Hitstat

30 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Selasa

Pemulihan Kerajaan Israel
Kisah Para Rasul 1:6-7
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya”

Ayat Bacaan: Kis. 1:6-7; Yoh. 1:3

Kerajaan Israel, yang dinantikan oleh para rasul dan orang-orang Yahudi yang takwa lainnya adalah kerajaan material. Kerajaan ini berbeda dengan kerajaan hayat Allah, yang Kristus bangunkan melalui pemberitaan Injil-Nya.
Dalam mengajukan pertanyaan yang dicatat dalam ayat 6, murid-murid kelihatannya telah melupakan hayat ilahi yang ada di dalam mereka. Konsepsi mereka dihubungkan dengan pemulihan kerajaan Israel. Konsepsi tradisional ini ada di dalam pemikiran semua orang Yahudi. Petrus, Yohanes, Yakobus, dan murid-murid lainnya memiliki konsepsi bahwa kerajaan Israel akan dipulihkan. Hari demi hari mereka mengharapkan pemulihan kerajaan Israel.
Tetapi dalam 1:3 kita diberi tahu bahwa Tuhan bukan berbicara kepada mereka tentang kerajaan Israel, melainkan tentang Kerajaan Allah. Meskipun Tuhan berbicara kepada murid-murid-Nya mengenai Kerajaan Allah selama lebih dari empat puluh hari, mereka mungkin lebih memperhatikan kerajaan Israel daripada Kerajaan Allah. Hati mereka mungkin telah diduduki oleh kerajaan Israel. Tuhan juga berbicara kepada mereka tentang baptisan Roh Kudus. Kerajaan Allah dan baptisan Roh Kudus adalah hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi Perjanjian Baru. Tetapi, sebagaimana ditunjukkan dengan pertanyaan mereka dalam ayat 6, murid-murid mungkin tidak memiliki pemahaman yang tepat akan hal-hal ini. Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid, Tuhan Yesus berkata, “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya” (ay. 7). Di sini Tuhan Yesus seolah-olah berkata, “Serahkan pemulihan kerajaan Israel kepada kedaulatan Allah. Lupakan tentang kerajaan Israel, dan terimalah firman-Ku mengenai Kerajaan Allah dan baptisan Roh Kudus.” Ketika Tuhan Yesus datang untuk kali pertama, orang-orang Yahudi mengharapkan Mesias untuk memulihkan kerajaan-Nya (Luk. 2:25; 3:15; 7:19; Yoh. 1:41; 7:27, 41). Baru sampai kedatangan-Nya yang kedua kali itulah Ia akan memulihkan kerajaan Mesias (Mat. 23:39). Kita perlu berdoa agar kita dilepaskan dari konsepsi tradisional dan memperhatikan perihal menjadi saksi-saksi Tuhan bagi Kerajaan Allah dalam hayat.

29 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Senin

Dibaptis dengan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 1:5
Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus

Ayat Bacaan: Mat.3:11; Kis. 1:5, 14; 2:1-4, 38; 5:32; 11:15-16

Mengenai janji tentang Roh Kudus telah dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis di dalam Matius 3:11. Tuhan Yesus sendiri juga telah menubuatkan, “Tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis.1:5). Demikianlah, murid-murid dan Tuhan sendiri telah menubuatkan tentang janji mengenai Roh itu. Janji tentang Roh Kudus ini digenapkan kepada dua macam orang: pertama, kaum beriman bangsa Yahudi, pada hari Pentakosta, “Tetapi tidak lama lagi kamu (kelompok kaum saleh Yahudi yang pertama), akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis.1:5); kedua, Roh itu digenapkan bagi orang bukan keturunan Yahudi di rumah Kornelius, “Dan ketika aku (Petrus) mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka (kaum saleh bangsa bukan Yahudi) sama seperti dulu ke atas kita (kelompok pertama kaum saleh Yahudi). Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan...kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis.11:15-16).
Baptisan Roh Kudus ke atas Tubuh Kristus di dalam Kisah Para Rasul merupakan suatu penggenapan sekali untuk selamanya. Kita tidak perlu menunggunya, karena kita telah mengalaminya. Satu Korintus 12:13 mengatakan bahwa, “dalam satu Roh kita semua dibaptis ke dalam satu tubuh.” Kita harus paham bahwa baptisan Roh Kudus adalah fakta yang telah rampung. Baptisan Roh Kudus adalah satu butir yang terdapat dalam perjanjian, wasiat yang diberikan kepada kita semua, dan kita semua berhak atasnya selaku anggota Tubuh Kristus. Namun, kita tidak boleh berhenti pada fakta ini saja.
Sering kali kita memberitakan Injil dalam ketidakpercayaan. Kita hanya percaya sebagian, tidak sepenuhnya; karena itu, kita tidak memiliki kekuatan. Kita percaya Tuhan sudah mati bagi kita, tetapi kita tidak percaya Dia sudah membaptis kita dengan Roh Kudus. Sebab itu, kita tidak memiliki kekuatan dalam memberitakan Injil. Jika kita berdiri di pihak Tubuh, percaya kepada seluruh janji Tuhan, dan menerima fakta yang telah rampung mengenai baptisan Roh Kudus atas Tubuh dengan iman yang hidup, kita akan mengikat orang kuat itu (Iblis) dan membungkam mulutnya. Kita akan melihat kekuatan yang sejati dalam pemberitaan Injil.

28 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Minggu

Menantikan Janji Bapa
Kisah Para Rasul 1:4a
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa

Ayat Bacaan: Kis. 1:4; Luk. 24:49; Kis. 1:4-8; Yoh. 14:17; Yoh. 14:16-17, 26; 16:7; 15:26

Dalam Kisah Para Rasul 1:4-8 Tuhan Yesus menyuruh murid-murid untuk menantikan baptisan Roh Kudus. “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa...” (ay. 4) Janji di sini dan dalam Lukas 24:49 itu berbeda dengan janji dalam Yohanes 14:17. Janji Tuhan dalam Kisah Para Rasul 1:4 dan Lukas 24:49 adalah janji Yoel 2:28-29, yang digenapi pada hari Pentakosta (Kis. 2:1-4, 16-18), untuk pencurahan Roh sebagai kuat kuasa dari tempat tinggi bagi ministri dan pelayanan kaum beriman. Dipenuhi Roh itu secara lahiriah adalah untuk pekerjaan rohani. Janji Tuhan dalam Yohanes 14:17 digenapi pada hari kebangkitan-Nya, ketika Roh itu dihembuskan ke dalam murid-murid sebagai hembusan hayat (Yoh. 20:22). Dipenuhi Roh itu secara batiniah adalah untuk kehidupan kita.
Roh Kudus di dalam kita adalah untuk diri kita sendiri, supaya kita bertobat, mendengarkan firman Allah, mengenal Tuhan. Roh Kudus di atas diri kita, yaitu di luar kita, adalah untuk orang lain, supaya orang lain bertobat, mendengarkan firman Allah, mengenal Tuhan. Mengapa kita bisa mendekati Tuhan, tetapi tidak bisa membawa orang lain mendapatkan karunia mendekati Tuhan? Karena kita kekurangan Roh Kudus secara lahiriah! Ketika memberitakan Injil kepada orang lain kita merasa malu, takut kesulitan, tidak bebas, tidak mempunyai kekuatan; merasa kikuk, seolah terikat, tidak bisa bersaksi bagi Tuhan. Sampai suatu hari, Anda mengalami Roh Kudus turun ke atas Anda, Anda akan menjadi gairah seperti terbakar, keberanian Anda berlipat ganda, Anda bebas, leluasa, dan berkuasa, dengan berani maju bersaksi bagi Tuhan.
Adapun jalan untuk dipenuhi Roh Kudus secara lahiriah adalah dengan bertobat, mengaku dosa dan membereskannya dengan tuntas (Kis. 2:38), kemudian harus percaya bahwa kita sudah dibaptis di dalam Roh Kudus. Selanjutnya kita harus taat pada kehendak Allah, dan menjadi orang yang tekun berdoa sehati dan menuntut kemajuan rohani bersama saudara saudari dalam gereja. Dengan demikian kita akan mengalami realitas dari janji Bapa.

27 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Sabtu

Ia Berbicara tentang Kerajaan Allah

Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31; 1 Kor. 4:15; Yoh. 3:5; 2 Ptr. 1:3-11

Di dalam kitab Kisah Para Rasul banyak ayat yang membicarakan kerajaan (Kis. 1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31) dan banyak ayat lainnya yang membicarakan gereja (5:11; 8:1, 3; 9:31; 11:22, 26; 12:1, 5; 13:1; 14:23, 27; 15:3-4, 22, 41; 16:5; 18:22; 20:17, 28). Kitab Kisah Para Rasul diawali dan diakhiri dengan kerajaan Allah. Terlebih lagi, Kisah Para Rasul memperlihatkan kepada kita bahwa kerajaan dan gereja adalah satu pasangan, karena kerajaan berjalan seiring dengan gereja. Tanpa kerajaan tidak ada permulaan dan kesimpulan kehidupan gereja. Kerajaan adalah nadi kehidupan gereja. Karena itu, kerajaan mutlak penting bagi kehidupan gereja.
Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa kerajaan Allah akan menjadi subyek utama pemberitaan para rasul dalam amanat selanjutnya setelah hari Pentakosta. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan materi melainkan kerajaan hayat ilahi. Inilah perkembangan dan perluasan Kristus sebagai hayat ke dalam orang-orang beriman-Nya, hingga terbentuk suatu ruang lingkup yang di dalamnya Allah berkuasa dalam hayat-Nya. Kerajaan Allah juga adalah realitas gereja yang dihasilkan oleh hayat kebangkitan Kristus melalui Injil (1 Kor. 4:15). Kelahiran kembali adalah pintu masuknya (Yoh. 3:5), pertumbuhan hayat ilahi di dalam kaum beriman adalah perkembangannya (2 Ptr. 1:3-11). Hari ini, di dalam gereja sebagai kerajaan, kita berada di bawah penguasaan, pemerintahan, pendisiplinan, dan pelatihan kerajaan (1 Kor. 6:9-10; Gal. 5:19-21; Ef. 5:5). Di dalam pemulihan Tuhan, pada saat yang sama kita berada di dalam kerajaan dan di dalam gereja, di dalam harta yang terpendam dan di dalam mutiara (Mat. 13:44-46). Walaupun gereja hari ini adalah kerajaan Allah, namun kita bisa berada di dalam kerajaan secara realitas hanya bila kita hidup dan berjalan di dalam roh, bukan di dalam manusia alamiah kita (Rm. 8:4; Gal. 5:16, 25). Sebagai orang-orang yang berada di bawah penyaluran Trinitas Ilahi, kita perlu menempuh kehidupan kerajaan di dalam gereja, bertumbuh dan berkembang dalam hayat ilahi hingga kita mencapai kematangan dan masuk ke dalam Kerajaan kekal Tuhan kita (2 Kor. 13:14; 2 Ptr. 1:5-11).

26 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Jumat

Dilatih untuk Terbiasa Menikmati Penyertaan Tuhan yang Praktis
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3; Yoh. 13:23

Tuhan menyatakan bahwa Ia hidup dengan tujuan melatih murid-murid untuk mempraktekkan dan menikmati penyertaan-Nya yang tidak kelihatan secara berkesinambungan. Setelah Tuhan bangkit, Dia menjadi Roh itu, dengan demikian penyertaan-Nya menjadi tidak terlihat secara kasat mata. Sedangkan penampakan atau penampilan-Nya yang dibicarakan dalam Kisah Para Rasul 1:3 adalah untuk melatih murid-murid menyadari, menikmati, dan terbiasa dengan penyertaan-Nya yang tidak terlihat yang sebenarnya lebih praktis, lebih unggul, lebih mustika, lebih limpah, dan lebih riil dari pada penyertaan-Nya yang kelihatan. Penyertaan-Nya yang indah ini berada di dalam Roh itu, di dalam kebangkitan.
Selama tiga setengah tahun Dia telah menyertai murid-murid dengan bentuk yang kelihatan di dalam daging. Mereka dapat melihat Dia, menjamah Dia, dan makan bersama-Nya. Salah satu dari mereka bahkan bersandar pada ribaan-Nya (Yoh. 13:23). Tiba-tiba penyertaan-Nya yang kelihatan itu diambil. Kemudian Tuhan datang kembali untuk menghembuskan diri-Nya ke dalam mereka (Yoh. 20:22). Sejak waktu itulah, kehadiran Tuhan yang menyertai murid-murid itu bersifat rohani dan tidak lagi kelihatan. Meskipun penyertaan Tuhan yang rohani itu tidak kelihatan, namun penyertaan ini lebih riil dan lebih unggul daripada penyertaan-Nya yang kelihatan.
Tuhan kita sungguh luar biasa! Terkadang, Dia menampakkan diri, terkadang Dia menghilang. Baik menampakkan diri ataupun menghilang, semuanya tidak tergantung pada kita. Adakalanya, tanpa sebab kita dipenuhi dengan sukacita, berdoa dan menyanyi. Di waktu yang lain, kita merasa putus asa dan sedih, berkeluh kesah dan berdukacita. Ketika kita merasakan kehadiran Tuhan, semuanya menjadi baik. Ketika kita tidak merasakan kehadiran Tuhan, kita kehilangan arah dan patah semangat, mengeluh dan semua kemarahan muncul. Tetapi, begitu kita menjamah Tuhan Yesus, sekali lagi kita merasakan bahwa Dia begitu setia dan patut dikasihi, dan segala masalah tertiup seperti awan. Semua ini dikarenakan fakta bahwa kita memiliki Tuhan yang luar biasa di dalam kita yang senantiasa menyertai kita (2 Tim. 4:22).

25 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - MInggu 1 Kamis

Ia Berulang-ulang Menampakkan Diri
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3, Yoh. 20:19; 20:26

Setelah Tuhan Yesus datang dalam Yohanes 20:19, tidak ada kata atau petunjuk dalam catatan Yohanes yang menunjukkan bahwa Tuhan meninggalkan murid-murid. Sebenarnya Dia tetap tinggal bersama mereka, hanya mereka tidak menyadari kehadiran-Nya. Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa Dia berulang-ulang menampakkan diri kepada para rasul. Penampakkan-Nya bukan berarti bahwa Dia pernah meninggalkan mereka. Allah mengunjungi umat pilihan-Nya dalam kehidupan insani-Nya selama tiga puluh tiga setengah tahun. Selanjutnya, melalui kematian-Nya, Yesus di dalam tubuh jasmani diakhiri. Tetapi tiga hari kemudian Yesus yang diakhiri ini dalam kebangkitan keluar dalam bentuk yang telah diubah. Orang pertama yang diubah adalah Yesus. Dia diubah dari bentuk jasmani ke bentuk rohani.
Pada malam hari kebangkitan-Nya, meskipun pintu-pintu tempat murid-murid itu berada ditutup, Yesus tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka. Dia juga melakukan hal ini sekali lagi delapan hari kemudian (Yoh. 20:26). Apakah Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya secara jasmani atau secara rohani? Ini adalah misterius. Tetapi setelah kenaikan-Nya, Dia tidak mengunjungi para pencari-Nya secara jasmani melainkan secara rohani. Kini kita pun dapat bersaksi bahwa kita dikunjungi oleh Dia secara rohani. Dua puluh dua surat kiriman dari Kitab Roma sampai Kitab Wahyu mengajarkan tentang Kristus yang rohani. Kristus yang rohani ini mengubah orang dosa menjadi orang yang rohani, menjadi batu-batu yang hidup untuk membangun rumah Allah, gereja.
Sebelum kita beroleh selamat, kita hanyalah makhluk jasmani dalam dunia materi, tetapi suatu hari Yesus mengunjungi kita secara pribadi dalam cara rohani. Kita menerima Dia dan Dia melahirkan kita kembali secara pribadi, secara rahasia, dan secara rohani dengan hayat ilahi Allah. Setelah kelahiran kembali, Allah bekerja untuk mengubah bagian kita yang belum diubah, yakni jiwa kita. Petrus dan Paulus adalah orang-orang yang telah diubah sejak Tuhan menampakkan diri kepada mereka setelah kebangkitan-Nya. Kiranya setiap hari kita bisa berjumpa Tuhan dan melalui kunjungan-Nya di dalam persekutuan yang intim dengan-Nya, kita dapat mengalami pengubahan ini.

24 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Rabu

Ia Membuktikan bahwa Ia Hidup
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Yoh. 14:16-17, 19

Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa dengan banyak bukti Tuhan menunjukkan bahwa Dia hidup. Sebab selama empat puluh hari Dia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Dalam Yohanes 14:16-17b Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.” Kemudian, dalam ayat 19 Dia berkata, “...sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup.”
Pada hari kebangkitan, murid-murid tahu bahwa Tuhan hidup dan mereka juga hidup. Tetapi cara hidup mereka berbeda dengan cara hidup sebelum mereka disalibkan dengan Kristus. Sebelumnya, mereka hidup dengan hayat mereka sendiri, sekarang setelah mereka disalibkan dengan Kristus, mereka hidup dengan hayat Allah Tritunggal. Hari ini, memang kita memiliki Kristus di dalam kita sebagai hayat, tetapi pikiran, emosi, dan tekad kita itu sangat kuat sehingga kita seringkali tidak memberikan kebebasan kepada Kristus untuk hidup di dalam kita. Namun puji Tuhan, di dalam kita Dia menjadi pemberi kekuatan, menjadi penyuplai yang limpah, sehingga kita bisa memperhidupkan Dia, mengekspresikan Dia. Kita harus membiarkan Dia hidup di dalam kita agar kita diselamatkan oleh hayat-Nya (Rm. 5:10).
Untuk memperhidupkan Kristus, kita perlu berdoa tanpa henti (1 Tes. 5:17). Dalam hidup kita, perkara apapun, besar atau kecil, haruslah menengadah kepada-Nya, bertanya kepada-Nya, berunding dengan-Nya, “Tuhan, aku berbicara demikian, apakah Engkau besertaku? Aku bersikap demikian kepada orang, apakah Engkau besertaku? Aku menggunakan uang demikian, berpakaian demikian, memotong rambut demikian, mendidik dan merawat anak-anak demikian, apakah Engkau besertaku?” Syukur kepada Tuhan, setiap kali kita bertanya kepada-Nya, Dia tidak mungkin tidak menjawab kita. Dia pun selamanya tidak pernah menjawab, “Terserah”. Dia pasti menunjukkan jalan yang harus kita tempuh, Dia pasti memberi tahu kita apa yang berkenan kepada-Nya, karena Dia sungguh-sungguh hidup di dalam roh kita.

23 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Selasa

Ia telah Memberi Perintah-Nya oleh Roh Kudus
Kisah Para Rasul 1:2
Sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2; Mat. 28:18-20

Kisah Para Rasul dimulai dari kenaikan Kristus ke surga (Kis. 1:2). Di dalam kenaikan-Nya, Dia memiliki segala kekuatan dan segala kekuasaan di alam semesta ini. Menurut Matius 28:18, Kristus yang bangkit berkata kepada murid-murid, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Karena itu, dengan kekuatan dan kekuasaan di dalam kenaikan-Nya, Tuhan sangat aktif. Tuhan yang telah naik ke sorga, sedang melaksanakan perkembangbiakan-Nya yang universal dan kekal.
Siapakah yang dapat menerangkan mengapa bumi hari ini dipenuhi dengan orang-orang Kristen? Mengapa ada begitu banyak orang beriman di dunia ini? Orang-orang besar telah berusaha menguasai bumi ini, tetapi mereka telah gagal. Hitler, misalnya, berusaha melakukan ini, tetapi akhirnya ia kehilangan segalanya. Napoleon, setelah ia dikalahkan, dilaporkan bahwa ia memandang ke langit dan mengakui bahwa Yesus telah mengalahkannya. Napoleon mengakui bahwa sekalipun Tuhan Yesus tidak berperang, Dia mendapatkan segalanya. Seluruh bumi ini berada di dalam tangan Dia yang tidak terkalahkan.
Hari ini pekerjaan Tuhan yang naik ini adalah mengembangbiakkan diri-Nya sendiri ke seluruh bumi. Oleh sebab itu, sebelum keterangkatan-Nya, Kristus yang telah bangkit memerintahkan kepada murid-murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:19-20). Perintah ini tidak hanya ditujukan kepada sebagian kecil murid-murid dan kepada seratus dua puluh orang yang berdoa pada hari Pentakosta di sebuah ruang atas, tetapi ditujukan kepada semua orang yang percaya Tuhan di sepanjang zaman.
Tuhan telah memberikan perintah ini kepada kita, dan perintah ini disertai dengan kuasa-Nya. Karena itu, ketika kita pergi untuk memberitakan Injil kepada orang lain, kita harus berani dan tidak perlu takut. Tidak peduli siapa saja yang kita jumpai, kita dapat memberitahu mereka dengan berani, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Yesus!”

22 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Senin

Ia Terangkat ke Surga
Kisah Para Rasul 1:2a
Sampai pada hari Ia terangkat.

Efesus 1:20
Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2; 1 Tim. 6:16; 3 Kor. 3:6; Yoh. 6:63; 4:24; Ef. 6:17-18

Tuhan tidak hanya mati untuk kita, tidak hanya bangkit untuk kita, juga naik ke surga untuk kita. Kematian-Nya menyelesaikan kesulitan kita, kebangkitan-Nya membuat kita mempunyai hayat Allah, kenaikan-Nya membawa kita memasuki kedudukan surgawi.
Kenaikan Tuhan Yesus tidak hanya membuat Dia melebihi segala sesuatu yang di bumi, juga membuat Dia melebihi segala yang di angkasa—tempat Iblis berkuasa. Semua yang milik Iblis, penguasa kegelapan itu, telah Ia lampaui, berada di bawah kaki-Nya (Ef. 1:20-21).
Efesus 2:6 berkata, “Memberikan tempat bersama-sama dengan Dia (Kristus) di surga.” Cara penyelamatan Allah tidak hanya menyuruh kita mati bersama Kristus, bangkit bersama Kristus, juga menyuruh kita bersama dengan Dia duduk di surga. Allah menaruh kita di dalam Kristus supaya kita bersatu dengan Kristus, sehingga kita mati bersama, bangkit bersama, dan duduk di surga bersama Kristus. Kristus yang tinggal di dalam surga juga tinggal di dalam kita. Batin kita tembus dengan surga. Sama seperti lampu listrik di ruangan ini, karena listrik di dalam mereka berhubungan dengan tempat pembangkit listrik, ini boleh dikatakan bahwa listriknya juga berada di tempat pembangkit listrik. Karena hayat Kristus yang ada di dalam kita, maka kita berhubungan dengan Kristus yang duduk di surga, dan bersama-sama dengan Dia duduk di surga. Sebagaimana Dia melampaui segala sesuatu, kita juga melampaui segala sesuatu. Sebagaimana Iblis dengan kuasa gelapnya berada di bawah kaki Kristus, begitu juga dia berada di bawah kaki kita. Kenaikan Kristus membuat kita dapat memasuki kedudukan surgawi ini, membuat kita melampaui segala musuh. Asal kita berada pada kedudukan surgawi ini, segala musuh berada di bawah kaki kita.
Kita berada di dalam-Nya, dan Dia berada di dalam Allah, sebab itu kita bersama-Nya tersembunyi di dalam Allah (Kol. 3:3). Di sini kita bisa terlepas dari bumi dan menempuh hidup yang unggul, juga membuat kita terpelihara, mendapatkan perhentian. Kita perlu percaya dan bersandar pada kedudukan kebangkitan dan keterangkatan yang telah digenapkan Tuhan bagi kita.

21 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Minggu

Segala Sesuatu yang Dikerjakan dan Diajarkan Yesus
Kisah Para Rasul 1:1
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2

Dua ayat yang pertama dari kitab Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa kitab ini adalah kelanjutan dari Injil Lukas, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia diangkat ke surga. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya melalui Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. (Kis. 1:1-2)”
Dalam Injil Lukas kita memiliki Manusia-Penyelamat, dan kita nampak bahwa Penebus kita, Juruselamat, adalah Manusia Allah. Lukas memberikan suatu catatan yang jelas kepada kita bukan hanya tentang kelahiran Manusia-Penyelamat, tetapi juga tentang keterkandungan-Nya. Lukas menggambarkan keterkandungan, kelahiran, masa kecil, kehidupan, ministri, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Tuhan.
Sebagai Persona yang ajaib, Tuhan Yesus hidup di bumi sebagai seorang manusia dengan semua kebajikan insani yang mengekspresikan atribut ilahi. Ini adalah cara Dia hidup dan melayani. Apa pun yang Dia perhidupkan, itulah yang Dia layankan; dan Dia melayankan apa yang Dia perhidupkan, bahkan sampai mati. Manusia-Penyelamat ini menderita kematian, berjalan masuk, melalui, dan keluar dari kematian. Setelah melancong ke dalam kematian dan alam maut, Dia masuk ke dalam kebangkitan. Di satu pihak, Tuhan membangkitkan diri-Nya sendiri; di pihak lain, Dia dibangkitkan oleh Allah. Karena itu, Dia masuk ke dalam kebangkitan, dan di dalam kebangkitan Dia naik ke surga. Sekarang Dia ini, Manusia-Penyelamat yang dimuliakan, ada di surga. Ini adalah sebuah sari yang singkat tentang isi penting dari Injil Lukas.
Setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus naik ke surga. Kenaikan ini bukanlah suatu pengakhiran, melainkan permulaan lainnya. Permulaan ini membawa Dia ke dalam suatu alam yang baru, yaitu, ke dalam surga, di mana Dia sekarang memiliki kehidupan yang lain dengan ministri lainnya. Kristus yang bangkit dan naik ini sekarang hidup di surga dan melayani di sana. Kehidupan dan ministri Tuhan di surga adalah isi kitab Kisah Para Rasul. Puji Tuhan! Dia tetap hidup di surga dan melayani kita di dalam ministri-Nya yang surgawi.

20 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Sabtu

Memanggil dan Memulihkan Petrus (3)
Yohanes 21:19
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”

Ayat Bacaan: Yoh. 21:18-23

Dalam Yohanes 21:18-23 kita melihat Tuhan Yesus berjalan bersama murid-murid yang mengikuti-Nya. Setelah memulihkan kasih Petrus kepada-Nya dan mengamanatkan Petrus supaya memelihara anak-anak domba serta menggembalakan kawanan domba, Tuhan lalu menubuatkan mati martirnya Petrus, dengan nubuat ini, Ia berpesan kepada murid-murid-Nya supaya mengikuti Dia sampai mati.
Setelah menubuatkan mati martirnya Petrus, Tuhan berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Kita semua harus mengikuti Tuhan yang tinggal di dalam. “Aku” yang harus kita ikuti itu ada di dalam kita. Ayat 18 menunjukkan bahwa kita harus mengikuti Tuhan, bukan dengan kehendak kita sendiri, tetapi harus sesuai dengan pimpinan-Nya. Kita mengikuti Dia sampai mati adalah untuk memuliakan Allah (ay. 19). Tidak hanya demikian, kita harus hanya mengikuti Tuhan, tidak usah mengurusi orang lain. Setelah Tuhan menghendaki Petrus mengikuti Dia, Petrus berpaling melihat Yohanes, lalu bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” (ay. 21). Mengenai pertanyaan ini Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: “Ikutlah Aku!” (ay. 22). Tuhan memberitahu Petrus, apapun yang akan terjadi pada diri Yohanes, ini bukan urusan Petrus; Petrus harus mengikuti Dia.
Pasal ini adalah sebuah gambaran yang menyatakan setelah kita dilahirkan kembali dan menerima amanat Tuhan, kita harus mengasihi Tuhan tanpa memperhitungkan harga apapun, dan mengikuti Dia sampai pada akhirnya tanpa mempedulikan korban apapun. Dengan mengikuti Tuhan secara demikian, barulah kita dapat menggenapkan kehendak Tuhan, yakni memelihara anak-anak domba-Nya dan memelihara serta menggembalakan domba-domba-Nya. Walau kita harus melakukan semua perkara ini, tetapi kita masih mempunyai masalah kehidupan yang riil. Meskipun demikian, kita melihat bahwa Tuhan dapat menyuplai keperluan kita. Kita hanya perlu menyerahkan masalah kehidupan kita ke dalam tangan Tuhan dan kita harus menderita dan berkorban bagi kesaksian Tuhan, untuk mengikuti Dia sampai akhir hidup kita.

19 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Jumat

Memanggil dan Memulihkan Petrus (2)
Yohanes 21:17
Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku"

Ayat Bacaan: Yoh. 10:14, 16; Kis. 20:28; Mat. 16:18; Yoh. 21:15, 17

Setelah memulihkan kasih Petrus kepada-Nya, Tuhan Yesus memberi amanat kepadanya sambil berkata, “Peliharalah (rawatlah) anak-anak domba-Ku”, “Gembalakanlah domba-domba-Ku” dan “Peliharalah domba-domba-Ku.” Merawat domba-domba kecil (anak domba) disini adalah dengan kelimpahan hayat batiniah mendiris dan memberi makan orang. Ini menuntut kita mengasihi Dia. Percaya Tuhan ialah menerima Dia, sedangkan mengasihi Tuhan adalah menikmati Dia. Tuhan datang untuk menjadi hayat kita dan suplai hayat, kita perlu beriman kepada-Nya dan mengasihi Dia.
Memelihara domba adalah dengan kelimpahan hayat batiniah memelihara orang, sedangkan menggembalakan domba-domba adalah untuk membangun gereja. Penggembalaan adalah “untuk kawanan domba” (Yoh. 10:14, 16), yaitu gereja (Kis. 20:28). Maka, penggembalaan berkaitan dengan pembangunan Allah (Mat. 16:18). Petrus mengatakan bahwa minum air susu firman yang murni adalah untuk pembangunan tempat kediaman Allah (1 Pet. 2:2-5). Ia juga menasihati para penatua untuk menggembalakan kawanan domba Allah (1 Pet. 5:1-4). Hari ini, melalui memelihara domba-domba dan menggembalakan kawanan domba, Tuhan bekerja bersama kita untuk membangun gereja.
Dalam Yohanes 21:15 Tuhan berkata, “Peliharalah domba-domba-Ku.” Dalam 21:16 Ia mengatakan, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Dalam 21:17, Ia mengatakan, “Peliharalah domba-domba-Ku.” Menggembalakan ialah menjaga, mengasuh; memelihara (merawat) adalah menyuplaikan makanan kepada kawanan domba. Hari ini kita melayani Tuhan sekali-kali tidak boleh hanya menjaga domba-domba-Nya, tetapi dengan makanan rohani memelihara mereka. Hanya menjaga, mengasuh saudara saudari tidaklah cukup, masih harus merawat mereka. Dalam ayat 15 Tuhan berkata, “Peliharalah anak-anak domba-Ku.” Dalam ayat 17 , Tuhan berkata, “Peliharah domba-domba-Ku.” Dari kedua ayat ini, kita melihat bahwa kaum beriman yang muda (baru) dengan kaum imani yang agak matang, kedua-duanya perlu dipelihara. Jika Tuhan telah menyerahkan kepada kita beban terhadap kawanan domba, maka kita harus melakukan kedua perkara ini — merawat mereka dan menjaga mereka.

18 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Kamis

Memanggil dan Memulihkan Petrus (1)
Yohanes 21:15
“Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Ayat Bacaan: Yoh. 21:15; 18:17, 25, 27; 10:28

Dalam Yohanes 21:15, Tuhan Yesus berkata kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Di sini Tuhan memulihkan kasih Petrus kepada-Nya. Petrus sungguh mempunyai hati yang mengasihi Tuhan, tetapi Ia terlalu percaya kekuatannya sendiri. Tuhan mengijinkan Petrus gagal total, menyangkal Tuhan tiga kali di hadapan-Nya ( Yoh. 18:17, 25, 27), agar kekuatan alamiah dan percaya diri sendiri Petrus ditanggulangi. Hal ini sedikit banyak membuatnya kecewa. Karena itu Tuhan datang memulihkan kasih Petrus terhadap-Nya, menyuruhnya menggembalakan gereja Tuhan, dan mempersiapkan Petrus bagi mati martirnya di kemudian hari, sehingga ia tidak lagi percaya pada kekuatan alamiah diri sendiri dalam mengikuti Tuhan. Bagaimana Tuhan menanggulangi kekuatan alamiah Petrus? Dengan jalan menyingkirkan tangan-Nya dari dia untuk sementara waktu. Tuhan berkata bahwa seorang pun tidak akan merebut murid-murid dari tangan-Nya (Yoh. 10:28). Ketika Petrus terang-terangan tiga kali menyangkal Tuhan, ini berarti bahwa Tuhan sementara menyingkirkan tangan-Nya yang diletakkan padanya.
Kekuatan alamiah adalah sesuatu yang dapat kita kerjakan tanpa bantuan Allah. Misalnya, kita memberikan kepada seseorang suatu tugas untuk mengorganisir sesuatu—merencanakan pengabaran Injil atau merencanakan aktivitas pekerjaan rohani lainnya — karena dia adalah seorang yang berbakat sebagai organisator. Namun jika demikian, apakah orang itu akan benar-benar tekun berdoa? Jika dia telah terbiasa bersandar kepada bakat alamiahnya, boleh jadi dia merasa tidak perlu berseru kepada Allah. Kesulitan kita adalah kita dapat melakukan banyak perkara tanpa bersandar kepada Allah. Kita harus dibawa kepada suatu titik di mana meskipun kita sangat berbakat secara alamiah, tetapi tidak berani berkata apa pun, selain hanya bersandar kepada Dia. Bagaimana pun dalam sejarah kehidupan kita dengan Allah, kita harus mengalami jamahan tangan Allah yang menanggulangi kekuatan alamiah kita sehingga kita hanya berdiri di atas tumpuan hayat kebangkitan Kristus saja di mana kematian tidak memiliki kuasa apa-apa lagi. Puji Tuhan!

17 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Rabu

Secara Ajaib Memenuhi Keperluan Hidup Murid-Murid
Yohanes 21:9
Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti

Ayat Bacaan: Yoh. 21:2-14

Ketika murid-murid tiba di darat, mereka “melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti” (ay. 9). Petrus dan murid-murid sangat jelas nampak ikan di atas api arang dan roti. Mereka sama sekali tak perlu pergi ke laut menangkap ikan, sebab di darat sudah ada ikan. Tuhan melakukan keajaiban ini dengan tujuan mengajar murid-murid, supaya mereka tahu bahwa di bawah kehendak-Nya, di mana pun mereka dapat memperoleh ikan, bahkan di darat pun bisa, kalau tidak di bawah kehendak-Nya, mereka tak dapat mencari ikan bahkan di laut sekali pun.
Dalam pasal ini kita nampak tiga keajaiban: keajaiban tidak ada ikan (ay.3), keajaiban memperoleh sejumlah besar ikan (ay. 6), dan keajaiban terdapat ikan dan roti di atas api arang (ay. 9). Dengan ini Tuhan melatih Petrus beriman kepadanya dalam penghidupannya. Petrus dengan teman-temannya telah menangkap ikan semalam suntuk, namun tidak memperoleh apapun. Kemudian setelah mereka mendengarkan firman Tuhan, mereka memperoleh banyak ikan. Tetapi tanpa ikan-ikan itu, bahkan di darat sekali pun, tempat yang tidak ada ikannya, Tuhan telah menyiapkan ikan, juga roti bagi mereka.
Pelajaran yang didapat murid-murid dalam perkara ini ialah mereka harus memperhatikan amanat yang Tuhan berikan kepada mereka, dan mempercayakan masalah kehidupan mereka kepada Tuhan. Jika kita mengesampingkan amanat Tuhan dan mementingkan kehidupan kita, kita akan gagal. Tuhan memberi murid-murid suatu pelajaran tentang mencari nafkah, supaya mereka tahu bahwa kehidupan mereka bukan tergantung pada akal alamiah mereka, melainkan tergantung pada kehendak Tuhan. Bila kita berada di dalam dan di bawah kehendak-Nya, Ia akan mempersiapkan bagi kita, bahkan di tempat yang mustahil sekalipun. Tetapi kalau kita menggunakan cara kita sendiri untuk pergi ke laut, yaitu menuju ke dunia berusaha untuk kehidupan kita, kita pasti akan mengalami kegagalan. Kalau kita sudah menerima panggilan Tuhan, janganlah kita khawatir akan kehidupan kita. Ia bisa menyediakan makanan bagi kita, karena Dialah yang menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada (Rm. 4:17). Tuhan yang memanggil kita dapat memelihara kehidupan kita.

16 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Selasa

Berada pada Kedudukan yang Benar
Yohanes 21:5
Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.”

Ayat Bacaan: Luk. 24:41-43; Yoh. 21:5; Luk. 24:49

Mengapa murid-murid yang berada di dalam rumah (Luk. 24:41-43) mempunyai ikan? Mengapa mereka yang di laut (Yoh. 21:5) malah tidak mempunyai ikan? Di sini kita dapat melihat satu perkara: Tuhan menghendaki mereka menantikan turunnya Roh Kudus di dalam kota (Luk. 24:49). Rumah adalah tempat di mana seharusnya mereka ada, karena itu di sana masih ada sedikit ikan. Akan tetapi mereka tidak mengenal perihal kebangkitan Tuhan. Mereka pergi ke laut memukat ikan, bermaksud kembali kepada pekerjaan mereka yang semula; tetapi akhirnya sepotong ikan goreng pun mereka tidak punya.
Orang yang tidak mempunyai seekor ikan pun adalah orang yang berjerih payah semalam suntuk demi kemauan sendiri. Pada malam itu, mereka, tujuh orang, pergi ke laut memukat ikan, tetapi seekor ikan pun tidak mereka peroleh. Mereka kembali kepada profesi mereka semula, tetapi malah tidak memiliki ikan seekor pun. Kita harus ingat, bila kita tidak mempunyai makanan, dan tidak ada pula untuk Tuhan, itu menunjukkan bahwa kita sudah berjalan di luar jalan Tuhan, pekerjaan yang kita kerjakan juga di luar kehendak-Nya. Jika tidak, mustahil seekor ikan pun tidak kita miliki. Jadi, siapa yang tidak mempunyai apa-apa untuk dipersembahkan dan untuk memuaskan Tuhan, pastilah ia mau memuaskan dirinya dulu, dan melakukan sesuatu menurut kehendak hatinya sendiri.
Jika hari ini kita mempunyai sedikit untuk Tuhan, hendaklah kita berikan kepada-Nya. Sekalipun kita hanya memiliki karunia yang kecil, meskipun karunia yang kita peroleh hanya sedikit, kita harus memberikannya kepada Tuhan. Kalau hari ini kita tidak mempunyai apa-apa untuk Tuhan, kita pun harus merasa puas atas karunia-Nya. Meskipun kita tidak memiliki apa-apa untuk Tuhan, namun Dia memiliki suplai yang kaya limpah untuk diberikan kepada kita. Marilah kita memberikan sepotong ikan goreng kita kepada Tuhan, supaya Tuhan dipuaskan. Marilah kita menerima ikan dan roti dari Tuhan, supaya kita dipuaskan. Semoga kita bisa memuaskan Tuhan, dan Tuhan juga memuaskan kita.

15 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Senin

Mengalami Pencobaan atas Keperluan Hidup
Yohanes 21:3
Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa

Ayat Bacaan: Yoh. 21:3-4

Yohanes 21:3 mengatakan, murid-murid “berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.” Petrus beserta dengan anak-anak Zebedeus (Yohanes dan Yakobus) ialah nelayan profesional, laut Tiberias luas dan penuh dengan ikan, dan waktu malam hari adalah waktu yang paling tepat untuk menangkap ikan. Tetapi ternyata sepanjang malam mereka tidak mendapatkan apa-apa. Ini sungguh ajaib! Tuhan pasti secara berdaulat mengendalikan semua ikan agar mereka menjauhi jala. Mungkin Tuhan memerintah ikan-ikan, “Hai ikan, jauhilah jala mereka!”
Keajaiban tidak memperoleh ikan merupakan suatu pelajaran bagi Petrus dan murid-murid lain. Ini pun suatu pelajaran bagi kita hari ini. Jangan mengira asalkan kita pergi, pasti memperoleh pekerjaan, untuk kehidupan kita. Jika Tuhan mengendalikan semua pekerjaan, kita pasti takkan menemukan pekerjaan apapun. Janganlah Anda berpikir begitu Anda pergi ke laut, Anda dapat dengan mudah memperoleh ikan. Bila kita di bawah bimbingan Tuhan, menangkap ikan menurut kehendak-Nya, pasti kita dapat menangkap sejumlah ikan. Tetapi jika kita tidak menurut kehendak Tuhan, dengan pendapat sendiri menangkap ikan, semua ikan akan lari ketakutan, Tuhan akan menyuruh ikan-ikan menjauhi kita. Sebagai orang Kristen yang telah dilahirkan kembali dan telah menerima amanat, kita harus bertindak dan bekerja menurut kehendak Tuhan, dalam hal mencari nafkah juga tidak terkecuali. Karena kita sudah dilahirkan kembali dan Tuhan pun telah mengamanatkan kepada kita sebagian tugas ilahi surgawi, kita harus bertindak menurut kehendak-Nya. Kita tidak seharusnya mencari nafkah bersandarkan diri sendiri. Orang lain dapat demikian, tetapi kita tidak dapat. Bersamaan dengan murid-murid, mungkin ada sejumlah nelayan yang tidak percaya kepada Tuhan juga sedang menjala ikan di laut Tiberias, mungkin mereka memperoleh banyak ikan. Tetapi murid-murid yang percaya Tuhan ini telah bersusah payah semalam suntuk, ikan-ikan menjauhi mereka. Ini suatu keajaiban. Karena itu, jangan mengira asalkan kita pergi ke laut dapat memperoleh ikan. Jikalau kita bersandarkan diri kita sendiri melakukan hal ini, boleh jadi, akhirnya kita tidak akan memperoleh apa-apa.

14 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Minggu

Mengalami Penyertaan-Nya yang Tidak Kelihatan
Yohanes 21:1
Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut

Ayat Bacaan: Yoh. 21:1-14; Kis. 1:3

Kita perlu mengetahui mengapa setelah Yohanes 20 masih ada Yohanes 21, yaitu setelah kata-kata penutup masih ditambah satu pasal lagi. Pasal ini menampakkan kepada kita, setelah kita terlahir kembali dengan ajaib dan ilahi sebagai anak-anak Allah, kita masih di dunia ini, kita tetap berada di bumi ini, kita masih dalam waktu, kita masih mempunyai beberapa keperluan yang riil, kita masih mempunyai masalah riil yang harus dibereskan. Karena itu, Roh Kudus selanjutnya menulis lagi satu pasal.
Yohanes 21:1 mengatakan, “Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau (laut) Tiberias.” Ini membuktikan bahwa kedatangan-Nya kepada murid-murid dalam 20:26 sebenarnya adalah suatu penampakan diri, karena di sini dikatakan bahwa Dia “menampakkan diri lagi.” Sekali lagi, Ia melatih mereka agar mereka terbiasa dengan penyertaan-Nya yang tidak terlihat. Ini bukan masalah kedatangan-Nya, melainkan masalah penampakan diri-Nya. Tak peduli apakah mereka merasakan penyertaan-Nya atau tidak, Dia senantiasa bersama dengan mereka. Karena kelemahan mereka, adakalanya Dia menampakkan penyertaan-Nya untuk memperkuat iman mereka terhadap-Nya.
Dalam Injil Yohanes tidak ada firman atau petunjuk yang menunjukkan bahwa Tuhan meninggalkan murid-murid setelah menghembuskan diri-Nya ke dalam mereka. Sebenarnya Dia tinggal bersama mereka, meskipun mereka tidak sadar akan penyertaan-Nya. Adakalanya Tuhan menampakkan diri kepada mereka, itu adalah manifestasi-Nya. Sebelum Tuhan mati, Dia berada di dalam tubuh daging, penyertaan-Nya terlihat jelas. Setelah Tuhan bangkit, Dia menjadi Roh itu, penyertaannya tidak terlihat. Penampakan atau penampilan-Nya setelah kebangkitan-Nya adalah untuk melatih murid-murid menyadari, menikmati, dan terbiasa dengan penyertaan-Nya yang tidak terlihat yang sebenarnya lebih praktis, lebih unggul, lebih mustika, lebih limpah, dan lebih riil daripada penyertaan-Nya yang terlihat. Penyertaan-Nya yang indah ini berada di dalam Roh itu dalam kebangkitan. Hari ini kita perlu tinggal dalam penyertaan-Nya yang tidak terlihat ini dengan jalan senantiasa berdoa (1 Tes. 5:17).

13 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 3 Sabtu

Tujuan Penulisan Injil ini
Yohanes 20:31
Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya

Ayat Bacaan: Yoh. 20:30-31; 21:25; 1 Kor 12:12

Tujuan penulisan Injil Yohanes adalah untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Kristus (Yoh. 1:41; 4:25, 29; 7:41-42; Mat. 16:16; Luk. 2:11), juga Anak Allah (Yoh. 1:34, 49; 9:35; 10:36; Mat. 16:16; Luk. 1:35). Semua ayat ini sama dengan Yohanes 20:30-31, menegaskan bahwa Injil Yohanes memilih dan mencatat beberapa perkara, khusus mempersaksikan hayat dan pembangunan. Setelah menempuh kematian dan kebangkitan Allah telah membuat Yesus menjadi Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36b). Kristus ialah sebutan Tuhan menurut jabatan dan tugas-Nya. Anak Allah adalah sebutan Tuhan menurut pribadi-Nya. Pribadi-Nya merupakan masalah hayat Allah, tetapi tugas-Nya adalah perkara pekerjaan Allah. Dia adalah Anak Allah, Dia datang menjadi Kristus Allah. Oleh hayat Allah Ia bekerja untuk Allah, supaya manusia yang percaya dapat masuk ke dalam Dia untuk beroleh hayat Allah, dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah dan dapat bekerja dengan hayat Allah untuk membangun Kristus yang korporat (1 Kor. 12:12), dengan demikian menggenapkan tujuan pembangunan kekal Allah.
Hari ini Iblis pun sedang bekerja untuk merusak pekerjaan pembangunan yang sedang dilakukan anak-anak Allah. Iblis berusaha sekuatnya untuk menipu anak-anak Allah dengan berbagai cara. Iblis menipu kita melalui lingkungan, situasi di sekeliling kita, juga melalui pikiran dan perasaan kita. Tetapi kita harus mengetahui bahwa tugas kita hanyalah percaya pada persona Tuhan dan pekerjaan yang telah Dia rampungkan. Kita harus percaya pada setiap kata atau kalimat di dalam firman Tuhan.
Istri Martin Luther pernah sengaja mengenakan pakaian berkabung dan berkata kepada Martin Luther, “Kamu kelihatan sangat gundah, seolah-olah Allahmu itu baru saja mati. Sebab itu aku perlu mengenakan pakaian berkabung.” Kita harus nampak bahwa perasaan kita tidak terhitung dan tidak dapat disandari. Perasaan adalah rekan kerja Iblis yang paling baik, hanya firman Allah yang sejati. Bila ada pencobaan, perasaan yang gundah dan hal negatif lainnya, berkatalah, “Aku hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Gal. 2:20).”

12 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 3 Jumat

Tidak Pernah Meninggalkan Murid-Murid
Yohanes 20:29
Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Ayat Bacaan: Yoh. 20:19-23, 26-29; Luk. 24:31; 1 Kor. 15:45

Yohanes 20 merupakan catatan pertama mengenai Tuhan datang kepada orang-orang percaya sebagai Roh pemberi hayat. Para murid berkumpul bersama di ruang atas dengan semua pintu tertutup karena takut kepada orang-orang Yahudi. Tiga hari sebelumnya mereka telah melihat Tuhan Yesus disalibkan. Tiba-tiba Tuhan berdiri di antara mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu”! Perkataan-Nya sedikit, tetapi Ia menghembusi ke dalam mereka dan berkata, ”Terimalah Roh Kudus” (Yoh. 20:22). Kemudian Tuhan memberikan sedikit perkataan lalu pergi. Tuhan datang tanpa seseorang membukakan pintu; Ia pergi tanpa mengatakan selamat tinggal (Yoh. 20:19-23, 26). Hal ini bukan berarti bahwa Dia pergi, malahan Dia masuk ke dalam mereka sebagai Roh Kudus. Mulai saat itu, di mana saja murid-murid berada, Tuhan juga berada di sana. Ia berada di dalam mereka! Inilah Kristus di dalam kebangkitan menjadi Roh yang berhuni. Bahkan menurut Kisah Para Rasul 1:3-4, Tuhan bersama-sama dengan murid-murid empat puluh hari lamanya untuk melatih mereka agar selalu menyadari dan menikmati penyertaan-Nya yang tidak kelihatan.
Kita semua percaya bahwa Kristus kini berada di dalam kita. Ke mana saja kita pergi, Dia berada di dalam kita. Ketika kita bersukacita dalam Tuhan, datang ke sidang-sidang, berdoa, dan membaca Alkitab, kita mungkin tidak memiliki perasaan yang kuat bahwa Dia berada di dalam kita. Tetapi jika kita tidak taat dan melawan-Nya, Dia akan menampakkan diri-Nya kepada kita dalam suatu cara yang keras. Jika kita pergi ke bioskop, atau ke tempat judi, Dia akan berbicara kepada kita dari dalam, ”Apa yang kamu lakukan di sini?”
Tuhan itu hidup, Dia maha hadir, dan kini Dia ada di dalam kita. Kita tidak boleh mengira bahwa jika kita menyinggung Dia, Ia akan pergi. Semakin kita menyinggung Dia, semakin Ia akan meyakinkan kita bahwa Dia tidak akan pernah pergi! Hari ini Tuhan yang kita nikmati tidak lagi hanya berada di sorga, tetapi juga berhuni di dalam roh kita dan memberikan hayat-Nya kepada kita. Di mana pun kita berada, begitu kita menyeru nama-Nya Dia akan memenuhi roh kita dan kita bisa segera menikmati hadirat-Nya yang teduh dan damai.

11 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 3 Kamis

Melatih Iman Murid-Murid-Nya
Yohanes 20:29
Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Ayat Bacaan: Yoh. 20:19-30; Ibr. 10:38; 11:1

Tuhan tidak saja melalui penyataan-Nya menanggulangi ketidakpercayaan Tomas, Ia pun melatih murid-murid-Nya agar memiliki iman meski mereka tidak melihat Dia. Tuhan melatih mereka mengalami kehadiran-Nya dan penyertaan-Nya yang tidak kelihatan. Kehadiran Tuhan dalam kebangkitan hari ini memang tidak lagi dapat dilihat secara kasat mata, namun sesuai dengan perkataan Tuhan, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29b). Kita harus percaya seperti yang Tuhan katakan. Kalau kita ingin melihat baru percaya, itu keliru. Kita perlu memiliki iman ini sebab penyertaan Tuhan kini tidak lagi di dalam tubuh daging-Nya. Pada saat itu penyertaan-Nya dapat nampak, tetapi kini penyertaan-Nya tidak nampak. Kita harus dengan iman merealisasikannya bahwa Ia, Sang Imanuel beserta dengan kita sampai pada akhir zaman (Mat. 1:23; 28:20).
Apakah iman? Ibrani 11:1 mengatakan, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Jadi iman adalah berpegang pada apa yang telah difirmankan Allah dan mendoakannya agar janji Allah terwujud. Iman adalah percaya bahwa Allah akan melakukan sesuai dengan apa yang telah dikatakan-Nya. Iman adalah percaya bahwa Allah itu setia dan Dia pasti melaksanakan apa yang telah difirmankan-Nya. Kata “iman” dalam kitab Perjanjian Baru seluruhnya berjumlah lebih dari seratus lima puluh kali. Iman menduduki tempat yang sangat penting dalam kepercayaan orang Kristen.
Kapan saja kita menemui pencobaan atau ujian, kita harus percaya bahwa firman Allah selalu lebih dapat diandalkan dari pada perasaan kita. Asal kita percaya sepenuhnya kepada firman Allah, Dia akan bertanggung jawab untuk menggenapi firman-Nya. Iman yang sejati adalah percaya kepada firman Allah, tidak percaya kepada pengalaman diri sendiri, tidak percaya perasaan diri sendiri, tetapi dengan sederhana menerima setiap firman-Nya masuk ke dalam hati kita sampai kita dapat berkata, “Terima kasih Tuhan, Engkau tidak tidak pernah salah mengijinkan semua perkara ini menimpaku. Aku tetap mengasihi-Mu, tambahkanlah kasih karunia-Mu.”

10 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 3 Rabu

Menanggulangi Ketidakpercayaan Tomas
Yohanes 20:27-28
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”

Ayat Bacaan: Yoh. 20:19-28; 1 Ptr. 1:25; Yes. 40:8

Pada sidang gereja yang pertama sebelum Pentakosta, Tomas tidak hadir (Yoh. 20:19-24), sehingga ia kehilangan banyak hal. Pada hari minggu yang kedua, Tomas hadir (Yoh. 20:26). Di sini kita akan melihat bahwa kali ini Tuhan khusus datang untuk Tomas, Dia langsung datang ke hadapan Tomas untuk menanggulangi Tomas. Dalam Yohanes 20:27, Tuhan berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan taruhlah ke lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Karena Tomas tidak mengikuti sidang yang pertama dengan Tuhan dalam kebangkitan, ia jauh ketinggalan. Saat ini Tuhan menyatakan diri-Nya langsung di hadapan Tomas untuk menanggulangi hatinya yang tidak percaya ini dengan menunjukkan kepadanya bekas-bekas luka-luka kematian yang masih ada pada tubuh kebangkitan-Nya.
Meski Tomas dulunya menjadi yang paling ketinggalan, namun setelah sidang gereja yang kedua, ia berjalan paling depan. Ia mengatakan, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (20:28). Tomas adalah orang pertama yang mengenal bahwa Anak Manusia adalah Tuhan (Kis. 2:36, 10:36, Rm. 14:9, Flp. 2:11), juga Allah (Yoh. 10:30-33, Rm. 9:5). Tomas tidak saja orang pertama yang mengenal Anak Manusia adalah Tuhan, adalah Allah, tetapi juga orang pertama yang memproklamasikan Yesus adalah Tuhan, juga Allah sejati.
Di sini kita dapat melihat satu prinsip, yaitu Tuhan menanggulangi kita, supaya kita mendapatkan berkat. Seringkali Tuhan khusus datang untuk menanggulangi kita karena ketidakpercayaan kita. Syair sebuah kidung mengatakan, “Percayalah dengan hati taat, kar’na Tuhan ‘kan cinta pada yang demikian.“ Semoga terhadap Firman Tuhan, kita mempunyai hati dan sikap yang percaya dan taat. Banyak hal akan berlalu, tetapi Firman-Nya tidak akan berlalu (1 Ptr. 1:25, Yes. 40:8). Hasil dari hati dan sikap yang demikian adalah sukacita dan damai sejahtera, karena kita memiliki Kristus, Sang Firman hidup sebagai jaminan dan kepuasan kita. Saat datang ke hadapan Firman perlu sikap hati yang merendah, roh yang terbuka, dan mengaminkan setiap firman-Nya dengan demikian Tuhan dapat leluasa menyatakan diri-Nya kepada kita.

09 November 2009

Yohanes Volume 8 - MInggu 3 Selasa

Pentingnya Bersidang
Yohanes 20:26
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Ayat Bacaan: Yoh. 10:3, 16; Kis. 20:25; 1 Ptr. 5:2

Setelah Tuhan bangkit dari kematian, di antara sebelas murid, Tomaslah yang terakhir melihat Tuhan. Karena Tuhan pada malam hari kebangkitan-Nya datang ke tengah-tengah murid-Nya, Tomas tidak berhimpun bersama-sama murid-murid yang lain. Delapan hari kemudian, murid-murid berkumpul kembali, Tomas hadir di sana. Tuhan menyatakan diri di tengah-tengah murid-murid. Saat itu, barulah Tomas melihat Tuhan yang telah bangkit. Hal ini memberi tahu kita bahwa jika kita mengikuti sidang-sidang, kita akan mendapatkan penyataan diri Tuhan; namun jika kita tidak hadir, kita akan kehilangan penyataan diri Tuhan. Meskipun secara pribadi mendekati Tuhan juga bisa mendapatkan penyertaan Tuhan, mendapatkan anugerah Tuhan, tetapi itu berbeda dengan apa yang kita dapatkan dalam sidang-sidang gereja. Penyertaan Tuhan yang diberikan kepada kita dalam sidang mempunyai suplai yang lain, yang tidak bisa didapat ketika kita mendekati Tuhan secara pribadi. Penyertaan Tuhan dalam sidang membuat kita mendapatkan terang, mendapatkan berkat, terlebih mendapatkan penyataan Tuhan.
Ketahuilah bahwa setiap hayat memiliki ciri khasnya sendiri dan biasanya banyak memiliki ciri khas. Salah satu ciri khas hayat rohani kita adalah berkumpul bersama, bersidang bersama. Yohanes 10:3 dan 16 mewahyukan bahwa sejak kita diselamatkan dan memiliki hayat ilahi, kita disebut sebagai domba-domba Tuhan (Yoh. 21:15-17). Ciri khas dari hayat domba adalah berkumpul bersama dan tidak memisahkan diri dari kawanannya. Alkitab mengatakan bahwa kita bukan hanya domba Tuhan tetapi juga kawanan domba-Nya (Kis. 20:25; 1 Ptr. 5:2). Agar menjadi seekor domba yang berbagian dalam berkat kawanan domba, kita harus bersidang bersama dengan kawanan, gereja. Ciri khas “hayat domba” rohani yang di dalam kita menuntut kita menghadiri sidang-sidang gereja.
Dalam bersidang kita akan mendapatkan penyataan dan penyertaan Tuhan. Di dalam sidang ada suplaian yang kaya, di mana Tuhan akan membimbing kita ke padang rumput yang hijau dan ke air yang tenang, Dia menyegarkan jiwa kita (Mzm. 23:2).

08 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 3 Senin

Bersidang bersama Kaum Beriman dalam Kebangkitan
Yohanes 20:26
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Ayat Bacaan: Yoh. 20:19-31; Ibr. 10:21-26

Tomas tidak hadir pada sidang pertama beserta murid-murid setelah Tuhan bangkit. Dalam sidang pertama dengan murid-murid setelah kebangkitan Tuhan, ada penyertaan Tuhan, damai sejahtera, pengutusan Tuhan, hembusan serta kuasa untuk membelenggu dan membebaskan. Oh, kita sungguh-sungguh tidak boleh terluput dari sidang gereja yang mana pun. Kita tidak boleh mengatakan itu tidak mengapa, kita mau istirahat di rumah. Kalau Tuhan datang, kita akan seperti Tomas, kehilangan kesempatan berjumpa dengan Dia. Tomas tidak mendapat visi, tidak menemukan, juga tidak mengalami kebangkitan Tuhan, hanya karena ia tidak mengikuti penyegaran pagi dan sidang gereja. Ia belum memperoleh wahyu yang menjelaskan bahwa murid-murid adalah saudara-saudara Tuhan, juga anak-anak Allah. Ia pun tidak memperoleh damai sejahtera, hembusan Roh Kudus, amanat ilahi serta kuasa. Ia beroleh selamat, ia seorang saudara, tetapi hanya karena ia tidak mengikuti sidang kali itu, ia kehilangan banyak hal.
Pada pagi hari, kita masing-masing wajib memiliki waktu pribadi bersama Tuhan, tetapi pada malam hari, kita wajib datang ke dalam sidang gereja. Kita sungguh perlu bersama-sama dengan saudara saudari lainnya! Ketika itu, Tuhan akan membawakan sesuatu yang lain, yang lebih banyak dan yang lebih besar. Janganlah cepat puas diri karena pengalaman indah Anda bersama Tuhan di waktu pagi. Jangan pula mengatakan asal ada penyegaran pagi sudah cukup, Anda masih perlu datang ke dalam sidang gereja berkumpul bersama kaum saleh. Penyegaran pagi tidak dapat menggantikan sidang malam, sidang malam pun tidak dapat menggantikan penyegaran pagi. Terhadap Allah, segala sesuatu memiliki dua aspek, ada aspek pribadi dan aspek korporat.
Pada pagi hari Maria mendapatkan sesuatu yang segar pertama kali. Namun ia masih perlu sesuatu yang lain—damai sejahtera, utusan, hembusan dan amanat. Semua ini hanya dapat diperoleh dalam sidang gereja. Amanat Tuhan diberikan kepada gereja, bukan kepada pribadi, maka kita wajib berada dalam gereja barulah dapat diutus. Amanat ialah perkara tubuh, maka kita wajib berada dalam gereja, dan diutus melalui gereja.

07 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 3 Minggu

Ketidakpercayaan Tomas
Yohanes 20:25a
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya...sekali-kali aku tidak akan percaya.

Ayat Bacaan: Yoh. 20:24-25, 27-29; 3:16

Potongan ayat ini menceritakan sebuah kisah mengenai seorang murid Yesus yang bernama Tomas. Ia menolak untuk mempercayai murid-murid lainnya ketika mereka memberitahukan kepadanya bahwa mereka telah melihat Yesus setelah kebangkitan-Nya. Delapan hari kemudian Yesus kembali menampakkan diri kepada murid-murid, dan kali ini Tomas bersama dengan mereka. “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan taruhlah ke lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’ Tomas menjawab Dia, ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’ Kata Yesus kepadanya, ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’” (ayat 27-29). Tomas yang percaya menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allahnya. Jawaban Yesus adalah diberkatilah semua orang yang tidak melihat, tetapi percaya. Apakah Anda percaya kepada-Nya? Berbahagialah Anda yang tidak melihat, namun percaya kepada-Nya. Percayalah bahwa Yesus adalah Allah.
Salah satu dasar iman orang Kristen yang terpenting adalah mengakui bahwa Kristus adalah Allah. Kristus bukan hanya seorang manusia yang agung; tetapi Dia adalah Allah itu sendiri. Ketika salah seorang murid Kristus, yaitu Petrus, mengakui bahwa Kristus adalah Anak Allah yang hidup (Mat. 16:16), dia sedang memproklamirkan salah satu misteri yang terbesar dalam alam semesta. Gereja Kristen didirikan di atas wahyu mengenai persona ilahi Kristus ini. Martin Luther berkata, “Terimalah Yesus sebagai seorang manusia, dan Anda akan menemukan bahwa Dia adalah Allah.”
Jika Anda ingin mengetahui siapakah seseorang itu, Anda harus bertanya kepadanya. Sepanjang sejarah, tidak ada filsuf, pemimpin agama, atau guru yang berani menyatakan diri sebagai Allah. Alkitab memberi tahu kita, bahwa Yesus dengan berani mengatakan bahwa Dia adalah Allah (Yoh. 10:30-33, 37-38). Dia adalah Allah yang sejati juga manusia yang sempurna. Ia memiliki sifat ilahi pula sifat insani. Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup (hayat) yang kekal (Yoh. 3:16).

06 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 2 Sabtu

Memberikan Wewenang kepada Murid-Murid-Nya
Yohanes 20:23
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada

Ayat Bacaan: Yoh. 20:23; Mat. 16:19; 18:15-18

Pada malam kebangkitan, Tuhan Yesus datang dan menghembusi murid-murid-Nya supaya mereka menerima Roh Kudus. Setelah itu, Dia berkata kepada mereka, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh. 20:23). Artinya, Tuhan memberikan kuasa kepada murid-murid untuk mewakili Dia, mengampuni orang, memberikan kuasa kepada mereka untuk membelenggu dan membebaskan. Inilah kuasa mengampuni orang atau menetapkan dosa orang.
Tatkala kita dalam Roh Kudus dan dipenuhi Roh Kudus, kita akan berkuasa menetapkan dapat tidaknya seseorang telah diampuni oleh Allah. Jikalau kita mengatakan ia sudah diampuni, maka ia pun pasti sudah diampuni. Tetapi kuasa ini harus pula dalam persekutuan tubuh dan untuk persekutuan tubuh. Dalam persekutuan tubuh, barulah kita berkuasa mewakili Allah untuk mengampuni orang dan hanya untuk tubuh pula barulah kita dapat mewakili Allah untuk menerima orang yang diampuni Allah masuk ke dalam gereja, yakni Tubuh-Nya. Matius 16:19 dan 18:15-18 dengan jelas memperlihatkan kepada kita bahwa gereja di bumi memiliki kuasa untuk melepaskan dan mengampuni orang sesuai dengan apa yang telah terikat dan terlepas di sorga (Mat 18:18). Puji Tuhan! Allah telah memberi kuasa kepada gereja dan Dia akan melakukan apa saja yang dikatakan gereja dengan kuasa ini.
Ketika kita memakai kuasa ini, doa kita akan mencapai sasaran. Dalam sidang doa gereja, kita harus sehati melatih kuasa ini agar apa yang kita doakan seturut dengan kehendak Allah dapat terlaksana di bumi seperti di sorga. Hanya doalah yang bisa membangkitkan kuasa ini. Untuk berbagian dalam kuasa ini kita harus berdoa. Tidak ada hal lain yang bisa membuat kuasa Allah bekerja selain doa. Jadi, doa semacam ini sangat diperlukan di dalam gereja. Semua orang di antara kita harus belajar doa kuasa ini. Dalam gereja banyak hal yang ingin Allah kerjakan, namun Dia menunggu kita, gereja-Nya, menggunakan kuasa dalam doa gereja untuk merampungkan pekerjaan-Nya. Menggunakan kuasa ini adalah hak istimewa yang Tuhan berikan kepada gereja-Nya!

05 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 2 Jumat

Menghembuskan Diri-Nya sebagai Roh itu (2)
Yohanes 20:22
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus."

Ayat Bacaan: Yoh. 1:51; 2:1; 7:39; 14:16-17, 26; 15:26; 16:7; 1 Ptr. 1:8

Di dalam pasal empat belas Tuhan Yesus telah menjanjikan seorang Penghibur (Yoh. 14:16-17). Namun pada waktu itu Penghibur yang dijanjikan belum datang sebab Yesus belum dimuliakan (Yoh. 7:39). Kematian dan kebangkitan-Nya adalah jalan bagi Yesus untuk menggenapi janji-Nya. Lalu siapakah Penghibur yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus? Penghibur yang dimaksud di sini adalah Roh itu yang telah melalui proses.
Roh Kudus yang dihembuskan ke dalam kaum imani adalah Penolong yang lain (Yoh. 14:16, 26; 15:26; 16:7). Penolong ini dalam bahasa aslinya berarti Penghibur serta Pembela, yang senantiasa mendampingi kita, menjaga kita dan mengurusi segala masalah kita dan segala macam urusan kita. “Penghibur” di sini dalam bahasa aslinya sama dengan “Pengantara” dalam 1 Yoh. 2:1. Dalam Roma 8:34 kita dapat melihat dengan jelas bahwa hari ini Tuhan Yesus berada di sebelah kanan Allah di sorga sebagai Pembela kita. Selain itu Dia di dalam roh kita menjadi Penolong kita.
Di sorga, di sebelah kanan Allah Bapa Dia adalah Pembela; di dalam roh kita, Dia adalah Penolong kita. Ini menjelaskan bahwa Dia adalah tangga surgawi di mana malaikat-malaikat Allah naik turun di atas-Nya (Yoh. 1:51). Sebagai Tuhan yang naik ke sorga, Dia adalah Pembela kita di hadapan Allah Bapa di sorga, mengurusi masalah kita dalam persekutuan dengan Bapa.
Dalam pasal yang kedua puluh ini kita melihat bahwa murid-murid telah ditinggalkan sementara secara jasmani oleh-Nya. Namun ketika Dia pergi secara jasmani, Dia datang sebagai Roh itu. Dia menjadi Penghibur yang menghibur kita yang ditinggalkan. Dialah yang menghibur dan merawat kita sepanjang usia kita. Bagi murid-murid, untuk menjalani kehidupan di masa itu terasa lebih sulit jika dibandingkan dengan kita di zaman ini, sebab mereka sudah terbiasa dengan pendampingan Tuhan secara jasmani. Tetapi sekarang, sekalipun kita tidak pernah melihat Dia, namun kita percaya bahwa Tuhan beserta dengan kita (2 Tim. 4:22). Puji Tuhan! Sekarang Dia hidup di dalam roh kita sebagai Roh itu, kita dengan mudah dapat menjumpai Dia dan selalu mendapat pertolongan dari Dia kapan pun dan di mana pun kita berada.

04 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 2 Kamis

Menghembuskan Diri-Nya sebagai Roh itu (1)
Yohanes 20:22
Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.”

Ayat Bacaan: Yoh. 1: 1-2, 4,14, 29; 5:17-18; 10:10, 30-33; 11:25; 14:6, 9-11

Yohanes 1:1 mengatakan, “Pada mulanya adalah firman; firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah.” Dalam Injil Yohanes, firman melalui sebuah proses yang sangat panjang, sampai pada akhirnya menjadi udara (pneuma). Pada waktu Dia (Firman) telah menjadi udara maka pada saat itulah Dia baru dapat masuk ke dalam murid-murid. Jika Dia tidak melalui proses maka Dia tidak dapat masuk ke dalam manusia.
Agar Allah dapat masuk ke dalam manusia, Allah mengambil dua langkah. Langkah pertama, melalui menjadi manusia, Dia mengenakan tubuh daging (Yoh. 1:14). Dia menjadi Anak Domba Allah untuk menggenapkan penebusan bagi manusia (Yoh. 1:29). Dengan demikian maka Allah dapat menyatakan diri-Nya kepada manusia dan menyatakan Bapa kepada kaum beriman-Nya (Yoh. 14:9-11). Langkah yang pertama ini menghasilkan penebusan. Langkah yang kedua, Dia melalui kematian dan kebangkitan, menjadi Roh itu. Ketika Dia telah menjadi Roh itu barulah Dia dapat menyalurkan diri-Nya kepada kaum imani, menjadi hayat bagi kita dan segala sesuatu kita. Dia dapat menghasilkan anak-anak Allah, yakni para saudara-Nya, untuk membangun tubuh-Nya, yaitu gereja. Gereja adalah tempat kediaman Allah, untuk mengekspresikan Allah Tritunggal sampai kekal.
Yohanes 1-17 membuktikan bahwa Dia adalah Allah di tengah-tengah manusia. Yohanes 18-19 membuktikan bahwa di dalam lingkungan maut, Dia adalah hayat. Yohanes 20-21 membuktikan bahwa Dia adalah kebangkitan di tengah-tengah ciptaan lama dan hayat alamiah. Injil Yohanes ini mempersaksikan bahwa Tuhan adalah Allah (Yoh. 1:1-2; 5:17-18; 10:30-33; 14:9-11; 20:28), Tuhan adalah hayat (Yoh. 1:4; 10:10; 11:25; 14:6) dan juga sebagai kebangkitan (Yoh. 11:25). Realitas kebangkitan ini adalah Roh itu. Akhirnya Dia adalah Roh di dalam kebangkitan. Melalui Dia menghembuskan Roh-Nya ke dalam kita, maka kita hari ini memiliki Roh itu di dalam kita. Di dalam Roh itu tercakup segala apa adanya Allah dan segala apa adanya Kristus yang telah dirampungkan, dicapai, dan diperoleh-Nya. Jalan yang paling baik untuk menikmati Roh itu adalah dengan menyeru nama Tuhan dan berdoa dengan firman-Nya.

03 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 2 Rabu

Mengutus Murid-murid
Yohanes 20:21
Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”

Ayat Bacaan: Yoh. 14:16-17; 17:18; 20:22

Perjanjian baru menyatakan bahwa Bapa mengutus Putra ke dalam dunia dengan diri-Nya sendiri sebagai hayat dan segala sesuatu bagi Putra (Yoh. 17:18). Jadi, ketika Allah Bapa mengutus Putra, Dia datang bersama-Nya dan bekerja di dalam-Nya. Demikian juga, Putra mengutus murid-murid-Nya dengan memberikan diri-Nya sendiri sebagai hayat dan segala sesuatu bagi mereka. Dengan prinsip yang sama, Putra mengutus kita dengan memberikan hayat-Nya, sifat-Nya, dan penyertaan-Nya kepada kita. Melalui Bapa bersatu dengan Putra dan tinggal di dalam Putra, Bapa telah mengutus Putra; demikian pula Putra melalui bersatu dengan kita, dan tinggal di dalam kita, Dia telah mengutus kita.
Tuhan mengutus kita dengan cara menghembuskan Roh Kudus ke dalam kita (Yoh. 20:22). Itulah sebabnya setelah Dia berkata, “Demikian juga sekarang Aku mengutus kamu,” Dia segera menghembuskan Roh Kudus ke dalam murid-murid dan tinggal di dalam mereka untuk selamanya (Yoh. 14:16-17). Karena itu, ke mana pun murid-murid diutus, Dia senantiasa beserta dengan mereka. Dia bersatu dengan mereka. Saat Tuhan menghembuskan Roh Kudus ke dalam kita, saat itulah Tuhan menyalurkan diri-Nya ke dalam kita. Sebab itu, kita telah menerima Roh Kudus sebagai perwujudan, realitas Kristus. Jika kita sudah menerima Roh Kudus, kita sudah menerima realitas Kristus, yaitu menerima diri Kristus sendiri. Demikianlah, Tuhan mengutus kita dengan jalan menghembuskan diri-Nya ke dalam kita.
Semua orang yang percaya dalam Kristus harus menjadi utusan-utusanNya. Segenap murid Tuhan Yesus, baik pria maupun wanita, semua adalah utusan. Jika Anda telah menjadi seorang Kristen beberapa tahun tanpa menjadi utusan-Nya, Anda tidak mencapai standar. Bila kita mengenang pengalaman kita, kita akan memahami bahwa banyak di antara kita telah diutus kepada suami atau istri, kepada orang tua dan kerabat, dan kepada sahabat kita agar kita menyalurkan hayat Allah. Inilah fakta bahwa kita semua dapat dan seharusnya menjadi utusan-utusan Allah. Haleluya! Roh-Nya sudah ada di dalam kita menjadi hayat dan segala sesuatu kita, sehingga kita diutus demi amanat-Nya.

02 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 2 Selasa

Roh itu Datang Membawa Damai
Yohanes 20:19b
Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Ayat Bacaan: Luk. 24:37-40; 1 Kor. 15:44; Yoh. 20:16, 19-22; Kis. 13:33; Flp. 4:7; Kol. 3:15

Dalam Yohanes 20:19b, kita mengetahui bahwa Tuhan datang kepada murid-murid-Nya di dalam tubuh kebangkitan-Nya (1 Kor. 15:44). Tubuh ini tetap jasmani, dapat dijamah, namun Kristus yang membawa tubuh jasmani-Nya ini masih dapat masuk ke dalam ruangan yang pintunya tertutup. Kita sulit untuk memahaminya, tetapi ini adalah fakta! Kita harus menerimanya sesuai dengan wahyu ilahi. Lalu Tuhan memperlihatkan tangan dan lambung-Nya kepada murid-murid, mereka “bersukacita ketika mereka melihat Tuhan” (Yoh. 20:20). Mereka bersukacita karena telah melihat “anak” yang baru lahir (Yoh. 16:21) yaitu Tuhan yang bangkit, lahir di dalam kebangkitan sebagai Anak Allah (Kis. 13:33). Ini menyatakan bahwa Ia telah menggenapkan janji-Nya kepada murid-murid-Nya (Yoh. 16:16, 19, 22) dan membawa lima macam berkat kepada mereka: penyertaan-Nya, damai sejahtera-Nya, amanat-Nya (ay. 21), Roh Kudus (ay. 22), dan kuasa-Nya yang dengannya mereka bisa mewakili Dia (ay. 23).
Dalam Yohanes 20:19 dan 21, Tuhan dua kali berkata, “damai sejahtera bagi kamu” kepada murid-murid-Nya. Tuhan mengatakan perkataan ini setelah Ia bangkit dan berhimpun dengan murid-murid-Nya pada kali pertama. Damai sejahtera adalah hasil dari bersekutu dengan Tuhan dan menikmati penyertaan-Nya (Flp. 4:7). Sebenarnya, damai sejahtera ini adalah Allah sendiri (Flp. 4:9). Inilah penggenapan apa Tuhan katakan dalam Yohanes 14:27, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” dan Yohanes 16:27, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Dalam Yohanes 20:26, di saat perhimpunan murid-murid kali kedua yang memiliki penyertaan Tuhan, Tuhan berkata sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu!”
Damai sejahtera kita peroleh dalam sidang. Kita harus bersidang, jika tidak, kita tidak mempunyai damai sejahtera. Jadi, kita harus mengikuti sidang, karena di sanalah kita baru dapat menikmati damai sejahtera.

01 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 2 Senin

Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu
Yohanes 20:17b
“...tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”

Ayat Bacaan: Yoh. 20:17; Rm. 8:15

Allah tidak hanya ingin menjadi Allah bagi manusia, terlebih lagi menjadi Bapa bagi manusia. Dia tidak hanya ingin manusia menerima-Nya sebagai Allah, terlebih lagi Dia ingin manusia mempunyai hayat-Nya, sehingga bisa bersatu dengan Allah. Melalui kematian dan kebangkitan yang menyalurkan hayat, Tuhan telah menjadikan murid-murid-Nya satu dengan diri-Nya. Karena itu, Bapa-Nya juga adalah Bapa dari murid-murid-Nya, Allah-Nya juga adalah Allah murid-murid-Nya.
Dengan membuat Bapa-Nya menjadi Bapa mereka dan Allah-Nya menjadi Allah mereka, Putra membawa mereka ke dalam kedudukan-Nya di hadapan Allah dan Bapa, yaitu kedudukan Putra, yang memungkinkan mereka mengambil bagian di dalam Bapa dan Allah-Nya. Jadi, baik atas hayat dan sifat secara batini maupun atas kedudukan secara lahiriah, mereka sama dengan Putra. Semua murid adalah putra-putra Allah. Kita sama seperti Putra sulung dan Dia sama seperti kita. Inilah gereja dalam kebangkitan-Nya. Terpujilah Dia!
Mengapa Tuhan memberi tahu Maria bahwa Dia akan pergi kepada Bapa dan Allah? Di satu pihak, Tuhan adalah Anak Allah, karenanya Dia akan menghadap Bapa sebagai Anak. Di lain pihak, Dia masih tetap sebagai Anak Manusia, karenanya Dia akan menghadap Allah sebagai manusia. Kita, kaum beriman-Nya, di satu pihak juga adalah manusia dan di pihak lain adalah putra-putra Allah. Pada saat ini, karena kita adalah manusia pun putra-putra Allah, maka kita mempunyai Allah maupun Bapa.
Setelah dilahirkan kembali, kita tidak hanya ciptaan Allah; kita adalah anak-anak-Nya. Karena kita telah dilahirkan dari Allah dan berhubungan dengan Dia dalam hayat, sangatlah normal dan manis bagi kita untuk memanggil Dia “Bapa” (Rm. 8:15; Gal. 4:6). Kita tidak perlu meragukan apakah kita adalah putra-putra Allah atau tidak. Ketika kita memanggil, “Abba, Bapa,” apakah kita memiliki perasaan yang manis dan intim atau tidak? Jika ya, itu membuktikan bahwa kita adalah putra Allah dan kita memiliki Roh keputraan. Selama kita dapat memanggil, “Abba, Bapa” dengan manis, maka dapat dipastikan bahwa kita adalah putra Allah.