Pembacaan Alkitab: Yoh. 9:14-41
Doa baca: “Kata Yesus kepadanya,
'Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan
engkau, Dialah itu!' Katanya, 'Aku percaya, Tuhan!' Ia pun sujud
menyembah-Nya.” (Yoh. 9:37-38)
Ketaatan kepada Firman Hayat
Kita telah melihat bagaimana
orang buta tersebut diolesi dengan tanah liat dan menjadi lebih buta dari
sebelumnya. Tuhan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam
Siloam,” (Yoh. 9:7). Orang itu pergi membasuh dirinya dan ia kembali dapat
melihat. Membasuh melambangkan kita membersihkan sifat insani kita yang lama.
Pembasuhan ini menyatakan bahwa ia menantikan firman pemberi-hayat Tuhan. Ia
taat kepada pengurapan yang dari Tuhan. Cara ketiga untuk menerima terang
adalah dengan taat kepada firman hayat dan membasuh bersih keinsanian yang
usang. Walaupun telah dibaptis untuk mengakhiri manusia lama, kita masih perlu menerapkan
pembasuhan setiap hari atas diri kita.
Ada tiga langkah yang harus
kita ambil untuk mata kita bisa melihat. Pertama, harus menerima firman Tuhan
sebagai perkataan yang keluar dari mulut Allah dan diri kita dibaurkan dengan
Tuhan dalam firman-Nya. Kedua, menerima firman-Nya menghasilkan pengurapan.
Ketiga, pengurapan diikuti dengan tuntutan untuk menaruh manusia lama kita
dalam kematian. Setelah langkah-langkah ini kita ambil, penglihatan kita akan
dipulihkan, dan kita akan menerima terang. Inilah prinsip pengubahan kematian
menjadi hayat.
Memperoleh penglihatan
mengharuskan kita untuk bersiap menghadapi penganiayaan yang berasal dari
agamawan yang berada dalam kebutaan. Tetapi, puji Tuhan karena Yesus menerima
dan menyelamatkan orang buta yang ditolak oleh agama. Bagaimana seseorang
bersikap menentukan bagaimana sikap Tuhan kepadanya. Jika seseorang bersikap
sombong seperti orang Farisi yang berada dalam kebutaan dan kegelapan agama,
Tuhan akan datang sebagai hakim baginya. Di sisi lain, jika kita mau dipulihkan
dan percaya seperti orang yang buta, Ia akan datang sebagai Juruselamat kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 21
No comments:
Post a Comment