Hitstat

30 November 2019

Yohanes - Minggu 02 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:19-51; Kej. 28:17
Doa baca: “Lalu kata Yesus kepadanya, 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun kepada Anak Manusia.'” (Yoh. 1:51)


Batu untuk Pembangunan Rumah Allah


Yesus berkata kepada Naranael “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun kepada Anak Manusia” (Yoh. 1:51). Orang-orang Yahudi kuno tahu bahwa ini adalah keterangan atas mimpi Yakub (Kej. 28:10-22). Kristus, sebagai Anak Manusia dengan keinsanian-Nya adalah tangga yang didirikan di bumi dan mencapai ke langit, supaya langit terbuka kepada bumi dan mempersatukan bumi dengan langit untuk rumah Allah.

Sebagai kata pendahuluan Injil Yohanes, Yohanes 1 memperkenalkan Kristus sebagai Anak Allah (Yoh. 1:34, 49) dan Anak Manusia. Natanael mengakui Kristus sebagai Anak Allah dan memanggil-Nya seperti itu juga (Yoh. 1:49), tetapi Kristus berkata kepada Natanael bahwa Ia adalah Anak Manusia untuk pembangunan tempat kediaman Allah di bumi. Pembangunan Allah memerlukan keinsanian-Nya. Yohanes 1 diawali dengan Firman dan diakhiri dengan Betel, rumah Allah. Terdapat jarak yang panjang sekali antara ayat 1 dan 51. Sepanjang jarak ini kita menemukan banyak hal: Allah, penciptaan, hayat, terang, tubuh daging, kemah, anugerah, realitas, ekspresi Allah, Anak Domba, merpati, batu, tangga, keinsanian Yesus, dan akhirnya rumah Allah. Inilah hayat dan pembangunan. Kita adalah bagian dari rumah Allah ini. Haleluya! Kita bukanlah doktor-doktor teologi, tetapi kita adalah batu-batu untuk bangunan Allah.

Proses ini dimulai dari kelahiran kembali. Setelah melahirkan kita kembali, Roh bekerja di dalam kita untuk mengubah kita menjadi batu-batu. Kita bukanlah batu-batu sejak kelahiran alamiah kita, kita hanyalah tanah liat. Setelah dilahirkan kembali, kita ada di bawah proses pengubahan, karena Roh yang melahirkan kembali ini sekarang adalah Roh pengubah. Batu-batu yang merupakan pengubahan manusia kita adalah untuk pembangunan rumah Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 4

29 November 2019

Yohanes - Minggu 02 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:19-51
Doa baca: “Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, ‘Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).’” (Yoh. 1:42)


Merpati yang Membawa Allah pada Manusia


Yohanes memperkenalkan Yesus sebagai Anak Domba dengan burung merpati (Yoh. 1:32-33). Merpati membawa Allah sebagai hayat kepada manusia. Burung merpati adalah untuk memberi hayat, mengurapi manusia dengan apa adanya Allah, membawa Allah ke dalam manusia dan manusia ke dalam Allah, dan untuk mempersatukan kaum beriman di dalam Allah. Kedua hal ini diperlukan oleh manusia untuk mengambil bagian di dalam Allah.

Merpati mewakili Persona ketiga dari Allah untuk mencapai manusia atau berhubungan dengan manusia dan menyalurkan hayat kepada manusia. Merpati yang turun ke atas manusia ini mengimbangi penebusan untuk menghasilkan batubatu, yakni bagi pembangunan rumah Allah, Betel. Meskipun Andreas menemukan Tuhan lebih dahulu dari Petrus, tetapi Yesus tidak mengubah nama Andreas. Tuhan Yesus tidak tergesa-gesa, Ia bertindak dengan hati-hati. Segala sesuatu tergantung kepada diri-Nya. Filipus merupakan orang berikutnya yang ditarik kepada Tuhan tetapi Tuhan pun tidak berbuat suatu apa pun pada Filipus. Kepada Natanael, Filipus hanya berkata, “Mari dan lihatlah!” Dari perkataan ini, kita belajar bahwa kita tidak perlu berdebat dengan orang banyak, melainkan memberi tahu supaya mereka datang dan melihat. Sekalipun Tuhan tidak mengerjakan apa-apa di atas diri Filipus, Ia berbuat sesuatu dengan Natanael, yaitu membicarakan perihal mimpi Yakub dengannya (Yoh. 1:51).

Ada sebuah prinsip mengapa Tuhan tidak berurusan dengan yang pertama tetapi selalu dengan yang kedua. Yang pertama adalah dari ciptaan lama dan akan habis di dalam tangan Tuhan. Jika kita mau menjadi yang kedua, Tuhan akan berbuat sesuatu di atas diri kita. Simon adalah yang kedua. Natanael juga adalah yang kedua. Karena itu, kepada mereka Tuhan mau menyatakan perihal batu dan rumah. Ketika kita menjadi yang kedua, kita tidak akan kehilangan sasaran.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 4

28 November 2019

Yohanes - Minggu 02 Kamis


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:19-51
Doa baca: “Yohanes menjawab mereka, 'Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian daripada aku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.'” (Yoh. 1:26-27)


Anak Domba Allah


Subjek Yohanes 1 adalah Yesus sebagai Anak Domba Allah, dengan Roh Kudus seperti burung merpati, menjadikan kaum beriman batu-batu untuk bangunan rumah Allah bersama dengan Anak Manusia. Terdapat lima butir utama yakni: Anak Domba Allah, burung merpati, batu, pembangunan rumah Allah, dan Anak Manusia. Anak Domba adalah untuk penebusan; burung merpati adalah untuk menyalurkan hayat, transformasi, dan pembangunan; batu adalah untuk bahan; rumah adalah untuk pembangunan; dan unsur hakiki bangunan Allah adalah manusia.

Esens dan unsur hakiki rumah Allah bukanlah keilahian melainkan keinsanian. Keinsanian ini bukanlah keinsanian yang alamiah atau yang tercipta, melainkan keinsanian yang telah melalui proses penciptaan, inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Inilah unsur hakiki bangunan Allah yang menjadi tempat kediaman Allah. Namun, dalam proses terwujudnya bangunan Allah, terdapat penghalang terbesar yaitu agamawan yang mencari seorang pemimpin besar. Penentang terbesar dari Kristus adalah agama. Ayat-ayat yang dipakai oleh Yohanes dalam Yohanes pasal 1 bertujuan untuk menggambarkan situasi agama yang menyedihkan.

Konsepsi para agamawan secara keseluruhan bertentangan dengan pikiran ilahi. Konsepsi agama adalah mencari orang besar seperti Mesias atau nabi besar seperti Elia. Namun, Yesus diutus sebagai Anak Domba Allah yang kecil untuk menghapus dosa dunia. Ekonomi Allah adalah mengutus Anak-Nya untuk menjadi Anak Domba yang mati untuk menebus manusia agar dapat terlepas dari dosa. Masalah dosa menuntut adanya pemberesan karena itu penebusan diperlukan. Kita memerlukan Anak Domba Allah untuk menghapus dosa-dosa kita. Puji Tuhan, Ia datang bukan sebagai orang besar melainkan sebagai Anak Domba Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 4