Pembacaan
Alkitab: Yoh. 20:22
Doa baca: “Sesudah berkata demikian,
Ia mengembusi mereka dan berkata,'Terimalah Roh Kudus.’” (Yoh. 20:22)
Hubungan Kristus yang Naik dengan Kaum
Beriman
Sebagai Manusia-Penyelamat
yang dilantik ke dalam tugas surgawi-Nya, Ia telah melalui proses yang lengkap
sehingga memiliki status yang lengkap. Dengan mempertimbangkan aspek objektif
dari kenaikan Kristus, kita nampak bahwa di dalam kenaikan-Nya Dia dimahkotai
dengan kemuliaan dan hormat. Beberapa orang setelah mendengar tentang aspek
objektif dari kenaikan Kristus mungkin mengira bahwa perihal ini terlalu tinggi
dan terlalu jauh bagi mereka—apa hubungannya aspek-aspek Kristus yang begitu
kaya itu dengan kita? Menurut Yohanes 20:22, di dalam kebangkitan-Nya, Kristus
datang kepada murid-murid untuk mengembuskan diri-Nya sendiri ke dalam mereka.
Namun setelah mengembuskan diri-Nya ke dalam murid-murid, Dia masih perlu
dilantik ke dalam tugas surgawi-Nya.
Seperti layaknya pemilihan
dan pelantikan presiden, presiden terpilih tidak segera menunaikan tugas
kepresidenannya setelah terpilih, ia terlebih dahulu harus menunggu hari
pelantikan. Setelah dilantik, barulah ia dapat mulai melaksanakan
administrasinya sebagai Presiden. Setelah kebangkitan Manusia-Penyelamat masih
perlu dilantik dalam kenaikan-Nya. Selama lima puluh hari setelah Tuhan
menghembuskan diri-Nya ke dalam murid-murid, mereka tenang. Tetapi setelah
Tuhan naik ke surga dan dilantik ke dalam pos-Nya, sejumlah hal besar mulai
terjadi, dimulai pada hari Pentakosta.
Sebagai kaum beriman, kita
perlu nampak bahwa kita memiliki Dia yang hidup di dalam kita yang bukan hanya
hayat dan kuasa dalam kebangkitan, tetapi juga kuasa dalam kenaikan. Kristus
dalam kebangkitan dan kenaikan hidup di dalam kita dan tinggal di atas diri
kita. Dia hidup di dalam kita sebagai hayat, dan Dia tinggal di atas kita
sebagai kuasa. Karena itu, kita sekarang menjadi satu dengan Kristus dalam
kebangkitan dan kenaikan-Nya. Hasilnya, kita memiliki hayat dan kuasa dalam
kebangkitan dan juga kuasa dalam kenaikan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 77
No comments:
Post a Comment