Hitstat

27 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Selasa


Dikatakan Hidup Padahal Mati (1)

Wahyu 3:1b
"Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!"

Sekarang Tuhan mulai menunjukkan kondisi gereja ini: "Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!" Tuhan tidak mengatakan bahwa gereja ini sepenuhnya tidak memiliki hayat. Melainkan, Dia mengatakan bahwa gereja kekurangan hayat. Pekerjaan-pekerjaan mereka hanya hidup dalam nama tetapi mati dalam realitasnya. Kata "mati" di sini berarti kekurangan vitalitas atau pekerjaan Roh Kudus (1 Tim. 5:6).
Seorang Kristen memang telah menerima hayat pada saat dia dilahirkan kembali, tetapi mungkin saja pekerjaannya tanpa vitalitas. Jika kita melakukan segala sesuatu karena rutinitas saja, atau jika kita bergairah melakukan berbagai pekerjaan tanpa persekutuan yang intim dengan Tuhan, itu berarti kita hanya hidup dalam nama tetapi mati dalam realitasnya.
Setelah keluar dari tawanan dan kembali ke tanah kudus, orang-orang Israel mulai bergairah membangun bait Allah. Memang ada kebangunan di sana, tetapi Allah memberitahu Zerubabel: "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku" (Za. 4:6). Jika umat Israel tidak melupakan pengajaran Allah di Zakharia, mereka tidak akan jatuh dan menjadi Farisi. Mereka begitu bergairah mempertahankan praktek-praktek agama tetapi justru menolak Tuhan.
Allah ingin gereja-Nya memperhatikan Kristus dengan ketujuh Roh.Hari ini jika kita hanya bergairah mempertahankan yang di luaran tetapi tidak memiliki vitalitas, kita pun akan seperti mereka, dikatakan hidup padahal mati.

Dikatakan Hidup Padahal Mati (2)
Why. 3:1b-2

Satu keistimewaan dari kekristenan ialah "pemulihan". Kita tidak dapat menge-tahui Roh Kudus akan bekerja sampai ke taraf apa, namun kita tahu bahwa apabila keadaan tidak sesuai standar-Nya, maka Allah akan melakukan lagi pemulihan-Nya.
Sayang sekali banyak orang kristen, walau percaya bahwa Allah mau memberikan kasih karunia, tetapi mereka tidak dapat percaya kalau Allah juga mau memelihara kasih karunia itu. Itulah sebabnya muncullah kaidah-kaidah, peraturan-peraturan, dan cara-cara buatan manusia untuk mempertahankan berkat-berkat yang telah mereka miliki.
Kekristenan seolah seperti sebuah cawan. Ketika kebangunan itu dimulai, di sana terdapat air hidup, orang-orang pergi ke sana. Dan ketika Roh Allah bergerak di sana, orang pun menuju ke sana. Tetapi pada akhirnya, dengan memakai satu cawan mereka ingin menjaga agar air itu tidak mengalir lenyap. Kebaikan dari perbuatan demikian ialah mereka telah menjaga karunia tersebut; sedang keburukannya ialah karunia itu hanya satu cawan saja.
Pada generasi pertama, cawan itu penuh. Pada generasi kedua, isinya tinggal setengah, dan sudah mulai tidak jelas. Sampai pada generasi ketiga, keempat, kelima, isinya telah lenyap, yang utuh hanya sebuah cawan kosong. Kemudian mulailah mereka berdebat dengan denominasi lain, mengatakan cawan siapa yang lebih baik, padahal cawan-cawan itu tidak dapat diminum. Apakah akibatnya? Allah mengadakan reaksi sekali lagi, dan muncul satu Sardis lain lagi. Demikianlah sejarah seluruh kebangunan. Ketika karunia Allah tiba, orang segera membentuk sebuah organisasi untuk menampungnya, akhirnya semua organisasi masih utuh namun esensnya telah lenyap. Akan tetapi, cawan itu tidak bisa pecah, selalu ada saja orang-orang yang bergairah untuk mempertahankan cawan tersebut.
Pada mulanya mereka meninggalkan orang lain; sekarang mereka sendiri harus ditinggal orang lain. Semula mengakui bahwa yang satu itu mati, harus ditinggalkan; sekarang mengakui dirinya sendiri juga mati dan harus ditinggal orang lain. Seluruh sejarah mereka ialah: "Dikatakan hidup, padahal mati". Memang bukan mati terus, sebab ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, yakni mereka yang tidak tercemar oleh kematian.

Penerapan:
Mempertahankan vitalitas dalam pelayanan kita berarti lebih banyak berdoa, menikmati firman-Nya, dan mutlak bersandar kepada-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampuni aku yang hidup padahal mati.
Oh Tuhan, berkati semua pelayananku agar penuh dengan penyertaan-Mu, bukan programku, bukan ideku, tetapi pekerjaan-Mu. Dapatkan waktu-waktuku hingga dapat lebih banyak bersekutu mesra dengan-Mu.

No comments: