Hitstat

27 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 4 Kamis

Barangsiapa Kukasihi
Wahyu 3:19
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu (membaralah) dan bertobatlah!”

Teguran dan hajaran dari orang-orang duniawi seringkali dimotivasi oleh kebencian. Tetapi, Tuhan kita melakukan dengan hati yang mengasihi. “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibr. 12:6).
Kasih Tuhan berbeda dari kasih manusia. Manusia cenderung menutupi, menghilangkan, dan menyangkal kesalahan orang yang dikasihinya. Tetapi, kasih Tuhan tidaklah buta. Jika umat-Nya tidak mendengarkan panggilan dan peringatan-Nya, Dia tidak akan membiarkan mereka melakukan dosa tanpa teguran atau pendisiplinan.
Laodikia ialah yang Tuhan kasihi. Bisakah sikap kita sama seperti Tuhan? Sangat menarik bahwa dalam ketujuh surat kepada gereja-gereja, Tuhan hanya dua kali mengatakan bahwa Ia mengasihi gereja, yaitu kepada Filadelfia dan Laodikia (Why. 3:9, 19).
Karena kasih, Kristus tidak mengabaikan Laodikia. Di mata Kristus, sikap dan tingkah laku Laodikia begitu duniawi sehingga membuat Dia akan memuntahkannya. Namun nasihat, dorongan, teguran, peringatan, dan bahkan kasih-Nya masih Dia curahkan untuk Laodikia. Meskipun mereka membuat Dia sedih, membuat Dia malu, dan membuat Dia akan memuntahkan mereka, tetapi Dia masih mengasihi mereka.
Sesungguhnya, kasih dapat melakukan pekerjaan di mana yang lain tidak dapat melakukannya. Hasil dari kasih adalah kekuatan, kemurnian, dan penyangkalan diri.

Membaralah Dan Bertobatlah
Why. 3:19

Sebab itu membaralah (mendidihlah – “be zealous”, lihat KJV) dan bertobat-lah!” (Why. 3:19). Dipenuhi pengetahuan dan tata cara yang mati, telah membuat gereja di Laodikia merosot dan menjadi suam-suam kuku. Agar dia dapat menikmati lagi realitas Kristus, dia perlu bertobat atas keadaannya yang suam-suam kuku dan harus bergairah, mendidih, berapi-api lagi. Tentu saja, ini bukan sesuatu yang dapat dilakukan manusia dengan tekad dan kemampuan alamiah.Tetapi jika mereka mau mengingat kembali kebenaran yang menggugah kasih mula-mula mereka, kegairahan mereka akan dibangkitkan lagi.
“Dan bertobatlah!” Mereka seharusnya melihat dan mengakui kekurangan yang Tuhan beritahukan kepada mereka dan mencari penyembuhan menurut instruksi Tuhan. Hati yang mengasihi dunia mencekik hati yang mengasihi Tuhan. Duri mencekik pertumbuhan dari benih yang baik. Orang-orang semacam ini seharusnya menyingkirkan segala sesuatu yang membekukan hati mereka. Mereka seharusnya membarakan kembali kegairahan mereka melalui mendekat kepada Allah, merenungkan, berdoa, dan membaca Alkitab. Mereka seharusnya membersihkan segala nafsu yang menyerang dan memberikan ruang bagi benih yang baik.
Tuhan menunjukkan kepada mereka perkara-perkara yang memalukan mereka. Dia tidak meminta mereka untuk melakukan sesuatu yang baru; Dia hanya meminta mereka untuk bertobat. Dia hanya meminta mereka untuk menyadari dan mengakui bahwa mereka telah gagal. Seperti kata Paulus, “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” (Kis. 22:10).
Saudara saudari, jangan menganggap berita ini untuk orang lain. Ada gereja di Laodikia dan ada pula Laodikia yang individu. Mungkin di dalam kita pun sudah ada unsur-unsur Laodikia! Mungkin kita tidak pernah mengakui otoritas Kristus, kita hanya menerima-Nya sebagai Juruselamat, namun tidak menerima Dia sebagai Tuhan. Kita sungguh-sungguh harus diajar!
Kita harus terbuka menerima hardikan Tuhan. Jika kita tidak mendengar hardikan Tuhan melalui kasih karunia Allah, setidaknya melalui surat ini kita dapat bertobat atas kondisi dan sikap Laodikia di dalam diri kita saat ini.

Penerapan:
Bila kita menjadi suam-suam kuku dan merasa ditegur oleh Tuhan, kita perlu menengadah kepada-Nya untuk mendapat belas kasihan-Nya, agar kita rela dan dengan rendah hati menerima teguran-Nya di dalam kasih. Hal ini akan mendatangkan pertolongan yang tepat bagi kita. Janganlah sombong dan janganlah mengeraskan hati.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kami sungguh mengagumi-Mu. Kami sangat berterima kasih kepada-Mu, karena Engkau selalu mengasihi kami. Engkau dalam kasih masih mau menegur dan menghajar kami. Oh Tuhan, jangan biarkan kami bebal, buatlah kami segera bertobat dan menempuh jalan yang Kau kehendaki.

No comments: