Hitstat

20 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Kamis

Aku Akan Memuntahkan Engkau (1)
Wahyu 3:16
“Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”

Kondisi Laodikia yang sesungguhnya telah disingkapkan oleh Tuhan. Tuhan berkata bahwa Ia akan memuntahkannya dari mulut-Nya. Ia tidak mengatakan kapan Ia akan melakukan hal ini, tetapi karena Ia telah mengatakannya, maka tidak mungkin tidak Ia lakukan. Di bagian lain dalam Alkitab, kita tidak akan menemukan ekspresi keras seperti ini.
Dimuntahkan di sini tidak mengacu pada hukuman kekal. Tetapi menunjukkan ketidakpuasan Tuhan dengan kesaksian mereka. Karena itu, Ia akan menolak mereka dan menghentikan kesaksian mereka. Kaum beriman seharusnya berada di dalam “mulut” Tuhan Yesus! Sama seperti kaum beriman mencari sesuatu dari Tuhan, Tuhan pun menginginkan sesuatu dari umat-Nya. Ia damba mulut-Nya yang kering dibasahi dengan kasih dan kekudusan dari umat-Nya.
Segala sesuatu yang telah dipercayakan Allah kepada manusia dan yang seharusnya menjadi tanggung jawab manusia benar-benar telah gagal. Adam di taman Eden gagal, Nuh juga gagal, Israel yang berada di bawah hukum Taurat juga gagal, tidak terkecuali gereja. Surat kepada gereja di Laodikia adalah perkataan Tuhan yang terakhir kepada gereja. Gereja sepanjang abad dimulai dengan meninggalkan kasih yang semula dan berakhir dengan dimuntahkan dari mulut Tuhan. Jadi, kita perlu dengan cermat membaca surat ini agar Tuhan bisa menyelamatkan kita untuk tidak menjadi seperti gereja di Laodikia.

Aku Akan Memuntahkan Engkau (2)
Why. 3:16

Laodikia merupakan gereja terakhir. Gereja yang dekat dengan kedatangan Tuhan. Sepertinya cocok jika Tuhan membicarakan kedatangan-Nya kepada keempat gereja yang terakhir. Tetapi, di sini Tuhan malah tidak menyebut satu kata pun mengenai kedatangan-Nya. Tidakkah ini aneh?
Kepada Tiatira, Dia menghubungkan kedatangan-Nya dengan kerajaan dan memberi tahu mereka bahwa kedatangan-Nya akan membawakan kuasa dan membuat mereka meraja bersama dengan-Nya. Ini akan diberikan kepada mereka yang menolak menjadi raja pada masa sekarang. Bagi Sardis, kedatangan-Nya menghasilkan peringatan. Bagi Filadelfia, kedatangan-Nya menjadi penghiburan, karena mereka akan terangkat dan tidak akan melewati masa kesusahan besar dan akan menerima mahkota. Akan tetapi, Ia tidak berbicara kepada Laodikia mengenai hal ini.
Laodikia tentunya telah mendengar janji untuk dihindarkan dari kesusahan besar, juga sudah mendengar kuasa dan kemuliaan kerajaan, bahkan tahu bahayanya jika mahkotanya direbut. Tetapi, Laodikia tidak damba akan hal itu, bahkan tidak mencarinya. Sebaliknya, hatinya telah penuh dengan dunia. Apa lagi yang dapat dilakukan? Tidak ada cara lain selain dimuntahkan dan dibuang dari kerajaan, karena mereka tidak damba untuk masuk ke dalamnya.
Kondisi Laodikia yang kasihan ini memberi kita fakta bahwa Roh Kudus sudah bekerja, anugerah pun sudah bekerja, dan kebenaran sudah bekerja. Namun, tidak satu pun dari ketiga hal itu yang bisa membuatnya panas. Hasilnya, tidak ada hal lain yang dapat dilakukan selain dihakimi. Hati Laodikia tidak lagi dapat digerakkan. Mereka hanya menyombongkan pekerjaan Roh Kudus, anugerah, dan kebenaran yang mereka ketahui, tanpa sedikit pun tergerak olehnya. Jika anugerah sudah berakhir, maka penghakiman pun datang. Itulah sebabnya, di Laodikia tidak disinggung mengenai kedatangan Tuhan. Seperti yang Tuhan katakan dalam Matius 5:13, “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”

Penerapan:
Sering kali kita ingin menjadi orang Kristen yang netral, biasa-biasa saja. Asal sudah datang ibadah, mempersembahkan harta, tidak menyalahi orang, itu sudah lumayan. Tuhan tidak ingin kita menjadi orang Kristen yang setengah panas setengah dingin. Kita harus selalu melatih roh kita untuk terus hidup dalam persekutuan yang mesra, segar, dan baru dengan-Nya setiap hari.

Pokok Doa:
Tuhan terima kasih untuk peringatan keras yang Kau berikan kepada Laodikia. Selamatkanlah diriku juga dari keadaan Laodikia yang suam-suam kuku, tidak dingin juga tidak panas. Selamatkan aku dari segala bentuk kesombongan rohani dan pengetahuan rohani yang kosong tanpa adanya realitas diri-Mu. Selamatkan aku juga dari hati yang tawar dan dingin terhadap-Mu.

No comments: