Hitstat

02 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 3 Rabu

Roh itu Berbicara Kepada Petrus
Kisah Para Rasul 10:19-20
...berkatalah Roh: “Ada tiga orang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.”

Ayat Bacaan: Kis. 10:17-33, 8:29, 11:12; Why. 2:7-29, 3:1, 7, 14, 1:43

Melalui Kisah Para Rasul 10:19-20 kita dapat melihat bahwa pe-ngutusan tiga orang oleh Kornelius (Ay. 7-8) sebelum ia bertobat adalah pergerakan dan tindakan Roh itu melalui dia. Dalam 8:29 Roh itu berbicara kepada Filipus, dan di sini dalam 10:19, Roh itu berbicara kepada Petrus. Baik dalam perkara pejabat istana Etiopia maupun perkara Kornelius dan rumah tangganya, pertama-tama seorang malaikat berbicara dan kemudian Roh itu berbicara. Dalam kasus yang strategis ini, Petrus tidak bertindak sendirian, tetapi berdasarkan prinsip Tubuh Kristus, bergerak bersama beberapa saudara supaya mereka dapat bersaksi bagaimana Allah memperlakukan orang bukan Yahudi, yaitu melalui Petrus memecahkan tradisi dan kebiasaan Yahudi memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi (Kis. 10:23; 11:12). Wahyu 2:7a mengatakan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Dalam ketujuh surat yang tercatat pada Wahyu 2 dan 3, setiap surat diawali oleh pembicaraan Tuhan (Why. 2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14), tetapi pada akhir setiap surat, Roh itulah yang berbicara kepada gereja-gereja (Why. 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22). Ini membuktikan bahwa Kristus adalah Roh yang berbicara. Roh itu sangatlah penting, Roh ini telah diperkuat tujuh kali (Why. 1:4). Sungguh bodoh mengatakan bahwa hari ini Kristus bukanlah Roh yang berbicara, dan kita tidak bisa memisahkan Roh yang berbicara dari Kristus. Jika yang berbicara hanya Kristus dan bukan Roh itu, Dia tidak mungkin menyampaikan kata-kata ke dalam roh kita, dan perkataan-Nya pun tidak subyektif dan menyentuh hati. Tetapi, pengalaman kita menunjukkan, ketika kita membuka roh kita kepada-Nya saat membaca Alkitab, Roh itu segera mengatakan sesuatu yang berasal dari Kristus ke dalam kita. Karena yang berbicara bukan Kristus yang obyektif, melainkan Roh yang subyektif; Dia berkata bukan hanya dalam huruf-huruf hitam atas putih dalam Alkitab, tetapi juga di dalam roh kita. Begitu kita mendengar perkataan-Nya, sesuatu yang tidak tersingkirkan tergarap ke dalam kita. Hari ini Kristus kita adalah Roh yang berbicara. Haleluya, kita perlu gembira akan kenyataan ini, perlu dengan berani mendeklarasikannya.

No comments: