Hitstat

05 September 2005

Wahyu Volume 3 Minggu 1 - Senin

Pergamus
Wahyu 2:12
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat (gereja) di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua."

Kata "Pergamus" berarti "Perhatikanlah! Sekarang sudah kawin." Gereja seharusnya menjadi perawan suci yang dipertunangkan kepada Kristus (2 Kor. 11:2). Tetapi sebelum Sang Mempelai laki-laki datang, ternyata gereja sudah kawin dengan dunia yang dibenci oleh Tuhan kita!
Selain itu, kata "Pergamus" juga mempunyai arti "menara tinggi yang kokoh". Hasil dari gereja kawin dengan dunia ialah mendapatkan posisi yang terhormat. Posisi ini meletakkan murid lebih tinggi dari gurunya dan hamba lebih tinggi dari tuannya. Saudara saudari, dunia menyebut Tuan kita sebagai orang yang kerasukan roh jahat, maka cemooh atau hormat yang seharusnya kita terima? Jika yang Tuhan kita terima adalah mahkota duri dan salib kayu, maka apa yang seharusnya kita miliki? Jika palungan ialah tempat kelahiran-Nya, apakah mungkin menara tinggi yang kokoh menjadi tempat kediaman kita? Bisakah menara tinggi disejajarkan dengan salib?
Gereja yang bersatu dengan dunia ini sama seperti pohon besar yang dinubuatkan oleh Tuhan dalam perumpamaan biji sesawi (Mat. 13:31-32). Sesawi adalah tanaman semusim, sedangkan pohon adalah tanaman keras tahunan. Menurut sifatnya yang surgawi dan rohani, gereja seharusnya seperti sesawi, hanya sementara di bumi. Maka tidaklah tepat apabila gereja menjadi berakar dalam-dalam di dunia, dan berkembang seperti sebuah pohon besar yang dihuni burung-burung (melambangkan si jahat - Bandingkan dengan Mat. 13:4, 19; Why. 18:2).

Kawin dengan Dunia
Why. 2:12

Dalam surat kepada gereja yang pertama, Tuhan menganjuri gereja di Efesus untuk bertobat dan memulihkan kasihnya yang semula. Anjuran Tuhan ini telah diindahkan oleh gereja, terbukti bahwa gereja yang kedua, gereja di Smirna memang sangat mengasihi Tuhan dan menderita aniaya, menjadi gereja yang menderita. Menurut fakta sejarah, selama tiga abad pertama, gereja sangat menderita karena pemerintah Romawi berusaha sekuatnya untuk merusak gereja. Tetapi Gibbon, seorang ahli sejarah, justru mengatakan, "Pada masa itu, seandainya seluruh orang Kristen di kota Roma dibunuh, maka kota tersebut akan menjadi sunyi, tidak ada penduduknya lagi." Jadi, penganiayaan yang sebesar itu justru membuat gereja berkembang pesat dan bukannya terbasmi. Kemudian Iblis, musuh itu, sadar bahwa aniaya tidak berhasil, maka si licik itu segera mengubah taktiknya, ia tidak lagi menganiaya gereja, melainkan menyambut gereja.
Pada awal abad keempat, Konstantin Agung menerima agama Kristen dan menjadikannya sebagai agama negara. Sejak saat itu, agama Kristen menjadi agama Kekaisaran Romawi. Penyambutan Kekaisaran Romawi terhadap gereja justru merusak gereja, karena gereja menjadi duniawi. Kita semua tahu, gereja telah dipanggil keluar dari dunia dan disisihkan bagi Allah. Tetapi, karena disambut oleh Kekaisaran Romawi, gereja kembali lagi ke dalam dunia, dan dalam pandangan Allah gereja "kawin" dengan dunia. Allah melihat perbauran dengan dunia semacam itu sebagai perzinaan rohani.
Karena "perkawinan" ini, gereja kehilangan kemurniannya dan menjadi duniawi. Banyak hal duniawi dibawa masuk ke dalam gereja. Hal-hal duniawi selalu berhubungan dengan penyembahan berhala. Iblis memenuhi gereja dengan hal-hal duniawi dan berhala. Akibatnya, gereja menjadi sepenuhnya merosot dari standar yang ditetapkan Allah.
Allah menginginkan gereja keluar dari dunia, tidak ada hubungan dengan dunia. Gereja harus merupakan kaki pelita emas, ekspresi Allah Tritunggal yang murni, dan tidak ada hubungan apa pun dengan dunia. Di atas dunia ini, gereja adalah musafir. Seperti sebuah perahu yang hanya boleh berlayar di atas air; tetapi kalau airnya masuk ke dalam perahu, itu berarti celaka!

Penerapan:
Kita berada dalam dunia ialah untuk bersaksi menentang perbuatan dunia. Kita tidak seharusnya menjadi serupa dengan dunia ini (Rm. 12:2). Marilah kita bertobat karena begitu banyak hal duniawi menduduki kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kami sering tergoda untuk menjadi murid yang lebih tinggi dari gurunya, juga menjadi hamba yang melebihi tuannya. Ampunilah kami dan basuhlah kami dengan darah-Mu. Bersihkanlah kami dari semua godaan dunia, jagalah kami agar kami dapat terus menempuh hidup sebagai musafir di bumi, tidak berakar dan tidak menetap di bumi.

No comments: