Hitstat

30 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Jumat

Pakaian Putih
Why. 3:4b-5a
"Mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu. Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian."

Tentang orang-orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, Tuhan berkata bahwa, "mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu" (ay. 4). Putih bukan hanya melambangkan kemurnian, melainkan juga melambangkan diperkenan. Di sini, pakaian putih melambangkan perilaku dan kehidupan yang tidak tercemar oleh maut, yang diperkenan oleh Tuhan. Inilah syarat berjalan dengan Tuhan, terutama dalam kerajaan yang akan datang.
Jika kita membaca konteks Wahyu 2 dan 3, kita akan nampak bahwa setiap kali Tuhan memberikan suatu janji dalam ketujuh surat ini, semuanya selalu dengan tegas ditujukan kepada masa depan kita dalam kerajaan seribu tahun (kerajaan milenium). Setelah kerajaan milenium, masih ada kekekalan. Janji-janji dalam Wahyu 2 dan 3 tidak menentukan nasib kekal kita, binasa atau hidup kekal.
Ini adalah prinsip dasar yang menentukan dalam memahami seluruh janji dalam ketujuh surat ini. Dalam ayat 4 Tuhan berjanji bahwa mereka yang tidak mencemarkan pakaiannya, akan berjalan dengan-Nya dalam pakaian putih. Kapankah hal ini terjadi? Tentu saja, pada hari pernikahan Kristus, yang akan berlangsung selama seribu tahun. Berjalan dengan Tuhan dalam pakaian putih berarti berjalan dengan-Nya selama seribu tahun, dalam kerajaan seribu tahun (kerajaan milenium). Dalam prinsipnya, ini juga harus diterapkan dalam hidup kita hari ini, yaitu selalu berjalan dengan Tuhan.

Dua Pakaian
Luk. 15:22; Why. 3:5; 19:8

Setiap orang beriman memerlukan dua pakaian: yang pertama adalah pakaian pembenaran untuk keselamatan kita, yang melambangkan Kristus sebagai kebenaran obyektif kita.
Dalam Lukas 15, ketika anak yang hilang itu kembali ke rumah, bapanya mengambil sehelai jubah yang terindah yang disediakan baginya. Perkara pertama yang dilakukan ayah itu ialah mengenakan jubah terindah itu kepadanya. Dengan mengenakan jubah itu, anak yang hilang itu dibenarkan di hadapan bapanya. Tadinya, ia telah menjadi seorang pengemis yang kasihan, tidak lagi layak hidup bersama bapanya. Tetapi saat ia mengenakan jubah itu, ia dibenarkan dan diperkenan. Ini berarti ia dibenarkan dalam Kristus dan Kristus menjadi jubah kebenarannya. Jadi, pakaian pembenaran adalah untuk keselamatan.
Namun, di samping ini, kita memerlukan pakaian lain yang membuat kita diperkenan Tuhan. "Kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih" dalam Wahyu 19:8 menunjukkan pakaian yang kedua.
Menurut perlambangan, permaisuri dalam Mazmur 45 juga mempunyai dua macam pakaian, satu untuk keselamatan dan yang lain untuk dikenakan bersama-sama raja dalam pemerintahan-Nya.
Setelah beroleh selamat (memiliki pakaian pertama), kita perlu menjadi matang dan mengalahkan semua gangguan dan halangan. Kita harus berlari dalam jalur perlombaan dan mencapai tujuan. Walaupun sewaktu kita berlari dalam perlombaan, banyak perkara akan menghalangi kita mencapai sasaran, kita harus mengalahkan semua penghalang itu. Ya, kita memang telah beroleh selamat, dibenarkan, dan telah memiliki pakaian pertama, tetapi kita masih harus menjadi matang dan mencapai apa yang telah ditentukan bagi kita. Jika kita berbuat demikian, itu berarti kita sedang mempersiapkan pakaian kedua kita. Kelak, kita akan berjalan bersama Tuhan dalam pakaian putih.
Tetapi, jika kita hidup sembarangan, maka kita akan seperti orang yang diundang ke pesta tetapi tidak mengenakan pakaian pesta (Mat. 22:11-12). Tuhan akan mencampakkan kita ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sana kita akan meratap dan menggertak gigi (Mat. 22:13).

Penerapan:
Jika kita ingin berjalan dengan Tuhan di kerajaan yang akan datang, kita perlu memperhatikan perilaku kita. Jangan biarkan maut mencemari pakaian kita. Karenanya, saat bersidang, gunakan segenap diri kita, berfungsilah dengan baik. Paling tidak pakailah roh dengan sungguh-sungguh.

Pokok Doa:
Oh Tuhan, berilah kami perasaan yang benci terhadap maut sama seperti Engkau membencinya. Kami tidak mau pakaian kami tercemar. Sering kali kami begitu mati tetapi masih merasa baik, bahkan masih bisa mengkritik orang lain. Ampuni kami Tuhan. Ingatkan kami Tuhan, untuk membuka mulut dan hati kami dengan sungguh-sungguh dalam setiap sidang.

29 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Kamis

Aku Akan Datang Seperti Pencuri
Wahyu 3:3
"Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu."

Dalam ayat 3 Tuhan juga berkata, "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku tiba-tiba datang kepadamu." Kata "datang" berarti "turun", sedang "kepada" dalam bahasa Yunani adalah "epi", itu berarti, Aku akan turun di sisimu, bukan turun di atas dirimu, tetapi di sampingmu, tidak terlihat olehmu.
Kedatangan pencuri ialah kedatangan "epi". Kita berada di sini, sedangkan ia menyelinap dari sisi yang lain, tanpa sepengetahuan kita. Pemakaian ungkapan Tuhan di sini sangat menakjubkan. Kita boleh menerjemahkan begini, "Aku akan menyelinap melewati, namun engkau tidak tahu."
Pencuri tidak datang untuk mencuri benda-benda yang murah, ia selalu mencuri benda-benda yang paling baik. Begitu pula Tuhan, Ia akan mencuri yang paling baik di bumi ini.
Semua yang terbaik itu ada di dalam tangan-Nya, tidak berada di luar-Nya. Jika kita bukan yang terbaik, Ia akan melewati kita.
Alkitab mengatakan, "Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan" (Mat. 24:40-41). Ketika harinya tiba, tidak ada kesempatan lagi bagi kita untuk mempersiapkan diri. Kita harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum saat itu tiba. Sekaranglah saat persiapan itu! Jangan menunda lagi dan jangan tertipu lagi serta jangan tertidur lagi!

Tidak Mencemarkan Pakaiannya
Why. 3:4

Dalam ayat 4 Tuhan berkata, "Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya." Dalam Alkitab, pakaian melambangkan apa adanya diri kita dalam kelakuan dan kehidupan kita. Mencemarkan pakaian di sini khususnya berarti mengotori pakaian dengan noda maut. Di hadapan Allah, maut lebih najis daripada dosa (Im. 11:24-25; Bil. 6:6-7, 9). Menurut Perjanjian Lama, jika seseorang berbuat dosa, ia dapat diampuni melalui mempersembahkan kurban penghapus dosa (Im. 4:27-31). Namun, seseorang yang menjamah orang mati harus menunggu tujuh hari baru bisa tahir (Bil. 19:11, 16). Ini menunjukkan bahwa pencemaran oleh maut lebih serius daripada pencemaran oleh dosa.
Sayang, umat Kristen hari ini tidak memiliki kesadaran akan maut ini. Jika kita pergi berjudi di kasino, kita akan merasa telah berbuat dosa. Tetapi jika kita datang ke dalam perhimpunan gereja dengan cara yang mati, kita mungkin tidak merasakan keseriusannya. Tetapi dalam pandangan Allah, situasi yang penuh maut itu lebih serius daripada berjudi di kasino.
Jangan salah faham, kita memang harus mengecam dosa, namun kita lebih-lebih harus mengecam maut. Jangan sampai kita duduk dalam perhimpunan gereja seperti mayat, namun tidak merasa ada sesuatu yang tidak benar. Kita harus memiliki perasaan bahwa bersikap demikian itu lebih berdosa dari berjudi.
Sering kali, saudara saudari yang tidak menunaikan fungsinya di dalam perhimpunan gereja, berkata, "Aku takut melakukan kesalahan." Konsep ini salah. Anak-anak yang hidup tentu melakukan banyak kesalahan. Tetapi anak-anak yang mati tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun. Jika kita hanya duduk dalam perhimpunan gereja tanpa melakukan apa-apa, kita memang tidak akan pernah berbuat salah. Namun sekali pun kita benar, keadaan kita sesungguhnya mati. Lebih baik hidup sekali pun salah daripada benar namun mati. Mungkin saja kita melakukan kesalahan, tetapi setiap orang mengetahui betapa hidupnya kita. Manakah yang lebih disukai, benar namun mati atau melakukan kekeliruan namun hidup?

Penerapan:
Bagaimanakah sikap kita dalam pelayanan? Asal jadi, ogah-ogahan, atau melayani dengan segenap hati? Ingatlah, hari itu tidak lama lagi. Tuhan segera datang untuk mencuri barang yang berharga.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak mau hanya dilewati oleh-Mu pada saat Engkau datang. Aku mau jadi berharga agar layak dicuri oleh-Mu. Oh Tuhan, buatlah aku menebus hari-hariku, agar setiap waktuku boleh terhitung di hadapan-Mu. Jangan biarkan aku melewati hari-hariku dengan sembarangan.

28 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Rabu

Tidak Satu Pun Aku Dapati Sempurna
Wahyu 3:2
"Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku."

Kita seharusnya berjalan sesuai dengan panggilan kita, yaitu seturut kuat kuasa yang Tuhan berikan kepada kita. Jika kita mempertimbangkan hal ini di hadapan Tuhan, kita akan melihat bahwa kita memang belum mencapai hal itu. Kita mungkin telah bergumul dan berjuang, hanya untuk sebuah "nama". Seringkali, karena ketulusan dan kerajinan yang tidak mengenal lelah, kita memimpin banyak orang kepada Tuhan. Sebagai hasilnya, kita mendapat nama baik dan pujian. Saat itu, "ego" kita mulai muncul. Tanpa sadar, kita menjadi puas dengan hasil kita dan menikmati perhentian. Kita tidak lagi bersandar pada kuat kuasa-Nya seperti sebelumnya. Kita hanya memperhatikan apa kata orang mengenai pekerjaan kita. Akibatnya, Tuhan tidak bisa lagi menggunakan kita, dan kita akan berakhir dengan banyak kekurangan.
Menurut pandangan manusia, standar pekerjaan kita adalah kerajinan, kegairahan, jerih lelah, dan kemajuan, tetapi tidak demikian dengan Allah. Jika yang menghakimi kita adalah Allah dan bukan dunia, pentingkah bagi kita apakah dunia mengasihi atau membenci kita? Jika pekerjaan kita tidak sempurna di dalam motivasi, kuat kuasa, penyangkalan diri, dan kemurnian, apa gunanya itu bahkan jika dunia menganggap kita hidup? Sebaliknya, jika seluruh dunia menganggap pekerjaan kita mati, tidak berguna, dan tidak berharga, selama kita sempurna di hadapan Allah, senyum-Nya akan seperti matahari yang mengenyahkan segala awan gelap. Saudara saudari jangan salah pilih!

Bertobat Dan Berjaga-Jaga

Why. 3:3

Wahyu 3:3a, "Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga ...."
Betapa akan menjadi sia-sia jika kaum beriman melupakan apa yang Kristus ingat. Di sini kita memiliki dua hal: penerimaan dan pendengaran.
Pertama, kita memiliki kasih karunia yang kita terima. Kedua, kita memiliki firman Allah yang kita dengar, yang menjadi peraturan dan tuntunan iman kita. Allah telah memberi firman untuk kita ikuti, dan kasih karunia untuk memampukan kita mengikuti firman-Nya. Itulah sebabnya Ia berkata, "Dan bertobatlah."
Pertobatan di sini mengacu kepada pertobatan bagi kaum beriman. Kita telah undur, tidak menuruti apa yang telah kita terima dan dengar. Jika kita membandingkan kondisi sebelumnya dengan kondisi saat ini, kita seharusnya menyadari bahwa kita harus bertobat. Kita seharusnya mengubah perilaku kita dan lebih merespon perkara-perkara Allah. Jika kita tidak segera bertobat, Allah akan meminta pertangung-jawaban kita.
Bertobat sangat erat hubungannya dengan berjaga-jaga. Itulah sebabnya ayat ini melanjutkan dengan frase, "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga".
Berjaga-jaga adalah hal yang paling melelahkan dan membebani. Berjaga-jaga berarti seseorang harus menjaga dirinya sendiri agar tidak tertidur. Berjaga-jaga bukan hanya dilakukan satu jam atau satu hari tetapi seumur hidup kita. Kita mudah sekali letih sehingga tidak sanggup berjaga-jaga.
Kecuali kita mendekat kepada Kristus dan kecuali kita merasakan penyelidikan dan pengawasan-Nya, sulit bagi kita untuk berjaga-jaga. Bahkan di dalam pekerjaan-pekerjaan kita, kita juga perlu berjaga-jaga.
Jika kita mendekat kepada Kristus, kita akan memiliki suatu pandangan yang jelas mengenai segala sesuatu. Karena itu, kita sanggup berjaga-jaga. Namun, banyak hal akan merampok kita dari pandangan ini. Ketika berada di tengah-tengah ujian yang berat, kita bisa saja kehilangan pandangan ini. Kita sungguh perlu berdoa agar belas kasih Tuhan memampukan kita agar dapat terus berjaga-jaga. Amin.

Penerapan:
Hari ini, apakah kita masih bersandar pada kuat kuasa Tuhan atau lebih banyak mengandalkan program-program kita?

Pokok Doa:
Oh Tuhanku, ampuni aku karena begitu percaya diri, kurang bersandar kepada-Mu, kurang percaya kuat kuasa-Mu. Ampuni aku karena terlalu banyak gelisah, khawatir, kurang percaya kepada-Mu. Selamatkan aku dari kejatuhan ini Tuhan, bawalah aku kembali kepada-Mu sepenuhnya. Buatlah aku menjadi seorang yang sepenuhnya hidup bersama-Mu.

27 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Selasa


Dikatakan Hidup Padahal Mati (1)

Wahyu 3:1b
"Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!"

Sekarang Tuhan mulai menunjukkan kondisi gereja ini: "Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!" Tuhan tidak mengatakan bahwa gereja ini sepenuhnya tidak memiliki hayat. Melainkan, Dia mengatakan bahwa gereja kekurangan hayat. Pekerjaan-pekerjaan mereka hanya hidup dalam nama tetapi mati dalam realitasnya. Kata "mati" di sini berarti kekurangan vitalitas atau pekerjaan Roh Kudus (1 Tim. 5:6).
Seorang Kristen memang telah menerima hayat pada saat dia dilahirkan kembali, tetapi mungkin saja pekerjaannya tanpa vitalitas. Jika kita melakukan segala sesuatu karena rutinitas saja, atau jika kita bergairah melakukan berbagai pekerjaan tanpa persekutuan yang intim dengan Tuhan, itu berarti kita hanya hidup dalam nama tetapi mati dalam realitasnya.
Setelah keluar dari tawanan dan kembali ke tanah kudus, orang-orang Israel mulai bergairah membangun bait Allah. Memang ada kebangunan di sana, tetapi Allah memberitahu Zerubabel: "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku" (Za. 4:6). Jika umat Israel tidak melupakan pengajaran Allah di Zakharia, mereka tidak akan jatuh dan menjadi Farisi. Mereka begitu bergairah mempertahankan praktek-praktek agama tetapi justru menolak Tuhan.
Allah ingin gereja-Nya memperhatikan Kristus dengan ketujuh Roh.Hari ini jika kita hanya bergairah mempertahankan yang di luaran tetapi tidak memiliki vitalitas, kita pun akan seperti mereka, dikatakan hidup padahal mati.

Dikatakan Hidup Padahal Mati (2)
Why. 3:1b-2

Satu keistimewaan dari kekristenan ialah "pemulihan". Kita tidak dapat menge-tahui Roh Kudus akan bekerja sampai ke taraf apa, namun kita tahu bahwa apabila keadaan tidak sesuai standar-Nya, maka Allah akan melakukan lagi pemulihan-Nya.
Sayang sekali banyak orang kristen, walau percaya bahwa Allah mau memberikan kasih karunia, tetapi mereka tidak dapat percaya kalau Allah juga mau memelihara kasih karunia itu. Itulah sebabnya muncullah kaidah-kaidah, peraturan-peraturan, dan cara-cara buatan manusia untuk mempertahankan berkat-berkat yang telah mereka miliki.
Kekristenan seolah seperti sebuah cawan. Ketika kebangunan itu dimulai, di sana terdapat air hidup, orang-orang pergi ke sana. Dan ketika Roh Allah bergerak di sana, orang pun menuju ke sana. Tetapi pada akhirnya, dengan memakai satu cawan mereka ingin menjaga agar air itu tidak mengalir lenyap. Kebaikan dari perbuatan demikian ialah mereka telah menjaga karunia tersebut; sedang keburukannya ialah karunia itu hanya satu cawan saja.
Pada generasi pertama, cawan itu penuh. Pada generasi kedua, isinya tinggal setengah, dan sudah mulai tidak jelas. Sampai pada generasi ketiga, keempat, kelima, isinya telah lenyap, yang utuh hanya sebuah cawan kosong. Kemudian mulailah mereka berdebat dengan denominasi lain, mengatakan cawan siapa yang lebih baik, padahal cawan-cawan itu tidak dapat diminum. Apakah akibatnya? Allah mengadakan reaksi sekali lagi, dan muncul satu Sardis lain lagi. Demikianlah sejarah seluruh kebangunan. Ketika karunia Allah tiba, orang segera membentuk sebuah organisasi untuk menampungnya, akhirnya semua organisasi masih utuh namun esensnya telah lenyap. Akan tetapi, cawan itu tidak bisa pecah, selalu ada saja orang-orang yang bergairah untuk mempertahankan cawan tersebut.
Pada mulanya mereka meninggalkan orang lain; sekarang mereka sendiri harus ditinggal orang lain. Semula mengakui bahwa yang satu itu mati, harus ditinggalkan; sekarang mengakui dirinya sendiri juga mati dan harus ditinggal orang lain. Seluruh sejarah mereka ialah: "Dikatakan hidup, padahal mati". Memang bukan mati terus, sebab ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, yakni mereka yang tidak tercemar oleh kematian.

Penerapan:
Mempertahankan vitalitas dalam pelayanan kita berarti lebih banyak berdoa, menikmati firman-Nya, dan mutlak bersandar kepada-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampuni aku yang hidup padahal mati.
Oh Tuhan, berkati semua pelayananku agar penuh dengan penyertaan-Mu, bukan programku, bukan ideku, tetapi pekerjaan-Mu. Dapatkan waktu-waktuku hingga dapat lebih banyak bersekutu mesra dengan-Mu.

26 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Senin

Pengirim Surat
Wahyu 3:1a
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu."

Terhadap gereja di Efesus, Kristus adalah yang memegang ketujuh bintang, dan berjalan di antara ketujuh kaki pelita. Ini menunjukkan bahwa gereja sebermula memerlukan perawatan Kristus, dan orang yang memimpin gereja juga memerlukan anugerah pemeliharaan-Nya. Terhadap gereja di Smirna, Kristus adalah yang telah mati dan hidup kembali. Gereja di Smirna yang menderita memerlukan hayat kebangkitan Kristus. Terhadap gereja di Pergamus, Kristus adalah yang mempunyai pedang bermata dua. Gereja di Pergamus telah merosot dan menjadi duniawi, karena itu memerlukan firman Kristus yang menghakimi dan membunuh. Terhadap gereja di Tiatira, Kristus adalah yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga mengkilap, karena gereja ini memerlukan penyelidikan dan penghakiman Kristus.
Untuk gereja di Sardis, dalam 3:1 Tuhan berkata, "Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu." Ketujuh Roh Allah membuat gereja lebih kuat, dan ketujuh bintang membuat gereja lebih terang. Gereja di Sardis memerlukan Roh Allah yang diperkuat tujuh kali, serta pemimpin yang bercahaya terang.
Sardis" dalam bahasa Yunani berarti "orang-orang yang tersisa", atau "pemugaran/pemulihan". Gereja di Sardis merupakan reaksi Allah terhadap Tiatira. Sejarah kebangunan gereja-gereja di seluruh dunia, semuanya merupakan reaksi Allah. Syukur kepada Tuhan, Ia adalah Anak Manusia yang berjalan di tengah-tengah kaki dian emas.

Dia, Yang Memiliki Ketujuh Roh Allah Dan Ketujuh Bintang Itu
Why. 3:1a

Tuhan mewahyukan diri-Nya sebagai Dia yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu. Sebagai yang sedemikian, Dia memiliki kuat kuasa yang tidak terbatas dan otoritas yang tidak terbatas untuk menggenapkan hasrat hati Allah.
Meskipun gereja bisa gagal, sebagai Dia yang memiliki ketujuh Roh Allah, Kristus sendiri tidak akan pernah gagal. Tidak peduli bagaimana keadaan gereja, Dia tetap memiliki kuat kuasa yang tidak terbatas. Segala sesuatu di sekitar kita mungkin rusak, sunyi, dan dingin, tetapi Dia tetap adalah sumber segala kuat kuasa. Dia senantiasa adalah pertolongan yang tepat pada waktunya bagi umat-Nya.
Tuhan juga mewahyukan diri-Nya sebagai Dia yang memiliki ketujuh bintang. Tidak seperti gereja di Efesus, di sana Tuhan memegang ketujuh bintang di tangan kanan-Nya; namun di gereja di Sardis, Tuhan sebagai Dia yang "memiliki" ketujuh bintang itu. Dia tidak lagi memegang mereka dengan kuat kuasa-Nya, namun, mereka tetap milik-Nya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan ingin kita semua mengakui otoritas-Nya dan percaya kuat kuasa-Nya. Kita harus percaya bahwa Ia mampu menggenapkan pekerjaan-Nya. Segala sesuatu masih tetap di dalam tangan Tuhan Yesus. Dia belum menyerahkan apa pun. Jika gereja mengakui fakta ini, Tuhan akan memulai pekerjaan-Nya. Jika dengan iman gereja memandang Dia, tentu saja Dia akan menyuplai keperluan gereja-gereja. Jika tidak ada iman, itu berarti tidak mengakui posisi Tuhan. Dalam keadaan ini,kita akan sangat memerlukan berbagai peraturan untuk menggantikan pekerjaan Anak Allah, kita juga perlu metode-metode untuk mempertahankan berbagai peraturan itu.
Tujuh bintang adalah milik Allah. Adalah hal yang menyedihkan bahwa gereja telah mendirikan banyak organisasi dan ketetapan menurut pemikiran manusia. Kapankala terdapat aturan buatan manusia, maka karunia-karunia Allah mustahil berfungsi. Dalam mata Allah, apa yang manusia anggap sebagai aturan tidak lain adalah kekacauan. Aturan-aturan manusia membuktikan bahwa mereka tidak mengakui otoritas Tuhan yang tertinggi dan tidak mengakui pemberian karunia oleh Roh Kudus "kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya." (1 Kor. 12:11).

Penerapan:
Allah tahu persis keperluan setiap gereja. Ia mewahyukan diri-Nya sesuai dengan keperluan mereka. Ia pun selalu menyatakan diri-Nya kepada kita sesuai keperluan kita. Pernahkah kita mengalami salah satu aspek dari diri Kristus tersebut? Kristus macam apakah yang kita kenal?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau begitu kaya dan limpah. Engkau juga selalu datang memenuhi kebutuhan kami. Tuhan, kami tidak mau menjadi orang yang hanya mau bantuan-Mu tetapi tidak peduli akan diri-Mu dan kepentingan-Mu.
Oh Tuhan Yesus, kami mau mengenal diri-Mu lebih dalam dan juga mengenal jalan-Mu.

24 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 3 Sabtu

Apa Yang Dikatakan Roh
Wahyu 2:29
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Pada ketiga surat pertama, sebelum Tuhan memanggil dan memberikan janji untuk para pemenang, selalu terlebih dahulu dikatakan, “Siapa bertelinga, hendaklah …” Namun, pada keempat surat terakhir, susunan ini terbalik. Tuhan memanggil dan memberikan janji untuk para pemenang terlebih dahulu, baru kemudian memberikan panggilan kepada yang mendengar (bertelinga). Kita tahu bahwa sangatlah berarti bagi Roh Kudus untuk menginspirasi penulisan Alkitab dengan cara ini. Jika kita memahami pikiran dan perasaan Allah, hati kita akan dimurnikan, dilindungi, dan dipimpin. Kita akan melihat jalan Tuhan dalam segala sesuatu.
Dengan ini, kita melihat bahwa pada ketiga gereja pertama, Tuhan memanggil seluruh tubuh untuk mendengar. Entah mereka dapat mendengar atau tidak, Tuhan tetap memanggil. Namun, pada keempat gereja terakhir, karena perubahan keadaan, Tuhan tidak lagi menempatkan panggilan setelah firman-firman-Nya kepada seluruh gereja. Di sini, seolah-olah Tuhan ingin menunjukkan bahwa Ia tidak mengharapkan seorang pun untuk mendengar janji-janji-Nya kecuali para pemenang. Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang setia selalu terpisah dan berbeda dari yang mayoritas. Allah secara sengaja memisahkan para pemenang yang tersisa ini.
Sampai disini kita melihat perbedaan yang semakin jelas antara kaum tersisa yang mutlak bagi Allah dengan kebanyakan orang. Awalnya, perbedaan antara mereka hanyalah perkara moral, sekarang perkara manifestasi.

Bintang Timur
Why. 2:28; 22:16-17; Mal. 4:2

"Dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.” Inilah janji yang kedua. Bintang timur ialah bintang yang muncul sewaktu langit paling gelap menjelang fajar yang cerah. Setelah ia muncul sejenak, matahari pun terbitlah. Banyak orang yang melihat matahari, tetapi sedikit sekali yang melihat bintang timur.
Pada suatu hari kelak, seluruh orang di dunia akan melihat Tuhan, seperti yang dikatakan dalam Maleakhi 4:2, yaitu “bagimu akan terbit surya”. Namun, sebelum semua orang melihat terang itu, mungkin kita sudah melihat dulu di dalam kegelapan. Itulah maksudnya menerima bintang timur. Sesaat sebelum fajar menyingsing, ketika masih benar-benar gelap/lelap sekali, justru pada saat itulah, bintang timur muncul. Tuhan berjanji bahwa para pemenang akan memperoleh bintang timur di saat-saat yang paling gelap, itu berarti mereka akan nampak Tuhan dan diangkat. Dia tidak terlihat oleh gereja yang tertidur dan dunia yang terlelap, sebab mereka semua memuliakan diri mereka sendiri di dalam dunia dan telah melupakan salib Kristus, mereka juga lupa bahwa sekarang adalah waktu malam hari.
Ketika Kristus menyatakan diri untuk kali pertama, yang melihat bintang-Nya (Mat. 2:2, 9-10) bukanlah agamawan Yahudi, melainkan orang-orang Majus. Pada penyataan-Nya kali kedua, Kristus akan menjadi bintang timur bagi pemenang yang menantikan kedatangan-Nya dengan berjaga-jaga. Terhadap yang lainnya, Dia hanya tampil bagaikan matahari (Mal. 4:2).
Kita melihat matahari selalu pada waktu siang hari, tetapi mereka yang melihat bintang timur adalah orang yang sengaja bangun ketika orang lain masih tertidur. Itulah janji bagi para pemenang.
Syair sebuah kidung mengatakan:

Waktu sudahlah senja, ku tak b’rani lengah,
Tuhan tunggu di sana, sediakan pahala.
Moga Tuhan kurniakan, tenaga yang segar,
Biar ku jadi pemenang, menang hingga kekal.
Saudara saudari, malam sudah sangat larut, tak lama lagi bintang timur terbit. Marilah kita berjaga-jaga senantiasa, jangan lengah sedikitpun.

Penerapan:
Marilah kita menyucikan diri kita dengan membersihkan hati kita terlebih dahulu. Jangan biarkan hati kita dipenuhi perkara-perkara milik dunia. Hal-hal itu hanya akan membuat kita menjadi bebal, tidak peka terhadap panggilan Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku sangat takut tidak bisa mendengarkan panggilan-Mu. Belaskasihi aku Tuhan, berikan kepadaku kesempatan agar aku mengenal jalan-Mu dan segera bangkit. Belaskasihi aku agar boleh menjadi pemenang.

23 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 3 Jumat

Kuasa Atas Bangsa-Bangsa
Wahyu 2:26
"Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa."

Janji Tuhan ini dengan tegas menyiratkan bahwa mereka yang tidak menjawab panggilan Tuhan, yang tidak mengalahkan kekristenan yang merosot, tidak bisa berbagian dalam pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun.
Dalam ayat 27, Tuhan berkata, “Dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk — sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku.” Kata “memerintah” di sini, menurut bahasa aslinya adalah “menggembalakan”.
Dalam Kerajaan Seribu Tahun, orang yang memerintah adalah orang yang menggembalakan. Dalam Mazmur 2:9, Allah memberikan kuasa kepada Kristus untuk memerintah bangsa-bangsa. Di sini, Kristus memberikan kuasa yang sama kepada para pemenang-Nya.
Pada permulaan kitab ini, Yohanes melihat Tuhan Yesus seperti Anak Manusia. Tidak lama lagi, dalam status-Nya sebagai Anak Manusia, Dia akan menerima tahkta-Nya. Baik Dia maupun orang-orang yang tertebus akan memerintah bersama. Tetapi ini adalah sesuatu untuk masa yang akan datang, bukan di jaman ini. Sebelum hari itu tiba, orang-orang ini harus berperang bagi Tuhan dan berjerih lelah serta berjuang untuk menang dalam medan pertempuran, sebagaimana Dia telah menang.
Jika hari ini kita tidak pernah berjerih lelah bagi Tuhan, berjuang, dan bertempur, bagaimana kelak kita bisa memerintah? Tanpa berperang, tidak akan ada mahkota!

Barangsiapa Menang
Why. 2:26-28

Para pemenang dalam gereja seharusnya mengemban tiga karakteristik. Pertama, mereka harus memegang teguh apa yang mereka punyai dan berjalan pada jalan yang terpisah dari dunia di tengah-tengah berbagai macam penganiayaan, penentangan, dan kerusakan. Bagaimana mungkin seorang saksi, yang bersaksi bagi Kristus yang ditolak, menerima tempat tinggi di dalam dunia yang menolak Kristus? Dunia tetap berontak melawan Allah. Bagaimana mungkin seorang Kristen menjadi orang yang memerintah suatu dunia yang sedemikian? Harapan kaum beriman saat ini seharusnya bukanlah reformasi dunia. Janji Tuhan kepada kita bukan untuk jaman sekarang ini. Janji ini akan digenapi pada kedatangan Tuhan Yesus kali kedua.
Kedua, mereka harus memelihara firman Tuhan sampai akhir. Izebel memiliki perkataan-perkataannya, dan mereka yang mengikuti perkataannya tidak dapat memelihara firman Tuhan. Untuk memelihara firman Tuhan, seseorang harus menolak pengajaran Izebel. Ketika pengajaran-pengajaran Izebel ditemukan di dalam gereja, akan mudah bagi seseorang untuk mengikuti “perkataan” gereja daripada mengikuti firman Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan di sini sedang memanggil anak-anak-Nya untuk mengikuti firman-Nya sendiri secara langsung.
Ketiga, seseorang harus menjaga pekerjaan-pekerjaan-Nya hingga akhir. Pekerjaan-pekerjaan apakah ini? Ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan dalam ayat 19, yaitu, kasih, iman, ketekunan, dan pekerjaan-pekerjaan baik. Ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang menyenangkan Tuhan. Ini juga adalah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Tuhan ketika Dia di bumi. Mereka seharusnya memegang teguh pekerjaan-pekerjaan ini dan tidak melepaskan pekerjaan-pekerjaan dari Tuhan ini hanya karena situasi yang telah menjadi gelap. Tuhan Yesus pertama-tama menyebutkan kasih karena kasih adalah sifat Allah. Karena itu, kasih adalah motivasi di balik semua pekerjaan-pekerjaan rohani. Setelah itu, Tuhan menyebutkan iman, iman yang dihasilkan oleh kasih. Kemudian Tuhan menyebutkan pelayanan, ketekunan, dan pekerjaan-pekerjaan baik. Kita harus memiliki semuanya.

Penerapan:
Kelak, kita memang akan memerintah bersama dengan Tuhan jika kita menjadi pemenang. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa hari ini kita boleh menindas saudara saudari kita yang lemah. Kita malah harus melayani mereka sebagai hamba.

Pokok Doa:
Terima kasih Tuhan, karena Engkau selalu murah hati. Engkau selalu menyediakan pahala bagi kami. Tuhan, belaskasihi kami agar panggilan-Mu benar-benar kami indahkan, buatlah kami mau bangkit, berjuang bagi-Mu.

22 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 3 Kamis

Jika Tidak Bertobat
Wahyu 2:22
"Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu."

Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit” — bukan ke dalam peti mati, melainkan ke atas ranjang. Peti mati berarti telah tamat, ranjang berarti tidak tamat. Itu berarti seumur hidup ia tidak akan berubah dan tidak dapat sembuh.
Tuhan tidak hanya berkata bahwa Ia akan melemparkan Izebel ke ranjang orang sakit, tetapi juga “mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan” Kesukaran besar di sini berbeda dengan kesusahan yang besar dalam 7:14, juga berbeda dengan siksaan yang dahsyat dalam Matius 24:21. Kesusahan besar dalam 7:14 mengacu kepada penderitaan penganiayaan yang dialami gereja dari zaman ke zaman; siksaan yang dahsyat dalam Matius 24:21 mengacu kepada kesusahan besar selama tiga setengah tahun terakhir dalam zaman ini yang akan menimpa seluruh penduduk bumi. Tetapi kesukaran besar di sini adalah kesukaran yang akan Tuhan timpakan kepada gereja di Tiatira, mungkin melalui penyerangan oleh Antikristus terhadapnya pada akhir zaman ini.
Pada akhir zaman, Antikristus akan menentang semua agama, dan mengangkat dirinya sebagai allah (2 Tes. 2:4), melarang orang Yahudi dan orang Kristen menyembah Allah, sebaliknya memaksa orang menyembahnya. Pada saat itu, ia akan menganiaya orang-orang Yahudi dan membunuh banyak orang dalam gereja di Tiatira.

Seluk Beluk Iblis
Why. 2:24

Ayat 24 mengatakan, “Tetapi kepada kamu, … yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, ….” Kita telah nampak bahwa gereja pernah menderita aniaya oleh jemaah Iblis; kita juga nampak bahwa kemudian gereja menjadi duniawi, tinggal di tempat kediaman Iblis, di tempat takhtanya berdiri; semua ini adalah kelicikan musuh, semuanya berasal dari Iblis. Tetapi di sini, ada sesuatu yang lebih serius, Iblis telah masuk ke dalam gereja dan telah memenuhi gereja dengan dirinya. Dalam gereja ini ada seluk-beluk Iblis.
Iblis selalu bertindak dengan licik. Kali pertama ia menghampiri manusia, ia datang dalam wujud ular yang menarik. Namun, itu bukan ular biasa — itu Iblis. Tidak ada yang mengira bahwa Iblis dapat memakai “gereja” sebagai penampilan luarnya. Tetapi dalam surat kepada gereja di Tiatira, kita nampak, demikianlah keadaan sesungguhnya.
Wahyu 17:4-5 dengan jelas menunjukkan bahwa wanita jahat ini adalah penjelmaan Iblis. Wahyu 17:4 mengatakan, “Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.” Perempuan yang jahat ini memang memiliki penampilan yang baik: berhias dengan emas, permata, dan mutiara, bahan-bahan yang dipergunakan untuk membangun Yerusalem Baru. Berhias berarti memiliki penampilan yang menyenangkan dan enak dipandang untuk menyembunyikan sesuatu yang jahat atau jelek. Perempuan ini juga memegang cawan emas yang penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulannya. Secara luaran, perempuan ini memegang barang milik Allah (cawan emas), tetapi sesungguhnya, di dalamnya penuh dengan kekejian. Dalam Alkitab, kekejian terutama mengacu kepada dua hal — penyembahan berhala dan percabulan.
Wahyu 17:5 mengatakan, “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.” Ini berarti ia adalah sumber dari semua percabulan rohani. Maka, cocoklah ia disebut penjelmaan Iblis. Itulah sebabnya kita perlu memiliki pedang tajam bermata dua, firman dalam Alkitab agar tidak disesatkan.

Penerapan:
Jangan menunggu sampai penghakiman Tuhan datang baru kita mulai bertobat. Kita perlu terus menjaga diri kita bersih dan memelihara firman Tuhan. "Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu" (Mzm. 119:101).

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya hidupku terus berpegang pada firman-Mu. Jadikan aku orang yang gemar akan firman-Mu. Tuhan Yesus, aku mau menjadi orang yang menjaga kelakukan bersih sesuai dengan firman-Mu. Karena itu, singkapkanlah firman-Mu agar memberi terang dan memberi pengertian.

21 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 3 Rabu


Wanita Izebel

Wahyu 2:20
"Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala."

Siapakah Izebel? Izebel adalah istri Ahab; ia berasal dari Sidon, negeri kafir. Izebel berarti “Baal adalah suamiku”. Perkawinan ini di pandangan Allah adalah perzinahan. Izebel telah menyesatkan orang Israel hingga menyembah Baal. Tidak heran jika Tuhan mengatakan, “Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya.” (1 Raj. 16:30).
Perzinahan selalu mengakibatkan penyembahan berhala. Banyak sekali barang kafir yang dipindahkan Izebel ke dalam kerajaan Israel! Inilah prinsip perbuatan gereja di Tiatira yang menyimpang, yaitu mencampurkan hal-hal kafir dengan penyembahan terhadap Allah. Ia membantu umat Allah menyembah Allah, tetapi dengan caranya sendiri yang kafir. Inilah wanita jahat yang mencampurkan ragi ke dalam tepung yang halus itu (Mat.13:33).
Orang-orang dalam gereja di Tiatira mungkin berkata, “Apakah kami tidak memiliki sesuatu yang sejati?” Ya, memang ada, tetapi sudah tidak murni, sudah campur aduk. Mereka menyembah begitu banyak patung, mencium tangan atau kaki patung, juga membeli lilin dan meletakkannya di depan patung itu. Mereka juga mengatakan bahwa salib Yesus telah ditemukan, lalu membuat banyak salib kecil darinya, untuk disembah. Belum lagi tulang-belulang orang-orang yang mati sahid. Kelihatannya mereka menyembah Yesus; sebenarnya, mereka menyembah patung batu. Inilah kelicikan si musuh, menyerap hal-hal kafir dan mencampurkannya ke dalam tepung halus. Betapa jahatnya!

Mendengarkan Siapa?
Why. 2:12, 20; Yoh. 12:48; Ibr. 4:12-13

Di Pergamus, Tuhan muncul sebagai “Dia yang memiliki pedang yang tajam dan bermata dua.” Pedang adalah perkataan penghakiman Allah. Tuhan sendiri berkata, “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman” (Yoh. 12:48). Pada masa Pergamus, Tuhan memperingatkan manusia akan penghakiman kelak, bagaimana pedang ini “menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibr. 4:12-13). Sekalipun banyak yang telah memberontak melawan firman Allah, firman yang sama bersaksi melawan mereka di Pergamus.
Namun, tidak demikian dengan Tiatira. Di Tiatira, tidak lagi ada firman. Apa yang didengar sekarang hanyalah pengajaran Izebel. Izebel telah melantik dirinya sendiri sebagai nabiah, dan menganggap dirinya memiliki wewenang dari Allah untuk berbicara bagi Allah. Karena itu, orang-orang di Tiatira tidak menghiraukan apa yang dikatakan Alkitab. Mereka menganggap perkataan Izebel lebih jelas dan lebih pasti dibandingkan dengan pengajaran Alkitab. Bahkan Izebel memiliki hak untuk mengendalikan setiap pengikutnya. Orang-orang dalam gereja di Tiatira tidak membaca Alkitab, sebab mereka takut menyalahartikan maksud Allah. Mereka beranggapan hanya orang-orang tertentu yang memahami Alkitab, dan hanya merekalah yang boleh bicara, karena itu hanya mereka pula yang dapat menentukan segala sesuatu. Akhirnya, apa yang mereka perhatikan bukanlah mendengarkan Tuhan, melainkan mendengarkan gereja.
Adalah benar bahwa kita harus “mendengarkan gereja”. Akan tetapi, hanya ketika gereja mematuhi firman Allah dan memberitakan firman Allah, maka kaum saleh memiliki tanggung jawab untuk mematuhinya. Sebaliknya, mereka yang mengatakan kepada yang lainnya untuk mendengarkan gereja tanpa mendengarkan Alkitab adalah di bawah pengajaran Izebel.

Penerapan:
Kita jangan memasukkan ke dalam gereja perkara-perkara yang berasal dari Perjanjian Lama atau milik agama kafir, seperti: lilin, kaki dian, dupa, dll. Allah berfirman, "… penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian" (Yoh. 4:23).

Pokok Doa:
Ya Tuhan, ampuni kami, karena kami tanpa sengaja sering kali justru menyembah berhala. Terangilah kami dan basuhlah kami dengan darah-Mu. Jagalah hari-hari kami, bebaskan kami dari semua muslihat licik musuh-Mu.

20 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 3 Selasa

Pekerjaan Gereja Di Tiatira
Wahyu 2:19
"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama."

Tuhan mengakui bahwa di dalam gereja di Tiatira masih terdapat realitas rohani. Banyak rohaniwan besar muncul dari tengah-tengah mereka. Di antara mereka tidak sedikit orang yang mengenal Allah. Jangan sekali-kali salah paham, dan mengira di antara mereka tidak ada seorang pun yang beroleh selamat. Allah masih memiliki orang-orang-Nya di tengah-tengah mereka. Hal ini harus kita lihat dengan tepat di hadapan Allah.
Tuhan adalah Tuhan yang menyelidiki segala sesuatu. Dia tahu kondisi keseluruhan gereja di Tiatira. Dia juga mengetahui kondisi mereka yang setia di dalam Tiatira. Meskipun mayoritas telah berdosa, sebagian kecil masih tetap bersih. Mereka adalah orang-orang yang menolak pengajaran yang sesat. Mereka tidak mentolerir keduniawian dan perusakan yang dihasilkan oleh pengajaran tersebut.
Dalam melawan pengajaran-pengajaran ini, mereka dianggap gila. Karena mereka mengadakan pemisahan terhadap dosa baik di dalam dunia maupun di dalam gereja, mereka dianggap sebagai orang-orang yang memiliki persekutuan pribadi dengan Satan! Mereka dianggap menghalang-halangi “semangat keesaan dalam gereja!”
Sekalipun banyak kaum beriman pada saat itu dituduh dengan tidak benar dan dicap sebagai bidah, dan sekalipun banyak kaum beriman dihakimi dengan kejam, tetapi pada hari ketika penghakiman Tuhan muncul, mereka akan menerima pahala sebagai hak mereka.

Kristus Adalah Suplai Hayat Kita

Kel. 16:14-15; Yos. 5:12; Mat. 13:33; Yoh. 6:57

Tuhan mencela gereja di Tiatira karena membiarkan Izebel menyesatkan orang kristen untuk makan persembahan berhala (Why. 2:20). Pengajaran Izebel ini sangat bertentangan dengan Alkitab.
Seluruh Alkitab menunjukkan bahwa Kristus-lah suplai hayat kita. Semua ajaran dalam gereja tidak boleh menyimpangkan kita dari menikmati Kristus sebagai suplai hayat kita, karena inilah maksud semula Allah. Kristus harus selalu menjadi fokus (inti kita), tidak boleh ada yang lain.
Dari permulaan Alkitab, Allah sudah bermaksud merawat umat-Nya dengan suplai hayat. Karena itu, dalam taman Eden ada pohon hayat (kehidupan) untuk suplai hayat manusia. Setelah kejatuhan manusia, dalam penebusan-Nya, Allah tidak mengubah maksud-Nya untuk merawat umat-Nya dengan suplai hayat. Ketika Ia menetapkan Paskah, Allah menyuruh umat-Nya mengoleskan darah anak domba pada tiang pintu dan makan daging anak domba itu di bawah penudungan darahnya. Setelah bani Israel keluar dari Mesir, dan melintasi padang gurun, Allah memberi mereka manna (Kel. 16:14-15). Akhirnya, bani Israel masuk ke tanah permai Kanaan. Saat itu, manna berhenti, dan mereka mulai memakan hasil tanah yang berlimpah itu (Yos. 5:12).
Perjanjian Baru menegaskan bahwa anak domba, manna, hasil yang limpah dari tanah kudus, melambangkan Kristus sebagai suplai hayat kita. Sebagai Anak Domba, Kristus memiliki dua unsur — darah untuk menebus dan daging untuk dimakan. Dalam Yohanes 6, Tuhan Yesus mewahyukan diri-Nya sebagai manna surgawi yang dapat dimakan oleh umat Allah. Sedangkan hasil limpah tanah itu melambangkan kekayaan Kristus.
Kurban sajian dalam Perjanjian Lama adalah untuk merawat umat Allah. Semua imam yang melayani makan dari kurban sajian itu. Hal itu menunjukkan bahwa Kristus adalah suplai hayat untuk imam Allah. Semua orang yang melayani Allah harus memperoleh rawatan dari Kristus.
Dalam Matius 13:33 Tuhan menunjukkan bahwa Dia adalah tepung yang halus. Perkataan-Nya mengenai tepung yang halus, dalam ayat itu mengacu kepada kurban sajian yang unsur utamanya adalah tepung yang terbaik. Ini juga lambang yang sempurna dari Tuhan Yesus sebagai suplai hayat kita.

Penerapan:
Tidak ada sesuatu yang tersembunyi di pandangan Tuhan. Ia tahu persis baik kasih, iman, pelayanan, maupun ketekunan kita. Marilah kita merendahkan diri di hadapan-Nya dan memohon Tuhan memimpin kita hingga kita bisa menempuh jalan yang diperkenan-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah kami ketekunan yang luar biasa agar kami tidak menjual dengan murah apa yang kami miliki kepada dunia walaupun kami harus menghadapi maut.

19 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 3 Senin

Anak Allah
Wahyu 2:18
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga."

Pada ketiga surat sebelumnya, Tuhan membuka surat-Nya dengan, “Inilah firman dari Dia, yang ...”. Tetapi dalam surat ini Tuhan menyebutkan identitas-Nya untuk pertama kalinya. Apa yang Yohanes lihat adalah Anak Manusia (Why. 1:13), akan tetapi di sini Tuhan dengan serius menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah, bukan anak Maria.
Matius 12:46-50 mengatakan, “Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” Kisah ini diulang lagi dalam Markus 3:31-35 dan Lukas 8:19-21.
Kisah di atas menunjukkan bahwa Kristus telah memutuskan hubungan-Nya dalam daging dengan orang Yahudi karena penolakkan mereka.
Hubungan kita dengan Tuhan bukan diukur dari kelahiran secara jasmani, melainkan dari melakukan kehendak Bapa-Nya. Siapa saja yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah saudara laki-laki yang membantu-Nya, saudara perempuan yang bersimpati kepada-Nya, dan ibu yang dengan lembut mengasihi Dia.

Anak Allah Yang …
Why. 2:18, 23; Ibr. 3:6; Mi. 4:13

Di sini Tuhan mewahyukan diri-Nya sebagai Anak Allah yang mata-Nya bagaikan nyala api. Pewahyuan diri-Nya sedemikian ini menunjukkan bahwa saat itu Dia datang bukan lagi untuk memberikan hayat dan kemerdekaan, tetapi untuk melaksanakan penghakiman.
Sebagai Anak Allah, Dia memiliki otoritas untuk memerintah atas rumah-Nya sendiri (Ibr. 3:6). Karena itu, di sini juga disebutkan mata-Nya bagaikan nyala api, sebab Dia adalah yang menyelidiki segala sesuatu dan membedakan segala sesuatu. Mata-Nya dapat menyingkapkan semua dosa dan memberi rasa takut ke dalam setiap orang dosa. Mata Tuhan menguji batin dan hati orang. Tidak ada apa pun yang dapat tersembunyi dari pandangan mata-Nya. Dia adalah terang, dan Dia sendiri juga adalah penerangan.
Kaki-Nya seperti tembaga yang berkilau, yang juga melambangkan otoritas-Nya. Kaki-Nya menghakimi dan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya (2:23). Tembaga adalah lambang penghakiman. Mikha 4:13 berkata : “Bangkitlah dan iriklah, hai puteri Sion, sebab tandukmu akan Kubuat seperti besi, dan kukumu akan Kubuat seperti tembaga, sehingga engkau menumbuk hancur banyak bangsa; engkau akan mengkhususkan rampasan mereka bagi TUHAN dan kekayaan mereka bagi Tuhan seluruh bumi.” Jadi, ayat ini menunjukkan sikap-Nya yang teguh terhadap dosa dan penanggulangan-Nya terhadap dosa menurut keadil-benaran Allah. Jika kita mempertimbangkan mezbah tembaga di Perjanjian Lama dan ular tembaga di padang gurun, kita akan mengetahui arti dari tembaga. Tembaga menunjukkan bahwa Allah menuntut tanggung jawab manusia di hadapan-Nya adalah seturut keadil-benaran-Nya.
Walaupun ayat ini mewahyukan bahwa Ia adalah Anak Allah yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga untuk menghakimi, ini tidak berarti bahwa sekarang Allah telah meniadakan kasih karunia. Juga tidak berarti bahwa kasih-Nya terhadap umat-Nya telah hilang. Penekanan-Nya di sini adalah manifestasi diri-Nya dalam menanggulangi kondisi gereja yang telah menyimpang.

Penerapan:
Tuhan Yesus berkata, "Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (Mat. 12:50). Ini menunjukkan betapa pentingnya melakukan kehendak Bapa. Kita perlu menjadi orang yang hidup untuk kehendak Bapa.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku terang yang besar, angkatlah semua selubung yang menutupi mata batinku. Wahyukanlah diri-Mu kepadaku dan bimbinglah aku lebih mengenal-Mu dan kehendak-Mu. Aku damba menjadi saudara-Mu laki-laki, saudara-Mu perempuan, dan ibu-Mu.

17 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 2 Sabtu


Apa Yang Dikatakan Roh

Wahyu 2:29
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Pada ketiga surat pertama, sebelum Tuhan memanggil dan memberikan janji untuk para pemenang, selalu terlebih dahulu dikatakan, “Siapa bertelinga, hendaklah …” Namun, pada keempat surat terakhir, susunan ini terbalik. Tuhan memanggil dan memberikan janji untuk para pemenang terlebih dahulu, baru kemudian memberikan panggilan kepada yang mendengar (bertelinga). Kita tahu bahwa sangatlah berarti bagi Roh Kudus untuk menginspirasi penulisan Alkitab dengan cara ini. Jika kita memahami pikiran dan perasaan Allah, hati kita akan dimurnikan, dilindungi, dan dipimpin. Kita akan melihat jalan Tuhan dalam segala sesuatu.
Dengan ini, kita melihat bahwa pada ketiga gereja pertama, Tuhan memanggil seluruh tubuh untuk mendengar. Entah mereka dapat mendengar atau tidak, Tuhan tetap memanggil. Namun, pada keempat gereja terakhir, karena perubahan keadaan, Tuhan tidak lagi menempatkan panggilan setelah firman-firman-Nya kepada seluruh gereja. Di sini, seolah-olah Tuhan ingin menunjukkan bahwa Ia tidak mengharapkan seorang pun untuk mendengar janji-janji-Nya kecuali para pemenang. Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang setia selalu terpisah dan berbeda dari yang mayoritas. Allah secara sengaja memisahkan para pemenang yang tersisa ini.
Sampai disini kita melihat perbedaan yang semakin jelas antara kaum tersisa yang mutlak bagi Allah dengan kebanyakan orang. Awalnya, perbedaan antara mereka hanyalah perkara moral, sekarang perkara manifestasi.

Bintang Timur
Why. 2:28; 22:16-17; Mal. 4:2

Dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.” Inilah janji yang kedua. Bintang timur ialah bintang yang muncul sewaktu langit paling gelap menjelang fajar yang cerah. Setelah ia muncul sejenak, matahari pun terbitlah. Banyak orang yang melihat matahari, tetapi sedikit sekali yang melihat bintang timur.
Pada suatu hari kelak, seluruh orang di dunia akan melihat Tuhan, seperti yang dikatakan dalam Maleakhi 4:2, yaitu “bagimu akan terbit surya”. Namun, sebelum semua orang melihat terang itu, mungkin kita sudah melihat dulu di dalam kegelapan. Itulah maksudnya menerima bintang timur. Sesaat sebelum fajar menyingsing, ketika masih benar-benar gelap/lelap sekali, justru pada saat itulah, bintang timur muncul. Tuhan berjanji bahwa para pemenang akan memperoleh bintang timur di saat-saat yang paling gelap, itu berarti mereka akan nampak Tuhan dan diangkat. Dia tidak terlihat oleh gereja yang tertidur dan dunia yang terlelap, sebab mereka semua memuliakan diri mereka sendiri di dalam dunia dan telah melupakan salib Kristus, mereka juga lupa bahwa sekarang adalah waktu malam hari.
Ketika Kristus menyatakan diri untuk kali pertama, yang melihat bintang-Nya (Mat. 2:2, 9-10) bukanlah agamawan Yahudi, melainkan orang-orang Majus. Pada penyataan-Nya kali kedua, Kristus akan menjadi bintang timur bagi pemenang yang menantikan kedatangan-Nya dengan berjaga-jaga. Terhadap yang lainnya, Dia hanya tampil bagaikan matahari (Mal. 4:2).
Kita melihat matahari selalu pada waktu siang hari, tetapi mereka yang melihat bintang timur adalah orang yang sengaja bangun ketika orang lain masih tertidur. Itulah janji bagi para pemenang.
Syair sebuah kidung mengatakan:

Waktu sudahlah senja, ku tak b’rani lengah,
Tuhan tunggu di sana, sediakan pahala.
Moga Tuhan kurniakan, tenaga yang segar,
Biar ku jadi pemenang, menang hingga kekal.
Saudara saudari, malam sudah sangat larut, tak lama lagi bintang timur terbit. Marilah kita berjaga-jaga senantiasa, jangan lengah sedikitpun.

Penerapan:
Marilah kita menyucikan diri kita dengan membersihkan hati kita terlebih dahulu. Jangan biarkan hati kita dipenuhi perkara-perkara milik dunia. Hal-hal itu hanya akan membuat kita menjadi bebal, tidak peka terhadap panggilan Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku sangat takut tidak bisa mendengarkan panggilan-Mu. Belaskasihi aku Tuhan, berikan kepadaku kesempatan agar aku mengenal jalan-Mu dan segera bangkit. Belaskasihi aku agar boleh menjadi pemenang.

16 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 2 Jumat

Kuasa Atas Bangsa-Bangsa
Wahyu 2:26
"Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa."

Janji Tuhan ini dengan tegas menyiratkan bahwa mereka yang tidak menjawab panggilan Tuhan, yang tidak mengalahkan kekristenan yang merosot, tidak bisa berbagian dalam pemerintahan Kerajaan Seribu Tahun.
Dalam ayat 27, Tuhan berkata, “Dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk — sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku.” Kata “memerintah” di sini, menurut bahasa aslinya adalah “menggembalakan”.
Dalam Kerajaan Seribu Tahun, orang yang memerintah adalah orang yang menggembalakan. Dalam Mazmur 2:9, Allah memberikan kuasa kepada Kristus untuk memerintah bangsa-bangsa. Di sini, Kristus memberikan kuasa yang sama kepada para pemenang-Nya.
Pada permulaan kitab ini, Yohanes melihat Tuhan Yesus seperti Anak Manusia. Tidak lama lagi, dalam status-Nya sebagai Anak Manusia, Dia akan menerima tahkta-Nya. Baik Dia maupun orang-orang yang tertebus akan memerintah bersama. Tetapi ini adalah sesuatu untuk masa yang akan datang, bukan di jaman ini. Sebelum hari itu tiba, orang-orang ini harus berperang bagi Tuhan dan berjerih lelah serta berjuang untuk menang dalam medan pertempuran, sebagaimana Dia telah menang.
Jika hari ini kita tidak pernah berjerih lelah bagi Tuhan, berjuang, dan bertempur, bagaimana kelak kita bisa memerintah? Tanpa berperang, tidak akan ada mahkota!

Barangsiapa Menang

Why. 2:26-28

Para pemenang dalam gereja seharusnya mengemban tiga karakteristik. Pertama, mereka harus memegang teguh apa yang mereka punyai dan berjalan pada jalan yang terpisah dari dunia di tengah-tengah berbagai macam penganiayaan, penentangan, dan kerusakan. Bagaimana mungkin seorang saksi, yang bersaksi bagi Kristus yang ditolak, menerima tempat tinggi di dalam dunia yang menolak Kristus? Dunia tetap berontak melawan Allah. Bagaimana mungkin seorang Kristen menjadi orang yang memerintah suatu dunia yang sedemikian? Harapan kaum beriman saat ini seharusnya bukanlah reformasi dunia. Janji Tuhan kepada kita bukan untuk jaman sekarang ini. Janji ini akan digenapi pada kedatangan Tuhan Yesus kali kedua.
Kedua, mereka harus memelihara firman Tuhan sampai akhir. Izebel memiliki perkataan-perkataannya, dan mereka yang mengikuti perkataannya tidak dapat memelihara firman Tuhan. Untuk memelihara firman Tuhan, seseorang harus menolak pengajaran Izebel. Ketika pengajaran-pengajaran Izebel ditemukan di dalam gereja, akan mudah bagi seseorang untuk mengikuti “perkataan” gereja daripada mengikuti firman Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan di sini sedang memanggil anak-anak-Nya untuk mengikuti firman-Nya sendiri secara langsung.
Ketiga, seseorang harus menjaga pekerjaan-pekerjaan-Nya hingga akhir. Pekerjaan-pekerjaan apakah ini? Ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan dalam ayat 19, yaitu, kasih, iman, ketekunan, dan pekerjaan-pekerjaan baik. Ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang menyenangkan Tuhan. Ini juga adalah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Tuhan ketika Dia di bumi. Mereka seharusnya memegang teguh pekerjaan-pekerjaan ini dan tidak melepaskan pekerjaan-pekerjaan dari Tuhan ini hanya karena situasi yang telah menjadi gelap. Tuhan Yesus pertama-tama menyebutkan kasih karena kasih adalah sifat Allah. Karena itu, kasih adalah motivasi di balik semua pekerjaan-pekerjaan rohani. Setelah itu, Tuhan menyebutkan iman, iman yang dihasilkan oleh kasih. Kemudian Tuhan menyebutkan pelayanan, ketekunan, dan pekerjaan-pekerjaan baik. Kita harus memiliki semuanya.

Penerapan:
Kelak, kita memang akan memerintah bersama dengan Tuhan jika kita menjadi pemenang. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa hari ini kita boleh menindas saudara saudari kita yang lemah. Kita malah harus melayani mereka sebagai hamba.

Pokok Doa:
Terima kasih Tuhan, karena Engkau selalu murah hati. Engkau selalu menyediakan pahala bagi kami. Tuhan, belaskasihi kami agar panggilan-Mu benar-benar kami indahkan, buatlah kami mau bangkit, berjuang bagi-Mu.

15 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 2 Kamis

Jika Tidak Bertobat
Wahyu 2:22
"Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu."

Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit” — bukan ke dalam peti mati, melainkan ke atas ranjang. Peti mati berarti telah tamat, ranjang berarti tidak tamat. Itu berarti seumur hidup ia tidak akan berubah dan tidak dapat sembuh.
Tuhan tidak hanya berkata bahwa Ia akan melemparkan Izebel ke ranjang orang sakit, tetapi juga “mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan” Kesukaran besar di sini berbeda dengan kesusahan yang besar dalam 7:14, juga berbeda dengan siksaan yang dahsyat dalam Matius 24:21. Kesusahan besar dalam 7:14 mengacu kepada penderitaan penganiayaan yang dialami gereja dari zaman ke zaman; siksaan yang dahsyat dalam Matius 24:21 mengacu kepada kesusahan besar selama tiga setengah tahun terakhir dalam zaman ini yang akan menimpa seluruh penduduk bumi. Tetapi kesukaran besar di sini adalah kesukaran yang akan Tuhan timpakan kepada gereja di Tiatira, mungkin melalui penyerangan oleh Antikristus terhadapnya pada akhir zaman ini.
Pada akhir zaman, Antikristus akan menentang semua agama, dan mengangkat dirinya sebagai allah (2 Tes. 2:4), melarang orang Yahudi dan orang Kristen menyembah Allah, sebaliknya memaksa orang menyembahnya. Pada saat itu, ia akan menganiaya orang-orang Yahudi dan membunuh banyak orang dalam gereja di Tiatira.

Seluk Beluk Iblis
Why. 2:24

Ayat 24 mengatakan, “Tetapi kepada kamu, … yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, ….” Kita telah nampak bahwa gereja pernah menderita aniaya oleh jemaah Iblis; kita juga nampak bahwa kemudian gereja menjadi duniawi, tinggal di tempat kediaman Iblis, di tempat takhtanya berdiri; semua ini adalah kelicikan musuh, semuanya berasal dari Iblis. Tetapi di sini, ada sesuatu yang lebih serius, Iblis telah masuk ke dalam gereja dan telah memenuhi gereja dengan dirinya. Dalam gereja ini ada seluk-beluk Iblis.
Iblis selalu bertindak dengan licik. Kali pertama ia menghampiri manusia, ia datang dalam wujud ular yang menarik. Namun, itu bukan ular biasa — itu Iblis. Tidak ada yang mengira bahwa Iblis dapat memakai “gereja” sebagai penampilan luarnya. Tetapi dalam surat kepada gereja di Tiatira, kita nampak, demikianlah keadaan sesungguhnya.
Wahyu 17:4-5 dengan jelas menunjukkan bahwa wanita jahat ini adalah penjelmaan Iblis. Wahyu 17:4 mengatakan, “Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.” Perempuan yang jahat ini memang memiliki penampilan yang baik: berhias dengan emas, permata, dan mutiara, bahan-bahan yang dipergunakan untuk membangun Yerusalem Baru. Berhias berarti memiliki penampilan yang menyenangkan dan enak dipandang untuk menyembunyikan sesuatu yang jahat atau jelek. Perempuan ini juga memegang cawan emas yang penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulannya. Secara luaran, perempuan ini memegang barang milik Allah (cawan emas), tetapi sesungguhnya, di dalamnya penuh dengan kekejian. Dalam Alkitab, kekejian terutama mengacu kepada dua hal — penyembahan berhala dan percabulan.
Wahyu 17:5 mengatakan, “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.” Ini berarti ia adalah sumber dari semua percabulan rohani. Maka, cocoklah ia disebut penjelmaan Iblis. Itulah sebabnya kita perlu memiliki pedang tajam bermata dua, firman dalam Alkitab agar tidak disesatkan.

Penerapan:
Jangan menunggu sampai penghakiman Tuhan datang baru kita mulai bertobat. Kita perlu terus menjaga diri kita bersih dan memelihara firman Tuhan. "Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu" (Mzm. 119:101).

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya hidupku terus berpegang pada firman-Mu. Jadikan aku orang yang gemar akan firman-Mu. Tuhan Yesus, aku mau menjadi orang yang menjaga kelakukan bersih sesuai dengan firman-Mu. Karena itu, singkapkanlah firman-Mu agar memberi terang dan memberi pengertian.

14 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 2 Rabu

Wanita Izebel
Wahyu 2:20
"Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala."

Siapakah Izebel? Izebel adalah istri Ahab; ia berasal dari Sidon, negeri kafir. Izebel berarti “Baal adalah suamiku”. Perkawinan ini di pandangan Allah adalah perzinahan. Izebel telah menyesatkan orang Israel hingga menyembah Baal. Tidak heran jika Tuhan mengatakan, “Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya.” (1 Raj. 16:30).
Perzinahan selalu mengakibatkan penyembahan berhala. Banyak sekali barang kafir yang dipindahkan Izebel ke dalam kerajaan Israel! Inilah prinsip perbuatan gereja di Tiatira yang menyimpang, yaitu mencampurkan hal-hal kafir dengan penyembahan terhadap Allah. Ia membantu umat Allah menyembah Allah, tetapi dengan caranya sendiri yang kafir. Inilah wanita jahat yang mencampurkan ragi ke dalam tepung yang halus itu (Mat.13:33).
Orang-orang dalam gereja di Tiatira mungkin berkata, “Apakah kami tidak memiliki sesuatu yang sejati?” Ya, memang ada, tetapi sudah tidak murni, sudah campur aduk. Mereka menyembah begitu banyak patung, mencium tangan atau kaki patung, juga membeli lilin dan meletakkannya di depan patung itu. Mereka juga mengatakan bahwa salib Yesus telah ditemukan, lalu membuat banyak salib kecil darinya, untuk disembah. Belum lagi tulang-belulang orang-orang yang mati sahid. Kelihatannya mereka menyembah Yesus; sebenarnya, mereka menyembah patung batu. Inilah kelicikan si musuh, menyerap hal-hal kafir dan mencampurkannya ke dalam tepung halus. Betapa jahatnya!

Mendengarkan Siapa?

Why. 2:12, 20; Yoh. 12:48; Ibr. 4:12-13

Di Pergamus, Tuhan muncul sebagai “Dia yang memiliki pedang yang tajam dan bermata dua.” Pedang adalah perkataan penghakiman Allah. Tuhan sendiri berkata, “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman” (Yoh. 12:48). Pada masa Pergamus, Tuhan memperingatkan manusia akan penghakiman kelak, bagaimana pedang ini “menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibr. 4:12-13). Sekalipun banyak yang telah memberontak melawan firman Allah, firman yang sama bersaksi melawan mereka di Pergamus.
Namun, tidak demikian dengan Tiatira. Di Tiatira, tidak lagi ada firman. Apa yang didengar sekarang hanyalah pengajaran Izebel. Izebel telah melantik dirinya sendiri sebagai nabiah, dan menganggap dirinya memiliki wewenang dari Allah untuk berbicara bagi Allah. Karena itu, orang-orang di Tiatira tidak menghiraukan apa yang dikatakan Alkitab. Mereka menganggap perkataan Izebel lebih jelas dan lebih pasti dibandingkan dengan pengajaran Alkitab. Bahkan Izebel memiliki hak untuk mengendalikan setiap pengikutnya. Orang-orang dalam gereja di Tiatira tidak membaca Alkitab, sebab mereka takut menyalahartikan maksud Allah. Mereka beranggapan hanya orang-orang tertentu yang memahami Alkitab, dan hanya merekalah yang boleh bicara, karena itu hanya mereka pula yang dapat menentukan segala sesuatu. Akhirnya, apa yang mereka perhatikan bukanlah mendengarkan Tuhan, melainkan mendengarkan gereja.
Adalah benar bahwa kita harus “mendengarkan gereja”. Akan tetapi, hanya ketika gereja mematuhi firman Allah dan memberitakan firman Allah, maka kaum saleh memiliki tanggung jawab untuk mematuhinya. Sebaliknya, mereka yang mengatakan kepada yang lainnya untuk mendengarkan gereja tanpa mendengarkan Alkitab adalah di bawah pengajaran Izebel.

Penerapan:
Kita jangan memasukkan ke dalam gereja perkara-perkara yang berasal dari Perjanjian Lama atau milik agama kafir, seperti: lilin, kaki dian, dupa, dll. Allah berfirman, "… penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian" (Yoh. 4:23).

Pokok Doa:
Ya Tuhan, ampuni kami, karena kami tanpa sengaja sering kali justru menyembah berhala. Terangilah kami dan basuhlah kami dengan darah-Mu. Jagalah hari-hari kami, bebaskan kami dari semua muslihat licik musuh-Mu.

13 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 2 Selasa

Pekerjaan Gereja Di Tiatira
Wahyu 2:19
"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama."

Tuhan mengakui bahwa di dalam gereja di Tiatira masih terdapat realitas rohani. Banyak rohaniwan besar muncul dari tengah-tengah mereka. Di antara mereka tidak sedikit orang yang mengenal Allah. Jangan sekali-kali salah paham, dan mengira di antara mereka tidak ada seorang pun yang beroleh selamat. Allah masih memiliki orang-orang-Nya di tengah-tengah mereka. Hal ini harus kita lihat dengan tepat di hadapan Allah.
Tuhan adalah Tuhan yang menyelidiki segala sesuatu. Dia tahu kondisi keseluruhan gereja di Tiatira. Dia juga mengetahui kondisi mereka yang setia di dalam Tiatira. Meskipun mayoritas telah berdosa, sebagian kecil masih tetap bersih. Mereka adalah orang-orang yang menolak pengajaran yang sesat. Mereka tidak mentolerir keduniawian dan perusakan yang dihasilkan oleh pengajaran tersebut.
Dalam melawan pengajaran-pengajaran ini, mereka dianggap gila. Karena mereka mengadakan pemisahan terhadap dosa baik di dalam dunia maupun di dalam gereja, mereka dianggap sebagai orang-orang yang memiliki persekutuan pribadi dengan Satan! Mereka dianggap menghalang-halangi “semangat keesaan dalam gereja!”
Sekalipun banyak kaum beriman pada saat itu dituduh dengan tidak benar dan dicap sebagai bidah, dan sekalipun banyak kaum beriman dihakimi dengan kejam, tetapi pada hari ketika penghakiman Tuhan muncul, mereka akan menerima pahala sebagai hak mereka.

Kristus Adalah Suplai Hayat Kita
Kel. 16:14-15; Yos. 5:12; Mat. 13:33; Yoh. 6:57

Tuhan mencela gereja di Tiatira karena membiarkan Izebel menyesatkan orang kristen untuk makan persembahan berhala (Why. 2:20). Pengajaran Izebel ini sangat bertentangan dengan Alkitab.
Seluruh Alkitab menunjukkan bahwa Kristus-lah suplai hayat kita. Semua ajaran dalam gereja tidak boleh menyimpangkan kita dari menikmati Kristus sebagai suplai hayat kita, karena inilah maksud semula Allah. Kristus harus selalu menjadi fokus (inti kita), tidak boleh ada yang lain.
Dari permulaan Alkitab, Allah sudah bermaksud merawat umat-Nya dengan suplai hayat. Karena itu, dalam taman Eden ada pohon hayat (kehidupan) untuk suplai hayat manusia. Setelah kejatuhan manusia, dalam penebusan-Nya, Allah tidak mengubah maksud-Nya untuk merawat umat-Nya dengan suplai hayat. Ketika Ia menetapkan Paskah, Allah menyuruh umat-Nya mengoleskan darah anak domba pada tiang pintu dan makan daging anak domba itu di bawah penudungan darahnya. Setelah bani Israel keluar dari Mesir, dan melintasi padang gurun, Allah memberi mereka manna (Kel. 16:14-15). Akhirnya, bani Israel masuk ke tanah permai Kanaan. Saat itu, manna berhenti, dan mereka mulai memakan hasil tanah yang berlimpah itu (Yos. 5:12).
Perjanjian Baru menegaskan bahwa anak domba, manna, hasil yang limpah dari tanah kudus, melambangkan Kristus sebagai suplai hayat kita. Sebagai Anak Domba, Kristus memiliki dua unsur — darah untuk menebus dan daging untuk dimakan. Dalam Yohanes 6, Tuhan Yesus mewahyukan diri-Nya sebagai manna surgawi yang dapat dimakan oleh umat Allah. Sedangkan hasil limpah tanah itu melambangkan kekayaan Kristus.
Kurban sajian dalam Perjanjian Lama adalah untuk merawat umat Allah. Semua imam yang melayani makan dari kurban sajian itu. Hal itu menunjukkan bahwa Kristus adalah suplai hayat untuk imam Allah. Semua orang yang melayani Allah harus memperoleh rawatan dari Kristus.
Dalam Matius 13:33 Tuhan menunjukkan bahwa Dia adalah tepung yang halus. Perkataan-Nya mengenai tepung yang halus, dalam ayat itu mengacu kepada kurban sajian yang unsur utamanya adalah tepung yang terbaik. Ini juga lambang yang sempurna dari Tuhan Yesus sebagai suplai hayat kita.

Penerapan:
Tidak ada sesuatu yang tersembunyi di pandangan Tuhan. Ia tahu persis baik kasih, iman, pelayanan, maupun ketekunan kita. Marilah kita merendahkan diri di hadapan-Nya dan memohon Tuhan memimpin kita hingga kita bisa menempuh jalan yang diperkenan-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah kami ketekunan yang luar biasa agar kami tidak menjual dengan murah apa yang kami miliki kepada dunia walaupun kami harus menghadapi maut.

12 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 2 Senin

Anak Allah
Wahyu 2:18
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga."

Pada ketiga surat sebelumnya, Tuhan membuka surat-Nya dengan, “Inilah firman dari Dia, yang ...”. Tetapi dalam surat ini Tuhan menyebutkan identitas-Nya untuk pertama kalinya. Apa yang Yohanes lihat adalah Anak Manusia (Why. 1:13), akan tetapi di sini Tuhan dengan serius menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah, bukan anak Maria.
Matius 12:46-50 mengatakan, “Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” Kisah ini diulang lagi dalam Markus 3:31-35 dan Lukas 8:19-21.
Kisah di atas menunjukkan bahwa Kristus telah memutuskan hubungan-Nya dalam daging dengan orang Yahudi karena penolakkan mereka.
Hubungan kita dengan Tuhan bukan diukur dari kelahiran secara jasmani, melainkan dari melakukan kehendak Bapa-Nya. Siapa saja yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah saudara laki-laki yang membantu-Nya, saudara perempuan yang bersimpati kepada-Nya, dan ibu yang dengan lembut mengasihi Dia.

Anak Allah Yang …
Why. 2:18, 23; Ibr. 3:6; Mi. 4:13

Di sini Tuhan mewahyukan diri-Nya sebagai Anak Allah yang mata-Nya bagaikan nyala api. Pewahyuan diri-Nya sedemikian ini menunjukkan bahwa saat itu Dia datang bukan lagi untuk memberikan hayat dan kemerdekaan, tetapi untuk melaksanakan penghakiman.
Sebagai Anak Allah, Dia memiliki otoritas untuk memerintah atas rumah-Nya sendiri (Ibr. 3:6). Karena itu, di sini juga disebutkan mata-Nya bagaikan nyala api, sebab Dia adalah yang menyelidiki segala sesuatu dan membedakan segala sesuatu. Mata-Nya dapat menyingkapkan semua dosa dan memberi rasa takut ke dalam setiap orang dosa. Mata Tuhan menguji batin dan hati orang. Tidak ada apa pun yang dapat tersembunyi dari pandangan mata-Nya. Dia adalah terang, dan Dia sendiri juga adalah penerangan.
Kaki-Nya seperti tembaga yang berkilau, yang juga melambangkan otoritas-Nya. Kaki-Nya menghakimi dan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya (2:23). Tembaga adalah lambang penghakiman. Mikha 4:13 berkata : “Bangkitlah dan iriklah, hai puteri Sion, sebab tandukmu akan Kubuat seperti besi, dan kukumu akan Kubuat seperti tembaga, sehingga engkau menumbuk hancur banyak bangsa; engkau akan mengkhususkan rampasan mereka bagi TUHAN dan kekayaan mereka bagi Tuhan seluruh bumi.” Jadi, ayat ini menunjukkan sikap-Nya yang teguh terhadap dosa dan penanggulangan-Nya terhadap dosa menurut keadil-benaran Allah. Jika kita mempertimbangkan mezbah tembaga di Perjanjian Lama dan ular tembaga di padang gurun, kita akan mengetahui arti dari tembaga. Tembaga menunjukkan bahwa Allah menuntut tanggung jawab manusia di hadapan-Nya adalah seturut keadil-benaran-Nya.
Walaupun ayat ini mewahyukan bahwa Ia adalah Anak Allah yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga untuk menghakimi, ini tidak berarti bahwa sekarang Allah telah meniadakan kasih karunia. Juga tidak berarti bahwa kasih-Nya terhadap umat-Nya telah hilang. Penekanan-Nya di sini adalah manifestasi diri-Nya dalam menanggulangi kondisi gereja yang telah menyimpang.

Penerapan:
Tuhan Yesus berkata, "Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (Mat. 12:50). Ini menunjukkan betapa pentingnya melakukan kehendak Bapa. Kita perlu menjadi orang yang hidup untuk kehendak Bapa.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku terang yang besar, angkatlah semua selubung yang menutupi mata batinku. Wahyukanlah diri-Mu kepadaku dan bimbinglah aku lebih mengenal-Mu dan kehendak-Mu. Aku damba menjadi saudara-Mu laki-laki, saudara-Mu perempuan, dan ibu-Mu.

10 September 2005

Wahyu Volume 3 Minggu 1 - Sabtu


Ajaran Bileam (4)

Wahyu 2:14
"Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah."

Di sini, Tuhan khusus menyinggung Bileam. Bileam adalah orang pertama yang memperdagangkan karunia demi Mamon. Perjanjian Baru menyinggung hal ini beberapa kali. Dalam 2 Petrus 2, ia dilukiskan sebagai orang yang loba akan upah yang tidak halal. Kitab Yudas mengatakannya sebagai orang yang berlari-lari mengejar keuntungan dengan lobanya. Cobalah kita bayangkan sejenak, andaikata gereja di Korintus berniat mendatangkan Paulus, mungkinkah sebelumnya mereka menanyakan tentang honorarium yang akan diberikan? Atau mungkinkah gereja di Yerusalem membuat kontrak dengan Petrus, yaitu akan membayar kompensasi sekian dinar per tahunnya? Mungkinkah hal demikian terjadi? Semua pekerja Allah sebenarnya berharap pada pemberian Allah semata. Mereka tidak sepatutnya meminta apa-apa kepada manusia, dan tidak pula menerima uang dari orang kafir (3 Yoh. 7).
Akan tetapi pada masa Konstantin, setiap pekerja Allah telah menerima gaji dari bendahara negara. Hal itu dipraktekkan kira-kira tahun 300 Masehi. Inilah buktinya bahwa ajaran Bileam telah masuk. Ajaran Bileam mutlak bukan yang ditentukan oleh Allah. Andaikata Anda bertanya kepada salah seorang rasul pada masa dulu, "Berapakah honor Anda setiap bulan?" Bukankah ini sebuah lelucon! Namun pada hari ini keadaan yang demikian sudah menjadi terlalu biasa. Kalau kita bisa percaya dan bersandar kepada Allah, jadilah pekerja Allah; tetapi kalau kita tidak beriman untuk bersandar kepada-Nya, lebih baik jangan menjadi pekerja-Nya.

Ajaran Bileam (5)
Why. 2:14; Mat. 27:6.

Pengajaran Bileam ada di mana-mana. Betapa memalukannya bagi nama Tuhan! Jika ini adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan gereja dan menopang orang yang melayani, mengapa tidak membiarkan pekerjaan itu hancur saja? Orang Farisi pada jaman dahulu lebih bijak dari orang Kristen hari ini. Dikatakan, "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persem-bahan, sebab ini uang darah" (Mat. 27:6).
Karena manusia tidak percaya pada kuasa dan kasih Allah, dia menggunakan banyak cara untuk mengisi kekurangan. Tetapi jika Allah benar-benar tidak memiliki kuasa dan kasih, mengapa kita harus membuang-buang tenaga untuk melakukan sesuatu dalam nama-Nya? Jika Allah dapat gagal, mengapa kita tidak membiarkan Dia gagal? Jika Allah dapat gagal, untuk apa kita banyak merencanakan? Jika Dia tidak dapat gagal, bukankah perencanaan hanya menyingkapkan kekurangan iman kita yang besar?
Memang benar bahwa seorang pekerja patut mendapat upahnya (Mat. 10:10; 1Tim. 5:18) dan adalah benar bahwa "mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu" (1 Kor. 9:14). Tetapi siapakah yang menyewa orang yang melayani? Hamba siapakah mereka? Apakah orang Kristen mempersembahkan uang untuk menyewa mereka, ataukah mereka mempersembahkannya untuk Allah? Apakah orang yang melayani itu pekerja Allah, ataukah mereka pekerja dari anggota gereja? Allah tentu dapat memakai umat-Nya untuk memberi uang kepada pekerja-Nya, karena itu, siapa pun yang memberi, harus memiliki sikap yang tepat. Ini bukan perkara gaji bagi orang yang melayani tetapi masalah persembahan kepada Allah. Penerima persembahan pun seharusnya tidak melihat banyaknya pekerjaan yang dia lakukan sebagai dasar untuk jumlah uang yang harus dia terima, dia harus menerima segala sesuatu dari tangan Allah.
Jika hamba Allah tidak dapat percaya kepada Tuhan sepenuhnya, dia tidak perlu melayani Tuhan sepenuh waktu. Sebaiknya dia bekerja untuk mendapat upah dengan jujur. Jika kita tidak dapat bertindak menurut cara Allah, lebih baik kita tidak bertindak sama sekali. Biarkanlah pekerjaan gagal daripada memakai cara manusia untuk menggantikan institusi ilahi.

Penerapan:
Ketika kita mempersembahkan uang, apakah yang ada di dalam hati kita? Dan jika mereka yang menerima persembahan kita, tidak menyenangkan kita, bagaimana perasaan kita? Bersihkah motivasi kita ketika melayani kaum saleh? Apakah kita melayani orang miskin dan orang kaya dengan kualitas pelayanan yang sama?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kami selalu menginginkan kenyamanan dan kemudahan, padahal hal-hal itu justru memimpin kami kepada kekendoran, juga memimpin kami mengikuti ajaran Bileam. Oh Tuhan Yesus, janganlah bosan membelaskasihi kami agar kami tidak sayang diri kami, agar kami bisa berdiri di pihak-Mu.

09 September 2005

Wahyu Volume 3 Minggu 1 - Jumat

Ajaran Bileam (2)
Wahyu 2:14
"Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah."

Sebenarnya, sungguh berduka membicarakan kemerosotan dari pekerjaan sebagian orang Kristen hari ini. Uang ialah kuasa di balik pemberitaan dan gaji ialah kondisi pekerjaan pelayanan.
Jika kita melihat lebih jauh pekerjaan pemberitaan sampai hari ini, kita harus mengakui bahwa pengajaran Bileam telah banyak mendapat pengikut. Pertanyaan pertama yang ditanyakan ialah berapa banyak gaji yang akan diterima. Jika tidak ada uang, pekerja tidak akan pergi. Desa-desa yang kecil, yang tidak dapat membayar lebih, tidak pernah mendapat pengajar. Mereka yang bisa membayar lebih, dapat mengharapkan pengajar terkenal. Gereja yang dompetnya tebal memiliki harapan besar untuk mendapat orang yang mereka kagumi. Gereja yang miskin, kecuali kesalehan, kesetiaan, kekayaan di hadapan Tuhan, menganggap diri mereka lebih kecil dari yang lain, tidak berani mengundang yang mereka kagumi. Dengan uang ada kuasa untuk memilih.
Adalah fakta bahwa pemberita yang saleh dalam gereja akan menemukan dirinya terbatasi dalam melakukan sesuatu. Kesalehan bukan sesuatu yang disukai manusia. Jika dunia mendambakan kesalehan, ia bukan lagi dunia. Karena itu, kecenderungan untuk memberitakan Injil kepada orang miskin semakin menurun.
Kiranya Tuhan bekerja dengan kuat di dalam kita agar kita dijauhkan dari ajaran Bileam ini. "Tuhan, tolong aku, selamatkan aku dari situasi ini."

Ajaran Bileam (3)
Why. 2:14; Yak. 4:4; Mat. 6:24; Ef. 5:5; 1 Yoh. 2:15

Dunia dan gereja seharusnya terpisah dengan jurang yang dalam. Namun pengajaran Bileam menyebabkan Balak membangun jembatan yang menghubungkan keduanya sehingga gereja dan dunia dapat bersatu dan saling mengasihi.
Ketika gereja mengambil pengajaran Bileam, dia menjadi koloni dunia! Dunia sekarang ini bukan lagi hanya suatu jalan bagi gereja untuk dilalui. Sebaliknya, gereja berkembang sebesar mungkin dengan harapan bahwa dunia pada akhirnya dapat menjadi rumah yang kekal bagi gereja! Karena itu, beberapa orang mengira bahwa Kerajaan Surga akan dinyatakan di bumi melalui pekerjaan gereja yang semarak. Karenanya, pendidikan, pekerjaan, ekonomi, politik, hubungan internasional dan ratusan hal lainnya harus dipelajari dan ditingkatkan. Namun, ketika gereja sibuk dengan semua aktivitas ini, dia telah kehilangan kemurniannya sepenuhnya! Tuhan menyebut semua ini penyembahan berhala dan perzinahan.
Di sini ada dua perkara yang harus secara khusus kita perhatikan: perzinahan dan penyembahan berhala. Ini sangat khusus, karena kedua perkara itu disebutkan secara bersamaan. Dalam 1 Korintus, kedua perkara itu pun disejajarkan. Allah sangat membenci kedua hal itu baik dalam segi tubuh daging maupun dalam segi rohani. Dengarkanlah apa yang dikatakan dalam Yakobus 4:4, "Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?" Dalam Matius 6:24, Tuhan juga berfirman, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Hari ini, memang kelihatannya kita tidak membunuh orang dan menyembah berhala. Akan tetapi, bila kita tamak akan uang, mengandalkan kuasa uang, itu sama dengan menyembah berhala (Ef. 5:5). Mamon merupakan prinsip berhala, maka Allah menghendaki kita menjauhkan diri dari Mamon. Kita telah nampak bahwa berzinah bergandengan dengan berhala, sedang bergabung dengan dunia bergandengan dengan tamak akan uang. Karenanya dalam 1 Yohanes 2:15 dikatakan, "Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih kepada Bapa tidak ada di dalam orang itu."
Mari kita periksa hati kita: Kita mengasihi Bapa atau dunia?

Penerapan:
Bantuan atau persembahan uang kita haruslah lewat kotak persembahan dan jangan tulis nama kita di amplopnya, karena semuanya memang dari Tuhan dan untuk Tuhan. Bagi kita yang mendapat perhatian kasih dari kaum saleh, selalu jagalah kemurnian hati di hadapan Tuhan, karena semuanya berasal dari Tuhan.

Pokok Doa:
Oh, Tuhan Yesus, jagalah hati kami murni, tidak mempermainkan pekerjaan-Mu. Jauhkan kami dari ketamakan, dari hati yang mengandalkan uang.
Oh, Tuhan, buatlah kami hanya percaya dan bersandar kepada-Mu.

08 September 2005

Wahyu Volume 3 Minggu 1 - Kamis

Siapakah Bileam?
Wahyu 2:14
"Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah."

Pada masa itu, karena bani Israel terus menang perang, maka Balak merasa takut dan dipanggillah Bileam serta katanya, "Engkau adalah seorang nabi, kutuklah bangsa itu." Bileam tamak terhadap uang yang akan diberikan oleh Balak, maka ia mau melakukan hal tersebut. Tetapi Bileam tidak berdaya, ia tidak bisa mengutuk bani Israel. Dan karena ia telah menerima uang, ia merasa malu terhadap Balak. Maka sebelum pergi, ia memberikan suatu siasat untuk orang Moab, yaitu menyuruh perempuan-perempuan Moab mendekati orang Israel. Akhirnya perempuan Moab itu kawin dengan laki-laki Israel. Demikianlah mereka membawa berhala ke dalam keluarga Israel. Mereka telah menjerumuskan orang Israel tidak saja ke dalam perzinaan bahkan juga ke dalam penyembahan berhala. Saat itu, bangkitlah murka Allah atas bani Israel dan terbunuhlah mereka sebanyak 24.000 orang. Dalam Bilangan 25:1, kita nampak bangsa Israel berzinah dengan perempuan Moab; pada Bilangan 31:16, barulah kita tahu bahwa itu adalah hasil nasihat Bileam.
Perbuatan Bileam tidak lain adalah merusak dan meniadakan perbedaan antara gereja dengan dunia, dan akibatnya ialah penyembahan terhadap berhala.
Pencegahan terhadap masuknya ajaran Bileam ke dalam diri kita lebih sulit dilakukan daripada perkara lainnya. Ini dikarenakan daging kita cenderung ingin menjadi besar dan memiliki sebanyak-banyaknya harta duniawi tanpa mengindahkan kesucian dan kebersihan.

Ajaran Bileam (1)

Why. 2:14; Bil. 22-25; 31:16

Bileam ialah nabi sewaan. Dia bernubuat hanya untuk uang. Betapa banyaknya murid Bileam hari ini di antara gereja-gereja! Segala sesuatu diukur dengan uang.
Mereka mungkin berkata, "Biarkan dunia masuk, toh kita tidak dapat mencegahnya! Untuk menarik banyak orang datang, memang harus ada bangunan yang bagus, kursi yang nyaman, musik yang indah, dan pengajaran yang menyejukkan telinga. Karena kita tidak dapat mengharapkan mereka mencapai standar kita, maka kita harus turun ke level mereka. Bagaimana kita dapat membangkitkan perhatian mereka dan mendapatkan hati mereka jika tidak ada perkumpulan sosial, klub hiburan, dan lain-lain?"
Untuk kebutuhan itu, akhirnya, mereka mulai minta sumbangan, bahkan dari orang-orang dunia. Bagi mereka, sepanjang uang dipakai untuk maksud yang tepat, semuanya halal. Mereka berkata, "Dengan uang, orang dapat mengadakan pekerjaan amal dan membangun sekolah juga rumah sakit. Dengan uang orang dapat membeli Alkitab dan mengirim orang untuk memberitakan Injil ke pelosok-pelosok. Dengan uang orang dapat menampilkan ribuan pekerjaan yang baik. Lalu mengapa kita harus kuatir dari mana datangnya uang itu? Jika sasarannya tepat, mengapa kita harus kuatir dengan sarananya?"
Bisakah kita memberitahu dunia kondisi yang sebenarnya dengan Alkitab yang dicetak dengan uang mereka? Dapatkah kita membuktikan kepada mereka bahwa di hadapan Allah semua orang adalah berdosa dan akan binasa? Dapatkah kita memberitahu mereka bahwa tidak ada daging yang dapat menyenangkan Allah? Sejujurnya, jika kita ingin bantuan dunia, namun kita juga mencoba memberitakan kebenaran kepada dunia, dunia akan mengelilingi kita dan berkata, "Engkau telah mendorong kami untuk memberikan uang dan menyimpan kekayaan di surga, namun engkau memberitahu kami bahwa kami tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga!"
Jika kita benar-benar ingin uang dari dunia, maka pertama-tama kita harus mengubah Injil kita dan melelang kebenaran! Kiranya kita mohon Tuhan menyelamatkan kita agar tidak menjadi murid Bileam.

Penerapan:
Pekerjaan Tuhan di bumi memerlukan orang dan uang. Tetapi, kita perlu berhati-hati ketika berurusan dengan uang. Kita perlu memohon Tuhan membersihkan pikiran, motivasi, dan cara mengumpulkan atau menggunakan uang untuk pelayanan dalam kehidupan gereja.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih menunjukkan kepada kami bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Tuhan Yesus, kami juga telah melihat akibat dari perbuatan Bileam. Pimpinlah hidup kami Tuhan, agar setiap hari Engkau membersihkan kami dari rasa tamak ini. Muliakanlah diri-Mu, muliakanlah gereja-Mu.

07 September 2005

Wahyu Volume 3 Minggu 1 - Rabu

Berpegang Kepada Nama-Ku Dan Tidak Menyangkal Imanmu
Wahyu 2:13
"Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam."

Di sini ada dua perkara: nama Tuhan dan iman kepada Tuhan. Anak-anak Allah adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjadi milik Tuhan dan berada di bawah nama Tuhan. Ada satu prinsip dasar yang membedakan kekristenan dengan semua agama. Dalam kekristenan, tidak cukup jika kita hanya menerima ajaran-ajaran-Nya, kita perlu percaya dan menerima persona-Nya. Nama Tuhan mewakili diri Tuhan sendiri. Inilah keistimewaannya. Tidak saja demikian, nama ini pun menunjukkan bahwa Tuhan pernah datang ke dunia ini, mati, bangkit, serta ditinggikan (Flp. 2:8-11). Jika kita kehilangan nama Tuhan ini, maka kita akan kehilangan kesaksian kita. Kita harus menyatakan diri kita sebagai orang yang berada di bawah nama Tuhan. Nama ini adalah nama yang istimewa yang dapat melindungi kita, agar kita tidak kehilangan kesaksian.
Istilah "iman" di sini dalam bahasa Yunani adalah "pistis", berarti "kepercayaan". Namun ini bukan percaya yang biasa, melainkan yang unik, berbeda dengan percaya yang lain. Kekristenan bukan filsafat, bukan ilmu pengetahuan, bukan etika, dan bukan pula ilmu kejiwaan. Juga bukan sekedar sepuluh perintah Allah, atau pengajaran di atas gunung. Kekristenan adalah percaya atau iman. Setiap anak-anak Allah wajib memelihara iman ini. Kepercayaan kita terhadap Tuhan sedikit pun tidak boleh berubah. Justru iman inilah yang telah memisahkan kita dari dunia ini.
Saudara saudari apakah kita masih berpegang kepada nama Tuhan dan tidak menyangkal iman kita kepada Tuhan?

Antipas, Saksiku Yang Setia
Why. 2:13

Di sini ada seorang yang istimewa, yaitu "Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku." "Anti" berarti "menentang", "pas" berarti "segalanya". Jadi, Antipas adalah seorang yang setia kepada Tuhan, ia menentang segalanya. Tetapi, ia bukan sembarangan mengacau dan menentang, melainkan demi memihak kepada Allah ia menentang segala yang tidak diperkenan Allah. Saksi dalam bahasa Yunani adalah "martus", yang berarti martir. Maka Antipas sudah pasti adalah kaum martir.
Sebagai orang yang memberi kesaksian yang berkebalikan, Antipas menentang segala yang menyimpang dari kesaksian Yesus. Dalam jamannya, karena kesaksiannya yang berkebalikan, gereja di Pergamus tetap mempertahankan nama Tuhan, dan tidak menyangkal kepercayaan kristiani yang tepat. Antipas, menjadi pelopor menentang gereja duniawi, membuka jalan bagi kita untuk memerangi kecenderungan gereja menjadi duniawi. Segala hakiki, milik, dan pekerjaan gereja duniawi, ditentang oleh Antipas.
Antipas adalah nama seseorang yang benar-benar menderita bagi Tuhan. Meskipun manusia tidak mengenal dia, Tuhan secara khusus menyebutkan namanya. Dia menyebutkan kesetiaannya. Betapa hebat pujian ini! Betapa berharganya kematian kaum saleh di mata Tuhan! Tuhan mengetahui siapa yang adalah milik-Nya. Dia tahu siapa yang telah melalui kesulitan dan menderita bagi Dia. Meskipun manusia tidak mengenal Antipas, Allah Gembala kita mengetahui nama domba-domba-Nya. Betapa menghiburnya hal ini! Meskipun ada kesepian, meskipun mata manusia tidak melihat dia, meskipun penganiayaan terus berlangsung sampai mati, meskipun dia tidak memiliki sesuatu yang tertinggal dalam dunia, dan meskipun sejarawan bahkan tidak memiliki ruangan untuk namanya, mata Tuhan melihat dan hati-Nya mengingat bahkan Dia memujinya. Satan tidak takut dengan kata-kata yang kosong. Apa yang Satan takuti adalah saksi yang setia.
Syair kidung di bawah ini kiranya dapat menjadi doa kita:
Namun bagi pencinta-Nya, s’mua tak dihirau;
Biar nyawa dan darah m’reka tumpah bagi-Nya!
Tuhan, b’riku tekad ini, s’tia sampai mati! (2X)

Penerapan:
Bisakah Tuhan memuji kita seperti ini? Hari ini, kita melihat bahwa nama Yesus ditolak di mana-mana. Bisakah kita tetap berpegang kepada Tuhan dan tidak menyangkal nama-Nya, meskipun itu berakibat dunia menolak kita? Atau sekali pun kita kehilangan kenikmatan dan hak-hak kita di dunia?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, meskipun mata kami tidak pernah melihat-Mu, belaskasihi kami agar tetap memegang nama-Mu dan tidak menyangkal iman kami kepada-Mu.

06 September 2005

Wahyu Volume 3 Minggu 1 - Selasa

Pengirim Surat
Wahyu 2:12
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua."

Tuhan berkata bahwa Dia memakai pedang yang tajam dan bermata dua, artinya Dia akan melaksanakan penghakiman. Gereja yang menjadi duniawi, tidak lagi memiliki kemampuan untuk membedakan apa yang perlu dibedakan. Tuhan perlu menghakimi-Nya dengan pedang yang tajam dan bermata dua.
Manusia menentang Smirna dengan pedangnya, tetapi Tuhan menentang Pergamus dengan pedang-Nya! Awalnya Nero yang menghunus pedang. Sekarang, Kristus yang menghunus pedang-Nya! Tuhan Yesus ingin supaya kita tahu, seberapa menakutkannya pedang dunia ini, tetap tidak dapat dibandingkan dengan pedang-Nya yang jauh lebih menakutkan lagi.
Bagi mereka yang tidak mengasihi nyawa mereka, Dia menunjukkan kelembutan dan simpati-Nya yang penuh kasih, tetapi kepada mereka yang mengasihi nyawa dan bersatu dengan dunia, Dia menunjukkan pedang-Nya yang tajam.
Arti dari pedang bermata dua ini dapat dilihat dalam Ibrani 4:12-13: "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam …. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, ..., yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."
Saudara saudari, mari cepat bertobat. "Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini" (Why. 2:16).

Di Tempat Takhta Iblis - Dunia
Why. 2:13a

Pergamus berada dalam situasi dan tempat yang bagaimana? Tuhan berkata, "Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis." Takhta Satan bukanlah di neraka karena neraka ialah penjara Satan, juga bukan di udara tempat dia melaksanakan otoritasnya. Dunialah takhtanya. Dunia ialah tempat Satan memerintah. Alkitab mengatakan, "Akan tetapi kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat" (1 Yoh. 5:19). Alkitab menyebut Satan sebagai "penguasa dunia" (Yoh. 14:30). Paulus juga menyebutnya sebagai "ilah jaman ini" (2 Kor. 4:4).
Gereja berdiam di dalam dunia, tempat Satan memerintah sebagai raja! Betapa anehnya hal ini! Dunia yang biasanya memusuhi Tuhan dan gereja, sekarang tidak lagi menyingkirkan gereja, malah membuat gereja merasa nyaman. Ini berarti gereja telah jatuh ke pangkuan dunia. Bagi dunia, gereja bukan lagi sampah (1 Kor. 4:13), atau penyakit sampar (Kis. 24:5)! Sekarang gereja telah memperoleh posisinya dan dihormati oleh manusia."Berdiam" ialah membuat rumah. Ia bukan lagi seorang musafir (pengembara) di dalam dunia tetapi telah menjadi anggota yang penting di dalam dunia! Betapa berbedanya dari Tuhannya! Tuhan menghabiskan malam pertama-Nya di bumi dengan tidur di palungan. Tuhan Yesus adalah seorang pengembara di bumi dari awal hingga akhir. Bahkan setelah Ia mati, Ia masih dikuburkan di kubur orang lain. Ia sepenuhnya adalah seorang musafir. Tuhan berharap gereja pun demikian. Itulah sebabnya, sebagai seorang Samaria yang baik hati, Tuhan membawa orang yang Dia selamatkan ke penginapan (Lukas 10:34). Ia berharap, pada saat Ia datang kembali, Ia dapat bertemu dengan orang-orang yang diselamatkan-Nya di penginapan.
Sungguh sayang, karena telah berpadu dengan dunia, dan telah menjadi duniawi, maka gereja ini pun berdiam di dunia, di tempat takhta Iblis. Dalam kondisi seperti ini, sudah pasti gereja sulit sekali untuk mempertahankan kesaksiannya.
Gereja seharusnya merupakan kaki pelita (dian) emas murni yang berada di luar dunia. Gereja tidak seharusnya berkompromi dengan dunia. Gereja seharusnya tidak memberi tempat sesentimeter pun untuk penyusupan Iblis yang jahat dan licik. Lihatlah penerimaan dunia lebih jahat dari pada penganiayaanya.

Penerapan:
Sungguh kasihan, ada banyak Simson yang berani melawan orang Filistin yang menakutkan dalam peperangan, namun kuasa dan kekuatan mereka terkunci dalam pangkuan Delila dan menjadi tidak ada bedanya dengan orang biasa. Kita perlu terus berwaspada karena senyuman dan penyambutan Satan jauh lebih berbahaya daripada penganiayaannya.

Pokok Doa:
Tuhan, firman-Mu hidup dan kuat, lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun. Kami mohon Tuhan, agar firman-Mu terus menyingkapkan diri kami, membersihkannya, agar tidak ada unsur dunia di dalam kami. Kami mau dihakimi hari ini, agar kelak di depan tahta penghakiman-Mu, kami bisa terhindar dari pedang-Mu.

05 September 2005

Wahyu Volume 3 Minggu 1 - Senin

Pergamus
Wahyu 2:12
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat (gereja) di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua."

Kata "Pergamus" berarti "Perhatikanlah! Sekarang sudah kawin." Gereja seharusnya menjadi perawan suci yang dipertunangkan kepada Kristus (2 Kor. 11:2). Tetapi sebelum Sang Mempelai laki-laki datang, ternyata gereja sudah kawin dengan dunia yang dibenci oleh Tuhan kita!
Selain itu, kata "Pergamus" juga mempunyai arti "menara tinggi yang kokoh". Hasil dari gereja kawin dengan dunia ialah mendapatkan posisi yang terhormat. Posisi ini meletakkan murid lebih tinggi dari gurunya dan hamba lebih tinggi dari tuannya. Saudara saudari, dunia menyebut Tuan kita sebagai orang yang kerasukan roh jahat, maka cemooh atau hormat yang seharusnya kita terima? Jika yang Tuhan kita terima adalah mahkota duri dan salib kayu, maka apa yang seharusnya kita miliki? Jika palungan ialah tempat kelahiran-Nya, apakah mungkin menara tinggi yang kokoh menjadi tempat kediaman kita? Bisakah menara tinggi disejajarkan dengan salib?
Gereja yang bersatu dengan dunia ini sama seperti pohon besar yang dinubuatkan oleh Tuhan dalam perumpamaan biji sesawi (Mat. 13:31-32). Sesawi adalah tanaman semusim, sedangkan pohon adalah tanaman keras tahunan. Menurut sifatnya yang surgawi dan rohani, gereja seharusnya seperti sesawi, hanya sementara di bumi. Maka tidaklah tepat apabila gereja menjadi berakar dalam-dalam di dunia, dan berkembang seperti sebuah pohon besar yang dihuni burung-burung (melambangkan si jahat - Bandingkan dengan Mat. 13:4, 19; Why. 18:2).

Kawin dengan Dunia
Why. 2:12

Dalam surat kepada gereja yang pertama, Tuhan menganjuri gereja di Efesus untuk bertobat dan memulihkan kasihnya yang semula. Anjuran Tuhan ini telah diindahkan oleh gereja, terbukti bahwa gereja yang kedua, gereja di Smirna memang sangat mengasihi Tuhan dan menderita aniaya, menjadi gereja yang menderita. Menurut fakta sejarah, selama tiga abad pertama, gereja sangat menderita karena pemerintah Romawi berusaha sekuatnya untuk merusak gereja. Tetapi Gibbon, seorang ahli sejarah, justru mengatakan, "Pada masa itu, seandainya seluruh orang Kristen di kota Roma dibunuh, maka kota tersebut akan menjadi sunyi, tidak ada penduduknya lagi." Jadi, penganiayaan yang sebesar itu justru membuat gereja berkembang pesat dan bukannya terbasmi. Kemudian Iblis, musuh itu, sadar bahwa aniaya tidak berhasil, maka si licik itu segera mengubah taktiknya, ia tidak lagi menganiaya gereja, melainkan menyambut gereja.
Pada awal abad keempat, Konstantin Agung menerima agama Kristen dan menjadikannya sebagai agama negara. Sejak saat itu, agama Kristen menjadi agama Kekaisaran Romawi. Penyambutan Kekaisaran Romawi terhadap gereja justru merusak gereja, karena gereja menjadi duniawi. Kita semua tahu, gereja telah dipanggil keluar dari dunia dan disisihkan bagi Allah. Tetapi, karena disambut oleh Kekaisaran Romawi, gereja kembali lagi ke dalam dunia, dan dalam pandangan Allah gereja "kawin" dengan dunia. Allah melihat perbauran dengan dunia semacam itu sebagai perzinaan rohani.
Karena "perkawinan" ini, gereja kehilangan kemurniannya dan menjadi duniawi. Banyak hal duniawi dibawa masuk ke dalam gereja. Hal-hal duniawi selalu berhubungan dengan penyembahan berhala. Iblis memenuhi gereja dengan hal-hal duniawi dan berhala. Akibatnya, gereja menjadi sepenuhnya merosot dari standar yang ditetapkan Allah.
Allah menginginkan gereja keluar dari dunia, tidak ada hubungan dengan dunia. Gereja harus merupakan kaki pelita emas, ekspresi Allah Tritunggal yang murni, dan tidak ada hubungan apa pun dengan dunia. Di atas dunia ini, gereja adalah musafir. Seperti sebuah perahu yang hanya boleh berlayar di atas air; tetapi kalau airnya masuk ke dalam perahu, itu berarti celaka!

Penerapan:
Kita berada dalam dunia ialah untuk bersaksi menentang perbuatan dunia. Kita tidak seharusnya menjadi serupa dengan dunia ini (Rm. 12:2). Marilah kita bertobat karena begitu banyak hal duniawi menduduki kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kami sering tergoda untuk menjadi murid yang lebih tinggi dari gurunya, juga menjadi hamba yang melebihi tuannya. Ampunilah kami dan basuhlah kami dengan darah-Mu. Bersihkanlah kami dari semua godaan dunia, jagalah kami agar kami dapat terus menempuh hidup sebagai musafir di bumi, tidak berakar dan tidak menetap di bumi.