Hitstat

04 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 1 Selasa

Yang Kudus, Yang Benar
Wahyu 3:7
"Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka."

Kepada gereja di Filadelfia, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan sebutan "Yang Kudus" dan "Yang Benar (true-sejati)". Hanya kekudusan dan kebenaran yang cocok dengan hati Tuhan. Jika kita tidak sepadan dengan kekudusan dan kebenaran-Nya, kita tidak akan menyenangkan Dia. Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14b). Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr 12:10b). Karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah (2 Kor. 7:1).
Dia juga adalah "Yang Benar". Dalam 1 Yohanes 5:20 dikatakan, "... supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus." Apakah artinya "sang Benar"? Khususnya, apakah arti kata "benar"? Di sini kata "benar" dalam bahasa Yunaninya adalah alethinos, asli, riil (satu kata sifat yang berhubungan dengan aletheia, kebenaran, realitas - Yoh.1:14; 14:6,17), bertentangan dengan palsu dan tiruan. Sebenarnya, sang Benar adalah realitas. Putra Allah telah memberi kita satu pengertian sehingga kita dapat mengenal - yaitu, mengalami, menikmati, dan memiliki - realitas ilahi. Bagaimanakah kehidupan kristiani kita? Penuh dengan tiruan dan kepura-puraankah? Atau adakah realitas firman Allah dalam hidup kita?

Yang Memegang Kunci Daud
Why. 3:7

Dalam Kejadian 1, ketika Allah menciptakan manusia, Ia memberi manusia kuasa atas segala makhluk ciptaan. Ini menunjukkan bahwa Allah ingin manusia menjadi kuasa yang mewakili Allah di bumi. Namun, karena jatuh, manusia kehilangan kuasa itu, dan setelahnya tidak pernah terpulih dengan sempurna. Dalam seumur hidup Adam, Habel, Enos, Henokh, dan Nuh, juga dalam seumur hidup Abraham, Ishak, dan Yakub, kita tidak melihat kuasa itu. Ketika umat pilihan Allah, bani Israel, masuk ke tanah yang dijanjikan dan membangun Bait Allah, barulah terlihat kuasa itu. Dan Daud memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan ini.Kita perlu mengingat apa yang diwahyukan dalam Kejadian 1:26. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, agar manusia dapat mengekspresikan diri-Nya, juga mewakili kekuasaan-Nya. Bait itu berhubungan dengan gambar Allah, karena sebagai rumah Allah, dalam bait ada hadir Allah sebagai ekspresi-Nya. Bait itu dibangun di dalam kota. Kota melambangkan kekuasaan Allah. Gambar dan kuasa yang terwahyu dalam Kejadian pasal satu ini, setidaknya tergenap dalam bait dan kota itu. Sedangkan raja di dalam kota itu mewakili Allah yang berkuasa di bumi.Inilah latar belakang yang penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan kunci Daud. Kunci yang dipegang Daud adalah kunci kuasa Allah. Kunci kuasa ini dimiliki oleh orang yang berperang demi kerajaan dan yang menyiapkan sesuatu untuk pembangunan Bait Allah. Daud mewakili Allah dalam mendirikan Kerajaan Allah di bumi. Namun, Daud hanyalah lambang, bukan realitasnya. Kristus adalah sang Daud yang sejati, Dialah yang membangun bait Allah dan kerajaan Allah yang sejati hari ini, yaitu gereja (Mat. 16:18). Sebab itu, dalam gereja hari ini, kita memiliki ekspresi Allah dan kekuasaan Allah. Sebagai sang Daud sejati, maka Kristus memegang kunci Daud.
Jika kita damba dengan mutlak menjalankan perintah-Nya, maka kita akan mengalami Dia sebagai yang memegang kunci Daud. Apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup, dan sebaliknya.

Penerapan:
Marilah kita terus menyucikan diri dari kecemaran, yaitu hal-hal, benda-benda, perkara-perkara, atau tempat-tempat yang tidak bisa menyatakan kekudusan kita. Jadilah pelaku firman dan bukan pendengar saja (Yak. 1:22). Realitaskan semua firman Tuhan dan perintah-perintah-Nya dalam hidup kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, penuhilah hidupku dengan kekudusan-Mu dan jadikan aku kudus sepenuhnya di dalam seluruh cara hidupku. Buatlah kebenaran tertampil dalam hidupku, karena aku ada di dalam Engkau Yang Benar itu. Buatlah aku memiliki realitas akan kehadiran-Mu dalam diriku, buatlah aku juga memiliki realitas terhadap firman yang kubaca, kunikmati, dan kupelajari.

No comments: