Hitstat

01 September 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 4 Kamis


Mempertahankan Roh Martir (1)

Wahyu 2:10b
"Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."

Apabila kita membaca buku Foxe’s Book of Martyrs, kita yang berada di abad ke-20 ini tidak dapat tidak kecuali tercengang. Penderitaan-penderitaan yang dialami kaum beriman pada waktu itu ialah yang tidak dapat ditanggung oleh daging manusia. Siksaan-siksaan yang kita lihat dalam sejarah, tidak dapat dibandingkan dengan sepersepuluh dari kekejaman hukuman yang dialami mereka pada hari-hari itu. Metode penganiayaan dan langkah-langkah penyiksaan bagi kriminal pada waktu itu adalah penemuan terbesar! Cara-cara yang begitu kejam melampau imajinasi manusia dipakai dan diterapkan kepada kaum saleh. Ini membuat kita heran, penganiayaan macam apa nantinya yang Antikristus pakai untuk menganiaya orang Kristen selama kesusahan besar! Tentunya akan lebih kejam dan tidak dapat ditanggung. Sungguh kasihannya mereka yang tidak mau melepaskan dunia sekarang, tetapi menunggu penderitaan tiba. Lebih kasihan lagi jika kaum beriman harus melalui hajaran Allah yang kejam sebelum mereka melepaskan dunia!
Murid Yohanes, Polycarp, adalah salah satu penatua di Efesus. Di usia 86 tahun, dia dibawa oleh pemerintahan Romawi dan dijanjikan untuk dibebaskan jika dia mau menyangkal nama Tuhan Yesus. Jawabannya menjadi motto sepanjang jaman : "Aku sudah melayani-Nya selama 86 tahun. Dia tidak pernah meninggalkan aku. Bagaimana aku dapat meninggalkan Dia hanya untuk mencegah kematianku?"

Mempertahankan Roh Martir (2)
Why. 2:8-10

Kita tahu bahwa adalah suatu kekecewaan yang besar bagi kaum saleh kuno ketika mereka diampuni oleh pemerintah dan disingkirkan dari eksekusi pada waktu penganiayaan. Banyak surat yang menggugah, yang tersimpan sampai sekarang. Surat-surat itu mengekspresikan kesedihan dan duka karena tidak mampu berbagian dalam hak istimewa dan kehormatan untuk mati bagi Tuhan. Di banyak kasus, mereka sungguh-sungguh menerima apa yang mereka harapkan, dan mereka sangat bersukacita. Pengalaman yang sungguh luar biasa. Ini menunjukkan kepada kita betapa besar kuasa Tuhan.
Tetapi, beberapa orang berpikir bahwa mati buat Tuhan adalah mudah karena hanya sekali untuk selamanya. Mereka mengira lebih sulit menderita bagi Tuhan setiap hari. Tidaklah mudah jika kita harus terus menerus menanggung kesalahpahaman dan penentangan demi mematuhi Tuhan dan firman-Nya agar menyenangkan hati Tuhan. Namun, jika seseorang tidak dapat hidup sebagai martir bagi Tuhan dalam hidup sehari-hari, dia juga tidak dapat mati sebagai martir bagi Tuhan. Jika seseorang menyadari sakit yang mengoyakkan hati yang di hadapi seorang martir pada titik kematian, dia tidak akan menganggap mati bagi Tuhan sebagai hal yang mudah. Jika Tuhan Yesus dengan keinsanian-Nya yang sempurna masih perlu berdoa di Getsemani, bagaimana dengan manusia biasa? Hidup seorang martir adalah hidup kematian. Jika seseorang tidak memperhidupkan suatu hidup kematian dalam hidup sehari-harinya, akan sulit untuk mengharapkan dia menjadi martir yang tidak undur. Karena itu, janganlah menolak untuk menderita setiap hari bagi Tuhan, untuk memikul kesalah pahaman dan penentangan, untuk mematuhi Tuhan dan firman-Nya.
Jika setiap hari kita memperhidupkan kehidupan seorang martir, maka begitu waktunya tiba untuk mempersaksikan iman dengan darah kita, kita akan mampu menghadapi kematian dengan kasih karunia-Nya. Gereja sanggup menderita kesusahan sampai mati sekalipun karena ia memiliki hayat kebangkitan. Kita semua bersyarat menjadi martir yang mengagumkan, menang, dan mulia.

Penerapan:
Hanya melalui meletakkan pikiran kita kepada Tuhan di kayu salib, pada penderitaan-Nya dan pada kemenangan akhir-Nya, maka kita akan dipenuhi dengan keberanian Tuhan dan tidak takut akan kematian tubuh kita, tetapi akan menjadi martir dalam segala hal.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, saat menghadapi kesusahan, peliharalah aku dengan kuasa-Mu, sehingga aku dapat bertahan dalam ujian dari penderitaan itu, setia dalam penganiayaan, dan tidak mundur dari kematian.

No comments: