Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:14-18; Kol. 2:9
Doa baca: “Tidak seorang pun yang pernah melihat
Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan
Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” (Yoh. 1:18)
Menikmati
Anugerah dengan Mengecap-Nya
Dalam Kristus ada sesuatu yang disebut sebagai
anugerah. Namun, memang cukup sulit untuk mendefinisikan apa yang dimaksud
dengan anugerah (kasih karunia) ini. Boleh dikatakan bahwa anugerah ialah Allah
dalam Kristus dengan semua ada-Nya sebagai kepenuhan bagi kenikmatan kita. Ini
meliputi perhentian, penghiburan, kekuatan, tenaga, terang, hayat, kebenaran,
kekudusan, dan semua atribut ilahi. Ketika kita ada di dalam hadirat Allah,
kita akan menikmati kepenuhan dari segala apa adanya Dia.
Anugerah bukanlah pemberian barang-barang materi atau
barang-barang rohani melainkan pemberian diri Allah dalam Kristus sebagai kenikmatan
kita. Rasul mengatakan dalam Filipi 3:8 bahwa segala sesuatu yang di luar
Kristus adalah sampah. Allah dalam Kristus adalah anugerah bagi kita dan
anugerah ini melimpah melalui inkarnasi. Anugerah ini menjadi satusatunya kenikmatan
kita yang penuh. Anugerah bukanlah doktrin melainkan Allah dalam pengalaman
kita. Cara untuk kita dapat mengalami Allah adalah dengan menikmati-Nya. Lewat menikmati
Allah, kita juga akan mengenal diri Allah. Ia akan dinyatakan melalui
pengecapan kita akan Dia. Kita perlu mengecap Dia, menikmati hadir-Nya, tinggal
bersama Dia kemudian kita akan mengambil bagian dalam apa adanya Allah.
Menikmati Allah membuat kita tidak hanya memiliki anugerah
tetapi juga memiliki realitas. Mempunyai Allah berarti mempunyai realitas. Semakin
menikmati anugerah, kita semakin memahami realitas. Anugerah menyuplai manusia dengan
apa adanya Allah guna memenuhi tuntutan-tuntutan Allah. Anugerah adalah Allah dinikmati
oleh manusia dan realitas adalah Allah direalisasikan oleh manusia. Di dalam
Kristus yang adalah anugerah dan realitas tidak ada batas kenikmatan. Berapa
banyak keluapan-Nya tergantung pada kapasitas kita. Karena itu, kita perlu
terus-menerus menikmati diri Kristus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 3
No comments:
Post a Comment