Hitstat

01 October 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Sabtu


Aku Tidak Akan Menghapus Nama-Nya (1)

Wahyu 3:5
"Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya."

Di sini bukan soal apakah nama itu dicatat atau tidak, melainkan nama itu diakui atau tidak. Yang namanya diakui Tuhan, mendapatkan pahala; yang namanya tidak diakui, tidak mendapatkan pahala. Semua nama telah dicatat dalam kitab kehidupan, tetapi mereka yang tidak diakui Tuhan, seolah namanya diberi tanda lingkaran. Ini bukan masalah hidup yang kekal dalam alam yang kekal, melainkan masalah dapat tidaknya berkuasa bersama Tuhan. Maka, adalah hal yang sangat disayangkan, jika sudah dicatat, tetapi tidak dapat berkuasa bersama Tuhan.
Kita menghadapi bahaya terhapusnya nama kita dari kitab kehidupan selama seribu tahun. Jika kita gagal, kalah, dan menolak menjadi pemenang, nama kita tidak akan tercantum dalam kitab kehidupan sewaktu Ia memerintah selama seribu tahun. Sungguh sayang.
Dalam Wahyu 17:14, kita melihat bahwa pada waktu Tuhan datang kembali, setelah semua orang kudus diangkat, Tuhan akan mengadakan pemilihan. Pemilihan itu tergantung pada bagaimana kita menempuh hidup hari ini sebagai orang Kristen. Jika kita hidup dalam kekalahan, Tuhan tentu takkan memilih kita. Tetapi jika kita hidup dalam kemenangan, kita akan dipilih, dan nama kita akan tercantum dalam kitab kehidupan selama seribu tahun. Hal ini sama dengan upacara kelulusan sekolah. Sekalipun semua nama murid masuk dalam daftar kelas, namun hanya sedikit dari nama itu yang akan menerima hadiah. Saudara saudari, mari kita menempuh hidup orang kristen yang berkemenangan setiap hari.

Aku Tidak Akan Menghapus Nama-Nya (2)
Why. 3:5

Kepada pemenang Tuhan berjanji bahwa Ia "tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan". Menghapus sebuah nama dari kitab kehidupan menunjukkan bahwa nama itu sudah tercatat dalam kitab kehidupan. Kitab kehidupan adalah catatan ilahi berisi nama orang-orang yang mengambil bagian dalam berkat yang dipersiapkan oleh Allah (Luk. 10:20).
Berkat-berkat ini terbagi menjadi tiga tahap: (1) dalam zaman gereja, (2) dalam Kerajaan Seribu Tahun, dan (3) dalam kekekalan. Berkat-berkat dalam zaman gereja, seperti pengampunan, penebusan, kelahiran kembali, hayat yang kekal, sifat ilahi, dan sebagainya, adalah bagian awal. Semua orang yang dipilih oleh Allah, yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan, mempunyai bagian dalam berkat bagian awal ini, untuk memulai kehidupan rohani mereka.
Untuk berbagian dalam berkat pada tahap kedua, yaitu dalam kerajaan Seribu Tahun, kita perlu bekerja sama dengan anugerah Allah yang menyuplai, hingga matang dalam hayat pada zaman gereja. Kematangan hayat yang lebih dini inilah yang membentuk pahala kita, yang akan diberikan oleh Tuhan pada saat Ia datang kembali. Pahala itu adalah jalan masuk ke dalam Kerajaan Seribu Tahun dan berbagian dalam berkat ilahi pada masa itu, misalnya, menikmati kebahagiaan dan perhentian Tuhan (Mat. 25:21, 23; Ibr. 4:9-11), memerintah bangsa-bangsa (Why. 2:26-27; 20:4, 6) dan sebagainya.
Namun, banyak orang pilihan-Nya tidak mau bekerja sama dengan anugerah-Nya, dan tidak mau maju bersama-Nya. Karena itu, mereka tidak dapat matang pada zaman gereja dan dengan demikian tidak akan siap pada saat Tuhan datang kembali. Karena itu, selama zaman Kerajaan Seribu Tahun, nama mereka akan dihapus dari kitab kehidupan. Tetapi, sesudah seribu tahun dalam pendisiplinan Tuhan, hayat mereka akan bertumbuh dewasa dan matang. Dengan demikian, mereka pasti berbagian dalam berkat ilahi pada masa kekekalan, misalnya jabatan imam yang kekal dengan penyertaan kekal Allah, jabatan raja yang kekal (22:3-5), Yerusalem Baru, pohon hayat (22:14), air hayat (22:17) dan sebagainya. Pada saat itu, nama mereka akan kembali dicatat dalam kitab kehidupan.

Penerapan:
Seribu tahun adalah masa yang sangat panjang jika dibandingkan dengan masa hidup kita saat ini. Karena itu kita perlu arif, jangan sia-siakan hidup kita saat ini hingga kita harus meratap dan menggertak gigi selama seribu tahun itu.

Pokok Doa:
Ya, Tuhan Yesus, terima kasih karena telah memilih aku. Terima kasih untuk keselamatan kekal yang Kauberikan. Tetapi, Tuhan, belaskasihi aku agar di dalam kerajaan seribu tahun, aku juga dipilih, boleh menjadi pemenang, berkuasa bagi-Mu. Tuhan Yesus, aku mempersembahkan sekali lagi seluruh hidupku kepada-Mu, pimpinlah aku terus untuk menempuh jalan yang Kausediakan bagiku.

No comments: