Hitstat

28 January 2020

Yohanes - Minggu 11 Selasa


Pembacaan Alkitab: Yoh. 9:4-13
Doa baca: “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” (Yoh. 9:5)


Menerima Terang


Cara pertama yang perlu dilalui oleh manusia untuk menerima terang adalah melalui terang hayat. Penyebab kebutaan berasal dari tidak adanya terang hayat. Memiliki penglihatan menunjukkan kepada kita bahwa kita memiliki hayat karena terang Tuhan mencelikkan mata kita. Oleh sebab itu, orang yang buta memerlukan terang hayat, yakni Tuhan.

Cara kedua adalah melalui pengurapan Firman yang memberi hayat berbaur dengan sifat insani manusia. Yohanes 9:6 mengatakan, “Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan membuat lumpur dengan ludah itu, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi”. Ludah dan lumpur dalam ayat ini adalah sebuah gambaran yang memiliki makna. “Lumpur” dalam Yohanes 9:6 dalam bahasa aslinya sama dengan “tanah liat” dalam Roma 9:21. Keduanya melambangkan sifat insani manusia. Di sisi lain, ludah sebagai sesuatu yang keluar dari mulut Allah merupakan perlambangan dari firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4), firman yang adalah roh dan hayat (Yoh. 6:63). Mencampur ludah dengan tanah liat menyatakan membaurkan sifat insani dengan firman Tuhan yang hidup.

Selanjutnya, kata “mengoleskan” menjadi bukti atas perbauran ini. Roh Tuhan adalah Roh yang mengurapi (Luk. 4:18; 2 Kor. 1:21-22; 1 Yoh. 2:27). Kita dikandung dari unsur tanah liat sementara esens Tuhan ada di dalam firman yang keluar dari mulut-Nya. Kita dahulu adalah orang dosa, tetapi ketika kita mendengar dan menerima Injil, firman Tuhan masuk ke dalam kita yang adalah manusia tanah liat. Kita menerima sesuatu yang keluar dari mulut Tuhan dan berbaur dengan firman tersebut. Perbauran keilahian dengan keinsanian merupakan minyak urapan yang paling mujarab di seluruh bumi. Tuhan mengolesi mata orang buta dengan tanah liat yang dibaurkan dengan ludah-Nya menunjukkan bahwa ini adalah pengurapan Roh hayat yang dengannya kita dapat dibebaskan dari kebutaan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 21

No comments: