Hitstat

31 October 2005

Wahyu Volume 5 - Minggu 1 Senin

Sebuah Takhta Terdiri Di Sorga
Wahyu 4:1
“Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.”

Wahyu 4:1 menunjukkan bahwa rencana Allah tersembunyi di sorga. Ketika Allah menemukan seseorang di bumi yang sesuai dengan maksud hati-Nya, sorga terbuka terhadap orang itu.
Sorga pernah terbuka kepada Yakub (Kej. 28:12-17), Yehezkiel (Yeh. 1:1), Yesus (Mat. 3:16), Stefanus (Kis. 7:56), dan Petrus (Kis. 10:11).
Dalam Wahyu pasal 4:1 dan pasal 19:11, sorga juga terbuka kepada Yohanes, penulis kitab ini. Dalam kekekalan, sorga pun akan terbuka untuk semua orang beriman di dalam Tuhan (Yoh. 1:51).
Ayat 2 mengatakan, “Segera aku dikuasai oleh Roh (di dalam roh, TL.) dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.” Takhta inilah fokus dari Kitab Wahyu, juga adalah pusat dari segala sesuatu, pusat administrasi Allah.
Hari ini, manusia mungkin melakukan apa saja yang disukainya, tetapi takhta Allah yang di sorga tetap berkuasa atas seluruh manusia dan atas segala sesuatu. Tidak mungkin sesuatu terjadi di luar pengaturan takhta Allah. Nampaknya, takhta ini tidak terlihat oleh manusia, tetapi sesungguhnya takhta ini mengatur setiap orang dan segala sesuatu (bd. Rm. 8:28; Kis. 17:26).
Saudara saudari, mari kita belajar hidup di dalam roh setiap hari (bd. Gal. 5:16) sehingga hidup kita bisa hidup di bawah pemerintahan takhta-Nya.

Nampaknya Bagaikan Permata Yaspis dan Permata Sardis

Kej. 9:8-17; Kel. 28:17, 20; Yoh. 17:2; Why. 4:2-3; 21:11, 18-19

Yohanes melihat “Dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis” (Why. 4:2b-3a).
Menurut Wahyu 21:11, yaspis adalah “… yang paling indah, … jernih seperti kristal.” Yaspis ialah corak penampilan Allah, juga adalah corak penampilan kota kudus, Yerusalem Baru (21:11), karena tembok dan dasar pertama kota tersebut juga terbuat dari yaspis (21:18-19). Warnanya yang hijau tua, melambangkan hayat yang limpah ruah. Allah yang duduk di atas takhta juga berpenampilan seperti permata sardis. Warnanya yang merah melambangkan penebusan.
Jadi dalam Wahyu pasal 4, Allah dilambangkan dengan dua macam warna — warna hayat dan warna penebusan. Ia adalah Allah pemberi-hayat, menyalurkan hayat yang kekal kepada kita (Yoh. 17:2), juga adalah Allah penebus. Dalam Perjanjian Lama, permata pertama yang ditatahkan di atas tutup dada imam besar adalah permata sardis (yaspis merah, LAI), yang terakhir adalah permata yaspis (nefrit, LAI - Kel. 28:17, 20). Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman rohani seseorang dimulai dari penebusan Allah dan berakhir dengan dipenuhi oleh kemuliaan hayat Allah.
“Dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya” (Why. 4:3b). Dalam kitab ini, Allah hendak menghakimi bumi dan semua penghuninya, tetapi ada pelangi yang melingkungi takhta-Nya. Pelangi adalah tanda perjanjian Allah dengan manusia dan semua makhluk hidup, bahwa Dia tidak akan memakai air bah lagi untuk memusnahkan mereka (Kej. 9:8-17). Selain itu, pelangi yang mengelilingi takhta Allah coraknya seperti permata zamrud, yang berwarna hijau rumput, melambangkan hayat di bumi. Hal ini menyatakan ketika Allah melaksanakan penghakiman-Nya atas bumi, Dia akan mengingat perjanjian-Nya dan akan menyisakan sebagian hayat di bumi, seperti yang dinyatakan dalam Kejadian 9:11. Allah bukan hanya Allah yang membuat perjanjian (Kej. 9:12-16) tetapi juga Allah yang memelihara Perjanjian. Zamrud, sebagai batu berharga, bentuknya kukuh, padat. Benda pengingat Allah untuk memegang janji-Nya adalah yang kukuh. Haleluya! Ada pengingat yang kukuh di sekitar takhta itu.

Penerapan:
Apa saja yang diperbuat manusia di bumi, semuanya berada di bawah takhta Allah yang di sorga. Karena itu, marilah kita tunduk di bawah pemerintahan takhta Allah melalui menyerahkan segala masalah dan kekhawatiran kita kepada-Nya. Biarlah Dia berdaulat mengambil segala keputusan dalam hidup kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, wahyukanlah kepada kami bahwa takhta-Mu bukan hanya takhta anugerah, yang darinya kami menerima rahmat, dan menemukan anugerah (Ibr. 4:16); takhta-Mu juga adalah pusat administrasi Allah. Tuhan kami mempersembahkan hidup kami, keluarga kami, juga masa depan kami agar terus taat di bawah pengaturan takhta-Mu.

No comments: