Hitstat

31 October 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 1 Senin

Sebuah Takhta Terdiri Di Sorga
Wahyu 4:1
“Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.”

Wahyu 4:1 menunjukkan bahwa rencana Allah tersembunyi di sorga. Ketika Allah menemukan seseorang di bumi yang sesuai dengan maksud hati-Nya, sorga terbuka terhadap orang itu.
Sorga pernah terbuka kepada Yakub (Kej. 28:12-17), Yehezkiel (Yeh. 1:1), Yesus (Mat. 3:16), Stefanus (Kis. 7:56), dan Petrus (Kis. 10:11).
Dalam Wahyu pasal 4:1 dan pasal 19:11, sorga juga terbuka kepada Yohanes, penulis kitab ini. Dalam kekekalan, sorga pun akan terbuka untuk semua orang beriman di dalam Tuhan (Yoh. 1:51).
Ayat 2 mengatakan, “Segera aku dikuasai oleh Roh (di dalam roh, TL.) dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.” Takhta inilah fokus dari Kitab Wahyu, juga adalah pusat dari segala sesuatu, pusat administrasi Allah.
Hari ini, manusia mungkin melakukan apa saja yang disukainya, tetapi takhta Allah yang di sorga tetap berkuasa atas seluruh manusia dan atas segala sesuatu. Tidak mungkin sesuatu terjadi di luar pengaturan takhta Allah. Nampaknya, takhta ini tidak terlihat oleh manusia, tetapi sesungguhnya takhta ini mengatur setiap orang dan segala sesuatu (bd. Rm. 8:28; Kis. 17:26).
Saudara saudari, mari kita belajar hidup di dalam roh setiap hari (bd. Gal. 5:16) sehingga hidup kita bisa hidup di bawah pemerintahan takhta-Nya.

Nampaknya Bagaikan Permata Yaspis dan Permata Sardis

Kej. 9:8-17; Kel. 28:17, 20; Yoh. 17:2; Why. 4:2-3; 21:11, 18-19

Yohanes melihat “Dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis” (Why. 4:2b-3a).
Menurut Wahyu 21:11, yaspis adalah “… yang paling indah, … jernih seperti kristal.” Yaspis ialah corak penampilan Allah, juga adalah corak penampilan kota kudus, Yerusalem Baru (21:11), karena tembok dan dasar pertama kota tersebut juga terbuat dari yaspis (21:18-19). Warnanya yang hijau tua, melambangkan hayat yang limpah ruah. Allah yang duduk di atas takhta juga berpenampilan seperti permata sardis. Warnanya yang merah melambangkan penebusan.
Jadi dalam Wahyu pasal 4, Allah dilambangkan dengan dua macam warna — warna hayat dan warna penebusan. Ia adalah Allah pemberi-hayat, menyalurkan hayat yang kekal kepada kita (Yoh. 17:2), juga adalah Allah penebus. Dalam Perjanjian Lama, permata pertama yang ditatahkan di atas tutup dada imam besar adalah permata sardis (yaspis merah, LAI), yang terakhir adalah permata yaspis (nefrit, LAI - Kel. 28:17, 20). Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman rohani seseorang dimulai dari penebusan Allah dan berakhir dengan dipenuhi oleh kemuliaan hayat Allah.
“Dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya” (Why. 4:3b). Dalam kitab ini, Allah hendak menghakimi bumi dan semua penghuninya, tetapi ada pelangi yang melingkungi takhta-Nya. Pelangi adalah tanda perjanjian Allah dengan manusia dan semua makhluk hidup, bahwa Dia tidak akan memakai air bah lagi untuk memusnahkan mereka (Kej. 9:8-17). Selain itu, pelangi yang mengelilingi takhta Allah coraknya seperti permata zamrud, yang berwarna hijau rumput, melambangkan hayat di bumi. Hal ini menyatakan ketika Allah melaksanakan penghakiman-Nya atas bumi, Dia akan mengingat perjanjian-Nya dan akan menyisakan sebagian hayat di bumi, seperti yang dinyatakan dalam Kejadian 9:11. Allah bukan hanya Allah yang membuat perjanjian (Kej. 9:12-16) tetapi juga Allah yang memelihara Perjanjian. Zamrud, sebagai batu berharga, bentuknya kukuh, padat. Benda pengingat Allah untuk memegang janji-Nya adalah yang kukuh. Haleluya! Ada pengingat yang kukuh di sekitar takhta itu.

Penerapan:
Apa saja yang diperbuat manusia di bumi, semuanya berada di bawah takhta Allah yang di sorga. Karena itu, marilah kita tunduk di bawah pemerintahan takhta Allah melalui menyerahkan segala masalah dan kekhawatiran kita kepada-Nya. Biarlah Dia berdaulat mengambil segala keputusan dalam hidup kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, wahyukanlah kepada kami bahwa takhta-Mu bukan hanya takhta anugerah, yang darinya kami menerima rahmat, dan menemukan anugerah (Ibr. 4:16); takhta-Mu juga adalah pusat administrasi Allah. Tuhan kami mempersembahkan hidup kami, keluarga kami, juga masa depan kami agar terus taat di bawah pengaturan takhta-Mu.

29 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 4 Sabtu

Sebagaimana Aku Telah Menang
Wahyu 3:21
“Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.”

Duduk bersama-sama dengan Tuhan di atas takhta-Nya adalah pahala yang diberikan kepada pemenang, agar dia dapat berbagian dalam kekuasaan Tuhan dan meraja bersama Tuhan pada Kerajaan Seribu Tahun yang akan datang, untuk mengatur seluruh bumi.
Karena kemuliaan di masa depan begitu hebat, posisinya begitu tinggi, maka persiapan hari ini tidak dapat kendor. Hanya mereka yang secara pasti menang hari ini, bersyarat untuk menjadi raja pada hari itu. Tidak ada kemungkinan untuk menipu. Situasi, ujian, dan godaan hari ini hanyalah latihan bagi raja di masa depan. Orang-orang yang kalah hari ini, tidak bersyarat untuk memerintah dengan para pemenang pada hari itu.
Sampai taraf apa kita harus menang? “Sebagaimana Aku pun telah menang.” Semua kemenangan seharusnya seperti kemenangan Tuhan Yesus. Bagaimana Tuhan menang? Apa yang Dia kalahkan? Orang Kristen hari ini berpusat pada menang atas dosa. Tentu saja, untuk menang atas dosa ialah perkara yang sangat penting.
Tetapi, apa yang dimaksud Tuhan Yesus di sini bukan sekedar menanggulangi dosa, sebab menurut pandangan Tuhan menang atas dosa ialah persyaratan umum untuk setiap kaum beriman. Di sini Tuhan berbicara mengenai kemenangan-Nya, yaitu kemenangan-Nya atas dunia dan Satan.

Siapa Bertelinga?
Why. 3:22

Perkataan “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” telah diulang sebanyak tujuh kali (Why. 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22). Jadi Roh Kudus telah sepenuhnya mengerjakan tanggung jawabnya untuk mengingatkan dan menyadarkan kaum saleh agar bertobat dari berbagai kondisi kejatuhan mereka.
Cukup menarik bahwa disini Roh Kudus berkata, “Siapa bertelinga”. Di muka bumi ini, tidak ada orang yang tidak bertelinga. Jadi seruan Roh Kudus ini haruslah bisa diterima dengan sungguh-sungguh oleh setiap anak-anak Allah. Kita sama sekali tidak memiliki alasan bahwa kita tidak bisa bertobat, karena kita terlalu lemah dan gagal. Seruan ini berlaku untuk semua. Tak peduli bagaimanapun keadaan kita, kalau hari ini kita membaca berita ini, berarti kita sedang mendengar seruan Roh Kudus.
Pada zaman akhir yang semakin gelap ini, seruan ini disuarakan makin keras kepada umat Allah. Betapa kita semua berharap bahwa seruan ini dapat diperhatikan baik-baik dan banyak orang Kristen yang bertobat. Semoga kita tidak lagi terikat oleh keadaan kita yang dingin, tetapi kita dapat segera bangkit bergairah mengikuti Tuhan.
Ada dua orang berjalan bersama di jalan, yang seorang berkata, “Tunggu sebentar, aku mendengar suara jangkrik.” Temannya lalu berkata, “Ah, Anda aneh, suara kendaraan lalu-lalang begini bising, orang berbicara saja tidak terdengar, apalagi bunyi jangkrik!” Namun orang itu kemudian menghampiri sebuah dinding dan menyuruh temannya itu mendengarkan. Dan sungguh benar, di sela-sela dinding itu memang ada jangkrik sedang mengerik. Temannya lalu bertanya, bagaimana ia bisa mendengarnya? Ia menjawab, “Orang yang di dalam bank, bisa mendengar suara uang; musikus bisa mendengar suara musik. Aku adalah entomologis (ahli serangga), maka telingaku bisa mendengar bunyi serangga.” Orang Kristen memiliki Roh Kudus di dalam kita, maka kita bisa mendengarkan seruan-Nya. Haleluya.
Kiranya Tuhan membuka telinga kita agar kita bisa mendengarkan firman Tuhan. Alangkah luar biasanya cara Tuhan menutup surat-Nya kepada ketujuh gereja. Ia selalu berseru agar kita mendengarkan hingga tidak menyesal.

Penerapan:
Kita tidak seharusnya untuk sejangka waktu dikalahkan oleh percakapan duniawi, godaan duniawi, atmosfer duniawi, atau perkara-perkara duniawi.

Pokok Doa:
Tuhan terima kasih, karena Engkau telah mengalahkan dunia. Engkau telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Mu atas mereka (Kol. 2:15). Oh Tuhan, terima kasih atas pekerjaan salib-Mu. Tuhan Yesus, karena Engkau telah menang, ajarlah kami terus tinggal di dalam kemenangan-Mu agar kelak kami juga layak meraja bersama-Mu.

28 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 4 Jumat

Aku Berdiri Di Muka Pintu Dan Mengetuk
Wahyu 3:20
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok.” Inilah yang Tuhan katakan kepada gereja di Laodikia. Ketika Tuhan berkata, “Lihat,” Dia mencoba menarik perhatian mereka. Dia memberi tahu mereka bahwa situasinya sekarang sedikit aneh. Mengapa? “Aku berdiri di muka pintu dan mengetok.” Mengapa Dia berdiri di luar? Karena tidak ada ruang bagi Dia di dalam. Mengapa Dia mengetuk? Sebab pintunya tertutup rapat. Dia tidak menutup Laodikia, Laodikialah yang menutup Dia di luar pintu.
Tidak peduli berapa banyak kaum beriman bertindak dan bekerja “bagi Tuhan”, jika mereka menyangkal nama Tuhan dan tidak memelihara firman-Nya, Kristus tidak akan memiliki ruang untuk berdiri di antara mereka.
Kita harus membedakan hadirat Tuhan secara individu dengan hadirat Tuhan secara korporat. Setiap orang berdosa yang diselamatkan memiliki hadirat Tuhan secara individu. Tetapi, ketika sekelompok orang yang diselamatkan berkumpul bersama, jika mereka tidak melakukan perkara-perkara menurut perintah Tuhan, hadirat Tuhan, meskipun terasa sebagai individu, tidak akan bersama dengan mereka secara korporat.
Berkenaan dengan hadirat Tuhan yang korporat, persyaratannya ialah berkumpul bersama dalam nama Tuhan (Mat. 18:20). Laodikia begitu penuh dengan opini diri, sehingga mereka tidak sepenuhnya dapat tunduk kepada Tuhan. Itulah sebabnya kita melihat Tuhan berada di luar pintu mereka.

Mendengar Suaraku Dan Membukakan Pintu
Why. 3:20

Dia di luar pintu mengetuk. Jika ada sebuah hati di balik pintu yang tidak dicemari oleh orang-orang di sekitarnya dan bersedia membuka pintu, maka ia akan diberkati. Jadi, ini adalah perkara individu.
Meskipun Dia diabaikan secara umum, dia mengetuk pada setiap pintu individu. Meskipun pintu gereja tidak dapat terbuka, pintu individu mungkin terbuka.
Kita tidak seharusnya berharap bahwa keseluruhan Laodikia akan dibangkitkan. Ini tidak mungkin. Tetapi, mungkin ada banyak individu yang bersedia berbalik kepada Tuhan.
Jika seseorang dengan tulus membuka pintu, dia akan diberkati. Tuhan berkata, “Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Tentu saja, ini mengacu kepada waktu kebangkitan orang benar. Mereka akan makan bersama dalam kerajaan. Pada waktu itu, mereka akan menikmati berkat dari Tuhan.
Tuhan akan makan dengan semua orang yang membukakan pintu baginya; mereka akan bersekutu dengan Tuhan, mengetahui perkara-perkara dari Tuhan, dan berada dalam kesatuan dengan Tuhan. “Aku … bersama-sama dengan dia ... ia bersama-sama dengan Aku” (Why. 3:20).
Dalam persekutuan ini, Tuhan menunjukkan simpati-Nya pada kaum beriman. Dia ingin memikul semua bebannya. Dia ingin memuji jerih lelahnya. Dia ingin berbagi dengannya dalam perjuangannya, dalam kesulitannya, dalam air matanya, dalam kekuatirannya, dan dalam sukacitanya. Dia menghargai dan turut merasakan apa yang dirasakan kaum beriman, Dia juga tahu semua keinginan hati mereka dan semua reaksi mereka terhadap perkara di sekitar mereka. Sudah cukup? Ada lebih banyak lagi!
Persekutuan, pertemuan,dan kepercayaan sedemikian hanya dapat dimiliki oleh sahabat, bukan hamba. “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh. 15:15).
Marilah kita membuka pintu terhadap ketukan Tuhan. Jangan menunda lagi! Nikmatilah karunia ajaib yang begitu menakjubkan.

Penerapan:
Pintu itu adalah pintu gereja, tetapi pintu itu dibuka oleh orang beriman individual. Bagi orang yang membuka pintu, Tuhan akan masuk ke dalamnya untuk berpesta bersamanya. Kita harus memiliki kepastian, bahwa setiap pagi, pintu kita terbuka lebar-lebar kepada Tuhan, sehingga Dia dapat masuk dan makan bersama kita, berpesta bersama kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah kami telinga yang peka, mendengar ketukan-Mu. Berilah kami juga hati yang rindu membukakan pintu bagi-Mu. Oh Tuhan, jangan biarkan kami acuh tak acuh terhadap-Mu.

27 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 4 Kamis

Barangsiapa Kukasihi
Wahyu 3:19
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu (membaralah) dan bertobatlah!”

Teguran dan hajaran dari orang-orang duniawi seringkali dimotivasi oleh kebencian. Tetapi, Tuhan kita melakukan dengan hati yang mengasihi. “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibr. 12:6).
Kasih Tuhan berbeda dari kasih manusia. Manusia cenderung menutupi, menghilangkan, dan menyangkal kesalahan orang yang dikasihinya. Tetapi, kasih Tuhan tidaklah buta. Jika umat-Nya tidak mendengarkan panggilan dan peringatan-Nya, Dia tidak akan membiarkan mereka melakukan dosa tanpa teguran atau pendisiplinan.
Laodikia ialah yang Tuhan kasihi. Bisakah sikap kita sama seperti Tuhan? Sangat menarik bahwa dalam ketujuh surat kepada gereja-gereja, Tuhan hanya dua kali mengatakan bahwa Ia mengasihi gereja, yaitu kepada Filadelfia dan Laodikia (Why. 3:9, 19).
Karena kasih, Kristus tidak mengabaikan Laodikia. Di mata Kristus, sikap dan tingkah laku Laodikia begitu duniawi sehingga membuat Dia akan memuntahkannya. Namun nasihat, dorongan, teguran, peringatan, dan bahkan kasih-Nya masih Dia curahkan untuk Laodikia. Meskipun mereka membuat Dia sedih, membuat Dia malu, dan membuat Dia akan memuntahkan mereka, tetapi Dia masih mengasihi mereka.
Sesungguhnya, kasih dapat melakukan pekerjaan di mana yang lain tidak dapat melakukannya. Hasil dari kasih adalah kekuatan, kemurnian, dan penyangkalan diri.

Membaralah Dan Bertobatlah
Why. 3:19

Sebab itu membaralah (mendidihlah – “be zealous”, lihat KJV) dan bertobat-lah!” (Why. 3:19). Dipenuhi pengetahuan dan tata cara yang mati, telah membuat gereja di Laodikia merosot dan menjadi suam-suam kuku. Agar dia dapat menikmati lagi realitas Kristus, dia perlu bertobat atas keadaannya yang suam-suam kuku dan harus bergairah, mendidih, berapi-api lagi. Tentu saja, ini bukan sesuatu yang dapat dilakukan manusia dengan tekad dan kemampuan alamiah.Tetapi jika mereka mau mengingat kembali kebenaran yang menggugah kasih mula-mula mereka, kegairahan mereka akan dibangkitkan lagi.
“Dan bertobatlah!” Mereka seharusnya melihat dan mengakui kekurangan yang Tuhan beritahukan kepada mereka dan mencari penyembuhan menurut instruksi Tuhan. Hati yang mengasihi dunia mencekik hati yang mengasihi Tuhan. Duri mencekik pertumbuhan dari benih yang baik. Orang-orang semacam ini seharusnya menyingkirkan segala sesuatu yang membekukan hati mereka. Mereka seharusnya membarakan kembali kegairahan mereka melalui mendekat kepada Allah, merenungkan, berdoa, dan membaca Alkitab. Mereka seharusnya membersihkan segala nafsu yang menyerang dan memberikan ruang bagi benih yang baik.
Tuhan menunjukkan kepada mereka perkara-perkara yang memalukan mereka. Dia tidak meminta mereka untuk melakukan sesuatu yang baru; Dia hanya meminta mereka untuk bertobat. Dia hanya meminta mereka untuk menyadari dan mengakui bahwa mereka telah gagal. Seperti kata Paulus, “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” (Kis. 22:10).
Saudara saudari, jangan menganggap berita ini untuk orang lain. Ada gereja di Laodikia dan ada pula Laodikia yang individu. Mungkin di dalam kita pun sudah ada unsur-unsur Laodikia! Mungkin kita tidak pernah mengakui otoritas Kristus, kita hanya menerima-Nya sebagai Juruselamat, namun tidak menerima Dia sebagai Tuhan. Kita sungguh-sungguh harus diajar!
Kita harus terbuka menerima hardikan Tuhan. Jika kita tidak mendengar hardikan Tuhan melalui kasih karunia Allah, setidaknya melalui surat ini kita dapat bertobat atas kondisi dan sikap Laodikia di dalam diri kita saat ini.

Penerapan:
Bila kita menjadi suam-suam kuku dan merasa ditegur oleh Tuhan, kita perlu menengadah kepada-Nya untuk mendapat belas kasihan-Nya, agar kita rela dan dengan rendah hati menerima teguran-Nya di dalam kasih. Hal ini akan mendatangkan pertolongan yang tepat bagi kita. Janganlah sombong dan janganlah mengeraskan hati.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kami sungguh mengagumi-Mu. Kami sangat berterima kasih kepada-Mu, karena Engkau selalu mengasihi kami. Engkau dalam kasih masih mau menegur dan menghajar kami. Oh Tuhan, jangan biarkan kami bebal, buatlah kami segera bertobat dan menempuh jalan yang Kau kehendaki.

26 October 2005

Wahyu Minggu 4 - Minggu 4 Rabu

Membeli Pakaian Putih
Wahyu 3:18
“Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan.”

Juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan. Ini adalah hal kedua yang harus dibeli oleh saudara saudari di Laodikia. Dalam perlambangan, pakaian melambangkan perbuatan. Pakaian putih di sini melambangkan perbuatan yang diperkenan oleh Tuhan. Hal ini mengacu kepada kebaikan dan kebenaran yang dipraktekkan oleh kaum saleh, seperti yang disebutkan dalam Wahyu 19:8, “Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus]”
Pakaian putih di sini sama artinya dengan pakaian putih yang ditampilkan dalam beberapa tempat dalam Kitab Wahyu. Maksud Allah ialah agar mereka tidak bernoda, seperti pakaian yang putih bersih. Allah menghendaki mereka senantiasa berjalan di hadapan-Nya. Telanjang di hadapan Allah adalah suatu hal yang tidak patut. Dalam Perjanjian Lama, orang tidak mungkin dapat menghadap Allah tanpa berpakaian; para imam yang datang kepada mezbah tidak boleh kelihatan tubuh bagian bawahnya.
Gereja di Laodikia ditegur Tuhan, karena tidak memiliki realitas rohani, yang ternyata dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang tidak bernoda. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memakai pakaian putih? Apakah Kristus sudah terlihat dalam realitas hidup kita sehari-hari baik di rumah maupun di luar rumah.

Membeli Minyak Untuk Melumas Matamu
Why. 3:18

Dalam Why. 3:18 ada hal ketiga yang harus dibeli dengan mengeluarkan harga, yaitu minyak (salep mata) yang diperlukan untuk melumas mata, agar dapat melihat. Ini mengacu kepada Roh pengurapan (1 Yoh. 2:27), yaitu Tuhan sendiri sebagai Roh Pemberi Hayat (1 Kor. 15:45), juga mengacu kepada wahyu Roh Kudus.
Mendengar ratusan kali bukan berarti telah melihat (Ayb. 42:5). Kita perlu wahyu Roh Kudus, baru bisa melihat. Seringkali kita paham tentang doktrin, namun kekurangan wahyu, karena kita hanya menerima ajaran/doktrin yang merupakan perpindahan pikiran dari seseorang kepada kita, namun mata rohani kita tetap tidak melihat. Doktrin yang demikian, tidaklah berguna. Kita harus menuntut wahyu dari Roh Kudus.
Mengapa seringkali kita tidak rela membayar harga untuk Kristus? Karena kita tidak nampak betapa mustikanya Kristus itu. Tetapi begitu mata kita dicelikkan, kita akan berkata, “Sudah selayaknya bagiku membayar harga bagi Kristus. Meskipun diriku dan masa depanku kuserahkan bagi Kristus, sesungguhnya masih tidak sebanding dengan aku memperoleh Kristus .”
Jika kita tidak merendahkan diri di hadapan Roh Kudus dan membiarkan Dia menyingkapkan diri kita dan menyingkapkan kemuliaan Allah, kita tidak akan mampu melihat. Hanya mereka yang mengakui bahwa mereka buta akan menerima kesembuhan dari Tuhan (Yoh. 9:41).
Kidung di bawah ini kiranya menjadi inspirasi kita.
1. Pernahkah rohmu berjumpa Dia, serta hatimu direbut-Nya?
Bila kau kenal Dia yang utama, kau pasti pilih berkat prima.
Koor: Antara insan, Kau yang utama! Buka mataku, rebut hatiku,
Hancurkan b’rhala, Tuhan ternobat, antara insan, Kau yang utama.
2. Semua mewah mulia dunia, justru berhala memabukkan;
Bersepuh emas, menarik nian, bersalut madu, memikat jua.
3. Apa yang membuat b’rhala dunia, kehilangan daya tariknya?
Bukan kecewa, bukan anjuran, melainkan kemustikaan-Nya.
4. Bukanlah dorongan manusia, mampu kesampingkan berhala;
Tetapi keindahan mulia-Nya, serta kelembutan hati-Nya.
5. Moga kasih-Mu menarikku, pula memenuhi hatiku;
Kami tertebus, jadi jodoh-Mu, berhala mana tandingan-Mu?

Penerapan:
Tuhan Yesus berkata,“Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya”
(Mat. 10:42). Inilah pakaian putih.

Pokok Doa:
Tuhan, aku ingin memiliki Engkau sebagai kehidupanku. Aku tidak ingin berkelakuan baik demi diriku sendiri, mengoreksi diriku sendiri, atau memperbaiki diriku sendiri. Tuhan, aku ingin Engkau tertampil dari diriku. Tuhan, jangan hanya menjadi hayatku yang di dalam saja, jadilah juga kehidupanku yang di luar.

25 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 4 Selasa

Membeli Emas Yang Telah Dimurnikan Dalam Api (1)
Wahyu 3:18
“Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya.”

Saudara saudari, tidaklah cukup hanya memiliki banyak emas. Kita mungkin memiliki seribu talenta emas, namun kaki dian tetap tidak terwujud, karena kita hanya memiliki substansinya, tanpa bentuk kaki dian.
Bagaimana kita bisa memiliki bentuk itu? Kaki dian dibuat dari emas yang ditempa. Seorang saudara mungkin mempunyai sepuluh gram emas, yang lain memiliki tujuh gram, dan lainnya lagi lima gram. Bagaimana semua emas itu bisa dibentuk menjadi kaki dian? Hanya melalui ditempa bersama-sama. Semua emas harus dilebur menjadi satu. Ini menunjukkan pembangunan.
Jika ingin kaki dian terwujud, kita harus ditempa bersama-sama dengan orang lain. Bila kita rohani hanya untuk diri sendiri, tetapi kita tidak bisa terbangun dengan saudara saudari yang lain, hal itu sama sekali tidak bermakna. Kerohanian seperti ini tidak ada nilainya di hadapan Tuhan, dan justru bisa menimbulkan masalah dalam gereja.
Pengalaman dan kenikmatan kita atas Allah harus ditempa bersama-sama dengan pengalaman dan kenikmatan orang lain. Emas kita harus dilebur jadi satu, ditempa, dan dibangun menjadi satu kesatuan, sebagai satu unit. Dengan demikian, kita tidak hanya memiliki emas, tetapi juga terbangun menjadi kaki dian emas. Itulah gereja yang sejati.
Jadi kita memiliki dua masalah. Pertama apakah kita memiliki cukup banyak kadar emas? Kedua, apakah emas kita telah dilebur dan ditempa dengan emas kaum saleh lain?

Membeli Emas Yang Telah Dimurnikan Dalam Api (2)

Why. 3:18

Alkitab mengumpamakan iman kita yang bekerja dan beroperasi (Gal. 5:6) sebagai emas (1 Ptr. 1:7), selain itu sifat ilahi Allah, yaitu sifat ilahi Kristus, juga dilambangkan dengan emas (Kel. 25:11). Kita berbagian dalam sifat ilahi Allah melalui iman (2 Ptr. 1:1, 4-5). Gereja di Laodikia mempunyai pengenalan teoritis terhadap Kristus, tetapi tidak mempunyai iman hidup yang cukup untuk berbagian dalam unsur ilahi Kristus. Mereka harus membayar harga untuk mendapatkan iman emas melalui pengujian api (1 Ptr. 1:7), supaya bisa berbagian dalam emas sejati, yaitu diri Kristus sendiri, sebagai unsur hayat Tubuh-Nya. Dengan demikian barulah mereka bisa menjadi kaki dian emas yang murni (Why. 1:20), untuk membangun Yerusalem Baru yang terbuat dari emas (Why. 21:18).
Iman yang dibicarakan di sini ialah iman yang olehnya kaum beriman menderita bagi Tuhan. Berdasarkan kondisi mereka, kaum beriman di Laodikia seharusnya tidak memiliki pengharapan untuk menikmati keterangkatan dan kerajaan. Tetapi, jika di antara mereka, ada yang mau bertobat dan mengabaikan segala sesuatu serta rela menderita bagi Tuhan, sehingga iman mereka menjadi kaya melalui ujian-ujian, maka Tuhan akan membuat mereka memperoleh kembali janji keterangkatan mereka yang hilang.
Saudara saudari, setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita adalah pengaturan kasih Tuhan. Bagi orang Kristen tidak ada nasib jelek. Seharusnya dari setiap peristiwa, kita bisa mengalami diri Tuhan sendiri. Bila kita mengalami penderitaan dalam hidup, tetapi tidak mengalami Kristus yang ada di balik peristiwa itu, itu berarti penderitaan konyol yang tak ada bedanya dengan yang dialami oleh orang kafir. Setiap peristiwa itu haruslah membuat kita memiliki lebih banyak emas yang dimurnikan dalam api.
Dalam Perjanjian Baru, iman kita, iman yang hidup, adalah satu persona, dan persona itu adalah Kristus. Itulah sebabnya kita harus menengadah kepada-Nya, berdoa kepada-Nya, bersekutu dengan-Nya, dan membaca firman-Nya. Semakin banyak firman-Nya yang kita baca, dan semakin sering kita mendengar firman-Nya, Kristus yang hidup akan semakin disingkapkan.

Penerapan:
Memang baik memiliki banyak emas dan kaya di dalam Allah. Namun, apakah kita masih bersifat individualistis, atau merupakan bagian dari unit yang korporat? Kita memerlukan pembangunan. Inilah emas yang telah dimurnikan dalam api.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, buatlah kami bukan hanya kaya dengan emas, tetapi juga kaya dengan pembangunan. Perbesarlah kapasitas kami, hingga kami rela kehilangan identitas kami dan bisa berbaur juga tertempa bersama yang lain.

24 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 4 Senin

Supaya Engkau Membeli
Wahyu 3:18
“Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.”

Walaupun kondisi gereja di Laodikia begitu buruk, Tuhan berkata, “Aku menasihatkan engkau”. Sebenarnya, Tuhan dapat menegor mereka dengan keras, tetapi Dia lebih suka membimbing mereka dan menanggulangi mereka dalam anugerah. Oh, alangkah besar anugerah-Nya bagi kita. Saudara saudari jangan sia-siakan anugerah ini!
“Supaya engkau membeli dari pada-Ku”. Apa itu membeli? Membeli ialah menukar sesuatu dengan suatu harga. Keselamatan itu gratis; ini adalah pemberian Allah (Yes. 55:1). Tetapi, dalam surat ini Tuhan tidak sedang berbicara tentang keselamatan kepada orang berdosa, tetapi tentang penempuhan hidup gereja kepada umat milik-Nya. Dalam menempuh hidup gereja sebagai persiapan berjumpa dengan Tuhan, ada harga yang harus kita bayar. Tidak ada yang gratis!
Inilah sikap Rasul Paulus seperti yang tersirat dalam Filipi 3:8, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, …. Karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” Bagi Paulus, segala sesuatu boleh dilepaskan dan dianggap sampah, ini semua adalah harga yang ia bayar, untuk memperoleh Kristus.
Saudara saudari mari kita renungkan apakah hari ini kita bisa menganggap yang lain adalah sampah? Setiap kali ketika kita menghadapi pilihan, siapakah yang kita menangkan, Tuhan ataukah hal yang lain? Namun, bagi orang yang mencintai Dia, semua tak dihirau. Harga berapa pun akan dibayar asal mendapatkan Kristus. Semoga oleh rahmat-Nya, kita menjadi orang yang demikian.

Membeli Emas
Why. 3:18; 1:11-12, 20

Gereja adalah kaki dian emas (Why. 1:11-12, 20). Di dalam Alkitab, emas melambangkan substansi, esens, unsur Allah. Untuk memiliki penghidupan gereja yang normal, kita harus dipenuhi dengan unsur emas, yaitu diri Allah sendiri. Jika kita tidak memilikinya, semua percakapan kita tentang gereja adalah kosong.
Jika kita hanya memiliki beberapa gram emas, bagaimana kita bisa membentuk satu kaki dian emas? Ini jelas tidak mungkin. Kita mungkin hanya bisa membentuk sebuah cincin, bukan kaki dian. Untuk memiliki kaki dian, harus ada satu talenta (kurang lebih 34 kilogram) emas (Kel. 25:39). Untuk pembangunan gereja, kita memerlukan sangat banyak emas yang berasal dari kenikmatan kaum saleh terhadap Allah.
Bagaimana caranya? Dalam Yoh. 4:24 Tuhan Yesus dengan tegas berkata, “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh....” Menyembah Allah bukan sekadar membungkukkan diri kepada-Nya, melainkan menghubungi Dia, menjamah Dia, dan menerima Dia. Menurut konteks Yohanes 4, menyembah Allah berarti minum Dia sebagai air hayat (ay. 14). Ini berarti menerima Roh itu mengalir masuk ke dalam kita. Bagaimana kita dapat menerima Dia sebagai air hayat? Kita menerima-Nya melalui membuka seluruh diri kita kepada-Nya dan melalui memakai roh kita. Kita harus menerima diri Allah sebagai unsur emas masuk ke dalam diri kita. Siang malam, kita perlu membuka diri kita. Janganlah menutup diri terhadap-Nya. Sebaliknya, katakanlah kepada-Nya, “Ya Allah, aku mau sepenuhnya terbuka terhadap-Mu. Aku memakai rohku untuk mengontaki Engkau. Ya Allah, masuklah ke dalamku dan penuhilah aku.” Inilah cara memperoleh lebih banyak emas.
Bila setiap saudara saudari menuntut Tuhan sedemikian, maka gereja akan sangat kaya dengan unsur ilahi yang merupakan bahan untuk menyusun kaki dian emas yang sejati. Semua saudara saudari akan penuh dengan Allah dan ke mana saja kita pergi, kita akan melihat emas. Ketika kita masuk ke dalam rumah kaum saleh, kita akan nampak emas. Ketika menjumpai kaum muda maupun kaum tua, kita akan menjumpai emas.

Penerapan:
Sering kali Tuhan berkata, “Aku ada di sini. Kamu mau Aku, atau mau perkara itu? Jika kamu menginginkan perkara itu,
Aku akan pergi. Tanganmu penuh dengan banyak perkara. Kamu harus membuang semua itu, kosongkanlah tanganmu, kemudian peganglah Aku. Maka kamu akan memiliki diri-Ku sebagai kenikmatanmu.”

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, bukalah mataku agar melihat keelokan-Mu. Tariklah aku Tuhan, agar lebih dekat kepada-Mu. Ya Tuhan, aku damba seperti Paulus, rela membayar harga penuh, membuang segala sesuatu dan menganggapnya sampah, untuk mendapatkan diri-Mu.

22 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Sabtu

Miskin, Buta, Dan Telanjang
Wahyu 3:17
“Karena engkau berkata:
Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.”

Dalam pandangan Tuhan, gereja di Laodikia ini melarat, sebab dia bermegah atas kelimpahan pengetahuan doktrin yang kosong, namun sesungguhnya dia sangat miskin terhadap pengalaman atas kelimpahan Kristus.
Gereja di Laodikia ini juga malang atau kasihan sebab dia telanjang, buta, penuh dengan rasa malu dan gelap.
Gereja di Laodikia miskin atas pengalaman akan Kristus serta atas realitas rohani kehendak Allah. Dia hanya mementingkan pengetahuan yang kosong, tetapi mengabaikan pengalaman yang hidup atas Kristus.
Sekalipun gereja di Laodikia memiliki pengetahuan tentang hal-hal rohani, namun buta dalam perkara rohani yang sejati. Mereka kekurangan pandangan batiniah.
Sebagai orang Kristen, kita semua telah menerima Kristus sebagai kebenaran obyektif kita, yang menutupi kita seperti sehelai jubah. Ini adalah untuk pembenaran kita di hadapan Alah.
Setelah dibenarkan di dalam Kristus, kita perlu hidup oleh Kristus dan memperhidupkan Kristus, agar Kristus bisa menjadi kebenaran subyektif kita sebagai jubah lain yang indah, yang menutupi hidup dan tindakan kita setiap hari. Karena kurang hidup oleh Kristus dan memperhidupkan Kristus, gereja di Laodikia telanjang dalam pandangan Tuhan. Berbagai pengetahuan doktrin yang kosong akan lenyap di bawah mata Tuhan yang bagaikan nyala api, dan orang yang menyembunyikan dirinya di bawah pengetahuan itu akan tersingkapkan.

Kebiasaan Dan Opini Orang
2 Tim. 4:3

Nama Laodikia terdiri dari dua kata, “lao” berarti “awam atau orang biasa”, “dikia” berarti “adat istiadat” atau “opini (pendapat)”. Jadi “Laodikia” berarti “adat istiadat orang awam atau opini orang biasa”.
Dari namanya, kita dapat melihat bahwa Laodikia merupakan gereja yang dikuasai manusia. Di sini, kaum beriman menjadi mandiri dan memerintah.
Mereka menganggap gereja saling beranggota dan semua berjalan seturut keinginan para anggotanya. Dengan demikian, gereja mengikuti perkembangan zaman. Mereka memilih hamba Tuhan yang melayani mereka seperti memilih pengacara dan dokter. Mereka beranggapan karena mereka sudah mempersembahkan uang, maka merekalah yang membuat pilihan.
Pemecahan masalah bergantung pada jumlah tangan yang setuju saat ingin memutuskan sesuatu. Kalau dalam gereja di Filadelfia, kita melihat kasih persaudaraan, maka di sini yang nampak tidak lain adalah opini, dan kebiasaan belaka. Sekarang yang berkuasa bukan Roh Kudus, melainkan kaum awam.
Setiap hal yang dilakukan menurut keinginan manusia, yang rohnya tidak tunduk kepada kuasa firman Tuhan, adalah Laodikia. Pengajaran dalam Alkitab yang sesuai dan yang menyenangkan selera merekalah yang dilakukan. Tidak peduli betapa kerasnya perintah Tuhan, mereka akan mengabaikannya, menundanya, dan tidak peduli dengannya.
Kekurangan di antara kaum beriman hari ini bukanlah masalah pengetahuan Alkitab. Yang diperlukan hari ini adalah hati yang diajar oleh Allah dan tahu bagaimana harus bertanggung jawab melaksanakan perintah Allah. Jika tidak memiliki hati yang demikian, meskipun orang Kristen meninggalkan segala sesuatu dan bergabung sebagai Filadelfia, maka tidak akan ada gunanya. Jika hati seorang beriman tertuju kepada Tuhan, meskipun dia tidak tahu banyak hal, Allah dapat mengajarinya. Yang paling menyedihkan adalah hari ini anak-anak Allah tidak menghargai firman Allah sebagai perkataan-Nya. Marilah kita mohon Tuhan menyelamatkan kita dari kejatuhan yang dialami olah Laodikia.

Penerapan:
Kemerosotan gereja di Laodikia terjadi karena hati mereka telah beralih dari Kristus kepada hal-hal lain, antara lain kepada Mamon. “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan …. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang”
(1 Tim. 6:9-10).
Pokok Doa:
Oh Tuhan, jagalah kami dari kondisi yang kasihan. Buatlah kami setiap hari menikmati kelimpahan Kristus. Tuhan Yesus, kami damba untuk terus hidup oleh Kristus dan memperhidupkan Kristus melalui lebih banyak memberi dan berbuat baik, hingga kami tidak lagi miskin, buta, dan telanjang.

21 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Jumat

Aku Kaya (1)
Wahyu 3:17a
“Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa….”

Laodikia memegahkan kekayaannya (terutama pengetahuan atas doktrin), tetapi tidak mengetahui bahwa dia miskin atas hayat, buta atas daya pandang, dan telanjang atas perbuatan. Mereka bukan miskin dalam pengetahuan, melainkan miskin dalam kelimpahan Kristus. Mereka kaya akan pengetahuan tentang Kristus, tetapi miskin dalam hal menikmati kelimpahan Kristus.
Ingatlah, pada kita tidak ada apa pun yang bukan berasal dari pemberian Tuhan. Mungkin orang-orang di sekeliling penuh dengan kematian, tetapi kita tidak perlu menyombongkan diri sendiri penuh dengan kehidupan (hayat); sekalipun orang-orang di sekitar kita miskin, tetapi kita tidak perlu menyombongkan kekayaan hayat diri sendiri.
Semoga Allah membelaskasihani kita, agar kita belajar hidup di hadapan Allah; boleh kaya, tapi tidak memegahkan kekayaan itu. Wajah Musa walau bercahaya, tetapi ia sendiri tidak mengetahuinya. Inilah hal yang lebih baik! Begitu kita memegahkannya, kita akan menjadi suam-suam kuku.
Laodikia tahu segalanya, namun tidak ada seorang pun yang panas. Mereka seakan-akan memiliki segalanya, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat mengorbankan jiwa. Mereka ingat kemuliaan masa lalu, tetapi lupa akan kondisi hari ini di hadapan Allah. Dahulu adalah Filadelfia, tetapi hari ini telah menjadi Laodikia.
Saudara saudari, kita harus senantiasa berjaga-jaga. Bahaya kemerosotan Laodikia dapat menimpa kita setiap saat!

Aku Kaya (2)
Why. 3:17

Hari ini kita dapat menjumpai Filadelfia juga Laodikia. Keduanya mirip, tetapi Filadelfia mempunyai kasih, sedangkan Laodikia mempunyai kesombongan.
Kondisi Laodikia bisa tercium dari perkataan-perkataan seperti: “Adakah perkara rohani yang tidak terdapat di antara kita?”, atau “Dapatkah orang Kristen lain memberikan sesuatu yang baru kepada kita?”, atau “Tuhan telah memberikan terang yang paling besar kepada kita, kita kaya; kalau kita membaca tulisan orang lain, itu hanya membuang-buang waktu saja”, atau “Adakah yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki?”, atau “Yang kita miliki, orang lain belum tentu memiliki.”
Apabila kita memiliki pemikiran di atas atau kita pernah berkata seperti itu, maka kita harus ingat Wahyu 3:17-18 “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.”
Kebanggaan diri dan keadaan dingin adalah saudara kembar. Ketika hati dingin kepada Tuhan, maka kebanggaan manusia akan berkembang. Terlalu bangga menyebabkan seseorang terobsebsi dengan dirinya sendiri dan pikirannya akan dipenuhi dengan imajinasi-imajinasi mengenai dirinya sendiri. Peninggian diri yang tanpa sadar sedemikian sangat berbahaya bagi kehidupan rohani kita. Dan hal ini menyebabkan kita menjadi sangat peduli pada diri sendiri, percaya diri sendiri, mengagumi diri sendiri, takjub kepada diri sendiri, mengasihi diri sendiri, memuliakan diri sendiri.
Perkara rohani tidak boleh dibanggakan. Lain dengan perkara duniawi, jika kita menyombongkan diri sendiri kaya, harta kekayaan kita tidak akan berkurang. Tetapi bila kita menyombongkan kerohanian kita, maka kerohanian kita akan segera lenyap.

Penerapan:
Kita harus membenci dan membuang kesombongan kita, juga rasa puas dengan keadaan kita saat ini. Kita juga harus membenci dan membuang rasa bangga karena kaya dan berlimpah dalam pengetahuan doktrinal yang hampa. Janganlah berkata, “Murid-murid kami adalah guru-guru bagi orang lain.”

Pokok Doa:
Ya Tuhan, begitu mudahnya kami menjadi sombong. Kami lupa bahwa semua itu berasal dari-Mu. Ya Tuhan, selamatkan kami dari doktrin yang hampa, buatlah kami kaya dengan kelimpahan Kristus. Buatlah kami menjadi orang yang terus berkobar-kobar bagi-Mu.

20 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Kamis

Aku Akan Memuntahkan Engkau (1)
Wahyu 3:16
“Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”

Kondisi Laodikia yang sesungguhnya telah disingkapkan oleh Tuhan. Tuhan berkata bahwa Ia akan memuntahkannya dari mulut-Nya. Ia tidak mengatakan kapan Ia akan melakukan hal ini, tetapi karena Ia telah mengatakannya, maka tidak mungkin tidak Ia lakukan. Di bagian lain dalam Alkitab, kita tidak akan menemukan ekspresi keras seperti ini.
Dimuntahkan di sini tidak mengacu pada hukuman kekal. Tetapi menunjukkan ketidakpuasan Tuhan dengan kesaksian mereka. Karena itu, Ia akan menolak mereka dan menghentikan kesaksian mereka. Kaum beriman seharusnya berada di dalam “mulut” Tuhan Yesus! Sama seperti kaum beriman mencari sesuatu dari Tuhan, Tuhan pun menginginkan sesuatu dari umat-Nya. Ia damba mulut-Nya yang kering dibasahi dengan kasih dan kekudusan dari umat-Nya.
Segala sesuatu yang telah dipercayakan Allah kepada manusia dan yang seharusnya menjadi tanggung jawab manusia benar-benar telah gagal. Adam di taman Eden gagal, Nuh juga gagal, Israel yang berada di bawah hukum Taurat juga gagal, tidak terkecuali gereja. Surat kepada gereja di Laodikia adalah perkataan Tuhan yang terakhir kepada gereja. Gereja sepanjang abad dimulai dengan meninggalkan kasih yang semula dan berakhir dengan dimuntahkan dari mulut Tuhan. Jadi, kita perlu dengan cermat membaca surat ini agar Tuhan bisa menyelamatkan kita untuk tidak menjadi seperti gereja di Laodikia.

Aku Akan Memuntahkan Engkau (2)
Why. 3:16

Laodikia merupakan gereja terakhir. Gereja yang dekat dengan kedatangan Tuhan. Sepertinya cocok jika Tuhan membicarakan kedatangan-Nya kepada keempat gereja yang terakhir. Tetapi, di sini Tuhan malah tidak menyebut satu kata pun mengenai kedatangan-Nya. Tidakkah ini aneh?
Kepada Tiatira, Dia menghubungkan kedatangan-Nya dengan kerajaan dan memberi tahu mereka bahwa kedatangan-Nya akan membawakan kuasa dan membuat mereka meraja bersama dengan-Nya. Ini akan diberikan kepada mereka yang menolak menjadi raja pada masa sekarang. Bagi Sardis, kedatangan-Nya menghasilkan peringatan. Bagi Filadelfia, kedatangan-Nya menjadi penghiburan, karena mereka akan terangkat dan tidak akan melewati masa kesusahan besar dan akan menerima mahkota. Akan tetapi, Ia tidak berbicara kepada Laodikia mengenai hal ini.
Laodikia tentunya telah mendengar janji untuk dihindarkan dari kesusahan besar, juga sudah mendengar kuasa dan kemuliaan kerajaan, bahkan tahu bahayanya jika mahkotanya direbut. Tetapi, Laodikia tidak damba akan hal itu, bahkan tidak mencarinya. Sebaliknya, hatinya telah penuh dengan dunia. Apa lagi yang dapat dilakukan? Tidak ada cara lain selain dimuntahkan dan dibuang dari kerajaan, karena mereka tidak damba untuk masuk ke dalamnya.
Kondisi Laodikia yang kasihan ini memberi kita fakta bahwa Roh Kudus sudah bekerja, anugerah pun sudah bekerja, dan kebenaran sudah bekerja. Namun, tidak satu pun dari ketiga hal itu yang bisa membuatnya panas. Hasilnya, tidak ada hal lain yang dapat dilakukan selain dihakimi. Hati Laodikia tidak lagi dapat digerakkan. Mereka hanya menyombongkan pekerjaan Roh Kudus, anugerah, dan kebenaran yang mereka ketahui, tanpa sedikit pun tergerak olehnya. Jika anugerah sudah berakhir, maka penghakiman pun datang. Itulah sebabnya, di Laodikia tidak disinggung mengenai kedatangan Tuhan. Seperti yang Tuhan katakan dalam Matius 5:13, “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”

Penerapan:
Sering kali kita ingin menjadi orang Kristen yang netral, biasa-biasa saja. Asal sudah datang ibadah, mempersembahkan harta, tidak menyalahi orang, itu sudah lumayan. Tuhan tidak ingin kita menjadi orang Kristen yang setengah panas setengah dingin. Kita harus selalu melatih roh kita untuk terus hidup dalam persekutuan yang mesra, segar, dan baru dengan-Nya setiap hari.

Pokok Doa:
Tuhan terima kasih untuk peringatan keras yang Kau berikan kepada Laodikia. Selamatkanlah diriku juga dari keadaan Laodikia yang suam-suam kuku, tidak dingin juga tidak panas. Selamatkan aku dari segala bentuk kesombongan rohani dan pengetahuan rohani yang kosong tanpa adanya realitas diri-Mu. Selamatkan aku juga dari hati yang tawar dan dingin terhadap-Mu.

19 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Rabu

Tidak Dingin Dan Tidak Panas
Wahyu 3:15
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!”

Tuhan tahu pekerjaan kita, karena itu Ia tahu persis kondisi kita. Tuhan berkata, “Engkau tidak dingin dan tidak panas.” Hal ini bukan saja masalah dalam perbuatan luaran, tetapi juga tidak sejati dalam kasih mereka kepada Tuhan, dan tidak saling mengasihi dengan kasih yang murni.
Kita tahu bahwa mayat itu dingin, sedangkan makhluk hidup itu panas. Gereja di Laodikia ini tidak dingin, karena mereka bukan mayat, mereka tidak mati dalam dosa. Tetapi, mereka juga tidak panas, mereka hidup, tetapi terserang “demam.” Kondisi mereka tidak normal karena mereka telah meninggalkan kasih yang semula. Hati mereka telah diduduki oleh banyak hal tetapi bukan Kristus.
Mereka memiliki iman, tetapi iman mereka hanyalah totalitas dari doktrin; bukan sesuatu yang hidup. Inilah yang membuat hati menjadi dingin. Mengapa bisa demikian? Akar penyakitnya adalah mengabaikan Kristus. Tanpa Kristus, segala doktrin tidak bisa membuat kita berapi-api. Hanya dekat dengan Kristus dan mempersembahkan seluruh hati kita kepada-Nya yang bisa membakar kasih kita.
Apa yang kita percayai bukanlah doktrin melainkan Kristus. Ia adalah persona yang hidup. Jika hati tidak untuk Kristus, segala sesuatunya akan menjadi sia-sia. Hati harus membara untuk Kristus. Hanya ini yang memuaskan Tuhan. Sering kali, secara luaran, kita kelihatan seperti umat Allah tetapi sebenarnya di hati kita tidak ada tempat untuk Kristus. Inilah yang disebut tidak dingin dan tidak panas.


Tidak Digerakkan Oleh Kebenaran
Why. 3:15

Kebenaran Allah sesungguhnya selalu menjadi ujian pada hati manusia. Kebenaran akan menguji kita dan menghancurkan semua kehendak daging. Tuhan benci melihat seorang yang dipenuhi kebenaran, namun tidak digerakkan oleh kebenaran itu sedikit pun.
Orang yang paling sulit ditanggulangi adalah mereka yang tidak mengasihi Tuhan, juga tidak secara keras menentang Tuhan.
Jika mereka terbakar di dalam roh, Tuhan dengan sukacita akan menyebut mereka saudara-saudara-Nya. Jika mereka dingin, Tuhan akan meninggalkan mereka dalam kondisi mereka yang duniawi. Tetapi sekarang mereka berada dalam posisi netral, suam-suam kuku. Bagaimana menanggulangi mereka?
Orang yang suam-suam kuku mudah sekali merasa puas. Mereka suka mempraktekkan pengajaran di dalam Alkitab yang tidak bertentangan dengan kesukaan mereka. Pengajaran pengudusan terlalu ketat, dan pekerjaan penyangkalan diri terlalu sulit bagi mereka.
Mereka tidak membara untuk firman dan tidak membara untuk kemuliaan Allah. Ketika ada banyak kesalahpahaman, mereka tidak akan datang ke dalam perhimpunan; mereka tidak akan datang menikmati perjamuan Tuhan dan tidak akan membantu dalam pemberitaan Injil. Selama mereka merasa nyaman, segala sesuatu tidak ada masalah.
Tentu saja, seorang yang demikian tidak akan memiliki kesaksian di dalam dunia. Sebaliknya, dunia akan melihat bahwa mereka tidak memiliki sukacita di dalam Kristus. Dunia akan menyimpulkan bahwa seorang pecundang agama ini tidak ada artinya.
Dalam 3:15b, Tuhan berkata, “Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!” Tuhan membenci seorang yang hanya “lip service”, hanya bicara di mulut saja, yang hanya memakai istilah penyembahan, tetapi sesungguhnya dalam kenyataan hanya menyenangkan daging semata. Ia benci melihat otak yang penuh doktrin-doktrin besar, tetapi hatinya dingin terhadap-Nya.
Hari ini yang Tuhan cari adalah orang yang mencintai-Nya secara mutlak. Apakah kita sudah mutlak?

Penerapan:
Kita mungkin masih setia di dalam pelayanan, tetapi kita mungkin hanya berada di dalam sebuah “institusi”.
Roh kita telah dihidupkan, namun kini redup, tidak lagi menyala-nyala (Rm. 12:11), tidak ada kasih dan kekuatan lagi sebagai orang Kristen. Banyak aktivitas luaran, tetapi hati untuk bersekutu dengan Kristus makin tawar dan dingin, giat untuk Tuhan tetapi kehilangan hati untuk Kristus.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, tolonglah aku. Selamatkan aku dari kondisi tidak dingin dan tidak panas. Buatlah hatiku tertarik dan terpikat oleh diri-Mu semata. Buatlah rohku selalu menyala-nyala dan hati kasihku selalu membara mengasihi-Mu melebihi semua yang kukerjakan bagi-Mu. Biarlah Engkau saja yang menempati dan menduduki hatiku. Amin.

18 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Selasa

Permulaan Ciptaan Allah (1)
Wahyu 3:14
“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.”

Sebelumnya, Tuhan mengingatkan gereja di Laodikia bahwa Dialah sang Amin, yang pasti menggenapi firman-Nya, karena itu, mereka tidak perlu mendengarkan pendapat umum. Yang perlu mereka lakukan adalah memegang firman-Nya. Dia juga adalah Saksi yang setia dan benar. Walaupun kita tidak setia, Dia tetap setia.
Dalam ayat 14, Tuhan juga menyebut diri-Nya sebagai “… permulaan (sumber) dari ciptaan Allah”, menunjukkan bahwa Dialah asal usul semua ciptaan Allah (Yoh. 1:3; Kol. 1:16-17). Cara Tuhan memperkenalkan diri-Nya sedemikian menyiratkan bahwa Dialah sumber yang tidak berubah, dan selalu ada selamanya. Seolah-olah Tuhan ingin berkata kepada gereja di Laodikia bahwa mereka bisa merosot karena meninggalkan Tuhan, sang Sumber.
Ketika kita menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah “permulaan ciptaan Allah,” hidup dan cara pandang kita akan berubah. Adam adalah manusia pertama dan permulaan ciptaan lama. Saat dia jatuh, semua manusia yang termasuk di dalam dia, yang mempunyai sifatnya, juga turut jatuh. Allah telah membereskannya di atas salib. Kini Kristus adalah permulaan ciptaan baru Allah. Itulah sebabnya kita harus terus berlanjut di dalam Kristus. Kita tidak seharusnya terus menambahkan ke dalam hidup kita, hal-hal milik ciptaan lama yang terpisah dari Kristus. Sebaliknya kita harus terus belajar melekat pada sang Sumber untuk menghadapi setiap peristiwa dalam hidup kita.

Permulaan Ciptaan Allah (2)
Why. 1:8; 3:14; 21:6; 2 Kor. 5:17

Kita perlu melihat bahwa sasaran Allah bukanlah mengembangkan ciptaan lama. Allah benar-benar telah menolak ciptaan lama. Dalam pandangan manusia, Adam adalah permulaan ciptaan, tetapi dalam pandangan Allah, kebangkitan Kristus itulah permulaan ciptaan. Karena itu, Alkitab menyebutkan bahwa Kristuslah Alfa dan Omega, Yang awal dan Yang akhir. Dalam hal ini, Alkitab sama sekali tidak menyinggung Adam sebagai permulaan ciptaan.
Ketika manusia oleh iman bersatu dengan Tuhan Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, Ia memberikan kepadanya hayat (kehidupan) yang baru. Hayat baru ini mencakup semua sifat, naluri, dan kemuliaan ciptaan baru Allah. Inilah yang dijelaskan dalam 2 Korintus 5:17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
Tidak ada apa pun yang baik dalam daging dan daging tidak dapat memuaskan diri Allah. Karena alasan itulah, Ia menunjukkan kepada kita pentingnya lahir kembali dan menjadi ciptaan baru. Tetapi apa yang kita lakukan? Kita berharap dengan menerima hayat baru, kita dapat menyembuhkan daging kita. Kita mengira, “Sebelum menerima hayat baru, daging kita mungkin rusak, tetapi sekarang, setelah menerima hayat baru, daging kita dapat belajar dan diperbaiki.” Meskipun kita tidak mengatakan hal ini, tetapi inilah yang kita praktekkan. Jika kita tahu bagaimana pandangan Allah terhadap daging, bagaimana mungkin kita bergantung pada daging, ataupun berharap daging kita perlahan-lahan berubah menjadi baik? Satu hal yang pasti: Allah hanya mengakui ciptaan baru. Dia tidak melihat tempat lain untuk daging kecuali kematian. Itulah sebabnya di atas salib, Tuhan telah membereskan daging kita.
Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati. Kita jangan menganggap kita sudah mengetahui kebenaran ini. Pertanyaannya adalah apakah kita sudah mengalami kebenaran ini dan mempraktekkannya? Jika kita tahu bahwa Kristus adalah permulaan ciptaan baru Allah, kita akan menyadari, tidak ada perkara apa pun yang bisa sesuai dengan hati Allah jika tidak diprakarsai oleh Kristus sendiri. Apa pun yang kita prakarsai berasal dari ciptaan lama.

Penerapan:
Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa kita adalah ciptaan baru, jika kita tetap berpegang pada “keinginan daging, dan keinginan mata, serta keangkuhan hidup” yang berasal dari ciptaan lama (1 Yoh. 2:16)? Janganlah meninggalkan “sang Sumber” kita. Ikatkan diri “menjadi satu roh dengan Tuhan” ( 1 Kor. 6:17) dengan selalu berseru kepada nama-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampuni kami karena begitu mudah bertindak tanpa terlebih dahulu menunggu perintah Kristus, Kepala ciptaan baru. Ampuni kami juga karena begitu mudah berjalan menurut kekuatan kami. Oh Tuhan, kami masih mencoba untuk melakukan permintaan Allah dengan diri kami sendiri yang berasal dari ciptaan lama. Celikkan mata kami agar kami segera menyadari kebobrokan ciptaan lama kami, sehingga kami segera bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.

17 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Senin

Firman Dari Amin
Wahyu 3:14
“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.”

Kata “Amin” berasal dari bahasa Ibrani, berarti teguh, kukuh, atau bisa diandalkan. Tuhan itu teguh, kukuh dan bisa diandalkan, demikian juga semua firman-Nya.
Ayat ini mengatakan, “Inilah firman dari Amin, .…” Seolah-olah Tuhan ingin mengingatkan bahwa firman-Nya tidak mungkin gagal. Firman-Nya pasti akan tergenapi. Karena itu kita perlu percaya dan bersandar pada firman-Nya, bukannya mendengarkan opini atau pendapat orang banyak.
Sewaktu ada suatu peristiwa menimpa diri kita, mungkin kita merasa bingung. Pada saat seperti itu, sangatlah penting untuk kepada Tuhan sampai kita menerima firman-Nya. Begitu menerima firman-Nya, jangan lagi memandang sekeliling, tetaplah tenang, karena firman Allah itu pasti. Tuhan sendiri sampai menegaskan kepada kita, “Kitab Suci tidak dapat dibatalkan” (Yoh. 10:35).
Rasul Paulus berkata, “Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah” (2 Kor. 1:20). Kristus selalu adalah “ya”. Apa saja yang Ia ucapkan dapat dipercaya. Dia adalah penjamin dari semua janji Allah.
Fakta bahwa Allah telah memberikan Kristus kepada kita merupakan bukti bahwa semua janji-Nya itu riil. Allah telah memberikan Anak-Nya yang tunggal, mungkinkah Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita? (Rm. 8:32).

Saksi Yang Setia Dan Benar
Why. 3:14

Kristus yang telah bangkit dan dimuliakan adalah Saksi yang setia dan yang benar. Kehadiran-Nya di surga hari ini adalah sebuah kesaksian terhadap kematian-Nya di muka bumi sebelumnya. Kematian-Nya mempersaksikan bahwa manusia daging telah rusak sepenuhnya dan bahwa Allah tidak ada jalan lain untuk menanggulanginya kecuali melalui penghakiman. Kematian-Nya juga mempersaksikan kasih Allah yang besar.
Allah sangat dipuaskan oleh-Nya. Tujuan atau kehendak Allah telah digenapi di atas diri Kristus. Allah juga sepenuhnya terekspresi di atas diri Kristus.
Sekarang adalah waktu untuk mengemban kesaksian-Nya. Gereja seharusnya melanjutkan pekerjaan Kristus dan menjadi saksi di muka bumi. Tugas gereja di muka bumi adalah untuk menegaskan janji-janji Allah. Melalui iman gereja, janji-janji itu akan diteguhkan. Melalui keesaan gereja, janji-janji itu akan diteguhkan. Melalui pekerjaan gereja, janji-janji Allah kepada gereja dan hukuman-Nya pada dunia akan ternyata. Gereja seharusnya adalah kaki dian emas yang bersinar dan bersaksi bagi Allah. Gereja seharusnya ternyata sebagai “surat Kristus” (2 Kor. 3:3). Sayang sekali, karena gereja telah melupakan panggilan surgawinya dan telah menganggap dunia, tempat Tuhan dibunuh, sebagai rumahnya, gereja telah menyangkal janji-janji Allah.
Orang-orang dunia sangat memperhatikan tindak tanduk gereja. Mereka akan berkata, “Jika janji Allah benar-benar mulia, mengapa kalian masih mencari dunia? Jika dunia akan dihakimi dan semua hal yang bukan milik Allah akan berlalu, mengapa kalian begitu berjuang untuk dunia sama seperti kami?” Tindak tanduk gereja menunjukkan apakah ia bersatu dengan Allah. Jadi, jika tindak tanduk suatu gereja dimotivasi oleh pendapat manusia sendiri, maka hal ini menunjukkan gereja tersebut tidak bersatu dengan Allah, tidak bergantung sepenuhnya kepada Kristus, sehingga janji-janji Allah tidak akan ternyatakan.
Gereja mungkin saja tidak mengemban kesaksian surgawi ini, tetapi Allah tidak bisa tidak memiliki kesaksian. Karena itu, Kristus mewahyukan diri-Nya sendiri sebagai sang Amin, Saksi yang setia dan benar. “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia” (2 Tim. 2:13).

Penerapan:
Saat menghadapi banyak ujian, masih percayakah kita terhadap semua janji yang Allah berikan kepada kita. Percayakah kita bahwa Ia memberi kita kekuatan menanggungnya dan juga jalan keluar (1 Kor. 10:13)?
Jika kita tidak percaya akan semua janji Allah ini, berarti kita tidak percaya dalam Kristus sebagai sang “Amin”, yaitu sang penjamin Firman Allah.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau adalah sang Amin. Tetapi, kami begitu meragukan firman-Mu, sering kali menaruh tanda tanya. Kami bahkan masih mencari pendapat orang lain, masih meronta-ronta, kami tidak benar-benar mutlak bersandar firman-Mu. Ampuni kami, ya Tuhan. Teguhkan iman kami terhadap firman-Mu. Buatlah kami mengalami bahwa Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah.

15 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 2 Sabtu

Menyembah Allah
Wahyu 3:12
"Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru."

Kaum beriman Filadelfia kekuatannya tidak seberapa, lemah, tetapi sekarang Tuhan telah membuat mereka menjadi yang paling kuat, menjadi pilar. Mereka awalnya diabaikan, tetapi sekarang Tuhan telah membuat mereka mulia. Mengapa bisa demikian? Karena mereka selalu puas dengan kasih Tuhan dan janji-Nya. Walaupun semua orang meremehkan mereka karena menempuh jalan yang berbeda, mereka tetap memegang janji Tuhan. Inilah penyembahan yang sejati kepada Allah.
Di sini Tuhan tidak berbicara mengenai takhta, tetapi mengenai Bait Suci. Bait Suci adalah tempat penyembahan, di mana Allah ditinggikan. Kaum beriman Filadelfia sepertinya memahami masalah penyembahan lebih daripada yang lain. Akibatnya, Tuhan memberikan tempat yang istimewa.
Mengajukan permohonan, menyatakan rasa kasih, peninggian, takjub, dan kenikmatan, semua adalah bagian integral dari penyembahan. Penyembahan bukan hanya berterima kasih karena anugerah yang diberikan oleh Allah. Penyembahan juga bukan hanya menyanyikan kidung puji-pujian, berdoa, mengucap syukur, meskipun ini mungkin adalah ekspresi dari penyembahan. Penyembahan ialah suatu sikap dari peninggian yang jujur terhadap Allah dalam roh, karena Dia adalah Allah.
Semoga kita semua tidak diselewengkan dari Allah oleh cemooh atau ejekan. Seperti gereja di Filadelfia, kita benar-benar perlu menjunjung tinggi Allah sendiri.

Dengarkan!
Why. 3:13

Di antara ketujuh gereja, ada lima yang dicela, dua tidak dicela. Dua yang tidak dicela adalah Smirna dan Filadelfia. Hanya dua gereja inilah yang diperkenan Tuhan. Sungguh mengherankan, kata-kata yang dikatakan Tuhan kepada Filadelfia mirip sekali dengan yang dikatakan-Nya kepada Smirna, antara lain ketika menyinggung tentang mahkota. Kepada Smirna Dia berkata, “Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” Kepada Filadelfia Dia berkata, “Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” Kedua gereja ini mempunyai titik-titik persamaan yang menyatakan bahwa mereka berada di atas garis yang sama. Gereja di Filadelfia adalah gereja yang dipulihkan menjadi satu garis lagi dengan gereja di zaman para rasul.
Saat ini, di masa kekacauan dan kemerosotan gereja, sungguh tidak bijaksana jika kita menganggap diri sendiri sebagai Filadelfia. Lebih baik kita menyerahkan perkara ini ke tangan Dia yang benar-benar tahu pekerjaan kita. Sepanjang kita tahu bahwa dalam sejarah gereja, ada sebuah gereja yang seperti Filadelfia, yang begitu diperkenan Tuhan, maka kita seharusnya segera bertobat dan mengejar untuk memiliki kondisi tersebut.
Melalui pembahasan Kitab Wahyu dalam beberapa seri Arus Hayat ini, semoga Tuhan membelaskasihi kita sehingga kita tahu apa yang mutlak harus dilakukan untuk mengikuti Tuhan dengan setia.
Wahyu 3:13 mengatakan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Karena pengajaran di sini begitu penting dan serius, semua yang memiliki telinga harus mendengar. Kita tidak seharusnya meremehkan firman ini, karena ini bukan perkataan manusia. Saudara saudari, marilah kita meminta Allah untuk menyunatkan telinga kita, sehingga kita bisa mendengar. Marilah kita juga meminta Allah untuk menyunatkan hati kita, sehingga kita bisa memelihara firman ini. Keterangkatan dan kemuliaan di masa yang akan datang sangat bergantung pada sikap kita saat ini.
Ketika kita sudah mengerti apa yang Dia bicarakan, marilah kita minta belas kasihan-Nya, agar kita memiliki keberanian untuk mematuhi-Nya.

Penerapan:
Marilah kita mengarahkan hati dan pandangan kita kepada pahala yang Tuhan berikan. Sikap ini akan membuat kita rela merendahkan diri dan dianggap lemah. Sikap ini juga membuat kita hanya menjunjung tinggi Allah.

Pokok Doa:
Oh Tuhan, terima kasih untuk semua pemberian-Mu, terima kasih untuk semua pengaturan-Mu. Engkau tidak pernah salah. Belas kasihi aku Tuhan, agar aku tidak pernah meragukan janji-Mu. Tuhan Yesus, aku damba, melalui diriku, Engkau selalu ditinggikan, mendapatkan penyembahan yang sejati.

14 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 2 Jumat

Aliran Ilahi (1)
Wahyu 3:12
“Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.”

Dalam bangunan kekal Allah tidak ada kayu. Dalam bangunan itu, yang ada hanya batu-batu permata, emas, dan mutiara. Kedua belas dasar dari Yerusalem Baru adalah lapisan batu-batu permata (21:19-20), dan seluruh temboknya dibangun dengan permata yaspis (21:18). Dalam Yerusalem Baru tidak ada lumpur atau kayu.
Asalnya, kita semua kalau bukan lumpur tentu kayu. Setiap orang lebih suka kayu daripada lumpur, karena menurut mereka kayu lebih unggul daripada lumpur. Namun, baik lumpur maupun kayu tidak berguna dalam tangan pembangunan Allah. Perhatikan sekali lagi ilustrasi tentang kayu yang membatu yang telah kita bahas kemarin (Kamis Kiri). Kayu itu bersifat alamiah, tidak memiliki unsur mineral apa pun yang bisa memberinya substansi batu. Karena itu, orang-orang yang seperti lumpur atau kayu perlu diubah menjadi batu permata.
Cara untuk membuat sepotong kayu menjadi batu adalah dengan membiarkan air mengalirinya untuk menghanyutkan kadar kayu dan menggantinya dengan unsur mineral yang kukuh. Proses pembatuan dalam dunia fisik ini merupakan lambang dari realitas rohani.
Hari ini sesungguhnya Allah “sedang membatukan” kita melalui aliran hayat ilahi-Nya (lihat Yoh.4:14, 7:38, Why.22:1). Inilah langkah praktis Allah menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Marilah kita membuka diri terhadap aliran hayat ilahi ini agar kita bisa jadi “batu”.

Aliran Ilahi (2)
Why. 3:12; 22:1

Saat Allah menggarapkan diri-Nya ke dalam kita, Ia tidak tergesa-gesa mengerjakannya. Dengan sabar Ia menggarapkan diri-Nya sebagai aliran ilahi ke dalam kita, bukan mengoreksi tingkah laku kita yang di luar, melainkan dengan menyingkirkan substansi alamiah kita.
Hari ini, Tuhan menginginkan hidup gereja yang tepat. Untuk ini, Ia damba menggarapkan diri-Nya ke dalam kita saat ini juga. Pekerjaan Tuhan di dalam gereja adalah menggarapkan diri-Nya sebagai aliran ilahi ke dalam kita untuk menyingkirkan diri alamiah kita dan menggantikannya dengan substansi ilahi-Nya.
Kita jangan menjadi orang-orang yang dari hari ke hari mengenggam Alkitab, berusaha menjadi orang yang fundamental dan tepat dalam doktrin, tetapi tidak pernah mengalami pengubahan dan pembangunan. Yang penting bukanlah apa yang kita ketahui. Kita mungkin mengetahui banyak perkara, tetapi setiap bagian kita masih berupa lumpur atau kayu, itu menyatakan kita masih belum diubah. Kita harus diubah melalui penyaluran diri Allah ke dalam kita. Semoga kita bisa berkata, “Aku tidak tahu banyak tentang Alkitab. Aku hanya tahu satu perkara: Hari demi hari Allah sedang menyalurkan diri-Nya ke dalamku. Setiap hari, sesuatu yang dari Allah mengalir untuk menyingkirkan unsur alamiahku dan menggantinya dengan substansi ilahi-Nya.”
Gereja di Filadelfia sering disalahtafsirkan. Ya, gereja ini memang gereja kasih persaudaraan. Namun kasih yang bagaimanakah itu? Apakah hanya saling peluk yang di luar? Apakah itu kasih persaudaraan yang sesungguhnya? Bukan!
Kasih persaudaraan yang sejati adalah Kristus sendiri digarapkan ke dalam kita dan diperhidupkan melalui kita. Dalam perlambangan, kasih alamiah kita seperti madu dan tidak mungkin diperkenan Allah. Hayat alamiah dan kasih alamiah bukanlah dupa (kemenyan), melainkan madu yang dibenci dalam pandangan Allah (Im. 2:11). Kasih persaudaraan yang alamiah juga dibenci oleh Allah sama seperti ragi. Kasih persaudaraan yang sejati merupakan ekspresi Kristus yang tergarap ke dalam kita.

Penerapan:
Jika kita masih mudah tersinggung, sering memaksakan opini atau kehendak sendiri, sering mengalami masalah atau kesulitan dalam berkoordinasi dengan yang lainnya, hal ini cukup menandakan bahwa kita kekurangan pengubahan dan pembangunan.

Pokok Doa:
Ya Allah Bapa, Engkau akan membuat aku menjadi sokoguru (pilar) dalam Bait suci-Mu. Aku perlu lebih banyak mengalami pengubahan dari sifat dan watak alamiahku yang sulit berbaur dan terbangun dengan orang lain. Mengalirlah, Tuhan, mengalirlah lebih banyak
ke dalamku.

13 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 2 Kamis

Allah Menggarapkan Diri-Nya Ke Dalam Kita
Wahyu 3:12b
“Dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.”

Kita telah nampak bahwa berkat terbesar adalah Ia berjanji akan membuat kita menjadi pilar dalam bait-Nya. Cara Allah menggenapkan hal ini adalah dengan menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Menuliskan nama Allah, nama Yerusalem Baru, dan nama baru Tuhan, pada diri kita, sesungguhnya mengacu kepada hal menggarapkan diri Allah ke dalam kita, menggarapkan Yerusalem Baru ke dalam kita, dan menggarapkan semua pekerti Kristus ke dalam kita sebagai ekspresi-Nya yang baru.
Perhatikan kayu yang membatu. Mula-mula, kita memiliki sepotong kayu biasa. Sewaktu air mengalir melewatinya, aliran air ini mengangkut unsur alamiah kayu itu dan menggantikannya dengan unsur mineral yang padat. Inilah yang dimaksud menggarapkan mineral yang padat ke dalam kayu. Ketika proses ini berlangsung, kayu ini berangsur-angsur membatu. Setelah proses ini rampung, kita bisa menuliskan di atas potongan kayu itu kata-kata “kayu yang membatu”. Nama ini melukiskan apa yang telah tergarap ke dalam serat-serat kayu tersebut.
Jadi, penulisan ketiga nama ini menggambarkan penggarapan unsur ilahi ke dalam diri kita. Karena itu, berkat terbesar dalam hidup gereja bukanlah Tuhan memberi kita sesuatu, melainkan sekarang ini Ia sedang menggarapkan diri-Nya ke dalam kita, menjadikan kita satu bagian dari Yerusalem Baru, yaitu tempat kediaman kekal-Nya. Haleluya.

Nama Kota Allahku
Why. 3:12

Pertama, Tuhan berjanji: “padanya Kutuliskan nama Allahku.” Bagaimana mungkin seseorang bisa layak menyandang nama Allah? Ini berarti Allah telah tergarap ke dalamnya dan ia telah dijenuhi oleh Allah. Bila kita melihat dia, kita melihat Allah. Ini tidak berarti kita menjadi Allah, melainkan ini menunjukkan, bahwa pemenang dimiliki oleh dan bersatu dengan Allah, Yerusalem Baru, dan Kristus, esa dengan-Nya. Bila Allah belum tergarap ke dalam kita, kita tidak layak menyandang nama-Nya dan kita bukan pemenang.
Kedua, Tuhan berjanji menulis pada pemenang itu nama kota Allah, Yerusalem Baru. Karena pemenang menyandang nama Yerusalem Baru, berarti ia adalah bagian dari Yerusalem Baru. Ini menyatakan bahwa Yerusalem Baru yang akan datang telah digarapkan ke dalamnya. Jadi, pemenang juga menyandang tanda Yerusalem Baru. Apa yang ditulis oleh Tuhan selalu sesuai dengan faktanya. Sungguh lucu kalau pada seekor monyet kita tuliskan kata “singa”, atau pada seekor kucing kita tulis kata “domba”. Bila Tuhan menuliskan nama Allah dan Yerusalem Baru pada diri kita, hal itu menyatakan bahwa kita esa dengan Allah dan berbagian dalam Yerusalem Baru.
Terakhir, Tuhan berjanji menuliskan nama-Nya yang baru pada pemenang itu. Nama baru itu mengacu kepada pengalaman-pengalaman pribadi kita. Tidak ada yang dapat memberi tahu kita apakah nama baru Tuhan itu. Hanya orang yang bersangkutan yang tahu apakah nama baru itu, karena hanya dialah yang memiliki pengalaman-pengalaman yang menghasilkan nama itu. Nama baru itu sesuai dengan pengalaman pribadinya terhadap Tuhan. Dengan kata lain, apa yang kita alami dari Tuhan, itulah yang akan menjadi milik kita.
Saudara saudari, Tuhan akan dengan tepat menandai kita, menuliskan pada kita nama Allah, nama Yerusalem Baru, dan nama-Nya yang baru. Hal itu menunjukkan bahwa kita telah menjadi orang yang esa dengan Allah, salah satu bagian dari Yerusalem Baru, dan yang memiliki banyak pengalaman pribadi akan Tuhan.

Penerapan:
Ketika baru diselamatkan, kita mengalami kesegaran Kristus. Tetapi lambat laun kita kehilangan kesegaran itu. Jika kita ingin menjadi pemenang, kita harus senantiasa mengalami kesegaran Kristus. Marilah menikmati Dia sebagai rahmat Allah yang baru dan yang menyegarkan kita setiap pagi (Rat.3:22-23). Jangan lewatkan pagi hari kita tanpa menikmati Dia, sang Segar dan Baru itu.

Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, garapkan diri-Mu lebih banyak ke dalam diriku. Biarlah unsur, kadar, sifat, dan segala ada-Mu tergarap dan tersusun hingga ke seluruh bagian diriku, menyingkirkan semua unsur egoku, alamiahku, juga dagingku. Biarlah nama Allah-Mu, kota Allah-Mu, yaitu Yerusalem baru, dan nama-Mu yang baru, tertulis dalam diriku.

12 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 2 Rabu

Barangsiapa Menang
Wahyu 3:12a
“Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ.”

Apakah seseorang masih perlu menang di Filadelfia? Apakah maksud menang di sini? Mereka harus menang dari apa? Kita tahu bahwa di Efesus, kita harus menang dari kegagalan kasih semula. Di Pergamus, dari hidup dalam dunia. Di Tiatira, dari pengajaran dan pekerjaan Izebel. Tetapi, Filadelfia sepenuhnya diperkenan Tuhan. Ia tidak memiliki penganiayaan yang kejam seperti di Smirna. Lalu ia harus menang atas apa? Jika segala sesuatunya dipuji oleh Tuhan, apa lagi yang harus dikalahkan? Kemenangan mereka terletak dalam hal berpegang teguh, yaitu tetap memelihara firman Tuhan, tidak menyangkal nama Tuhan, menuruti firman ketekunan (kesabaran) Tuhan.
Janji Tuhan bagi para pemenang dalam ayat ini sungguh luar biasa. Setiap kali kita memikirkan janji Tuhan, kita selalu membayangkan bahwa Ia akan memberi kita sesuatu. Menurut konsepsi kita, sebuah janji berkaitan dengan berkat. Tetapi dalam 3:12 Tuhan tidak berkata, “Aku akan memberi dia”, melainkan “Ia akan Kujadikan sokoguru (pilar).” Dalam ayat ini, Tuhan tidak berjanji memberi kita kekudusan atau berkat surgawi. Tidak, di sini Ia berjanji membuat kita menjadi sesuatu — pilar dalam Bait Suci Allah.
Bagaimana kita, yang adalah tanah liat, dapat menjadi pilar dalam Bait Suci Allah? Tidak ada jalan lain kecuali mengubah tanah liat itu menjadi batu permata dan kemudian membangunnya menjadi bangunan Allah. Ini adalah berkat yang luar biasa!

Pengubahan dan Pembangunan
Why. 2:17; 3:12; 21:2

Menjadi pilar dalam Bait Suci meliputi dua perkara — pengubahan dan pembangunan. Berkat paling besar yang Tuhan berikan kepada kita adalah mengubah kita dan membangun kita menjadi bait-Nya.
Sebelum ini, kita telah memiliki janji Tuhan dalam Wahyu 2:17, yang menyatakan bahwa kita bisa diubah menjadi sebuah batu putih melalui makan Dia sebagai manna yang tersembunyi. Berkat terbesar bukanlah apa yang Tuhan berikan, melainkan Tuhan hendak menjadikan kita apa.
Misalkan, saya adalah segumpal tanah liat. Apa pun yang Anda berikan kepada saya, entah itu emas atau berlian, saya tetap tanah liat. Bahkan walau Anda membawa saya ke surga dan menaruh diri saya di depan Allah, saya tetap adalah tanah liat. Karena itu, puji Tuhan untuk berkat-Nya yang besar, yaitu mengubah kita menjadi sesuatu yang berkaitan dengan tempat kediaman Allah. Jika nampak visi ini, masihkah kita mengharapkan Tuhan memberkati kita dengan berbagai perkara yang di luar? Kita perlu menyadari bahwa dalam hidup gereja, Tuhan tidak bermaksud melakukan sesuatu di luar kita, melainkan sesuatu yang sepenuhnya berkaitan dengan diri kita. Ia akan mengubah dan membangun kita.
Banyak orang menyalahpahami kata pembangunan ini. Mereka kira artinya sama dengan pembinaan. Bagi banyak orang, membangun sama dengan membina. Sekalipun banyak orang menekankan pembinaan, tidak banyak orang memperhatikan pembangunan gereja Allah secara riil yang menghasilkan tempat kediaman-Nya yang kekal.
Bagaimanapun, apa kesimpulan akhir dari Alkitab? Jika kita sampai pada kedua pasal yang terakhir dari Alkitab, kita tidak menemukan agama, moralitas, etika, atau pembinaan, kita hanya melihat sebuah kota, Yerusalem Baru. Kita mungkin mengira bahwa Yerusalem Baru adalah sebuah rumah besar yang surgawi. Kita perlu memperhatikan bahwa kota ini akan turun dari surga (21:2). Inilah kesimpulan akhir Alkitab, yaitu kota kudus, Yerusalem Baru, sebagai tempat kediaman Allah yang kekal. Jika sasaran akhir Allah adalah Yerusalem Baru, maka kita sangat perlu memperhatikan perihal pengubahan dan pembangunan diri kita.

Penerapan:
Kita perlu dirombak dan diubah. Marilah kita melupakan doktrin dan mulai memperhatikan diri sendiri. Orang yang bagaimanakah kita? Doktrinnya benar atau salah, itu perkara kecil. Yang sungguh-sungguh penting adalah pengubahan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk janji-Mu yang luar biasa. Terima kasih karena Engkau mau mengubah dan membangun aku menjadi pilar dalam bait-Mu. Belaskasihi aku senantiasa dan pimpinlah aku agar dapat terus berpegang teguh pada semua berkat yang telah Engkau sediakan bagiku saat ini.

11 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 2 Selasa

Peganglah
Wahyu 3:11
“Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.”

Aku datang segera. Kedatangan kembali Tuhan yang sudah di ambang pintu, seharusnya menjadi mustika bagi kita sewaktu kita bersaksi tentang Dia.
“Peganglah apa yang ada padamu”. Apa yang mereka miliki? Mereka memiliki kasih persaudaraan, sedikit kekuatan, memelihara firman Tuhan, tidak menyangkal nama-Nya, dan menuruti firman kesabaran Tuhan. Tuhan tidak menyuruh mereka untuk menambahkan sesuatu atau mencari sesuatu yang lain. Apa yang mereka miliki sudah cukup. Firman Tuhan, nama-Nya, dan kesabaran-Nya semua ada di sini. Pertanyaannya sekarang ialah bagaimana akhirnya? Mereka seharusnya berpegang teguh pada apa yang mereka miliki. Mereka tidak dapat memegang apa yang tidak mereka miliki.
“Supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.” Seluruh Filadelfia telah memiliki mahkota. Sekarang, janganlah sampai ada yang merebutnya, jangan meninggalkan Filadelfia dan melepaskan kedudukan kita. Pesan ini sangat serius karena Filadelfia memiliki bahaya mengalami kemunduran, kehilangan apa yang ada pada mereka. Mereka berkenan kepada Tuhan dikarenakan mereka saling mengasihi, dan setia kepada firman juga nama Tuhan. Bahaya mereka adalah kehilangan kasih dan kesetiaan itu. Apabila kasih telah hilang atau berkurang, orang lalu memperhatikan Taurat, mementingkan tata cara, dan mencari-cari kesalahan, sehingga timbullah perpecahan.

Mahkotamu
Why. 3:11; 1 Kor. 9:24-27; 2 Tim. 4:8

Perkataan “Aku datang segera” benar-benar menghibur dan membuat kita mempunyai semangat untuk maju. Betapa bahagianya ketika Dia datang. Tetapi perkataan “Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu” merupakan suatu peringatan yang sangat serius. Tuhan telah menjanjikan apa yang dapat Dia janjikan. Kaum beriman harus melakukan apa yang dapat mereka lakukan. Sekarang bahayanya ialah kehilangan janji Tuhan karena kita mundur. Mundur ini mungkin disebabkan oleh kelelahan atau kekecewaan dalam menempuh hari-hari yang cukup panjang. Peringatan ini sungguh penting karena dapat menyadarkan kaum beriman akan bahaya yang di depan.
Apakah maknanya mahkota? Suatu mahkota dikenakan oleh raja. Karena itu, mahkota ialah lambang kerajaan. Mahkota ini diberikan hanya kepada mereka yang memenuhi persyaratan. Mahkota tidaklah sama dengan hayat (hidup) kekal. Mahkota tidak berkaitan dengan keselamatan kita. Yakinlah bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengambil keselamatan kita, tetapi mahkota adalah sesuatu yang ditambahkan kepada keselamatan yang umum. Tidak semua kaum beriman akan memiliki mahkota. Semua yang percaya dalam Tuhan Yesus akan memiliki hidup yang kekal, tetapi hanya mereka yang memenuhi syarat yang akan menerima mahkota.
Allah telah menyimpan satu mahkota sebagai pahala bagi kita. Tetapi, jika kita malas, mengasihi diri, menuruti kehendak diri, kita akan kehilangan mahkota itu. Ketika hal ini terjadi, Allah akan memberikan mahkota kita kepada mereka yang berkenan kepada-Nya.
Kita tidak perlu menunggu sampai ke takhta penghakiman untuk mengetahui apakah kita memiliki mahkota. Kehidupan kita dan pekerjaan kita hari ini akan memberi tahu kita apakah kita memilikinya atau tidak. Rasul Paulus berjuang dan berlari pada jalur perlombaan yang ditetapkan baginya (1 Kor. 9:24-27). Di akhir perlombaannya, dia tahu bahwa dia telah menerima “mahkota kebenaran” (2 Tim. 4:8).

Penerapan:
Dalam seluruh Perjanjian Baru hanya seorang yang tahu dirinya telah memiliki mahkota, dialah Paulus (2 Tim. 4:8). Bagaimana dengan kita? Kita tidak perlu terlalu menganalisa apakah kita memiliki mahkota atau tidak. Namun kalau semua peringatan dalam Wahyu pasal 2 dan 3, kita abaikan, maka kita pasti kehilangan mahkota kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, belaskasihi-lah aku. Aku damba mengalami realitas gereja di Filadelfia. Tuhan, bawalah aku memasuki realitas kasih persaudaraan, meskipun kekuatanku tidak seberapa, jadikan aku orang yang memelihara firman-Mu, tidak menyangkal nama-Mu, serta menuruti firman kesabaran-Mu. Terima kasih Tuhan. Amin

10 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 2 Senin

Firman Kesabaran-Ku
Wahyu 3:10a
“Karena engkau menuruti firman-Ku (firman kesabaran-Ku), untuk tekun menantikan Aku.”

“Karena engkau telah menuruti firman kesabaran-Ku” (Why. 3:10, versi King James). Ini berkaitan dengan frase dalam pasal 1:9, “dalam kesusahan, dalam kerajaan, dan dalam ketekunan (kesabaran – versi King James) menantikan Yesus”.
“Kesabaran” di sini adalah kata benda. Hari ini adalah waktu kesabaran Kristus. Walaupun menjumpai berbagai cemooh, namun Dia sabar. Pada suatu hari kelak, penghakiman akan datang; tetapi hari ini Dia sabar, itulah sebabnya, hari ini, firman-Nya adalah firman kesabaran. Ketika kita mengikuti-Nya, Dia berkata hendaklah “menuruti firman kesabaran-Ku”.
Sampai hari ini dunia masih menolak otoritas-Nya, Tuhan sedang menunggu hari itu, ketika Dia menerima posisi-Nya. Karena Tuhan kita telah diremehkan dan ditolak oleh manusia, hari ini kita tidak seharusnya memerintah di antara manusia! Kita sebaiknya memisahkan diri dari politik dunia dan hanya khusus menunggu Tuhan, yang akan menggantikan kerajaan dunia dengan kerajaan-Nya.
Karena kita tahu bahwa Tuhan kita bertekun dalam segala macam penentangan yang terus menerus, mengapa kita harus khawatir? Kristus menjanjikan bahwa kita akan berbagian dengan-Nya dalam kemuliaan di masa depan. Namun, jika kita ingin bersatu dengan kuasa-Nya, kita juga harus bersatu dengan firman kesabaran-Nya. Mereka yang akan dimuliakan dengan Dia harus pertama-tama menderita malu bersama Dia.

Melindungi Engkau Dari Hari Pencobaan
Why. 3:10; Luk. 21:36; Mat. 24:21

Wahyu 3:10 mengatakan, “Karena engkau menuruti firman-Ku (firman kesabaran-Ku), untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.” Janji Tuhan ini senada dengan janji-Nya dalam Lukas 21:36, menunjukkan bahwa orang kudus yang berpegang kepada firman kesabaran Tuhan akan terangkat sebelum masa kesusahan besar (Mat. 24:21). Masa kesusahan besar akan melanda seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Tetapi, Tuhan berjanji akan membuat mereka terhindar dari hari pencobaan tersebut.
Kata “hari” dalam ayat di atas, menurut bahasa aslinya seharusnya diterjemahkan “jam”. Jadi, seharusnya demikian, “Aku pun akan melindungi engkau dari jam pencobaan yang ....” Kita dapat mengambil kota Jakarta sebagai perumpamaan. Bila orang mengatakan bahwa ia akan melindungi kita dari pemboman itu, ini berarti kita tetap berada di kota Jakarta, namun kita terhindar dari pemboman itu. Kalau orang itu mengatakan, ia akan melindungi kita dari jam itu, ini berarti sebelum saat pemboman, kita telah diangkut pergi ke kota lain.
Ketika seluruh dunia mengalami pencobaan (ditujukan kepada kesusahan besar), orang Kristen yang berpegang pada firman kesabaran Tuhan tidak sampai mengalaminya. Sebelum waktu itu tiba, orang Kristen yang sedemikian telah diangkat. Hari ini, kalau kita ingin mengikuti Tuhan, kita tidak bisa dengan sembarangan melewatkan hari-hari kita. Kita harus menempuh jalan Filadelfia. Janji ini bukan tanpa syarat dan tentu saja tidak berlaku bagi orang-orang yang tidak memenuhi syarat.
Jangan pernah berpikir bahwa makin hari dunia akan menjadi lebih baik. Kita juga tidak perlu mencoba mengubah dunia yang terkutuk di bawah dosa, dan membuatnya menjadi lebih nyaman bagi orang berdosa untuk tinggal selamanya. Sekarang ialah waktu untuk memberitakan Injil. Kita perlu memberi tahu orang-orang mengenai Kristus. Selain itu, pemikiran, perasaan, keinginan, dan kedambaan kita haruslah tertuju kepada kemuliaan yang di atas, yang akan kita terima pada kedatangan Tuhan kali kedua.

Penerapan:
Sebagai manusia yang rendah, orang Nazaret, anak tukang kayu, Tuhan kita tidak memiliki reputasi apa pun. Tetapi Ia tetap sabar. Marilah kita menghadapi segala cemooh dan ejekan di sekitar kita dengan firman kesabaran-Nya. Semoga kita terus memiliki “ketekunan pengharapan kepada Tuhan kita Yesus Kristus” (1 Tes. 1:3).

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau begitu sabar. Kami berdoa agar Diri-Mu yang sabar terus bertambah di dalam kami hingga kami pun bisa sabar seperti-Mu. Jagalah kami, Tuhan, agar tidak menaruh pengharapan di dunia ini, tetapi menunggu-Mu saja.

08 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 1 Sabtu

Jemaah Iblis
Wahyu 3:9
"Lihatlah, beberapa orang dari jemaah (sinagoga) Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau."

Ketika Surat-surat Kiriman kepada ketujuh gereja ini ditulis, gereja sedang difitnah oleh sinagoga Yahudi (2:9). Tetapi, gereja di Filadelfia akan menyingkapkan kesalahan dan kedegilan mereka, sehingga orang-orang Yahudi mengetahui bahwa Tuhan mengasihi gereja. Orang-orang Yahudi yang dimaksud di sini tentulah keturunan Abraham dalam daging, bukan dalam roh. Tuhan sangat keras menegur mereka dan menyebutnya sebagai jemaah Iblis.
Orang Yahudi masih menyangkal Tuhan Yesus sebagai Mesias, Anak Daud, dan menganggap mereka yang mengikuti Kristus sebagai orang-orang yang mengikuti seorang penipu. Tetapi pada suatu hari, Tuhan Yesus akan datang dan memerintah dalam Kerajaan dengan orang-orang-Nya yang setia. Saat itulah orang Yahudi akan datang untuk mengakui Kristus dengan para pemenang-Nya sebagai administrator yang tertinggi di bumi. Saat itu semua lulut bertelut, semua mulut mengaku bahwa Yesus itu Tuhan (Flp. 2:10).
Kisah mengenai Simei dalam Perjanjian Lama ialah lambang yang ajaib dari apa yang dibicarakan di sini. Pada waktu Absalom memberontak, Daud melarikan diri. Simei mengutuk dia dan menegur dia, melempari dia dengan batu dan debu. Daud tidak menjadi marah, dia menerima penghinaan ini. Ketika hari penderitaan selesai, Daud kembali ke Yerusalem dalam kuasa dan kemuliaan yang besar. Simei kemudian datang di hadapan kaki Daud dan mengakui dosanya (2 Sam. 19:18-20).

Aku Mengasihi Engkau
Why. 3:8

Apakah makna sinagoga itu? Seperti yang diwahyukan dalam Ulangan 12:14-16, Allah menginginkan adanya satu bait yang unik di bumi ini. Itulah sebabnya, Tuhan melarang umat-Nya memiliki tempat lain sebagai pusat penyembahan mereka selain dari tempat yang akan dipilih-Nya. Tempat yang dipilih-Nya adalah Yerusalem, di tempat itulah Allah membangun Bait Suci.Bait yang unik ini bukan saja menunjukkan kesaksian bahwa Allah itu esa, juga menunjukkan keesaan umat Allah. Namun, pada akhirnya umat Allah merosot. Karena kemerosotan itu, timbullah perpecahan. Akibatnya, umat Allah tercerai-berai, kehilangan keesaan mereka. Karena mereka tidak mempunyai hak untuk membangun bait Allah kecuali di tempat yang telah ditetapkan oleh Allah, padahal mereka harus menyembah Allah, maka mereka mendirikan pusat-pusat penyembahan yang disebut sinagoga.
Sebuah sinagoga adalah sebuah pusat penyembahan yang telah merosot. Bait Allah hanya boleh ada satu, tetapi sinagoga banyak sekali dan semua sinagoga itu terpecah-belah. Kalau kita menerapkan hal ini pada situasi gereja hari ini, kita nampak bahwa di dalam rencana Allah, gereja hanyalah satu, tunggal. Tetapi karena kejatuhan, gereja telah terpecah-belah.
Gereja di Filadelfia memulihkan apa yang telah merosot. Mereka kembali kepada keesaan melalui menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan. Inilah keinginan hati Tuhan, dan Ia mengasihinya. Tuhan mengasihi Filadelfia, dan Ia akan membuat orang-orang Yahudi penentang dari jemaah Iblis takluk di depan gereja, karena mereka tahu bahwa Tuhan mengasihi gereja.
Kedengarannya aneh bahwa di dalam kitab yang penuh dengan atmosfir penghakiman Kristus terhadap gereja, Dia mewahyukan kasih-Nya! Pada hari penghakiman, satu-satunya hal yang dapat Dia kasihi adalah kondisi seperti gereja di Filadelfia. Betapa sukacitanya bila kita menjadi orang-orang yang menyenangkan hati Tuhan dan yang dikasihi-Nya!
Saudara saudari, waktu tidak banyak lagi, marilah kita mempertahankan keesaan gereja melalui hanya memegahkan nama Tuhan saja.

Penerapan:
Kewajiban kita bukanlah berdebat mengenai apa yang menyenangkan Tuhan. Jika kita mengetahuinya, marilah kita melakukannya. Keperluan kita satu-satunya hari ini ialah melayani Kristus dengan setia.

Pokok Doa:
Oh Tuhan, kami begitu damba menjadi orang-orang yang menyenangkan hati-Mu, orang-orang yang tahu keinginan-Mu. Oh Tuhan, selamatkan kami dari perdebatan bentuk apa pun, buatlah kami menjadi pelaku-pelaku firman, agar Engkau dipuaskan.

07 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 1 Jumat

Tidak Menyangkal Nama Tuhan (1)
Wahyu 3:8
"namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku."

Tuhan berkata, "Engkau tidak menyangkal nama-Ku." Sejak tahun 1825, ada sekelompok orang yang dijuluki "Kaum Saudara (The Brethren)" mengatakan bahwa mereka hanya dapat disebut Kristen (Christians). Kalau Anda bertanya kepada mereka, "Siapakah Anda?" Mereka masing-masing akan menjawab "Aku adalah seorang Kristen." Kita pun seharusnya demikian, jangan mengatakan bahwa kita adalah Kristen dari golongan "A", atau golongan "B", atau golongan "C", dan lain-lain. Ini berarti, di luar Kristus, kita masih memakai nama lain untuk menyebut diri sendiri.
Bagi anak-anak Allah, sepatutnya hanya ada satu nama saja yang bisa dipakai untuk menyebut diri sendiri. Tuhan Yesus berkata, "Berdoa di dalam nama-Ku" dan "berhimpun di dalam nama-Ku". Ini berarti bahwa Tuhan ialah Kepala, obyek penyembahan, dan pusat perhatian. Ini juga berarti bahwa kita datang ke hadapan-Nya untuk menyembah-Nya, meninggikan Dia, memberitakan Dia, memuji Dia, berdoa pada-Nya, dan mempersembahkan segala sesuatu bagi Dia.Kita hanya boleh memiliki nama Tuhan. Whitefield pernah berkata, "Biarlah semua nama lain tersingkir, hanya nama Kristus yang terjunjung tinggi." Gereja di Filadelfia adalah gereja yang demikian, mereka menghargai nama Tuhan. Nama Kristus telah menjadi inti mereka. Kita seharusnya sering berkata, "Apakah nama Kristus tidak cukup bagi kita untuk memisahkan diri dari dunia? Apakah tidak cukup baik bagi kita untuk memikul nama Tuhan?"

Tidak Menyangkal Nama Tuhan (2)
Why. 3:8

Sungguh serius jika seorang perempuan mengambil nama lain selain nama suaminya. Jika seorang perempuan menikah dengan Tuan Budi, dia tidak seharusnya menyebut dirinya Nyonya Chandra. Gereja adalah perawan suci yang telah dipertunangkan kepada Kristus (2 Kor. 11:2), maka gereja adalah istri Kristus, dan Kristus adalah sang Suami. Gereja tidak seharusnya memiliki nama lain selain nama Kristus, sang Suami. Semua nama lain adalah kekejian dalam pandangan Allah.
Mungkin ada yang berkata, "Kami tidak pernah menyangkal nama Tuhan." Memang benar, kita tidak menyangkal nama-Nya, tetapi kita telah mengambil nama lain di samping nama-Nya, dan bahkan meninggikan nama itu melebihi nama-Nya. Sekarang kita mempunyai dua nama. Mengapa kita tidak membuang nama lain yang telah kita ambil itu? Jika kita mau membuang nama lain itu, tentulah di antara orang Kristen tidak ada perpecahan.
Semua nama lain itu mendatangkan perpecahan belaka. Kristus tidak terpecah belah; semua nama lain bersifat memecah belah. Dalam satu Korintus Paulus berkata, "Kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi­bagi?" (1:12-13a). Semua sebutan semacam itu harus dikecam dan ditolak. Bahkan mengatakan, "Aku adalah milik Kristus" dengan mengecualikan rasul-rasul dan ajaran mereka, atau dengan mengecualikan kaum beriman lain, itu sama saja dengan mengatakan "Aku dari golongan . . . (ini atau itu)", yang bersifat memecah belah. Perpecahan dapat dihapuskan dan diakhiri hanya dengan mengambil Kristus sebagai pusat satu-satunya di antara semua orang beriman.
Selain itu, hal yang paling mudah membuat kita menyangkal nama Tuhan adalah rasa percaya diri. Petrus yakin bahwa dirinya tidak akan bergeming menghadapi kematian, tetapi akhirnya, ia menyangkal nama Tuhan! Kita harus mengetahui bahwa kita sepenuhnya tidak dapat dipercaya. Kita perlu berdoa dan berjaga-jaga, mencari wajah-Nya, dan mempercayai kekuatan-Nya. Hanya dengan demikian kita tidak akan menyangkal nama-Nya.

Penerapan:
Kita jangan pernah merasa mampu atau bisa mengerjakan segalanya sendiri. Kita perlu berdoa dan berjaga-jaga, mencari wajah-Nya, dan mempercayai kekuatan-Nya. Hanya dengan demikian kita tidak akan menyangkal nama-Nya. Ini juga berarti bahwa kita hanya menjunjung tinggi Tuhan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, nama-Mu adalah nama di atas segala nama tetapi kami begitu meremehkannya. Celikkan mata batini kami untuk mengenal nama yang almuhit ini. Pimpinlah hidup kami agar kami tidak pernah mengagungkan nama yang lain selain nama-Mu.

06 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 1 Kamis

Menuruti Firman Tuhan (1)
Wahyu 3:8b
"namun engkau menuruti (memelihara) firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku."

Sering kali orang Kristen berkata, "Aku tahu apa yang dikatakan Alkitab, "tetapi...." Selalu ada "tetapi" dalam sikap kita terhadap apa yang dikatakan firman Allah. Kita tidak seharusnya mengatakan "tetapi" terhadap firman Allah. Itu sangat menyalahi Tuhan. Tuhan berkata, "... harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku" (Mat. 16:24). Kita berkata, "Tetapi aku tidak dapat melakukannya." Tuhan berkata, "Kamu harus saling mengasihi" (Yoh. 13:34). Kita berkata, "Tetapi beberapa orang memang tidak patut dikasihi." Kita perlu ditanggulangi oleh Roh Kudus, sehingga tidak lagi berkata "tetapi" kepada Tuhan. Kita seharusnya berkata, "Amin."
Ada sebuah kidung yang mengatakan, "Pada lblis s'lalu "Tidak"; pada Bapa pasti "Ya"". Kita harus belajar mengatakan "ya" kepada Bapa, dan "tidak" kepada Iblis sepanjang masa. Tetapi sering kali pengalaman kita berlawanan dengan ini. Kita berkata "tidak" kepada Bapa, dan berkata "ya" kepada Iblis. Ketika saudari-saudari melihat iklan obralan di koran, dalam batin mereka terjadi perontaan. Apakah mereka akan mengatakan "tidak" kepada Iblis, dan "ya" kepada Bapa? Mereka mungkin mengatakan kepada Tuhan, "Tuhan, saya mohon Engkau memberiku kebebasan untuk pergi satu kali ini saja. Nanti saya tidak akan melakukannya lagi." Kita semua memiliki "penyakit" ini. Kita harus mohon kepada Tuhan agar menjadikan kita orang-orang yang memelihara firman Tuhan dengan mutlak.

Menuruti Firman Tuhan (2)
Why. 3:8

Pada hari Pentakosta, tiga ribu orang beroleh selamat, dibaptis, dan mulailah ada hidup gereja (Kis. 2:41). Mereka mulai berhimpun dalam rumah-rumah. Mereka bertekun siang dan malam dalam dua hal - dalam persekutuan dan dalam ajaran rasul-rasul (Kis. 2:42). Pengajaran rasul-rasul adalah firman Tuhan. Tidak diragukan lagi, mereka sangat ketat dalam menyelidiki dan memelihara firman Allah (Kis. 17:11).
Itu sungguh baik, tetapi tak lama setelah itu, pemeliharaan firman Allah yang begitu rajin dan ketat itu mulai kendur. Hari ini, berapa banyak orang Kristen yang memelihara firman Allah dengan ketat, tekun, dan setiap hari? Sulit sekali menemukan orang yang memelihara firman Tuhan sedemikian. Hari ini di antara orang Kristen ada arus (kecenderungan) tidak memelihara firman Tuhan. Kita memiliki Alkitab, tetapi Alkitab kita kebanyakan tersimpan dalam rak buku. Bahkan sering kali kita tidak membawa Alkitab ketika kita menghadiri perhimpunan gereja.
Sebagian orang beranggapan, bahwa orang-orang yang disebut kaum awam tidak bersyarat, tidak mampu, dan tidak bisa memahami firman yang kudus. Hanya para hamba Tuhan yang bisa mengerti firman. Ini adalah pendapat yang sama sekali salah! Bila kita tidak mengerti firman, maka kita tidak mungkin memelihara firman itu.
Kita perlu tahu bahwa Firman membawa kita lebih dekat kepada Kristus. Firman juga menjaga kita dari segala bentuk penyesatan di akhir jaman. Sekarang telah bangkit banyak antikristus (1 Yoh. 2:18), karena itu kita lebih perlu diperlengkapi dengan firman Tuhan. Mereka yang tidak mengasihi kebenaran akan ditipu oleh "rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda, dan mujizat-mujizat palsu" (2 Tes. 2:9-11). Oleh karena itu, kita harus mengerti dan memegang teguh kebenaran Alkitab, sehingga kita tidak tertipu.Tuhan tidak pernah berkompromi dengan kita. Dia tidak akan membiarkan kita mematuhi-Nya hanya dalam beberapa hal dan tidak mematuhi-Nya dalam hal yang lain. Menuruti atau memelihara Firman Tuhan berarti suatu ketaatan yang mutlak. Karena kaum beriman di Filadelfia menghargai firman Tuhan dan menurutinya dengan mutlak, Tuhan memujinya.

Penerapan:
Pengetahuan kita akan Allah dan firman-Nya seharusnya meningkat secara bertahap. Demikian pula ketaatan kita menuruti firman Tuhan seharusnya juga meningkat setiap hari. Karena itu marilah kita memulainya dari hari ini.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, alangkah seringnya kami berkata "tetapi" kepada-Mu. Ampuni kami, Ya Tuhan! Lunakkan hati kami hingga kami selalu berkata "Amin" terhadap firman-Mu.

05 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 1 Rabu

Kekuatan-Mu Tidak Seberapa
Wahyu 3:8
"Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku."

Dalam Wahyu 3:8, Tuhan berkata, "Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa..." Banyak orang Kristen mencari kekuatan supranatural yang besar, mengira hal ini sebagai tanda kedewasaan dalam rohani. Tetapi dalam ayat ini, Tuhan justru menghibur gereja di Filadelfia yang hanya memiliki kekuatan yang tidak seberapa, namun mengasihi Tuhan dan memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan.
Yang menyenangkan Tuhan bukan kekuatan kita yang besar, melainkan kita menggunakan kekuatan kita yang tidak seberapa itu untuk melakukan yang semaksimal mungkin.
Banyak orang lebih cenderung mengagumi dan mengejar manifestasi kuasa ajaib. Tetapi, dalam Yohanes 2:23-24 dikatakan, "Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua." Kita perlu memahami bagaimana cara Tuhan bekerja hari ini, yang Tuhan minta adalah dengan sedikit kekuatan yang kita miliki, kita memelihara firman Tuhan dan meninggikan nama-Nya.
Saudara saudari, kita tidak mungkin melampaui apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Kita wajib menggunakan anugerah itu, dan memakainya dengan sebaik-baiknya. Jika kita berbuat demikian untuk melakukan firman-Nya, Tuhan akan menghargai kita sebagai hamba yang memiliki dua talenta, namun memanfaatkannya secara optimal.

Sumber Kekuatan Kita
Why. 3:8

Kekuatan Paulus bukan berasal dari pengalamannya dibawa ke surga tingkat ketiga. Sebaliknya, dia berkata bahwa kapankala dia merasa lemah, kuasa Allah datang menaunginya (2 Kor. 12:9). Tetapi, Tuhan juga memberi Paulus duri, agar ia tidak menjadi sombong (2 Kor. 12:7). Hanya dalam kondisi yang ditekan oleh duri inilah Paulus menyadari kelemahannya. Paulus perlu menyadari kelemahan ini sebelum ia mengenal di mana letak kekuatannya.Bagi Daud, baik singa, beruang, maupun Goliat, tidak ada bedanya. Daud sama lemahnya bagi mereka dan mereka sama ganasnya bagi Daud. Namun, Daud sama tidak takutnya kepada mereka, karena dia sepenuhnya percaya kepada penyelamatan Allah. Inilah iman. Ini sepenuhnya berbeda dari sikap orang-orang yang dikirim Musa untuk memata-matai tanah Kanaan. Orang-orang itu menganggap diri mereka seperti belalang, mereka takut kepada keturunan Enak yang raksasa. Mereka lupa untuk membandingkan Allah dengan keturunan Enak."Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Flp. 4:13). Inilah rahasia semua kemenangan. Tidaklah berguna melihat diri sendiri, karena di atas diri kita tidak ada apa pun kecuali kelemahan. Namun, jika kita melihat kepada Tuhan, kita akan menerima penyelamatan.
Dalam situasi di mana kondisi umum telah merosot, jalan Allah bukanlah menganugerahi mereka agar memiliki kekuatan besar. Pada waktu bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel, tidak ada hal-hal besar yang dapat dipamerkan. Bahkan musuh mengejek mereka dan berkata bahwa anjing hutan dapat merobohkan tembok mereka (Neh. 4:3). Tetapi, hal pertama yang mereka bangun ialah mezbah bagi Tuhan (Ezr. 3:2). Tuhan menduduki tempat utama dalam hati mereka. Meskipun, mereka tidak memiliki pertahanan yang kuat untuk menghadapi orang Samaria, tetapi mereka bersandar kepada Tuhan, seakan-akan Tuhan menjadi tembok mereka. Tidak ada mujizat, janji satu-satunya yang mereka miliki adalah "Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!" (Hag. 2:6b).

Penerapan:
Kita tidak perlu berusaha menjadi raksasa. Tuhan tidak mencari raksasa rohani; Ia lebih suka orang kecil yang hanya memiliki sedikit anugerah. Sekalipun kapasitas anugerah itu terbatas, asal kita memakainya, mengeluarkannya sebanyak dan semampu kita untuk menuruti firman Tuhan, Ia akan berkenan.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, ampuni aku, karena aku lebih senang melihat mujizat dan lebih percaya jika ada mujizat. Oh Tuhan Yesus, sadarkanlah aku agar aku tahu bahwa Engkau berkenan kepada kami walaupun kekuatan kami tidak seberapa asal kami menuruti firman-Mu dan tidak menyangkal nama-Mu.