Hitstat

31 January 2020

Yohanes - Minggu 11 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 10:10-30
Doa baca: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yoh. 10:11)


Sang Gembala yang Merawat


Kandang hanyalah tempat sementara, sedangkan padang rumput adalah tempat yang terakhir dan permanen. Padang rumput tidak berada di dalam kandang. Karena itu, untuk menikmati padang rumput, kita perlu keluar dari kandang. Kita perlu dilepaskan dari hukum Taurat dan mengikuti Gembala kita yang adalah Kristus, untuk berjalan ke luar kandang yaitu ke padang rumput. Puji Tuhan, Kristus juga menjadi pintu dan padang rumput yang menyuplaikan hayat-Nya kepada domba-domba-Nya. Cara yang harus Ia tempuh untuk menyuplaikan hayat-Nya adalah dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya.

Yohanes 10:10 mengatakan, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah.” Kata “hidup” pada ayat ini dalam bahasa aslinya adalah “zoe” yang mengacu kepada hayat yang kekal dan ilahi. Dalam ayat 11, Ia mengatakan, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.” Kata “hidup” pada ayat ini dalam bahasa aslinya adalah “psuche” yang berarti adalah jiwa, hayat jiwa, yakni hayat insani. Guna menggenapkan penebusan bagi domba-Nya, Dia memberikan nyawa-Nya supaya domba-domba-Nya dapat berbagian dalam hayat Allah supaya domba-domba ini menjadi satu kawanan di bawah Kristus sang Gembala.

Gembala, hayat ilahi, dan hayat insani adalah bagi kawanan. Kawanan sekarang adalah gereja—kaum beriman Yahudi dan bukan Yahudi. Hari ini, satu kawanan adalah lambang dari satu gereja, yakni satu Tubuh Kristus. Satu Tubuh Kristus berada di bawah pimpinan sang Gembala yang adalah sang Kepala Tubuh. Agar kita bisa saling menerima dan dapat digabungkan, Ia memberikan hayat ilahi-Nya kepada kita. Kita tidak lagi dihukum dan terpecah belah dalam hayat insani. Hayat ilahi adalah bagi kehidupan kita guna memiliki kehidupan gereja yang esa dan saling mengasihi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 22

30 January 2020

Yohanes - Minggu 11 Kamis


Pembacaan Alkitab: Yoh. 10:1-9
Doa baca: “Akulah pintu; siapa saja yang masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan dan ia akan masuk dan keluar serta menemukan padang rumput.” (Yoh. 10:9)


Penggembalaan Hayat


Yohanes 10 adalah kelanjutan dari Yohanes 9. Kedua pasal ini berpusat pada catatan mengenai perkara orang yang buta sejak lahirnya. Setelah peristiwa penyembuhan orang buta yang diusir dari rumah ibadah orang Yahudi, Tuhan mengatakan perumpamaan tentang kandang domba. Kandang domba melambangkan hukum Taurat dalam Perjanjian Lama. Galatia 3:23-26 mewahyukan bahwa hukum Taurat berfungsi sebagai pengawalan (pengurungan) sebelum iman dalam Kristus datang, Kandang hanya dipakai sementara untuk menjaga dan melindungi domba-domba sampai padang rumputnya siap. Ini menunjukkan bahwa Kristuslah sebenarnya padang rumput, tempat tinggal yang permanen bagi anak-anak Allah.

Domba adalah umat pilihan yang telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman kekekalan yang lampau. Pintu adalah lambang dari Kristus yang berfungsi untuk “keluar” dan untuk “masuk.” Ia adalah pintu untuk umat Perjanjian Lama masuk ke dalam hukum Taurat, tetapi Ia juga adalah pintu bagi umat Perjanjian Baru untuk keluar dari hukum Taurat dan beralih kepada kenikmatan padang rumput. Hukum Taurat telah mengurung umat Allah, karena itu, mereka perlu keluar dari kandang dan masuk ke dalam Kristus sebagai padang rumput untuk menikmati kekayaan-Nya

Mula-mula, Tuhan adalah pintu; lalu gembala; dan akhirnya, padang rumput. Gembala membawa semua domba keluar dari kandang melalui diri-Nya sebagai pintu dan membawa mereka kepada-Nya sebagai padang rumput. Dialah yang membawa domba-domba keluar dari kandang. Dialah pintu yang melalui-Nya domba-domba dibawa keluar. Dia pun adalah padang rumput tempat domba-domba dibawa. Dialah realitas dari pintu, gembala, dan padang rumput. Hari ini, kita bisa terus menikmati Dia sebagai padang rumput yang sejati.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 22

29 January 2020

Yohanes - Minggu 11 Rabu


Pembacaan Alkitab: Yoh. 9:14-41
Doa baca: “Kata Yesus kepadanya, 'Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!' Katanya, 'Aku percaya, Tuhan!' Ia pun sujud menyembah-Nya.” (Yoh. 9:37-38)


Ketaatan kepada Firman Hayat


Kita telah melihat bagaimana orang buta tersebut diolesi dengan tanah liat dan menjadi lebih buta dari sebelumnya. Tuhan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam,” (Yoh. 9:7). Orang itu pergi membasuh dirinya dan ia kembali dapat melihat. Membasuh melambangkan kita membersihkan sifat insani kita yang lama. Pembasuhan ini menyatakan bahwa ia menantikan firman pemberi-hayat Tuhan. Ia taat kepada pengurapan yang dari Tuhan. Cara ketiga untuk menerima terang adalah dengan taat kepada firman hayat dan membasuh bersih keinsanian yang usang. Walaupun telah dibaptis untuk mengakhiri manusia lama, kita masih perlu menerapkan pembasuhan setiap hari atas diri kita.

Ada tiga langkah yang harus kita ambil untuk mata kita bisa melihat. Pertama, harus menerima firman Tuhan sebagai perkataan yang keluar dari mulut Allah dan diri kita dibaurkan dengan Tuhan dalam firman-Nya. Kedua, menerima firman-Nya menghasilkan pengurapan. Ketiga, pengurapan diikuti dengan tuntutan untuk menaruh manusia lama kita dalam kematian. Setelah langkah-langkah ini kita ambil, penglihatan kita akan dipulihkan, dan kita akan menerima terang. Inilah prinsip pengubahan kematian menjadi hayat.

Memperoleh penglihatan mengharuskan kita untuk bersiap menghadapi penganiayaan yang berasal dari agamawan yang berada dalam kebutaan. Tetapi, puji Tuhan karena Yesus menerima dan menyelamatkan orang buta yang ditolak oleh agama. Bagaimana seseorang bersikap menentukan bagaimana sikap Tuhan kepadanya. Jika seseorang bersikap sombong seperti orang Farisi yang berada dalam kebutaan dan kegelapan agama, Tuhan akan datang sebagai hakim baginya. Di sisi lain, jika kita mau dipulihkan dan percaya seperti orang yang buta, Ia akan datang sebagai Juruselamat kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 21