Hitstat

22 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 3 Kamis

Jika Tidak Bertobat
Wahyu 2:22
"Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu."

Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit” — bukan ke dalam peti mati, melainkan ke atas ranjang. Peti mati berarti telah tamat, ranjang berarti tidak tamat. Itu berarti seumur hidup ia tidak akan berubah dan tidak dapat sembuh.
Tuhan tidak hanya berkata bahwa Ia akan melemparkan Izebel ke ranjang orang sakit, tetapi juga “mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan” Kesukaran besar di sini berbeda dengan kesusahan yang besar dalam 7:14, juga berbeda dengan siksaan yang dahsyat dalam Matius 24:21. Kesusahan besar dalam 7:14 mengacu kepada penderitaan penganiayaan yang dialami gereja dari zaman ke zaman; siksaan yang dahsyat dalam Matius 24:21 mengacu kepada kesusahan besar selama tiga setengah tahun terakhir dalam zaman ini yang akan menimpa seluruh penduduk bumi. Tetapi kesukaran besar di sini adalah kesukaran yang akan Tuhan timpakan kepada gereja di Tiatira, mungkin melalui penyerangan oleh Antikristus terhadapnya pada akhir zaman ini.
Pada akhir zaman, Antikristus akan menentang semua agama, dan mengangkat dirinya sebagai allah (2 Tes. 2:4), melarang orang Yahudi dan orang Kristen menyembah Allah, sebaliknya memaksa orang menyembahnya. Pada saat itu, ia akan menganiaya orang-orang Yahudi dan membunuh banyak orang dalam gereja di Tiatira.

Seluk Beluk Iblis
Why. 2:24

Ayat 24 mengatakan, “Tetapi kepada kamu, … yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, ….” Kita telah nampak bahwa gereja pernah menderita aniaya oleh jemaah Iblis; kita juga nampak bahwa kemudian gereja menjadi duniawi, tinggal di tempat kediaman Iblis, di tempat takhtanya berdiri; semua ini adalah kelicikan musuh, semuanya berasal dari Iblis. Tetapi di sini, ada sesuatu yang lebih serius, Iblis telah masuk ke dalam gereja dan telah memenuhi gereja dengan dirinya. Dalam gereja ini ada seluk-beluk Iblis.
Iblis selalu bertindak dengan licik. Kali pertama ia menghampiri manusia, ia datang dalam wujud ular yang menarik. Namun, itu bukan ular biasa — itu Iblis. Tidak ada yang mengira bahwa Iblis dapat memakai “gereja” sebagai penampilan luarnya. Tetapi dalam surat kepada gereja di Tiatira, kita nampak, demikianlah keadaan sesungguhnya.
Wahyu 17:4-5 dengan jelas menunjukkan bahwa wanita jahat ini adalah penjelmaan Iblis. Wahyu 17:4 mengatakan, “Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.” Perempuan yang jahat ini memang memiliki penampilan yang baik: berhias dengan emas, permata, dan mutiara, bahan-bahan yang dipergunakan untuk membangun Yerusalem Baru. Berhias berarti memiliki penampilan yang menyenangkan dan enak dipandang untuk menyembunyikan sesuatu yang jahat atau jelek. Perempuan ini juga memegang cawan emas yang penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulannya. Secara luaran, perempuan ini memegang barang milik Allah (cawan emas), tetapi sesungguhnya, di dalamnya penuh dengan kekejian. Dalam Alkitab, kekejian terutama mengacu kepada dua hal — penyembahan berhala dan percabulan.
Wahyu 17:5 mengatakan, “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.” Ini berarti ia adalah sumber dari semua percabulan rohani. Maka, cocoklah ia disebut penjelmaan Iblis. Itulah sebabnya kita perlu memiliki pedang tajam bermata dua, firman dalam Alkitab agar tidak disesatkan.

Penerapan:
Jangan menunggu sampai penghakiman Tuhan datang baru kita mulai bertobat. Kita perlu terus menjaga diri kita bersih dan memelihara firman Tuhan. "Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu" (Mzm. 119:101).

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya hidupku terus berpegang pada firman-Mu. Jadikan aku orang yang gemar akan firman-Mu. Tuhan Yesus, aku mau menjadi orang yang menjaga kelakukan bersih sesuai dengan firman-Mu. Karena itu, singkapkanlah firman-Mu agar memberi terang dan memberi pengertian.

No comments: