Hitstat

28 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 4 Jumat

Aku Berdiri Di Muka Pintu Dan Mengetuk
Wahyu 3:20
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok.” Inilah yang Tuhan katakan kepada gereja di Laodikia. Ketika Tuhan berkata, “Lihat,” Dia mencoba menarik perhatian mereka. Dia memberi tahu mereka bahwa situasinya sekarang sedikit aneh. Mengapa? “Aku berdiri di muka pintu dan mengetok.” Mengapa Dia berdiri di luar? Karena tidak ada ruang bagi Dia di dalam. Mengapa Dia mengetuk? Sebab pintunya tertutup rapat. Dia tidak menutup Laodikia, Laodikialah yang menutup Dia di luar pintu.
Tidak peduli berapa banyak kaum beriman bertindak dan bekerja “bagi Tuhan”, jika mereka menyangkal nama Tuhan dan tidak memelihara firman-Nya, Kristus tidak akan memiliki ruang untuk berdiri di antara mereka.
Kita harus membedakan hadirat Tuhan secara individu dengan hadirat Tuhan secara korporat. Setiap orang berdosa yang diselamatkan memiliki hadirat Tuhan secara individu. Tetapi, ketika sekelompok orang yang diselamatkan berkumpul bersama, jika mereka tidak melakukan perkara-perkara menurut perintah Tuhan, hadirat Tuhan, meskipun terasa sebagai individu, tidak akan bersama dengan mereka secara korporat.
Berkenaan dengan hadirat Tuhan yang korporat, persyaratannya ialah berkumpul bersama dalam nama Tuhan (Mat. 18:20). Laodikia begitu penuh dengan opini diri, sehingga mereka tidak sepenuhnya dapat tunduk kepada Tuhan. Itulah sebabnya kita melihat Tuhan berada di luar pintu mereka.

Mendengar Suaraku Dan Membukakan Pintu
Why. 3:20

Dia di luar pintu mengetuk. Jika ada sebuah hati di balik pintu yang tidak dicemari oleh orang-orang di sekitarnya dan bersedia membuka pintu, maka ia akan diberkati. Jadi, ini adalah perkara individu.
Meskipun Dia diabaikan secara umum, dia mengetuk pada setiap pintu individu. Meskipun pintu gereja tidak dapat terbuka, pintu individu mungkin terbuka.
Kita tidak seharusnya berharap bahwa keseluruhan Laodikia akan dibangkitkan. Ini tidak mungkin. Tetapi, mungkin ada banyak individu yang bersedia berbalik kepada Tuhan.
Jika seseorang dengan tulus membuka pintu, dia akan diberkati. Tuhan berkata, “Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Tentu saja, ini mengacu kepada waktu kebangkitan orang benar. Mereka akan makan bersama dalam kerajaan. Pada waktu itu, mereka akan menikmati berkat dari Tuhan.
Tuhan akan makan dengan semua orang yang membukakan pintu baginya; mereka akan bersekutu dengan Tuhan, mengetahui perkara-perkara dari Tuhan, dan berada dalam kesatuan dengan Tuhan. “Aku … bersama-sama dengan dia ... ia bersama-sama dengan Aku” (Why. 3:20).
Dalam persekutuan ini, Tuhan menunjukkan simpati-Nya pada kaum beriman. Dia ingin memikul semua bebannya. Dia ingin memuji jerih lelahnya. Dia ingin berbagi dengannya dalam perjuangannya, dalam kesulitannya, dalam air matanya, dalam kekuatirannya, dan dalam sukacitanya. Dia menghargai dan turut merasakan apa yang dirasakan kaum beriman, Dia juga tahu semua keinginan hati mereka dan semua reaksi mereka terhadap perkara di sekitar mereka. Sudah cukup? Ada lebih banyak lagi!
Persekutuan, pertemuan,dan kepercayaan sedemikian hanya dapat dimiliki oleh sahabat, bukan hamba. “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh. 15:15).
Marilah kita membuka pintu terhadap ketukan Tuhan. Jangan menunda lagi! Nikmatilah karunia ajaib yang begitu menakjubkan.

Penerapan:
Pintu itu adalah pintu gereja, tetapi pintu itu dibuka oleh orang beriman individual. Bagi orang yang membuka pintu, Tuhan akan masuk ke dalamnya untuk berpesta bersamanya. Kita harus memiliki kepastian, bahwa setiap pagi, pintu kita terbuka lebar-lebar kepada Tuhan, sehingga Dia dapat masuk dan makan bersama kita, berpesta bersama kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah kami telinga yang peka, mendengar ketukan-Mu. Berilah kami juga hati yang rindu membukakan pintu bagi-Mu. Oh Tuhan, jangan biarkan kami acuh tak acuh terhadap-Mu.

No comments: