Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:19-51
Doa baca: “Yohanes menjawab mereka, 'Aku membaptis dengan air; tetapi di
tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang
kemudian daripada aku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.'” (Yoh.
1:26-27)
Anak Domba
Allah
Subjek Yohanes 1 adalah Yesus sebagai Anak Domba
Allah, dengan Roh Kudus seperti burung merpati, menjadikan kaum beriman
batu-batu untuk bangunan rumah Allah bersama dengan Anak Manusia. Terdapat lima
butir utama yakni: Anak Domba Allah, burung merpati, batu, pembangunan rumah
Allah, dan Anak Manusia. Anak Domba adalah untuk penebusan; burung merpati
adalah untuk menyalurkan hayat, transformasi, dan pembangunan; batu adalah
untuk bahan; rumah adalah untuk pembangunan; dan unsur hakiki bangunan Allah
adalah manusia.
Esens dan unsur hakiki rumah Allah bukanlah keilahian
melainkan keinsanian. Keinsanian ini bukanlah keinsanian yang alamiah atau yang
tercipta, melainkan keinsanian yang telah melalui proses penciptaan, inkarnasi,
penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Inilah unsur hakiki bangunan Allah yang
menjadi tempat kediaman Allah. Namun, dalam proses terwujudnya bangunan Allah,
terdapat penghalang terbesar yaitu agamawan yang mencari seorang pemimpin besar.
Penentang terbesar dari Kristus adalah agama. Ayat-ayat yang dipakai oleh
Yohanes dalam Yohanes pasal 1 bertujuan untuk menggambarkan situasi agama yang
menyedihkan.
Konsepsi para agamawan secara keseluruhan bertentangan
dengan pikiran ilahi. Konsepsi agama adalah mencari orang besar seperti Mesias
atau nabi besar seperti Elia. Namun, Yesus diutus sebagai Anak Domba Allah yang
kecil untuk menghapus dosa dunia. Ekonomi Allah adalah mengutus Anak-Nya untuk
menjadi Anak Domba yang mati untuk menebus manusia agar dapat terlepas dari
dosa. Masalah dosa menuntut adanya pemberesan karena itu penebusan diperlukan.
Kita memerlukan Anak Domba Allah untuk menghapus dosa-dosa kita. Puji Tuhan, Ia
datang bukan sebagai orang besar melainkan sebagai Anak Domba Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 4
No comments:
Post a Comment