Pembacaan Alkitab: Yoh. 8:1-11, 24, 28, 32-34, 51-52
Doa baca: “Jawabnya, 'Tidak ada,
Tuan.' Lalu kata Yesus, 'Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan mulai
sekarang, jangan berbuat dosa lagi.'” (Yoh. 8:11)
Hayat-Nya Mengalahkan Sifat dan Akibat Dosa
Yesus adalah satu-satunya
Orang yang tak berdosa di alam semesta ini. Karena Ia tidak berdosa, maka hanya
Ia yang bersyarat untuk menghukum kita. Tetapi Ia tidak menghukum kita.
Sebaliknya, Ia ditinggikan dalam bentuk ular bagi orang berdosa untuk
menanggulangi sifat ular (Yoh. 8:28).
Ketika manusia jatuh ke
dalam dosa, Iblis menginjeksikan dirinya ke dalam kita. Dengan demikian, dosa tidak
hanya bersifat objektif – suatu perbuatan lahiriah, dosa pun ada di dalam sifat
kita, sangat subjektif. Dosa tidak lagi di luar diri kita, melainkan di dalam
kita. Dosa bahkan sudah menjadi diri kita, di dalam sifat kita. Segala sesuatu
yang di luar tidak dapat membantu kita menanggulangi dosa yang ada dalam sifat
kita. Maka, kita memerlukan satu hayat yang lain, hayat yang lebih kuat,
limpah, dan unggul untuk membebaskan kita dari perbudakan ini. Kita memerlukan
Tuhan Yesus sendiri masuk ke dalam kita sebagai hayat kita, guna melawan sifat
ular yang ada di dalam kita. Hanya Yesus yang dapat melakukan ini karena Ia
adalah Yehova, Sang “Aku adalah.” Hanya Tuhan yang layak mengampuni dosa manusia
dan membebaskan manusia dari perbudakan dosa (Yoh. 8:32-34). Hayat ilahi-Nya
lebih tinggi dari hayat manusia ataupun hayat Iblis. Ketika masuk ke dalam
kita, hayat ilahi ini mengalahkan hayat dan sifat ular.
Tidak hanya mengalahkan
hayat dan sifat ular, Tuhan juga menyelamatkan manusia dari kematian. Kita tahu
bahwa akibat dari dosa adalah kematian (maut). Ketika Tuhan menanggulangi dosa,
dengan sendirinya akibat dosa—kematian, ditanggulangi. Agama dan hukum Taurat
tidak dapat melakukan hal ini karena mereka adalah milik pohon pengetahuan yang
menghasilkan kematian (Kej. 2:17). Sebaliknya, Yesus adalah pohon hayat yang
menghasilkan hayat (Kej. 2:9). Hanya Dia yang dapat menyelamatkan manusia
dengan mengubah maut menjadi hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 19
No comments:
Post a Comment