Hitstat

29 January 2020

Yohanes - Minggu 11 Rabu


Pembacaan Alkitab: Yoh. 9:14-41
Doa baca: “Kata Yesus kepadanya, 'Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!' Katanya, 'Aku percaya, Tuhan!' Ia pun sujud menyembah-Nya.” (Yoh. 9:37-38)


Ketaatan kepada Firman Hayat


Kita telah melihat bagaimana orang buta tersebut diolesi dengan tanah liat dan menjadi lebih buta dari sebelumnya. Tuhan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam,” (Yoh. 9:7). Orang itu pergi membasuh dirinya dan ia kembali dapat melihat. Membasuh melambangkan kita membersihkan sifat insani kita yang lama. Pembasuhan ini menyatakan bahwa ia menantikan firman pemberi-hayat Tuhan. Ia taat kepada pengurapan yang dari Tuhan. Cara ketiga untuk menerima terang adalah dengan taat kepada firman hayat dan membasuh bersih keinsanian yang usang. Walaupun telah dibaptis untuk mengakhiri manusia lama, kita masih perlu menerapkan pembasuhan setiap hari atas diri kita.

Ada tiga langkah yang harus kita ambil untuk mata kita bisa melihat. Pertama, harus menerima firman Tuhan sebagai perkataan yang keluar dari mulut Allah dan diri kita dibaurkan dengan Tuhan dalam firman-Nya. Kedua, menerima firman-Nya menghasilkan pengurapan. Ketiga, pengurapan diikuti dengan tuntutan untuk menaruh manusia lama kita dalam kematian. Setelah langkah-langkah ini kita ambil, penglihatan kita akan dipulihkan, dan kita akan menerima terang. Inilah prinsip pengubahan kematian menjadi hayat.

Memperoleh penglihatan mengharuskan kita untuk bersiap menghadapi penganiayaan yang berasal dari agamawan yang berada dalam kebutaan. Tetapi, puji Tuhan karena Yesus menerima dan menyelamatkan orang buta yang ditolak oleh agama. Bagaimana seseorang bersikap menentukan bagaimana sikap Tuhan kepadanya. Jika seseorang bersikap sombong seperti orang Farisi yang berada dalam kebutaan dan kegelapan agama, Tuhan akan datang sebagai hakim baginya. Di sisi lain, jika kita mau dipulihkan dan percaya seperti orang yang buta, Ia akan datang sebagai Juruselamat kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 21

No comments: