Hitstat

26 October 2005

Wahyu Minggu 4 - Minggu 4 Rabu

Membeli Pakaian Putih
Wahyu 3:18
“Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan.”

Juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan. Ini adalah hal kedua yang harus dibeli oleh saudara saudari di Laodikia. Dalam perlambangan, pakaian melambangkan perbuatan. Pakaian putih di sini melambangkan perbuatan yang diperkenan oleh Tuhan. Hal ini mengacu kepada kebaikan dan kebenaran yang dipraktekkan oleh kaum saleh, seperti yang disebutkan dalam Wahyu 19:8, “Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus]”
Pakaian putih di sini sama artinya dengan pakaian putih yang ditampilkan dalam beberapa tempat dalam Kitab Wahyu. Maksud Allah ialah agar mereka tidak bernoda, seperti pakaian yang putih bersih. Allah menghendaki mereka senantiasa berjalan di hadapan-Nya. Telanjang di hadapan Allah adalah suatu hal yang tidak patut. Dalam Perjanjian Lama, orang tidak mungkin dapat menghadap Allah tanpa berpakaian; para imam yang datang kepada mezbah tidak boleh kelihatan tubuh bagian bawahnya.
Gereja di Laodikia ditegur Tuhan, karena tidak memiliki realitas rohani, yang ternyata dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang tidak bernoda. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memakai pakaian putih? Apakah Kristus sudah terlihat dalam realitas hidup kita sehari-hari baik di rumah maupun di luar rumah.

Membeli Minyak Untuk Melumas Matamu
Why. 3:18

Dalam Why. 3:18 ada hal ketiga yang harus dibeli dengan mengeluarkan harga, yaitu minyak (salep mata) yang diperlukan untuk melumas mata, agar dapat melihat. Ini mengacu kepada Roh pengurapan (1 Yoh. 2:27), yaitu Tuhan sendiri sebagai Roh Pemberi Hayat (1 Kor. 15:45), juga mengacu kepada wahyu Roh Kudus.
Mendengar ratusan kali bukan berarti telah melihat (Ayb. 42:5). Kita perlu wahyu Roh Kudus, baru bisa melihat. Seringkali kita paham tentang doktrin, namun kekurangan wahyu, karena kita hanya menerima ajaran/doktrin yang merupakan perpindahan pikiran dari seseorang kepada kita, namun mata rohani kita tetap tidak melihat. Doktrin yang demikian, tidaklah berguna. Kita harus menuntut wahyu dari Roh Kudus.
Mengapa seringkali kita tidak rela membayar harga untuk Kristus? Karena kita tidak nampak betapa mustikanya Kristus itu. Tetapi begitu mata kita dicelikkan, kita akan berkata, “Sudah selayaknya bagiku membayar harga bagi Kristus. Meskipun diriku dan masa depanku kuserahkan bagi Kristus, sesungguhnya masih tidak sebanding dengan aku memperoleh Kristus .”
Jika kita tidak merendahkan diri di hadapan Roh Kudus dan membiarkan Dia menyingkapkan diri kita dan menyingkapkan kemuliaan Allah, kita tidak akan mampu melihat. Hanya mereka yang mengakui bahwa mereka buta akan menerima kesembuhan dari Tuhan (Yoh. 9:41).
Kidung di bawah ini kiranya menjadi inspirasi kita.
1. Pernahkah rohmu berjumpa Dia, serta hatimu direbut-Nya?
Bila kau kenal Dia yang utama, kau pasti pilih berkat prima.
Koor: Antara insan, Kau yang utama! Buka mataku, rebut hatiku,
Hancurkan b’rhala, Tuhan ternobat, antara insan, Kau yang utama.
2. Semua mewah mulia dunia, justru berhala memabukkan;
Bersepuh emas, menarik nian, bersalut madu, memikat jua.
3. Apa yang membuat b’rhala dunia, kehilangan daya tariknya?
Bukan kecewa, bukan anjuran, melainkan kemustikaan-Nya.
4. Bukanlah dorongan manusia, mampu kesampingkan berhala;
Tetapi keindahan mulia-Nya, serta kelembutan hati-Nya.
5. Moga kasih-Mu menarikku, pula memenuhi hatiku;
Kami tertebus, jadi jodoh-Mu, berhala mana tandingan-Mu?

Penerapan:
Tuhan Yesus berkata,“Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya”
(Mat. 10:42). Inilah pakaian putih.

Pokok Doa:
Tuhan, aku ingin memiliki Engkau sebagai kehidupanku. Aku tidak ingin berkelakuan baik demi diriku sendiri, mengoreksi diriku sendiri, atau memperbaiki diriku sendiri. Tuhan, aku ingin Engkau tertampil dari diriku. Tuhan, jangan hanya menjadi hayatku yang di dalam saja, jadilah juga kehidupanku yang di luar.

No comments: