yesus memberitahu orang-orang Farisi ketika mereka meneliti Kitab Suci mereka perlu datang kepada-Nya (Yoh. 5:39-40).
Paulus mengatakan bahwa Injil yang ia beritakan berasal dari wahyu Allah, sebab Allah berkenan mewahyukan Putra-Nya di dalamnya (Gal. 1:16). Melalui wahyu itulah Paulus memperoleh pengenalan realitas rohani terhadap Kristus, dan karena itu pula ia dapat memberitakan Kristus kepada orang bukan Yahudi. Paulus bukan memberitakan Kristus yang obyektif yang tidak dapat diraba, melainkan Kristus yang benar-benar pernah ia alami. Bagi Paulus, Kristus sama riilnya dengan dirinya sendiri. Kristus di dalam dia, dan dia di dalam Kristus. Kristus berada di dalam pikiran, perkataan, dan perilakunya. Kristus menjadi Tuan di dalamnya, sedang dia menjadi penampilan di luar. Semua ini dikarenakan Kristus telah menduduki dirinya (Flp. 3:12). Apa yang diberitakan oleh Paulus, berdasar pada apa yang ada pada dirinya. Seberapa banyak pengenalannya terhadap Kristus, sebanyak itu pula yang dapat diberitakannya kepada orang lain. Jadi kita perlu terlebih dulu membiarkan Allah menggarapkan Kristus ke dalam kita, kemudian kita memberitakan Kristus yang kita kenal melalui wahyu itu kepada orang lain.

26 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 2 Sabtu

Percaya dan Takjub akan Ajaran Tuhan
Kisah Para Rasul 13:12
Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan

Ayat Bacaan: Kis. 2:4; 4:8, 31; 9:17; 13:8-12; 2 Ptr. 2:2, 15, 21; Flp. 3:14

Dalam Kisah Para Rasul 13:8 ada seorang tukang sihir bernama Elimas yang berusaha membelokkan iman dari gubernur Roma di Pafos. Bahasa asli dari kata “iman” dalam Kisah Para Rasul 13:8 adalah “kepercayaan”. Kepercayaan ini adalah kepercayaan yang obyektif, mengacu kepada isi Injil yang dipercayai oleh kaum beriman dalam Kristus. Sedangkan “jalan yang lurus” mengacu kepada jalan yang benar dan jalan kebenaran (2 Ptr. 2:2, 15, 21). Puji Tuhan, di Kisah Para Rasul 13:11-12 kita dapat melihat usaha Elimas gagal, ia dihukum dan dipermalukan. Ia menjadi buta dan harus mencari orang untuk menuntun dia. Melalui peristiwa ini Tuhan memperlihatkan jalan-Nya yang lurus kepada gubernur Roma itu, dan gubernur Roma itu percaya dan diselamatkan. Hasilnya, satu kesaksian dibangkitkan di tempat itu.
Manusia sering kali menempuh jalannya menurut kehendaknya sendiri, tidak percaya kepada Tuhan. Jika kita percaya pada-Nya, Dia Sang Sumber Hayat, pada akhirnya akan memimpin kita kepada hayat yang kekal. Jika kita berjalan menurut kehendak kita sendiri, berdasarkan pengetahuan baik dan jahat, pada akhirnya kita akan dipimpin kepada kebinasaan. Apakah kita sedang berjalan di jalan berkat atau tidak tergantung pada apakah kita percaya pada-Nya, memilih jalan Tuhan di dalam penghidupan, pergerakan dan pelayanan kita. Misalnya, dalam mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup, pindah rumah atau mencari lokasi pembelian sebuah rumah apakah yang kita pilih, apakah kita percaya pada-Nya? Semoga kita memilih sesuatu yang Allah anggap sebagai yang terbaik. Pengharapan terdalam Tuhan adalah kita semua memilih Tuhan Yesus dan mengikuti jalan-Nya sehingga kita dapat menjadi penerima yang sejati dari berkat hayat kekal. Begitu kita memilih Dia, mengikuti jalan-Nya, kita perlu berlari kepada tujuan, berlari dalam perlombaan yang ada di depan kita sehingga kita tidak berlari dan berjerih lelah dalam kesia-siaan. Di dalam hari-hari pengembaraan kita di dalam dunia ini, kita perlu percaya pada-Nya, setia sampai akhir sehingga pada hari itu kita dapat memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Flp. 3:14).

25 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 2 Jumat

Memberitakan Firman Allah
Kisah Para Rasul 13:5
Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka

Ayat Bacaan: Kis. 13:5; Mat. 4:23; Luk. 4:16

Barnabas dan Saulus pergi ke dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi untuk memberitakan firman Allah, sama seperti yang Tuhan lakukan dalam ministri-Nya di bumi (Mat. 4:23; Luk. 4:16). Dari Kisah Para Rasul 13:4-6 kita nampak, rasul adalah seorang yang bergerak, bukan seorang yang bercokol/terpaku di satu tempat. Setelah rasul meninggalkan Antiokhia menuju Siprus dan sebelum tiba di Antiokhia Pisidia, mereka sudah memberitakan Injil di tempat-tempat yang disinggahi (ayat 13-14). Di manapun mereka berada, mereka selalu memberitakan Injil, membicarakan Firman Allah.
Firman Allah yang rasul bicarakan berkekuatan, seperti api, bisa membakar, bisa melelehkan; seperti palu, bisa menghancurkan, bisa menaklukkan; seperti pedang yang tajam, bisa menusuk, bisa memisahkan; pula seperti hujan dan salju, bisa mengairi, bisa mendiris, ke mana pun perginya, ia tidak akan kembali dengan sia-sia, ia pasti menggenapi tujuan Allah. Sebab itu, memberitakan Injil hendaknya membicarakan firman Allah. Beritanya harus firman Allah, dalam pemberitaan juga harus mengutip firman Allah dalam Alkitab. Ini sangat berkhasiat.
Paget Wilkes (seorang hamba Tuhan yang bekerja di Jepang, dan dipakai secara besar-besaran oleh Tuhan) pada suatu malam mengadakan pengabaran Injil terbuka di sebuah kota besar di negeri itu. Sewaktu berkhotbah, dia menyerukan firman yang tercantum dalam 1 Korintus 1:18, katanya, “Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa!” Saat itu, tepat ada seorang Jepang yang akan pergi ke suatu tempat maksiat untuk melakukan perbuatan buruk. Dia sedang melewati jalan itu, mendengar perkataan ini, hatinya tergerak, lalu ia menghentikan langkahnya dan terus mendengarkan khotbah itu. Akhirnya dia beroleh selamat. Contoh seperti ini sangat banyak. Itulah sebabnya, dalam memberitakan Injil, hendaknya belajar memakai firman dalam Alkitab. Karenanya, pada hari-hari biasa haruslah kita hafal betul firman Alkitab. Sampai saat hendak menggunakan, kita bisa menggunakannya dengan leluasa. Mari kita mengikuti teladan ini, terus bergerak, memberitakan Injil memakai Firman dalam Alkitab.

24 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 2 Kamis

Penumpangan Tangan
Kisah Para Rasul 13:3
Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi

Ayat Bacaan: Kis. 8:14-17, 13:1-4; Ibr. 6:1, 2; 19:5, 6; Mzm. 133:1-3; Im. 1:4; 3:2, 8, 13; 4:4, 15-33

Di dalam Alkitab makna penumpangan tangan yang pertama adalah kesatuan. Pada zaman Perjanjian Lama, orang yang datang ke hadapan Allah untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa harus menumpangkan tangannya di atas kepala kurban, menyatakan kesatuannya dengan kurban itu (Im. 1:3-4; 4:18). Kalau dia tidak bersatu dengan kurban, maka kurban itu tidak bisa menggantikan dia untuk mendapatkan penebusan. Sedangkan makna yang kedua adalah persekutuan bagi penyaluran berkat. Tentunya ada penumpangan tangan pasti ada persekutuan. Tangan Anda di-tumpangkan ke atas kepala saya, lalu Anda dan saya mempunyai persekutuan. Begitu Anda ada persekutuan dengan saya, maka Anda dapat membagikan hal-hal yang Anda miliki kepada saya, seperti contoh yang terdapat dalam 2 Timotius 1:6 dan 1 Timotius 4:14.
Karena penumpangan tangan adalah bersatu dengan orang, bersekutu dengan orang, kalau seseorang masih ada dosa, masih najis, ketika Anda menumpangkan tangan ke atasnya, Anda akan mempunyai bagian dalam dosa dan kenajisannya. Sebab itu, ketika akan menumpangkan tangan ke atas orang, harus berhati-hati, jangan terburu-buru, supaya jangan ada bagian dalam dosa orang lain (1 Tim. 5:22). Kita juga harus menjaga kemurnian diri sendiri, harus meneliti apakah orang yang akan menerima penumpangan tangan itu sudah meninggalkan dosa, apakah sudah membereskan dengan tuntas segala dosanya di hadapan Allah maupun di hadapan manusia; kalau tidak demikian, tidak boleh menumpangkan tangan ke atas orang itu. Untuk itu kita tidak boleh melakukan penumpangkan tangan dengan sembarangan.
Jika kita sungguh-sungguh nampak wahyu tentang Tubuh, kita harus melaksanakan penumpangan tangan. Ini adalah kesaksian kita mengenai realitas Tubuh dan komitmen kita terhadap kehidupan Tubuh. Dengan demikian kita mendeklarasikan bahwa segala sesuatu adalah untuk Tubuh dan tidak ada satu pun untuk individu. Jika Tuhan mau memakai kita, kita memuji Tuhan; jika Dia memilih untuk memakai yang lain, kita tetap memuji Dia. Tidak ada tempat untuk iri hati dalam Tubuh Kristus.

23 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 2 Rabu

Perkataan dan Pengutusan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 13:2b, 4
Berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku.”... Oleh karena disuruh Roh Kudus, ...
Mat 28:19
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Ayat Bacaan: Kis. 13:1-3; 2 Kor. 3:17; Mat. 28:19-20

Sewaktu mereka melayani Tuhan dengan cara berpuasa dan berdoa, Tuhan sebagai Roh itu datang dan berbicara kepada mereka, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Ini menunjukkan bahwa di sini Roh Kudus adalah Tuhan. Namun, banyak orang Kristen mengira bahwa Roh itu terpisah dari Tuhan. Ada beberapa yang bahkan mengatakan bahwa Roh itu adalah agen atau wakil Tuhan. Dalam ayat di atas terdapat kata Tuhan, Roh Kudus, dan “Aku”. Siapakah “Aku” ini? Aku ini adalah Tuhan dan Roh Kudus. Karena itu, kita tidak boleh menganggap bahwa Roh Kudus itu terpisah dari Tuhan. Ini berhubungan dengan perkataan Paulus, “Sebab Tuhan adalah Roh” (2 Kor. 3:17). Ketika kita melayani, kita melayani Tuhan. Tetapi ketika Tuhan berespon kepada kita, Dia berespon sebagai Roh Kudus. Karena Dia adalah Tuhan, maka Dia dapat berkata sebagai Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku.” Dalam Kisah Para Rasul 13 ketika yang memimpin gereja di Antiokia sedang berdoa, Roh mengutus dan menyuruh Barnabas dan Saulus untuk menjadi rasul untuk membangkitkan gereja. Sisa dari orang yang memimpin berdoa bagi mereka dan mengutus mereka keluar. Anda dapat melihat bahwa doa menyebabkan Roh mengutus kita keluar untuk melakukan pekerjaan.
Roh Kudus yang adalah Tuhan sebagai Kepala Tubuh, menyuruh kelima orang itu memisahkan Barnabas dan Saulus bagi perluasan Injil Kerajaan-Nya ke dunia orang bukan Yahudi. Pekerjaan ini hanya dimulai oleh lima anggota Tubuh Kristus yang mencari Tuhan dengan setia. Melalui ibadah dan puasa, mereka memberikan kesempatan kepada Kepala Tubuh, yang adalah Roh itu, untuk memisahkan mereka guna melaksanakan amanat-Nya yang besar, yaitu meluaskan kerajaan-Nya untuk mendirikan gereja-Nya di dunia orang bukan Yahudi melalui pemberitaan Injil-Nya. Hari ini kita harus menjadi orang yang senantiasa melayani dan beribadah kepada Tuhan, berdoa dan berpuasa supaya melalui kita, Tuhan sebagai Roh itu dapat memakai kita untuk pergi memberitakan Injil dan menyelamatkan orang dosa (Mat. 28:19-20). Ketika kita datang kepada Tuhan, maka kita dapat pergi kepada orang-orang dosa.

22 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 2 Selasa

Berpuasa dan Berdoa
Kisah Para Rasul 13:2a-3
Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa... Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu

Ayat Bacaan: Kis. 13:1-3; Mat. 17:21, Luk. 2:37; Kis. 14:23

Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan kepada kita, bahwa para rasul sering berdoa dan berpuasa. Kisah Para Rasul 13 dengan jelas mencantumkan bahwa dalam gereja di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, mereka di sana berpuasa dan berdoa. Catatan tentang doa dalam pasal 13 ini boleh dikatakan mencapai puncaknya.
Hari ini mungkin kita bertanya apakah sebenarnya hubungan antara puasa dengan doa. Pertama, berpuasa adalah pernyataan yang muncul dengan sendirinya dari seseorang yang menerima satu tanggung jawab yang besar di hadapan Allah. Kedua, berpuasa adalah pernyataan mutlak bahwa seseorang berdiri di pihak Allah. Berdoa adalah pernyataan manusia di alam semesta yang menyatakan bahwa dirinya berdiri di pihak Allah untuk menentang Iblis. Jika seseorang atas sesuatu hal ingin menyatakan mutlak berdiri di pihak Allah dan menentang Iblis, dia akan menyatakannya melalui berpuasa. Ketiga, makna hakiki berpuasa adalah melepaskan hak yang sah. Dalam hidup manusia, tidak ada perkara kedua yang lebih sah daripada makan. Manusia berpuasa, ini menyatakan, bahwa demi menanggung satu perkara yang besar, manusia melepaskan hak yang sangat sah. Semua doa puasa dalam Alkitab selalu dikarenakan manusia di bumi ini menjamah maksud hati Allah, dan ingin agar Allah menggenapkannya; atau menjumpai musuh Allah, dan ingin agar dia disingkirkan.
Segera setelah diselamatkan pada tahun 1922, Saudara Watchman Nee mulai bekerja bagi Tuhan. Sebagai seorang palajar di SMU, dia mulai memberitakan injil kepada teman-teman sekelasnya. Dia berpuasa dan berdoa setiap hari Sabtu untuk persiapan memberitakan injil kepada teman-teman sekelasnya pada hari berikutnya. Sekolahnya memiliki kurang lebih seratus lima puluh murid. Kira-kira dalam setahun, hampir semua murid di sekolah itu diselamatkan. Melalui pemberitaannya ada satu kebangunan yang sejati di sekolah itu. Pada saat itu di sekolah, orang akan melihat murid-murid duduk dan membaca Alkitab di bawah pohon-pohon dan yang lain mempelajari Alkitab dan berdoa bersama-sama di lapangan rumput.

21 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 2 Senin

Beribadah kepada Tuhan
Kisah Para Rasul 13:2a
Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan...
Yehezkiel 44:16
Merekalah yang akan masuk ke dalam tempat kudus-Ku dan yang akan mendekati meja-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian dan mereka akan melayani Aku (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis. 13:1-2; Mat. 7:21-23

Kata “beribadah” dalam Kisah Para Rasul 13:1-2 mengandung makna melayani Tuhan secara langsung melalui doa-doa mereka. Pada saat itu para rasul tidak sedang berunding dengan manusia, bukan pula berorganisasi; melainkan, mereka sedang melayani Tuhan dan berpuasa. Sewaktu mereka melayani Tuhan dengan cara ini, baru Tuhan dapat mewahyukan kehendak-Nya.
Para rasul sering mendekati Tuhan, melayani Tuhan, sehingga Tuhan mempunyai kesempatan berbicara dengan mereka. Tujuan kelima orang itu ialah melayani Tuhan, karena itu, Roh Kudus baru dapat mengutus mereka untuk melakukan pekerjaan Allah. Ingatlah, setiap orang yang melakukan pekerjaan Allah belum tentu melayani Allah, seperti yang terdapat dalam Matius 7:21-23. Kelima saudara itu datang ke hadapan Allah bukan ingin bekerja bagi Allah, melainkan mereka sedang melayani Allah. Inilah pekerjaan Perjanjian Baru, juga satu-satunya prinsip pekerjaan melayani Tuhan. Pekerjaan Roh Kudus hanya bisa diwahyukan ketika kita melayani Tuhan. Saat melayani Tuhan, barulah Roh Kudus mengutus mereka pergi. Permulaan pekerjaan gereja di Antiokhia terjadi pada waktu mereka sedang melayani Tuhan.
Dalam melayani Tuhan, tidak hanya perlu mendekati Tuhan, sering berada di hadirat Tuhan, juga perlu berpuasa dan berdoa, mencari Tuhan. Berpuasa menyatakan kita dengan rela melepaskan kenikmatan yang sah, mengekang diri demi mencari kehendak Tuhan, dan merampungkan kehendak Tuhan. Dalam pelayanan kita terhadap Tuhan, tidak boleh kekurangan berpuasa dan berdoa.
D.L. Moody, seorang penginjil besar, pernah memberitakan injil kepada lebih dari seratus juta orang tanpa bantuan dari radio dan televisi seperti hari ini. Ia menekankan dengan kuat betapa perlunya berdoa. Ia berkata, “Saya lebih baik dapat berdoa dari pada menjadi seorang pengkhotbah besar. Yesus Kristus tidak pernah mengajar murid-murid-Nya bagaimana memberitakan tetapi hanya mengajarkan bagaimana berdoa.” Dikatakan bahwa ia secara pribadi berbicara dan berdoa untuk tujuh ratus lima puluh ribu orang.

20 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 2 Minggu

Dalam Gereja Ada Nabi dan Pengajar
Kisah Para Rasul 13:1
Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus

Ayat Bacaan: Kis. 13:1-12, 4:36, 22:3; 1 Kor. 12:11, 18; Ef. 2:14-16, 4:7; Kol. 3:11; Luk. 9:7-9

Dalam gereja di Antiokhia terdapat nabi dan pengajar yang terdiri atas orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Ini menunjukkan: 1) gereja terdiri atas berbagai bangsa dan tingkatan orang, tidak peduli apa latar belakang mereka (Kol. 3:11, Ef. 2:14-16), 2) karunia dan fungsi rohani yang diberikan kepada setiap anggota Tubuh Kristus bukan didasarkan pada status alamiah mereka (1 Kor. 12:11, 18, Ef. 4:7).
Menurut catatan dalam Kisah Para Rasul 13:1, nabi-nabi dan pengajar-pengajar di gereja di Antiokhia berasal dari sejumlah sumber yang berbeda. Barnabas adalah seorang Lewi, kelahiran Siprus (Kis. 4:36). Niger (Simeon), yang namanya berarti hitam seharusnya mengacu kepada seorang Negro, mungkin berasal dari Afrika. Lukius berasal dari Kirene di Afrika Utara. Menahem adalah saudara angkat Herodes yang membunuh Yohanes Pembaptis (Luk. 9:7-9) dan Saulus, seorang Yahudi yang lahir di Tarsus dan pernah di-ajar oleh Gamaliel menurut hukum Taurat Musa (Kis. 22:3). Haleluya! Kelima saudara ini adalah para nabi yang dipakai Allah untuk berbicara bagi Allah, dan mengajar kaum beriman sebermula.
Para nabi adalah mereka yang berbicara bagi Allah dan mengutarakan de-ngan wahyu Allah. sedangkan para pengajar adalah mereka yang mengajarkan kebenaran menurut pengajaran para rasul (Kis 2:42). Setelah diselamatkan mereka memiliki pertumbuhan dalam hayat sehingga mereka memiliki karunia dan fungsi yang sangat berguna bagi pembangunan gereja. Karunia dan fungsi ini menurut 1 Korintus 14:1 adalah karunia bertutur sabda yaitu berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan untuk menyuplaikan Kristus kepada orang lain. Paulus memerintahkan kita untuk berusaha memperoleh karunia ini.
Bertutur-sabda terdiri atas tiga hal: Pertama, ada pengetahuan Alkitab; kedua, dalam Tuhan memiliki pengalaman hayat; ketiga, mendekati Tuhan, bersekutu dan bersatu dengan Tuhan. Setiap pagi menikmati Tuhan, menda-patkan inspirasi dari firman-Nya. Sampai hari Minggu, mengumpulkan inspirasi yang diperoleh selama tujuh hari, menjadi satu bahan untuk bertutur sabda; lalu ketika bersidang, boleh bertutur-sabda menurut bahan itu.

19 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 1 Sabtu

Firman Allah Bertumbuh dan Berlipat Ganda
Kisah Para Rasul 12:24
Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis. 4:31; 6:7; 12:24

Dalam Kisah Para Rasul, kita diberitahu bahwa sebanyak tiga kali mengenai firman yang bertumbuh dan firman yang bertambah ba-nyak (Kis. 6:7; 12:24; 19:20). Kisah Para Rasul 12:24 mengatakan, “Sementara itu, firman Allah makin tersebar dan makin banyak didengar orang (berlipat ganda).” Pertumbuhan dan pelipatgandaan firman dalam 12:24 adalah akibat atau hasil dari ministri Petrus. Karena itu, ayat ini menunjukkan bahwa ini adalah satu akhir yang mulia dan menang dari ministri Petrus. Sebenarnya, pelipatgandaan murid-murid tergantung dari pertumbuhan firman. Namun, banyak orang yang membaca Kisah Para Rasul sebagian besar memusatkan perhatian mereka kepada Roh. Tidak diragukan lagi, Roh itu ditekankan di dalam Kisah Para Rasul. Tetapi mereka yang telah menerima Roh itu tidak pergi keluar dan mengajarkan Roh itu. Mereka mengajarkan Firman Allah.
Seorang saudara berkata, “Kita mempunyai roh dalam batin kita, kita juga mempunyai firman yang diberikan oleh Alkitab, maka kita boleh menggunakan mulut dan roh kita untuk menyampaikan firman Alkitab itu.” Namun, kesulitannya ialah kita enggan membuka mulut untuk mengutarakan firman. Ini adalah perkara yang patut disayangkan. Karena itu, kita sering memadamkan gerakan Roh Kudus. Ibarat Anda ingin menyalakan api di sebuah tungku; di bagian atas tungku itu tidak ada rongga udara, di bagian bawah pun tidak ada lubang angin, walau Anda beri api, tidak akan menyala. Karena itu, Anda harus membuka atasnya dan bawahnya, agar udara masuk, begitu disulut, api segera menyala. Seprinsip dengan itu, bila Anda membuka mulut, Roh Kudus akan menyala-nyala di batin Anda. Bila Anda membungkam mulut Anda, Roh tidak akan bergerak; itulah yang disebut memadamkan Roh Kudus. Kita semua wajib membuka mulut mengutarakan firman Allah. Begitu kita membicarakan firman Allah, orang akan beroleh suplai. Demikian pula di dalam sidang, kita wajib membuka mulut menyuplai orang serta wajib menerima suplai dari orang lain. Ketika orang lain bersekutu, dan berdoa, Anda wajib mengaminkannya, maka sidang kita akan hidup. Ketika kita setiap hari menikmati dan menyampaikan firman Allah, maka firman Allah akan bertumbuh dan berlipat ganda.

18 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 1 Jumat

Penyelamatan Petrus oleh Tuhan
Kisah Para Rasul 12:11
Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi”

Ayat Bacaan: Kis. 12:1-4, 11-12, 7-10, 21-23

Sewaktu Petrus masih dalam penjara kita melihat bahwa di rumah Maria ada banyak orang berkumpul dan berdoa (Kis. 12:12). Ini menunjukkan bahwa penyelamatan Tuhan terhadap Petrus adalah melalui doa yang dipersembahkan di rumah seorang saudari. Dalam Kisah Para Rasul 12, Tuhan benar-benar Tuhan; Dia adalah Penguasa atas raja-raja. Raja Herodes sombong, tetapi Yesus Sang Penguasa berada di atas-Nya. Tuhan Yesus melaksanakan jabatan-Nya sebagai Tuhan untuk mengutus malaikat menanggulangi Herodes, orang yang dihasut, dirampas, dan diperalat Iblis. Di sini kita dengan jelas melihat bahwa Tuhan berperang dan Ia menang! (Kis. 12:1-3, 7-10, 21-23).
Efesus 1:20-22a mengatakan, “Dan mendudukkan Dia (Kristus) di sebelah kanan-Nya di surga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus.” Puji Tuhan! ini adalah satu fakta! Kristus kini berada di surga, jauh lebih tinggi daripada segalanya; demikian pula gereja hari ini jauh lebih tinggi daripada segalanya. Sama seperti semua musuh rohani dikalahkan oleh kenaikan Tuhan, demikian pula musuh-musuh rohani ini juga dikalahkan oleh gereja yang bersatu dengan kenaikan Kristus. Karena itu, musuh rohani berada di bawah kaki gereja.
Namun, hari ini kesulitannya adalah ketika kita mengadakan sidang pemberitaan firman, yang datang banyak; tetapi sidang berdoa, yang datang hanya sepertiga. Sepertinya ada orang berkata, “Kalau sidang pemberitaan firman aku datang, tetapi kalau hanya berdoa, lebih baik aku istirahat di rumah.” Ada beberapa tempat, di antara lima orang yang berada di depan, hanya dua orang yang datang ke sidang doa, yang lainnya tidak datang. Kalau sidang doa hanya dihadiri beberapa orang, maka gereja itu pasti paling lemah. Namun keadaan yang normal ialah yang hadir dalam sidang doa lebih banyak daripada sidang yang lainnya. Kalau sidang doa dihadiri semua orang beriman, gereja itu pasti gereja yang paling menang. Itulah gereja yang hidup!

17 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 1 Kamis

Gereja Berdoa dengan Tekun kepada Allah
Kisah Para Rasul 12:5
Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah

Ayat Bacaan: Kis. 12:5b-19; Ef. 6:18; Kol. 4:2; 1 Tes. 5:16-17; Yes. 62:6-7; Ibr. 7:25

Dalam Kisah Para Rasul 12:5b-19 kita melihat bahwa Petrus di-selamatkan oleh Tuhan dengan ajaib. “Setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi. Setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa” (ay. 11-12). Dari ayat ini kita mengetahui bahwa ketika Petrus berada di dalam penjara, “jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah” (ay. 5). Ini sungguh suatu teladan yang sangat baik yang telah diperlihatkan oleh kaum beriman sebermula.
Banyak tempat di dalam Alkitab yang berbicara mengenai tekun berdoa. “Bertekunlah dalam doa” (Rm. 12:12); “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya” (Ef. 6:18); “Bertekunlah dalam doa” (Kol. 4:2); “Tetaplah berdoa” (1 Tes. 5:16-17). Menjadi orang-orang yang membangun gereja, harus tak hentinya berseru. “Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi” (Yes. 62:6-7). Tuhan di surga senantiasa berdoa untuk kita (Ibr. 7:25). Samuel tidak henti-hentinya berdoa untuk umat Allah (1 Sam. 12:22). Menghadapi perkara besar, harus tidak henti-hentinya berdoa sampai Allah merampungkan hal itu. Madame Guyon berkata, meninggalkan berdoa sama dengan meninggalkan sumber air hidup. Allah meninggalkan kita, karena kita terlebih dulu meninggalkan Dia. Ketika Anda melihat keadaan rohani di tempat Anda gersang, janganlah tawar hati, melainkan berdoalah dengan tekun, bekerjalah dengan tekun, berserulah kepada Tuhan, sampai Allah memberi berkat, Roh Kudus bekerja hingga tanah kering memancarkan air, hayat berkembang biak, timbul suatu kebangunan rohani.

16 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 1 Rabu

Persekutuan di antara Gereja-gereja
Kisah Para Rasul 11:29
Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea.

Ayat Bacaan: Kis. 11:27-30; Rm. 15:25-27, 31b; 2 Kor. 8:1-6, 13-15; 9:1-2; 1 Kor. 15:45; Kel. 16:18

Dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 terdapat satu catatan mengenai pemberian sumbangan gereja di Antiokhia kepada gereja-gereja di Yudea. Di bawah ministri Paulus, gereja-gereja orang bukan Yahudi menyumbang untuk membantu gereja-gereja di Yudea (Rm. 15:25-27, 31b). Pemberian sumbangan ini menunjukkan adanya satu persekutuan kasih, satu komunikasi dalam kasih, di antara kaum saleh bukan Yahudi dengan kaum saleh Yahudi. Sumbangan di antara gereja-gereja adalah perkara kaum saleh memperhatikan satu sama lain melalui kasih karunia Allah yang diberikan kepada mereka (2 Kor. 8:1-6; 9:1-2).
Kasih karunia ini adalah Kristus yang bangkit menjadi Roh pemberi hayat (1 Kor. 15:45) untuk membawa Allah Tritunggal yang telah melalui proses dalam kebangkitan ke dalam kita untuk menjadi hayat dan suplai hayat kita. Melalui kasih karunia ini kaum beriman Makedonia menjadi bermurah hati dalam melayani untuk keperluan kaum saleh. Mengenai sumbangan di antara gereja-gereja melalui kasih karunia Allah, Paulus berkata bahwa dalam hal-hal materi di sini seharusnya memiliki keseimbangan di antara gereja-gereja (2 Kor. 8:13-15). Prinsip Allah adalah untuk memiliki keseimbangan. Prinsip yang sama diilustrasikan oleh menerima manna dalam Perjanjian Lama (Kel. 16:18). Jika seorang Israel mengumpulkan lebih, Allah secara berdaulat me-ngaturkan dia untuk tidak memiliki kelebihan. Jika seseorang mengumpulkan kurang, melalui kedaulatan Allah bahwa orang ini tidak memiliki kekurangan. Ini adalah prinsip keseimbangan, cara surgawi Allah menyeimbangkan suplai kekayaan materi di antara umat-Nya.
Mereka yang telah dapat kemurahan Allah dengan hal-hal materi seharusnya setia untuk memakainya untuk memperhatikan keperluan kaum saleh dan untuk para sekerja sepenuh waktu. Karena kaum saleh berbagi kelimpahannya dengan orang lain, akan ada keseimbangan, bukan saja di antara kaum saleh di lokalitas tertentu tetapi di antara semua gereja. Pemberian kita menghasilkan keseimbangan menunjukkan bahwa kita ada dalam persekutuan Tubuh, yaitu, dalam persekutuan di antara gereja-gereja.

15 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 1 Selasa

Murid-murid itu pertama kalinya disebut Kristen
Kisah Para Rasul 11:26
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Ayat Bacaan: Kis. 11:26; Mat. 5:14; Gal. 2:20; 1 Ptr. 4:16

Kata “Kristen” di sini dalam bahasa aslinya adalah Christianos, satu bentuk kata bahasa Latin. Kata yang terakhir -ianos, itu menunjukkan pengikut dari seseorang, yang diterapkan kepada budak-budak milik keluarga besar di Kekaisaran Romawi. Orang-orang yang menyembah penguasa, Kaisar disebut Kaisarianos, yang berarti pengikut-pengikut Kaisar, orang-orang milik Kaisar. Ketika orang percaya kepada Kristus dan menjadi pengikut-pengikut-Nya, ini membuat orang-orang di Kekaisaran itu menganggap Kristus sebagai satu saingan Kaisar. Di Antiokhia mereka mulai menyebut pengikut-pengikut Kristus itu Christianos (orang-orang Kristen), penganut-penganut Kristus, sebagai satu julukan, satu istilah penghinaan. Ini menunjukkan bahwa mereka memikul kesaksian yang begitu kuat bagi Tuhan, sehingga mereka berbeda dalam pandangan orang-orang yang tidak percaya.
Dalam Matius 5:14 Tuhan Yesus menyebut orang Kristen sebagai “terang dunia”. Terang itu menyingkapkan sesuatu. Orang Kristen adalah terang dunia, berarti keberadaan setiap orang Kristen seharusnya menyingkapkan orang-orang di sekitarnya. Misalnya, orang-orang di sekitar Anda adalah peminum dan penjudi dan dalam sehari-harinya tidak merasakan itu sebagai hal yang tidak wajar, tidak benar. Dengan hadirnya Anda yang bukan seorang peminum dan penjudi di sana, Anda akan menyingkapkan ketidakbenaran mereka. Orang-orang di sekitar Anda senang bertengkar; tetapi Anda selalu ramah dan tersenyum kepada mereka, tidak bertengkar dengan orang lain, sehingga mereka merasa bertengkar adalah salah. Anda berada di tengah-tengah mereka dan menyingkapkan ketidakbenaran mereka, inilah yang disebut terang.
Hari ini istilah orang Kristen seharusnya mengandung satu makna yang positif, yaitu, seorang yang milik Kristus dan bersatu dengan Kristus, memiliki hayat dan sifat-Nya dalam satu kesatuan yang organik dengan Dia; yang hidup oleh Dia dan memperhidupkan Dia dalam kehidupannya sehari-hari (Gal. 2:20). Kita tidak boleh malu, jika kita menderita sebagai orang Kristen. Sebaliknya, kita harus berani memperbesar Kristus dalam pengakuan kita dengan cara hidup kita yang kudus dan bajik untuk memuliakan Allah dalam nama ini.

14 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 1 Senin

Melihat Kasih Karunia Allah
Kisah Para Rasul 11:23
Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan.

Ayat Bacaan: Kis. 11:19-23

Ketika kaum beriman yang tersebar karena penganiayaan, memberitakan Injil kepada orang Yahudi dan juga kepada orang Yunani (Kis. 11:19), tangan Tuhan menyertai mereka. Maka sejumlah orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan (Kis. 11:21). Mendengar kabar tersebut, gereja di Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia. Ketika Barnabas tiba di Antiokhia, dia melihat kasih karunia Allah (Kis. 11:23). Kasih karunia ini pasti adalah Allah Tritunggal yang diterima dan dinikmati oleh kaum beriman di Antiokhia dan diekspresikan dalam keselamatan mereka, perubahan dalam hidup mereka, kehidupan mereka yang kudus, dan karunia-karunia yang me-reka gunakan dalam sidang-sidang. Semuanya itu dapat dilihat oleh orang lain. Pemandangan ini adalah pemandangan yang luar biasa. Seharusnya saudara-saudara yang tersebar ini berada dalam keadaan yang tertekan, namun ketika Barnabas melihat mereka, Barnabas tidak melihat mereka dalam keadaan sedih, muram dan tertekan. Sebaliknya mereka penuh dengan vitalitas dan kasih karunia. Inilah kehidupan orang Kristen yang sejati.
Setiap orang yang tidak mempunyai Allah di dalamnya, tentu tidak memiliki kasih karunia. Bila mereka menghadapi kesulitan, mereka akan dengan mudah mencucurkan air mata, mereka sangat mudah sedih dan tertekan. Namun bagi kita yang memiliki Allah di dalamnya mungkin secara luaran terlihat sedih, tetapi di dalam kita bersukacita karena Allah. Semua uang di dalam dunia ini tidak dapat membeli kekuatan yang kita miliki. Memiliki nasib baik bukanlah kasih karunia. Bila pada suatu hari usaha Anda mengalami kerugian, apakah Anda masih memuji Tuhan? Bila Anda mengalami kecelakaan mobil pada suatu hari, dapatkah Anda masih berterima kasih pada Tuhan? Kasih karunia adalah suatu kekuatan yang di dalam yang dapat mengatasi segala sesuatu yang tidak dapat diatasi orang lain. Kasih karunia Allah adalah Allah diberikan kepada kita. Ketika kita belajar hidup oleh Allah dan bersekutu dengan Allah, maka kita akan menerima kekuatan dari Allah untuk menolong orang lain. Dengan cara inilah Allah akan masuk ke dalam kita dan keluar melalui kita. Dan orang lain akan melihat kasih karunia Allah di atas diri kita.

13 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 1 Minggu

Dianiaya namun Memberitakan Injil
Kisah Para Rasul 11:19-20
Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan...Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.

Ayat Bacaan: Kis. 1:8; 8:4; 11:19-21; 2 Tim. 4:2

Sesudah Stefanus di hukum mati, di Yerusalem terjadi penganiayaan terhadap orang-orang beriman. Karena penganiayaan ini, mereka menyebar dari Yerusalem ke tempat lain dan melakukan perluasan Injil (Kis. 8:4; 11:19-20) untuk menggenapkan perkataan Tuhan dalam Kisah Para Rasul 1:8. Ini adalah keadaan yang luar biasa. Seharusnya mereka dalam keadaan yang sedih, penuh tekanan, dan ketakutan. Namun keadaan yang mereka alami itu tidaklah menghentikan mereka dalam memberitakan Injil. Mereka selalu memberitakan Injil baik atau tidak baik waktunya (2 Tim. 4:2a).
Jika kita merenungkan kembali apa yang mereka alami, maka kita akan menyadari bahwa kaum beriman yang tersebar ini sebenarnya bisa memilih kehidupan yang lebih baik. Mereka bisa saja hidup seperti orang-orang pada umumnya, mencari nafkah, menghidupi keluarganya, dan mulai membangun masa depannya. Namun mereka tidak memilih jalan yang demikian. Mereka lebih memilih kehidupan yang sulit bagi Tuhan. Sebab saat itu penganiayaan terus berlanjut. Jika mereka terus memberitakan Injil, maka mereka mungkin saja akan mengalami apa yang dialami oleh Stefanus. Akan tetapi karena kesetiaan mereka terhadap Injil, maka tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan (Kis. 11:21).
Saudara-saudari, maukah kita mengalami tangan Tuhan yang menyertai kita di dalam hidup kita? Jika kita mendambakan tangan penyertaan Tuhan, maka kita perlu setia dalam memberitakan Injil. Hari ini kita mungkin tidak akan mengalami penganiayaan seperti kaum beriman dalam Kisah Para Rasul. Karena itulah kita harus lebih setia. Janganlah membiarkan pekerjaan, keluarga, atau hobi kita membuat kita tidak memberitakan Injil. Kita harus menjadi orang-orang yang keluar memberitakan Injil. Jika kita tidak dapat pergi setiap hari, kita harus pergi paling sedikit sekali seminggu. Setiap orang dapat melakukan ini. Paling sedikit satu malam atau satu siang dalam setiap minggu, kita harus keluar. Kita harus terlebih dulu pergi ke “Yerusalem” kita, yang berarti kita harus pergi mengunjungi sanak keluarga kita. Kemudian kita harus pergi ke Yudea, ke Samaria, dan akhirnya ke ujung bumi (Kis. 1:8).

12 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Sabtu

Pertobatan Kepada Hayat
Kisah Para Rasul 11:18
Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan kepada hayat (TL.)

Ayat Bacaan: Kis. 11:18; Rm. 5:17b-18, 21b

Penebusan melalui darah mustika Kristus meletakkan fondasi dan membuka jalan untuk keselamatan Allah di dalam hayat (Kis. 11:18; Rm. 5:17b-18, 21b). Satu hari, empat ribu tahun setelah manusia diciptakan, Allah berinkarnasi menjadi seorang manusia, dan nama-Nya adalah Yesus. Pada saat itu Allah datang dan masuk ke dalam manusia untuk bersatu dengan manusia. Dia menjadi seorang manusia yang mempengaruhi kesatuan-Nya dengan ras manusia. Di alam semesta di antara ras manusia ada sejarah yang demikian. Dia telah disalibkan, tetapi tiga hari setelah Dia dikubur, Dia dibangkitkan. Ketika Dia dibangkitkan, kita juga dibangkitkan bersama Dia. Di dalam kebangkitan Dia membagikan hayat Allah kepada kita. Disalibkan bersama Dia adalah untuk penebusan, dan dibangkitkan bersama Dia adalah untuk keselamatan. Keselamatan Allah dilaksanakan melalui Dia membagikan diri-Nya kepada kita untuk ada di dalam kita melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Tuhan ada di dalam kita, yaitu di dalam roh kita. Dia ingin bukan saja dilahirkan di dalam kita tetapi juga hidup dan bergerak bersama kita hari demi hari. Ketika kita berbicara, Dia berbagian. Kapan kala kita bekerja, Dia bersama kita. Hal ini tidak diketahui oleh orang yang tidak percaya. Orang yang tidak percaya berpikir bahwa untuk percaya kepada Yesus adalah percaya di dalam satu agama dan merubah tingkah laku orang secara luaran. Namun, Alkitab mengajar kita bahwa Allah adalah hayat, dan selain dari Dia tidak ada hayat. Hanya hayat-Nya adalah hayat kekal. Allah ini yang adalah hayat ingin masuk ke dalam manusia untuk menjadi hayat manusia. Dia menciptakan manusia agar manusia dapat menjadi bejana untuk diisi-Nya. Karena itu, hari ini setiap orang yang tanpa Allah atau tanpa Kristus adalah seorang manusia yang kosong; dia tidak memiliki realitas. Realitas manusia adalah Kristus, yang adalah Allah. Diri Allah sendiri berinkarnasi untuk menjadi seorang manusia. Di dalam manusia ini, Dia membawa ras manusia ke salib untuk mati di sana bersama Dia. Kemudian Dia membawa ras manusia bersama Dia dibangkitkan, dan di dalam kebangkitan ini Dia melahirkan mereka kembali.

11 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Jumat

Kamu akan Dibaptis dengan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 11:15-16
Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.

Ayat Bacaan: Kis. 11:15-16

Pada hari Pentakosta, orang-orang Yahudi yang dibaptis dalam Roh kudus, mewakili semua orang Yahudi yang percaya Tuhan. Di pandangan Allah, semua orang Yahudi baik yang dulu maupun yang sekarang, semua pada hari Pentakosta itu telah satu kali dibaptis dalam Roh Kudus. Tetapi ingatlah, pada hari Pentakosta itu, Tuhan hanya menggenapkan baptisan Roh di atas diri kaum beriman Yahudi, hanya menggenapkan bagian pertama dari baptisan Roh.
Bagian kedua baptisan Roh terjadi di rumah Kornelius pada sekelompok orang bukan Yahudi yang percaya Tuhan (Ini dipandang dari sudut kedudukan. Sesungguhnya, sebelum mereka percaya, sudah ada orang bukan Yahudi yang percaya Tuhan, seperti sida-sida Etiopia). Kornelius adalah perwira pasukan Italia, sekeluarganya orang bukan Yahudi. Sebagaimana Petrus pada hari Pentakosta sekali untuk selamanya membuka pintu percaya Tuhan bagi orang Yahudi, begitu juga ia di rumah Kornelius membuka pintu percaya bagi orang kafir sekali untuk selamanya. Untuk menegaskan perkara ini, ketika Petrus sedang menyampaikan firman di rumah Kornelius, Tuhan menurunkan Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti yang turun ke atas diri kaum beriman Yahudi. Petrus berkata, ketika ia melihat hal itu, teringatlah ia akan janji Tuhan tentang baptisan Roh Kudus.
Sebab itu, menurut prinsip perwakilan, sebagaimana Tuhan pada hari Pentakosta sekaligus membaptis semua orang Yahudi baik yang dulu maupun yang sekarang ke dalam Roh Kudus, demikian juga di rumah Kornelius, sekaligus membaptis semua orang beriman bukan Yahudi yang dulu dan yang sekarang ke dalam Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus adalah satu fakta yang telah Tuhan genapkan di atas diri gereja. Karena kita adalah salah satu bagian dalam gereja, maka baptisan Roh adalah bagian kita yang seharusnya kita nikmati dan kita alami. Dengan demikian, kita percaya fakta yang telah Tuhan genapkan dan firman yang Tuhan ucapkan tentang fakta ini; memakai iman yang demikian dan bersandarkan firman Tuhan menerima fakta yang Tuhan rampungkan.

10 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Kamis

Kamu dan Seisi Rumahmu akan Diselamatkan
Kisah Para Rasul 11:14
Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu.

Ayat Bacaan: Kis. 11:14; Luk. 19:9; Kis. 16:30-34

Dalam Alkitab kita nampak bahwa Allah memberi banyak janji kepada manusia dalam perlakuan dan pergaulan-Nya dengan manusia. Kalau kita mengetahui janji-janji-Nya itu, kita akan terhindar dari kerugian dalam banyak hal. Janji keselamatan yang Allah berikan kepada kita adalah satuan keluarga, bukan perorangan. Ketika Alkitab membicarakan hidup yang kekal, satuannya adalah perorangan bukan keluarga. Tetapi, keselamatan dikaruniakan kepada keluarga demi keluarga. Dalam Lukas 19:9, Tuhan Yesus berkata kepada Zakheus, pemungut cukai yang besar dosanya, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini.” Inilah satu bukti yang kuat, bahwa satuan keselamatan yang Tuhan berikan adalah satu rumah. Tuhan tidak mengatakan keselamatan terjadi pada orang ini (Zakheus), tetapi keselamatan terjadi kepada rumah ini (seisi rumah). Jelas sekali, Tuhan menghendaki Zakheus sekeluarga percaya kepada-Nya dan diselamatkan. Kepada Zakheus, kepada kita semua, perkataan Tuhan ini adalah pernyataan dan peringatan. Selain itu, di dalam Kisah Para Rasul 16:30-34 juga tercatat peristiwa keselamatan kepala penjara Filipi dan seisi rumahnya. Kepala penjara itu bertanya kepada rasul, apa yang harus ia perbuat, supaya ia selamat. Tetapi jawaban rasul bukan hanya ditujukan kepada ia seorang diri, melainkan ia dan seisi rumahnya akan selamat (ayat 31). Ini membuktikan, bahwa dalam hati rasul yang diutus Tuhan untuk memberitakan injil, keselamatan Tuhan meski ditujukan kepada satu orang, tetapi satuannya adalah seisi rumah.
Perkataan rasul ini juga merupakan suatu pernyataan yang mengingatkan, agar kepala penjara itu tidak saja memperhatikan keselamatan dirinya sendiri, juga memperhatikan keselamatan seisi rumahnya. Keselamatan keluarga adalah satu prinsip yang paling besar. Anda seorang beroleh selamat, keluarga Anda pun beroleh selamat. Dalam hal ini Anda sendiri harus berdiri teguh di hadapan Allah, kemudian Anda akan nampak keluarga Anda berubah di hadapan Allah. Marilah kita perhatikan masalah ini, karena hal inilah yang paling diberkati Tuhan. Dengan berbuat demikian, semoga lebih banyak orang yang akan kita bawa ke hadapan Tuhan.

09 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Rabu

Bergerak Bersama Saudara-saudara
Kisah Para Rasul 11:12
Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu

1 Korintus 12:14
Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

Ayat Bacaan: Kis. 11:4, 12, 15-17; 10:23

Menurut Kisah Para Rasul 10:23, ketika Petrus pergi ke rumah Kornelius di Kaisarea, “beberapa saudara dari Yope menyertai dia.” Dalam Kisah Para Rasul 11:12 Petrus menunjukkan bahwa ada enam saudara yang pergi bersama dia. Kita telah mencatat sebelumnya bahwa dalam perkara ini Petrus tidak bertindak secara individu, tetapi dengan beberapa saudara dalam prinsip Tubuh Kristus, supaya mereka dapat bersaksi bahwa Allah menyelamatkan bangsa lain melalui pemberitaan Injil dengan melanggar tradisi dan kebiasaan orang Yahudi. Tetapi, Petrus tidak begitu mengenal prinsip Tubuh. Di sini ia mungkin bertindak berdasarkan kehati-hatian dan keperluan untuk melindungi dirinya sendiri dari kritikan-kritikan orang-orang golongan yang bersunat.
Tidak ada catatan bahwa Tuhan menyuruh Petrus membawa keenam saudara ini bersamanya; juga tidak dikatakan bahwa Kornelius mengundang mereka datang bersama Petrus. Keenam orang ini tidak diutus oleh Tuhan atau diundang oleh Kornelius; sebaliknya, mereka dibawa oleh Petrus sebagai satu perlindungan baginya. Petrus bukan hanya membawa enam saudara ini bersamanya dari Yope ke Kaisarea; ia juga membawa mereka bersamanya ke Yerusalem. Petrus tahu bahwa ia akan menghadapi kesulitan di Yerusalem dan bahwa ia akan dikritik karena hal yang telah ia lakukan di Kaisarea. Ia sadar bahwa ia memerlukan saksi-saksi. Petrus adalah saksi Yesus Kristus, dan enam saudara yang ia bawa ke Yerusalem itu adalah saksi-saksinya.
Menurut ayat 4, Petrus mulai menjelaskan secara berurutan apa yang telah terjadi di rumah Kornelius. Petrus menyimpulkan penuturannya dengan perkataan-perkataan ini: “Ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti ke atas kita dahulu. Lalu teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi, jika Allah memberikan karunia yang sama kepada mereka seperti kepada kita pada waktu kita percaya kepada Yesus Kristus, bagaimana mungkin aku mencegah Dia?” (ay. 15-17). Penuturan Petrus ini sangat bagus, dan kita dapat belajar darinya.

08 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Selasa

Kesulitan dalam Mengalami Peralihan
Kisah Para Rasul 11:7-8
Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku.

Ayat Bacaan: Kis. 11:7-8; 1:8

Kita telah menunjukkan bahwa kitab Kisah Para Rasul adalah sebuah kitab yang bermakna zaman. Satu ayat yang berhubungan dengan unsur zaman dalam Kisah Para Rasul adalah 1:8, dimana Tuhan memberi tahu murid-murid, “Kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Dalam Kisah Para Rasul 1:8 Tuhan Yesus memberi tahu murid-murid-Nya bahwa Dia akan memakai mereka sebagai saksi-saksi-Nya, tidak hanya di antara orang Yahudi di Yerusalem dan di seluruh Yudea, tetapi juga di antara orang-orang Samaria, dan bahkan di antara semua bangsa bukan Yahudi, sampai ke ujung bumi. Meskipun murid-murid itu mendengar perkataan ini, namun mereka tidak sadar apa yang sedang Tuhan katakan itu.
Dalam perkataan yang sederhana ini Tuhan menunjukkan bahwa murid-murid perlu mendobrak zaman Perjanjian Lama. Dari pengalaman murid-murid ini kita melihat bahwa mendengar adalah satu hal, tetapi menyadari dan mengalami apa yang telah di dengar itu adalah hal lain lagi. Misalnya, Petrus mendengar firman Tuhan dalam 1:8, tetapi meskipun demikian, ia sulit menerima penggenapan Tuhan terhadap firman ini. Dalam kitab Kisah Para Rasul, kaum beriman sebermula, termasuk rasul-rasul, berada dalam masa transisi. Kita telah menunjukkan bahwa bahkan rasul-rasul pun tidak memiliki visi yang jelas mengenai Allah meninggalkan barang-barang milik Yudaisme. Karena itu, Petrus dan para rasul lainnya tidak melalui masa transisi ini dengan sukses. Sebenarnya mereka melakukan sebuah kegagalan yang besar. Hal ini menyebabkan satu percampuran gereja dengan Yudaisme, dan hal itu tidak dihakimi oleh gereja sebermula di Yerusalem. Hal itu membuat Allah perlu memakai Titus dengan pasukan Romawinya pada tahun 70 untuk menghancurkan Yerusalem, Bait, dan agama Yahudi. Melalui Titus, percampuran agama di Yerusalem juga diakhiri. Kiranya kita semua melihat dari catatan dalam kitab Kisah Para Rasul mengenai perlunya satu peralihan zaman. Kita perlu berdoa, “Tuhan, palingkan aku, dari Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian Baru.”

07 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Senin

Orang-orang dari Golongan Bersunat
Kisah Para Rasul 11:2
Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia

Galatia 6:15
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.

Ayat Bacaan: Kej. 17:9-14; Kis. 15:1; Gal. 2:3-4; 6:12-13; Flp. 3:2; Rm. 6:3-4; 8:13; Gal. 5:24

Sunat adalah ketetapan lahiriah yang diwarisi orang Yahudi dari nenek moyang mereka, Abraham (Kej. 17:9-14). Sunat membuat mereka berbeda dan terpisah dari orang-orang yang tidak percaya. Ini menjadi satu formalitas tradisional yang mati, sekadar tanda pada daging tanpa arti rohaniah apa pun, dan ini justru menjadi penghalang besar bagi perluasan Injil Allah menurut ekonomi Perjanjian Baru-Nya (Kis. 15:1; Gal. 2:3-4; 6:12-13; Flp. 3:2). Yudaisme didirikan di atas hukum Taurat pemberian Allah dengan tiga tiangnya: sunat, hari Sabat, dan peraturan tentang makanan yang kudus. Ketiga hal itu ditetapkan oleh Allah (Kej. 17:9-14; Kel. 20:8-11; Im. 11) sebagai bayangan dari apa yang harus datang (Kol. 2:16-17). Sunat adalah bayangan penyaliban Kristus atas penanggalan tubuh dosa, seperti yang dilambangkan dengan baptisan (Kol. 2:11-12).
Hari Sabat adalah lambang Kristus sebagai perhentian untuk umat-Nya (Mat. 11:28-30). Peraturan tentang makanan yang kudus melambangkan orang-orang yang tahir dan tidak tahir, yang boleh dikontak atau yang tidak boleh dikontak oleh orang-orang kudus Allah (Kis.10:11-16, 34-35). Begitu Kristus datang, semua bayangan itu harus berakhir. Karena itu, memelihara hari Sabat ditiadakan oleh Tuhan Yesus dalam ministri-Nya (Mat. 12:1-12); peraturan tentang makanan yang kudus dihapus oleh Roh dalam ministri Petrus (Kis.10:9-20), dan sunat tidak terhitung dalam wahyu yang diterima Paulus dalam ministrinya (Gal.5:6; 6:15). Lagi pula, hukum Taurat, dasar Yudaisme, telah diakhiri dan diganti oleh Kristus (Rm.10:4; Gal.2:16). Dalam Perjanjian Baru sunat berarti terus menerus menerapkan kematian Tuhan pada daging kita. Roma 6:3-4 mengatakan bahwa kita sudah dibaptis ke dalam kematian Kristus dan dikuburkan bersama Dia, tetapi Roma 8:13 dan Galatia 5:24 memberi tahu kita bahwa kita harus menerapkan sunat salib pada daging kita melalui Roh itu. Faktanya, daging kita telah siap disalibkan, tetapi secara praktis kita perlu menyalibkan daging setiap hari. Inilah realitas dan pelaksanaan tinggal dalam kematian dan penguburan Kristus, dan inilah makna penyunatan. Kita perlu hidup seturut makna dan realitas penyunatan Kristus.

06 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Minggu

Bangsa Lain Menerima Firman Allah
Kisah Para Rasul 11:1
Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah

Ayat Bacaan: Kis. 11:1; 1 Tes. 2:13; Ibr. 4:12; Mzm. 119:130

Dalam 1 Tesalonika 2:13 Paulus berkata, “Karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi—dan memang sungguh-sungguh demikian—sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.” Ayat ini menunjukkan bahwa firman yang diterima oleh kaum beriman disampaikan oleh para rasul, berasal dari Allah. Sumbernya, asal-usulnya, adalah Allah, bukan para rasul. Orang-orang Tesalonika menerima perkataan para rasul bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai firman Allah. Dalam ayat ini, Paulus mengatakan bahwa firman Allah beroperasi di dalam mereka yang percaya. Karena firman Allah itu hidup dan berkhasiat (Ibr. 4:12), maka firman itu bekerja (beroperasi) dalam kaum beriman. Begitu kita menerima dan memperoleh firman itu, firman itu akan beroperasi di dalam kita.
Mazmur 119:130, “Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.” Kata “tersingkap” di sini boleh diterjemahkan “masuk”. Begitu firman Allah masuk ke dalam kita, timbullah terang, sehingga di dalam kita jelas dan kita memiliki kepastian. Firman yang hidup baru berguna, dan bisa memisahkan roh dan jiwa kita. Boleh jadi kita membaca buku yang mengatakan, berbuat begini adalah rohani, berbuat begitu adalah jiwani, lalu kita melaksanakan berdasarkan anjuran buku itu, tetapi hasilnya tetap jiwani. Tetapi kalau firman Allah masuk ke dalam kita dan memberi terang, ia akan membedakan jiwa dan roh, sampai sendi-sendi dan sumsum pun akan terlihat semua. Kemudian tahulah kita di mana kesalahan kita, di mana kebenaran ktia, inilah pengenalan yang di dalam. Orang yang demikian tidak perlu bertanya-tanya lagi, karena di dalamnya ada terang dan di dalamnya dapat melihat. Firman Allah akan memberi terang di dalam kita se-hingga kita nampak jelas. Ini hidup dan berkhasiat. Ini bukan luaran, melainkan masalah di dalam. Bukan berdasarkan luaran membedakan roh dengan jiwa, melainkan di dalam nurani jelas. Maka kita baru dapat dengan riil mengenal Allah dan jelas mengetahui jalan mana yang harus kita tempuh.

05 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 3 Sabtu

Baptisan Air di Rumah Kornelius
Kisah Para Rasul 10:47-48
Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus

Ayat Bacaan: Kis. 10:44-48, 19:47-48; Rm. 6:3-5; Kol. 2:12; Gal. 3:27

Kornelius sekeluarga, meskipun telah dengan nyata menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-45), tetapi Petrus masih menyuruh mereka untuk dibaptis (Kis. 19:47-48). Bukankah ini membuktikan pentingnya baptisan? Tidak seperti pendapat beberapa orang pada hari ini yang mengatakan, “Asal mendapatkan baptisan Roh Kudus, sudah cukup; tidak perlu menerima baptisan air.” Petrus berkata bahwa orang yang sudah menerima baptisan Roh Kudus, masih perlu dibaptis dengan air. Bahkan menyuruh mereka dibaptis, karena mereka sudah menerima baptisan Roh Kudus. Dalam pandangannya, menerima baptisan air sama pentingnya dengan menerima baptisan Roh; menerima baptisan air sama pentingnya dengan menerima Roh Kudus.
Perkataan Petrus dalam Kisah Para Rasul 10:47-48 menunjukkan bahwa kita harus memperhatikan baptisan air, yang melambangkan kesatuan kaum beriman dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Rm. 6:3-5; Kol. 2:12), sama seperti memperhatikan baptisan Roh. Baptisan Roh menghasilkan realitas dari kesatuan kaum beriman dengan Kristus dalam hayat di aspek esensial, dan dalam kuasa di aspek ekonomikal; baptisan air adalah pemastian kaum beriman atas realitas dari Roh itu. Keduanya diperlukan, dan tidak bisa saling menggantikan.
Baptisan menyatukan kita dengan Dia dalam kematian-Nya dan dalam kebangkitan-Nya. Baptisan air tidak seharusnya menjadi pelaksanaan upacara keagamaan. Melainkan harusya menandakan bahwa kita sedang meletakkan mereka yang dibaptis dalam Allah Tritunggal, dalam Kristus, serta dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kornelius dan keluarganya dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Dibaptis dalam nama Yesus Kristus berarti dibaptis ke dalam ruang lingkup nama Yesus Kristus yang di dalamnya ada realitas baptisan itu. “Nama” dalam ayat 48 mengacu kepada persona. Dibaptis dalam nama Yesus Kristus berarti dibaptis ke dalam persona Kristus (Rm. 6:3; Gal. 3:27), yang juga berarti dibaptis ke dalam ruang lingkup persona-Nya. Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas fakta yang digenapkan-Nya melalui baptisan.

04 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 3 Jumat

Turunnya Roh Kudus
Kisah Para Rasul 10:44-45
...turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya...tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga

Ayat Bacaan: Kis. 10:44-48; Mat. 16:18, 28:19; Ef. 1:23, 19:6

Sewaktu Petrus sedang berbicara, Roh itu turun ke atas orang-orang yang ada di rumah Kornelius. Tidak diragukan lagi, Roh itu adalah Roh yang almuhit. Dalam kasus di rumah Kornelius, Roh Kudus di aspek esensial masuk ke dalam kaum beriman menjadi hayat dan di aspek ekonomikal turun ke atas mereka menjadi kekuatan. Kedua hal ini terjadi serentak saat mereka percaya kepada Tuhan.
Setelah Roh yang almuhit turun ke atas rumah Kornelius, ada beberapa hal yang terjadi. Pertama, karunia Roh Kudus (Kis. 10:45), di sini, karunia ini adalah Roh Kudus itu sendiri, bukan sesuatu dari Roh Kudus yang diberikan kepada kaum beriman sebagai karunia. Kedua, berkata-kata dalam bahasa lidah dan memuliakan Allah (Kis. 10:46). Berkata-kata dalam bahasa lidah bukan satu-satunya hasil dari menerima Roh Kudus di aspek ekonomikal, karena dalam kasus ini mengagungkan Allah, yaitu memuji Allah, juga merupakan salah satu hasilnya, seperti bertutur sabda dalam kasus kedua belas orang beriman di Efesus (19:6). Karena itu, berkata-kata dalam bahasa lidah bukan bukti satu-satunya dari menerima Roh Kudus di aspek ekonomikal; juga bukan bukti yang diharuskan. Menurut prinsip ekonomi Perjanjian Baru Allah, mereka semua telah menerima Roh Kudus menjadi hayat di aspek esensial dan menjadi kuasa di aspek ekonomikal dengan normal melalui mereka percaya ke dalam Kristus.
Pencurahan Roh itu adalah untuk melaksanakan ministri surgawi Tuhan di bumi guna membangun gereja-Nya (Mat. 16:18) sebagai Tubuh-Nya (Ef. 1:23) bagi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Keadaan pada hari ini sangat disayangkan karena sebagian besar orang puas hanya dengan memiliki hayat kekal dan tidak binasa. Mereka benar-benar tidak mempedulikan pekerjaan dan rencana Allah. Karena perkara ini, maka sedikit yang mendapatkan pemenuhan Roh Kudus yang di luar dan hal ini menyebabkan pengalaman ini menjadi misterius dan aneh. Kenyataannya, aspek yang di luar dari Roh Kudus tidak berarti lebih berharga atau lebih sulit untuk diperoleh daripada Roh Kudus yang di dalam, satu-satunya syarat adalah apakah kita mau dipakai oleh Allah atau tidak.

03 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 3 Kamis

Tuhan dari Semua Orang
Kisah Para Rasul 10:36
Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang

Ayat Bacaan: Kis. 10:1-48, 8:1-4, 11:19; 1 Tim. 2:3-4; Rm. 3:20; Gal. 2:16

Pemberitaan Petrus kepada Kornelius dalam Kisah Para Rasul 10:34-36 memberi tahu kita beberapa hal; pertama adalah bahwa Allah tidak membedakan orang, kedua adalah bahwa di setiap bangsa, orang-orang yang takut kepada Allah dan mengamalkan kebenaran, berkenan kepada-Nya tetapi bagaimanapun juga mereka tetap merupakan bagian dari umat manusia yang jatuh. Allah menerima mereka karena penebusan Kristus. Di luar Kristus, tidak ada satu pun manusia jatuh yang bisa dibenarkan berdasarkan perbuatannya (Rm. 3:20; Gal. 2:16), ketiga adalah mengumumkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dari semua orang. “Semua orang” mengacu kepada manusia (1 Tim. 2:4), tidak hanya orang Yahudi tetapi juga orang bukan Yahudi. Perkataan Petrus di sini menunjukkan bahwa ia sekarang menyadari bahwa Allah telah membuat Kristus menjadi Tuhan bagi orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Dia tidak membedakan orang.
Orang Yahudi adalah keturunan Abraham, kaum pilihan Allah dan satu-satunya kerajaan yang didirikan Allah di bumi ini adalah umat istimewa. Tetapi, mereka tidak karenanya merendahkan diri dan memuji Allah, malah sebaliknya mengira boleh bersikap bangga dan sombong di antara manusia. Ketika kita membaca Kisah Para Rasul, kita akan nampak bahwa pada hari Pentakosta, Injil terlebih dulu diberitakan di antara orang-orang Yahudi, kemudian tersebar ke Samaria, di situ pun hanya orang-orang Yahudi yang diselamatkan (Kis. 8:1-4, 11:19). Untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, Tuhan harus memulai dari Kaisarea oleh Petrus dengan membuatnya harus melihat visi sampai tiga kali dan mendengar Tuhan bersabda tiga kali (Kis. 10:13, 15-16). Jika tidak, Petrus tidak berani pergi ke tengah-tengah orang bukan Yahudi. Di sini kita melihat bagaimana sulitnya bagi orang Yahudi untuk memberitakan injil kepada orang bukan Yahudi. Ingatlah bahwa kesatuan kita adalah berdasarkan hayat, bukan berdasarkan suatu bangsa atau negara. Semoga Allah merahmati kita, agar kita semua nampak, bahwa batas-batas kebangsaan itu sudah terhapus, perbedaan itu telah lenyap dan semuanya telah menjadi saudara saudari di dalam Tuhan.

02 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 3 Rabu

Roh itu Berbicara Kepada Petrus
Kisah Para Rasul 10:19-20
...berkatalah Roh: “Ada tiga orang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.”

Ayat Bacaan: Kis. 10:17-33, 8:29, 11:12; Why. 2:7-29, 3:1, 7, 14, 1:43

Melalui Kisah Para Rasul 10:19-20 kita dapat melihat bahwa pe-ngutusan tiga orang oleh Kornelius (Ay. 7-8) sebelum ia bertobat adalah pergerakan dan tindakan Roh itu melalui dia. Dalam 8:29 Roh itu berbicara kepada Filipus, dan di sini dalam 10:19, Roh itu berbicara kepada Petrus. Baik dalam perkara pejabat istana Etiopia maupun perkara Kornelius dan rumah tangganya, pertama-tama seorang malaikat berbicara dan kemudian Roh itu berbicara. Dalam kasus yang strategis ini, Petrus tidak bertindak sendirian, tetapi berdasarkan prinsip Tubuh Kristus, bergerak bersama beberapa saudara supaya mereka dapat bersaksi bagaimana Allah memperlakukan orang bukan Yahudi, yaitu melalui Petrus memecahkan tradisi dan kebiasaan Yahudi memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi (Kis. 10:23; 11:12). Wahyu 2:7a mengatakan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Dalam ketujuh surat yang tercatat pada Wahyu 2 dan 3, setiap surat diawali oleh pembicaraan Tuhan (Why. 2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14), tetapi pada akhir setiap surat, Roh itulah yang berbicara kepada gereja-gereja (Why. 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22). Ini membuktikan bahwa Kristus adalah Roh yang berbicara. Roh itu sangatlah penting, Roh ini telah diperkuat tujuh kali (Why. 1:4). Sungguh bodoh mengatakan bahwa hari ini Kristus bukanlah Roh yang berbicara, dan kita tidak bisa memisahkan Roh yang berbicara dari Kristus. Jika yang berbicara hanya Kristus dan bukan Roh itu, Dia tidak mungkin menyampaikan kata-kata ke dalam roh kita, dan perkataan-Nya pun tidak subyektif dan menyentuh hati. Tetapi, pengalaman kita menunjukkan, ketika kita membuka roh kita kepada-Nya saat membaca Alkitab, Roh itu segera mengatakan sesuatu yang berasal dari Kristus ke dalam kita. Karena yang berbicara bukan Kristus yang obyektif, melainkan Roh yang subyektif; Dia berkata bukan hanya dalam huruf-huruf hitam atas putih dalam Alkitab, tetapi juga di dalam roh kita. Begitu kita mendengar perkataan-Nya, sesuatu yang tidak tersingkirkan tergarap ke dalam kita. Hari ini Kristus kita adalah Roh yang berbicara. Haleluya, kita perlu gembira akan kenyataan ini, perlu dengan berani mendeklarasikannya.

01 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 3 Selasa

Penglihatan Petrus tentang Kain Lebar
Kisah Para Rasul 10:11-12
...langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung

Ayat Bacaan: Ibr. 8:1; Kis. 7:56, 1:8; Luk. 13:29; Mrk. 16:20; Luk. 19:12; Dan. 7:13-14; Why. 6:1-8

Langit yang terbuka dalam Kisah Para Rasul 10:11 menunjukkan bahwa pergerakan Injil Tuhan di bumi berada di bawah pengendalian takhta administrasi-Nya di surga (lihat Ibr. 8:1; Kis. 7:56). Semua rasul dan penginjil dari zaman dahulu sampai sekarang masih melaksanakan amanat surgawi di bumi, menyebarkan Injil Kerajaan Allah. Sedangkan kain lebar yang turun dari langit dalam ayat 11 melambangkan penyebaran Injil ke empat penjuru bumi untuk mengumpulkan berbagai macam orang yang najis (berdosa) (Luk.13:29). Dan binatang berkaki empat, binatang melata, dan burung-burung yang disebutkan dalam ayat 12 melambangkan berbagai macam manusia.
Markus 16:20 memberi tahu kita, bahwa murid-murid Tuhan pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Pemberitaan Injil Allah kepada semua ciptaan oleh Kristus yang bangkit dan terangkat, melalui kaum beriman-Nya dilakukan secara berkesinambungan, dimulai dari Yerusalem, sampai mencapai ujung bumi (Kis. 1:8). Hal ini akan berlanjut sampai Tuhan Yesus datang untuk mendirikan Kerajaan Allah di atas muka bumi (Luk. 19:12; Dan. 7:13-14). Untuk memberitakan Injil kepada semua ciptaan, kita perlu lupa akan diri kita dalam Tuhan. Jika kita tidak pernah berapi-api dalam memberitakan Injil kepada segala jenis orang, ini berarti bahwa kita tidak pernah tinggal dalam Tuhan Yesus. Oh, marilah kita memberitahukan kepada setiap orang tentang Tuhan Yesus yang begitu ajaib! Marilah kita memberi tahu semua orang tentang kematian Tuhan yang almuhit dan kebangkitan-Nya yang begitu menakjubkan! Marilah kita tidak berdiam diri; marilah kita memberitakan Injil, menyajikan kebenaran, dan meministrikan hayat.
Segala hal—situasi dunia, hubungan internasional, ekonomi, industri, pendidikan, dan bahkan perang—adalah bagi penyebaran injil. Menurut Wahyu 6, yang pertama dari keempat kuda adalah kuda putih, lambang dalam pemberitaan Injil. Ini berarti bahwa kuda putih mengambil pimpinan, dan kuda yang lainnya mengikuti. Pemberitaan Injil harus mengambil pimpinan. Marilah kita pergi untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk!